BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, serta makanan dan
minuman berkadar gula tinggi, sudah menjadi gaya hidup masyarakat
modern sekarang ini yang kemudian memicu timbulnya penyakit-penyakit
akibat pola makan dan minum yang tidak sehat, salah satu penyakit yang
dapat terjadi akibat gaya hidup dengan makan makanan yang tidak baik
adalah Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit gula darah.
Gaya hidup yang tidak sehat ini banyak dijumpai di kota-kota besar yang
mayoritas penduduknya menggunakan gaya hidup tidak sehat. Masyarakat
kota besar lebih senang memilih dan memakan makanan yang instan, cepat
saji tanpa takaran gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Apabila gaya
hidup seperti itu tidak diimbangi dengan olahraga teratur dapat memicu
peningkatan glukosa darah sebagai salah satu gejala penyakit diabetes
melitus.
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang
semakin meningkat prevalensinya di masa mendatang. Tingginya prevalensi
penderita DM juga dibarengi dengan data DM ASIA, didapatkan data DM
di Asia mencapai 50 juta orang tahun 2009, selain itu juga data DM di
indonesia berdasarkan data WHO jumlah penderita DM tipe-2 atau NIDDM
(Non Insulin Dependent Diabetes) meningkat tiga kali lipat dalam 10 tahun
dan pada 2010 telah mencapai 21,3 juta orang dan WHO mencatat bahwa
Indonesia menempati urutan ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbesar
1
STIKes Muhammadiyah Pringseewu Lampung
di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Berbeda dengan tahun
2000, yang jumlah penderitanya baru mencapai 8,4 juta orang (Detik
Healthy, 2010). Kasus Diabetes Melitus tipe 2 sebagai kasus yang paling
banyak dijumpai mempunyai latar belakang berupa genetik, resistensi
insulin, dan insufisiensi sel beta pankreas dalam memproduksi insulin.
Data DM di Indonesia berdasarkan Riskesdas tahun 2012 didapatkan
penderita DM sebesar 17,8% dari penduduk Indonesia (Riskesdas, 2012).
Data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung pada tahun 2010 diperoleh
prevalensi diabetes mellitus sebanyak 325 ribu, 15% diantaranya dengan
ulkus diabetikum dan diperikirakan setiap tahun meningkat sebanyak 5%
sampai tahun 2025 (Dinkes Provinsi Lampung, 2010).
Meningkatnya Prevalensi DM tipe 2 di Indonesia yang semakin meningkat
berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat
mempengaruhi perkembangan kemajuan bangsa Indonesia. Kemajuan suatu
negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang baik, sehat dan
unggul. Beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan agar terhindar dari
penyakit DM tipe 2, baik secara primer maupun sekunder.
Pencegahan primer yaitu dengan empat pilar utama pengelolaan DM tipe 2
antara lain
perencanaan
makan,
Rumusan Masalah
Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, serta makanan dan
minuman berkadar gula tinggi dapat mengakibatkan peningkatan gula darah
dalam darah, dan apabila lama-kelamaan tidak segera diimbangi dengan
pola diet yang benar dapat mengakibatkan penyakit diabetes melitus. Data
DM di Indonesia berdasarkan Riskesdas tahun 2012 didapatkan penderita
DM sebesar 17,8% dari penduduk Indonesia (Riskesdas, 2012).
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan Diet Dengan Kadar Gula Dalam Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 diwilayah Kerja Puskesmas Adi
Luwih Kabupaten Pringsewu tahun 2015
2.
Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi gula darah pada responden di
Wilayah Kerja Puskesmas Adi Luwih Kabupaten Pringsewu tahun
2015
b. Diketahui distribusi frekuensi glukosa dalam makanan responden
di Wilayah Kerja Puskesmas Adi Luwih Kabupaten Pringsewu
tahun 2015
c. Diketahui hubungan diet dengan kadar gula dalam darah pada
penderita diabetes mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Adi
Luwih Kabupaten Pringsewu tahun 2015.
D.
Diet Dengan Kadar Gula Dalam Darah Pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2 diwilayah Kerja Puskesmas Adi Luwih Kabupaten Pringsewu pada
bulan April-Juni 2015
E.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Penderita DM tipe 2
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan responden untuk
lebih sadar dan taat diet agar makanan terkontrol guna mencegah
tingginya kadar gula darah.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan
dan
informasi
ataupun
acuan
untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
STIKes Muhammadiyah Pringseewu Lampung
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
< 100
< 80
100-200
80-200
> 200
> 200
< 110
< 90
110-200
90-110
> 126
> 110
Plasma Vena
Darah Kapiler
Plasma Vena
Darah Kapiler
10
komplikasi kronis
neuropati,retinopati
(Smelzer, 2002)
11
12
13
dan
istimewanya
tidak
pernah
menyebabkan
pasien
yang
memerlukan
insulin
untuk
membantu
14
interval
waktu
diantara
jam
makan
dengan
4) Pemantauan
a) Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri
Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara
mandiri, penderita diabetes kini dapat mengatur terapinya untuk
15
16
glukosa
darah
mandiri
dan
mengajarkan
keterampilan
8) Dapat mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.
17
18
19
20
21
22
dalam roti gandum dan sereal serta dalam beberapa jenis sayuran
(Smelzter & Bare, 2002).
e. Vitamin & mineral
Vitamin dan mineral terdapat pada sayuran dan buah-buahan, berfungsi
untuk membantu melancarkan kerja tubuh. Apabila kita makan makanan
yang bervariasi setiap harinya maka tidak perlu lagi vitamin tambahan.
Diabetisi perlu mencapai dan mempertahankan tekanan darah yang
normal. Oleh karena itu perlu membatasi konsumsi natrium. Hindari
makanan tinggi garam dan vetsin. Anjuran makan garam dapur sehari
kira-kira 6 - 7 gram (1 sendok teh).
f.Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan
masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar gula darah tidak
terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila
diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko
hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea.
Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan
kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alkohol = 2 penukar
lemak). Anjuran bagi orang diabetes yang tidak dapat meninggalkan
alkohol adalah sebagai berikut :
1) Alkohol tidak boleh dikonsumsi apabila:
a) Kadar glukosa darah belum terkendali.
b) Kadar trigliserida darah meningkat.
c) Menggunakan obat diabetes generasi pertama karena dapat
memberikan efek samping.
d) Menderita penyakit gastritis, pankreas, tipe tertentu penyakit ginjal
dan jantung. Alkohol mengandung kalori tinggi sehingga tidak baik
bagi yang kegemukan.
23
kesadaran
sehingga
dalam
membuat
24
25
26
27
Diet
Pemantauan
Penderita DM Tipe 2
Latihan
Terapi Kesehatan
Penkes
Keterangan
: Tidak diteliti
: Diteliti
Sumber : Brunner Suddart, 2002
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010).
Gambar 2.3 Kerangka konsep
Variabel Independent
Diet
Variabel Dependent
Kadar Gula Darah Penderita
DM Tipe 2
F. Hipotesis
28
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian dari penelitian ini adalah analitik yang dititik beratkan pada
penelitian korelasi, yakni mempelajari hubungan variabel. Pendekatan yang
digunakan penelitian adalah cross sectional yaitu rancangan penelitian
dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali
waktu), data diperoleh saat ini juga (Hidayat, 2011).
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain, variabel dibedakan menjadi :
1. Variabel Bebas (independent variable)
33
30
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan pada variabel-variabel yang diamati atau
diteliti untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap
variabel-variabel yng bersangkutan serta pengembangan instrument atau alat
ukur (Notoatmodjo, 2010). Adapun definisi oprasional dari variabel-variabel
yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No
Variabel
Diet
Kadar
Gula
Darah
Penderita
DM
Definisi
Operasional
Asupan yang
dikonsumsi
responden
berdasarkan
kandungan
glukosa
Glukosa tinggi
yang terdapat
pada darah
Cara Ukur
Alat Ukur
Panduan
Wawancara
Lembar
Recall
Wawancara
Mengukur
GDS
Kuesioner
Glukotest
Kategori
Skala
0=
Rasio
melakukan
diet rendah
gula apabila
kadar gula
darah >150
gr/dl
1= tidak
melakukan
diet
renah
gula apabila
kadar gula
darah >150
gr/dl
0 = < 150
gr/dl
(normal)
1 = > 150
gr/dl
(tidak
normal).
Nominal
31
populasi
(Sugiyono,
2010).
Sampel
dalam
penelitian
ini
32
responden
dan
responden
menandatangani
lembar
4. Beneficience (Manfaat)
33
34
1. Instrumen
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
variabel yang diteliti (Wahyuni, 2009). Adapun instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian ini berupa lembar recall untuk mengukur
ketaatan diet.
2. Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data
yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari
(Notoatmodjo, 2010).
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Metode Pengolahan
Dalam melakukan analisis statistik peneliti menggunakan
sistem
35
yang
sudah
terkumpul
dengan
(0=GDS<150gr/dl,
1=GDS>150gr/dl).
c. Processing
Jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode.
d. Entry data
Peneliti memasukkan data yang telah diedit dan diberi kode ke dalam
program exel untuk selanjutnya dilakukan penghitungan dengan
menggunakan fasilitas komputer.
e. Tabulating
Peneliti mengelompokan data dan memasukkan data tersebut ke dalam
sebuah tabel untuk meringkas data sesuai dengan masing-masing sifat
yang dimiliki dan mudah dibaca.
f. Cleaning
Kegiatan pengecekan kembali data yang dientri kedalam computer agar
tidak terdapat keselahan.
2. Analisa Data
a. Analisa univariat
Analisa data dilakukan universal yaitu untuk mengetahui distribusi,
frekuensi, dan proporsi, masing-masing variabel akan diteliti, analisis
ini dilakukan dengan cara menstabulasi data, diteliti dan disusun dalam
variabel dengan prosentase sebagai berikut (Sugiyono, 2010):
P=
f
x 100%
n
Keterangan:
P
= Proporsi
36
Jalannya Penelitian
Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala
Puskesmas Adi luwih yang telah dibuat oleh institusi STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung, kemudian Kepala Puskesmas memberikan jawaban izin
penelitian. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti dimana peneliti melakukan
pendekatan dan memberikan penjelasan kepada calon responden agar bersedia
menjadi responden bila dipandang responden tersebut sesuai dengan kriteria
37
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
39
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Glukosa Darah di Puskesmas Adiluwih
Tahun 2014
Glukosa Darah
Normal
Tidak Normal
Frekuensi
22
39
61
Total
Sumber: Data Primer 2015
Persentase
36,1%
63,9%
100 %
N
61
61
Mean
0,49
0,64
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan mean diet sebesar 0,49 dan mean
glukosa darah sebesar 0,64, yang artinya diet responden dengan
kategori melakukan diet, kadar gula darah responden dengan kategori
tidak normal.
N
31
30
61
Persentase %
50.2%
49.8%
100%
40
C. Pembahasan
1. Hubungan Diet dengan Kadar Gula Darah pada Penderita DM Tipe 2
Hasil analisis dengan menggunakan uji T menunjukkan adanya hubungan
diet dengan peningkatan glukosa darah pada penderita DM Tipe 2 dengan
nilai p-value (0,038) < (0,05), hal ini disimpulkan bahwa Ho ditolak,
artinya terdapat hubungan diet dengan kadar gula dalam darah pada
penderita DM Tipe 2 tahun 2015. Diabetes melitus adalah suatu penyakit
kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro
vaskuler dan neurologis (Riyadi & Sukarmi,2008).
41
42
43
dari pagi, siang dan malam. Pada pasien DM Tipe 2 ditambah makan buah
pada pukul 10.00 dan 16.00. Porsi makanan hendaknya tersebar sepanjang
hari yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam serta kudapan
diantara waktu makan. Mengatur pola makan atau diet yang tepat sangat
penting bagi penderita diabetes, tidak ada beda pola makan orang normal
dengan penderita diabetes karena secara umum pola makan yang
dianjurkan semua orang sama.
Penelitian yang dilakukan dibulan ramadhan menunjukan bahwa
frekuensi makan responden berkurang yaitu hanya pada saat sahur dan
buka, dengan jenis makanan seperti nasi, sayuran, lauk pauk, buah, air
mineral, dan jenis makanan sebagai selingan seperti susu. Puasa merupakan
salah satu cara diet diabetes yang baik (Healthyinfo, 2010). Penelitian
dilakukan oleh Antonius tahun 2009 tentang hubungan diet diabetes
mellitus dengan penurunan kadar gula dalam darah pada penderita DM
Tipe 2 di Desa Kediri tahun 2009, didapatkan hasil penelitian dengan nilai
p value (0,003). Berdasarkan hal tersebut sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan diet diabetes mellitus dengan penurunan kadar gula dalam darah
pada penderita DM Tipe 2 (Antonius, 2009).
Dengan demikian maka disarankan pada responden atau penderita DM Tipe
2 untuk mengatur pola makan agar taat diet, seperti frekuensi makan, jenis
makanan, jumlah makanan, kurangi makanan yang mengandung
karbohidrat dan glukosa seperti kurangi nasi, telur, digantikan dengan
bahan makanan lain seperti kentang, gunakan gula yang direkomendasikan
pemerintah dalam membuat minuman seperti susu, teh, kopi, selain itu
44
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan
tujuan seperti yang telah disebutkan dalam pendahuluan, maka didapatkan :
1. Diketahui distribusi frekuensi responden yang memiliki glukosa darah
tidak normal sebanyak 39 orang (63,9%)
2. Diketahui distribusi responden yang mengkonsumsi glukosa dalam
makanan dalam batas normal sejumlah 31 responden (50.2%).
3. Ada hubungan diet dengan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2
di Wilayah kerja Puskemas Adi Luwih Tahun 2015 dengan nilai P-value
(0,038) < 0,05.
B. Saran
1. Bagi Penderita DM
Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan responden untuk lebih sadar
dan taat diet agar makanan terkontrol guna mencegah tingginya kadar gula
darah.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan
kesehatan
khususnya
46
47
DAFTAR PUSTAKA
Almatzier. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Antonius. 2009. Hubungan DietDiabetes Melitus Dengan Penurunan Kadar Gula
Dalam Darah Pada Penderita Diabetes di Kediri
Arikunto, Suharsimi, 2010 . Prosedur Penelitian. Rineka Cipta , Jakarta
Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC
Conner. 2006. Review and Analysis of Evaluation Measures Used in Nutrition
Education Intervention Research. Journal of Nutrition Education and
Behavior
Detik Healhty. 2010. Data Prevalensi di Dunia. Diakses dari http:// Detik
Healhty.co.i
Dinas Provinsi Lampung. 2010. Data Prevalensi DM di Provinsi Lampung
Dorland. 2000. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
Fox & Kilvert. 2010. Bersahabat Dengan Diabetes Tipe 2. Jakarta : EGC
Harnawati. 2010. Askep Diabetes Melitus. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Askep Tidak Dipublikasikan
Hidayat. 2011. Analisa Data Kesehatan. Jakarta : Nuha Medika
Kim. 2010. The End-Stage Disease Adherence Questionnaire (ESRD-AQ)
Moore. 1997. Artikel Diabetes Melitus
Nelson. 2002. Diet dan Exercise Among Adult With Type II Diabetes. Diakses
pada bulan Mei 2015 melalui http : //www.care.diabetesjournals.org
Notoatmodjo, Soekidjo , 2010 . Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta
Perkeni. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabates Melitus Tipe 2
di Indonesia Tahun 2006. Diakses pada bulan Mei 2015 melalui http :
//www.perkeni.net
48
49
Pernyataan
Ya
Tidak
50