Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP – PRINSIP ETIK KESEHATAN MASYARAKAT

OLEH :

BIDA JERNI HATI NAZARA ( 1903005 )

OKNIEL TARIGAN (1903001)

DOSEN : DIAN FAJARIADI, S.Kep,Ns,M.Kep

INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA

TAHUN PELAJARAN 2022

MEDAN

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
pertolongan-Nya sehingga penyusunan makalah mengenai “Prinsip – prinsip Etik Kesehatan
Masyarakat” ini dapat terselesaikan.

Makalah ini di susun sebagai bahan referensi khususnya bagi mahasiswa yang ingin
mendalami tentang mata kuliah hukum lingkungan.

Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurangan baik dari segi isi
maupun penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan tugas-tugas
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 3 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................2

2.1 PENGERTIAN ETIK........................................................................................................3

2.2 PRINSIP – PRINSIP ETIK KESEHATAN MASYARAKAT..........................................3

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................7

3.1 KESIMPULAN.................................................................................................................7

3.2 SARAN.............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan dalam kehidupan manusia adalah salah satu komponen dari kesejahteraan
masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat upaya peningkatan
kesehatan itu dipengaruhi oleh lingkungan, perilaku, pelayanan, kesehatan dan faktor
genetik. Kesehatan masyarakat sebagai ilmu dan seni untuk mencegah penyakit
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui upaya bersama masyarakat
secara terorganisir untuk sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit, pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan preventif dan promotif adalah lebih penting dari pada
kuratif dalam rangka peningkatan status kesehatan masyarakat. Pendekatan preventif-
promotif yang melibatkan keikutsertaan masyarakat mempunyai implikasi bahwa klien
profesi kesehatan masyarakat bukanlah individu, tetapi masyarakat. Dalam melaksanakan
upaya kesehatan masyarakat perlu dilandasi oleh etika yang berazaskan Pancasila dan
UUD 1945.
Pelayanan kesehatan sangat penting untuk kita semua dalam kesehatan masyarakat.
Kesehatan masyarakat memiliki fokus yang bergeser dari bukan hanya untuk individu
tetapi untuk populasi. Kesehatan masyarakat adalah tentang hal apa yang membuat kita
sakit, apa yang membuat kita sehat, dan hal apa yang bisa dilakukan bersama tentang hal
tersebut. Permasalahan penyakit misalnya influenza, AIDS, perubahan iklim, atau tentang
biaya perawatan kesehatan, merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk melihat dampak
yang dihasilkan dari permasalahan kesehatan yang ada. Dampak yang dihasilkan bukan
hanya dilihat pada individu tetapi juga pada kelompok yang berisiko serta populasi secara
keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut akan muncul pertanyaan dasar mengenai hal apa
saja yang menentukan kesehatan dan juga penyakit. Sehingga dari hal tersebut, dapat
dilakukan pilihan untuk intervensi dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Oleh karena itu dalam hal ini membahas tentang prinsip - prinsip kesehatan
penduduk untuk mencegah penyakit dan kecacatan dengan cara melihat bagaimana
kesehatan masyarakat mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari dengan cara-cara yang
sering kita anggap remeh. Selain itu juga mengeksplorasi berbagai intervensi potensial
untuk melindungi kesehatan dan mencegah penyakit, kecacatan, dan kematian. Hal lain
yang menjadi pembahasan yaitu tentang bagaimana kesehatan masyarakat memiliki

1
penekanan khusus menggunakan bukti atau disebut dengan evidence based untuk
menentukan masalah kesehatan, memahami etiologi atau penyebab penyakit,
mengembangkan rekomendasi untuk mengatasi masalah kesehatan, dan melaksanakan
serta mengevaluasi manfaat dari bahaya intervensi yang dilakukan. Informasi dan
komunikasi juga merupakan hal penting yang menjadi bahasan untuk melihat bagaimana
data kesehatan diperoleh dan disusun dan bagaimana hal itu dapat disampaikan atau
dikomunikasikan dan digunakan untuk membuat keputusan dalam upaya peningkatan
kesehatan. Selanjutnya juga dibahas tentang kontribusi ilmu sosial untuk mengkaji
bagaimana sosial, ekonomi, dan faktor budaya mempengaruhi kesehatan. Ditambah juga
mengenai perubahan perilaku pada individu dan kelompok dapat diubah untuk
meningkatkan kesehatan. Selain itu, perlu juga melihat dari aspek kebijakan kesehatan
dan hukum dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan. Penyakit yang ada di
masyarakat dikelompokan menjadi dua yaitu penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit
menular (PM). Contoh dari PTM ialah kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah,
serta penyakit yang mempengaruhi kesehatan mental kita, seperti depresi ke Alzheimer.
Sedangkan PM ialah penyakit yang dapat ditularkan dari orang ke orang atau dari spesies
lain ke manusia contohnya HIV/AIDS. Berdasarkan kedua jenis kelompok penyakit
tersebut, terdapat beberapa intervensi yang dapat dilakukan meliputi usaha untuk
menghambat penyebaran penyakit, untuk mencegah penyebaran penyakit mulai dari
mencuci tangan, imunisasi yang dirancang untuk melindungi individu, serta skrining, dan
pengobatan pencegahan yang dirancang untuk menyembuhkan penyakit.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Etik
2. Prinsip – prinsip Etik Kesehatan Masyarakat
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Etik
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip – prinsip Etik Kesehatan Masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ETIK

Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978)
berarti ”kebiasaaan”, ”model perilaku”, atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu
untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif
atau dorongan yang mempengaruhi perilaku kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan
yang baik bagi kelompok tertentu. peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang
benar.berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban
moral.berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip
benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral 
menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral
yang baik.

Pengertian dari etika Etika dalam arti nilai atau moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok untuk mengatur tingkah laku yang di dalam hal ini bisa disamakan
dengan adat istiadat, ataupun kebiasaan.Etika diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai
moral yang juga lebih dikenal dengan kode etik.Etika yang mempunyai arti sebagai ilmu
tentang baik dan buruk. Di dalam hal ini etika baru menjadi ilmu apabila kemungkinan-
kemungkinan etis yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat menjadi bahan refleksi
bagi suatu penelitian sistematis dan metodis.

2.2 PRINSIP – PRINSIP KESEHATAN MASYARAKAT

1. Kesehatan masyarakat terutama harus membahas penyebab dasar penyakit dan


persyaratan untuk kesehatan, yang bertujuan untuk mencegah hasil kesehatan yang
merugikan.
2. Kesehatan masyarakat harus mencapai kesehatan masyarakat dengan cara yang
menghormati hak-hak individu dalam masyarakat
3. Kebijakan kesehatan masyarakat, program, dan prioritas harus dikembangkan dan
dievaluasi melalui proses yang menjamin kesempatan untuk masukan dari anggota
masyarakat.
3
4. Kesehatan masyarakat harus mengadvokasi, atau bekerja untuk pemberdayaan
anggota masyarakat, memastikan bahwa sumber daya dasar dan kondisi yang
diperlukan untuk kesehatan dapat diakses oleh semua orang di masyarakat.
5. Kesehatan masyarakat harus mencari informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kebijakan yang efektif dan program yang melindungi dan meningkatkan kesehatan.
6. Institusi kesehatan masyarakat harus menyediakan informasi yang mereka miliki
kepada masyarakat yang diperlukan untuk keputusan tentang kebijakan atau program-
program dan harus mendapatkan persetujuan masyarakat untuk pelaksanaannya.
7. Lembaga kesehatan masyarakat harus bertindak secara tepat waktu sesuai informasi
yang mereka miliki dalam sumber daya dan mandat yang diberikan kepada mereka
oleh masyarakat.
8. Program kesehatan masyarakat dan kebijakan harus menggabungkan berbagai
pendekatan yang mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang beragam,
keyakinan, dan budaya dalam masyarakat.
9. Program kesehatan masyarakat dan kebijakan harus dilaksanakan dengan cara yang
paling meningkatkan lingkungan fisik dan sosial.
10.  Institusi kesehatan masyarakat harus melindungi kerahasiaan informasi yang dapat
merugikan individu atau komunitas jika dipublikasikan. Pengecualian hanya
dibenarkan atas dasar tingginya kemungkinan yang membahayakan individu atau
orang lain.
11. Institusi kesehatan masyarakat harus memastikan kompetensi profesional karyawan
mereka.
12. Lembaga kesehatan masyarakat dan karyawan mereka harus terlibat dalam kerja sama
dan berhubung dengan cara yang membangun kepercayaan publik dan efektivitas
lembaga.

Pelaksana kesehatan masyarakat berhubungan dengan masalah penderita penyakit dan


penyakit itu sendiri di masyarakat, dan dengan demikian menyentuh beberapa masalah etika
yang unik. Secara umum, pelaksana dan kebijakan kesehatan masyarakat berusaha untuk
meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat, dimana hal ini kadang-kadang bertentangan
dengan hak pribadi perorangan. Konflik ini mungkin klinis, seperti dalam kasus imunisasi,
atau hukum, seperti dalam kasus kewajiban pelaporan medis dan pengobatan penyakit
menular. Selanjutnya, kesehatan masyarakat dalam menangani kesehatan dan penyakit harus
melibatkan keadaan sosial, lingkungan, faktor-faktor politik, dan ekonomi. Penyedia layanan

4
kesehatan memiliki kesempatan dalam tindakan mereka untuk membentuk kebijakan
kesehatan publik.

Kapan sebaiknya penyakit dilaporkan kepada pihak berwenang di bidang


Kesehatan Masyarakat?

Setiap negara memiliki undang-undang khusus yang mengidentifikasi penyakit tertentu


dengan implikasi kesehatan masyarakat, seperti penyakit menular, yang memerlukan
pelaporan. Selain ini persyaratan hukum terletak pertanyaan kapan itu dibenarkan untuk
berpotensi melanggar kerahasiaan untuk melindungi kesehatan publik. Hal ini dibenarkan
secara etis untuk mengungkapkan diagnosis kepada otoritas kesehatan publik jika risiko
kepada publik memiliki fitur berikut:risiko tinggi dalam probabilitasrisiko serius dalam
dampaknyaresiko berhubungan dengan individu atau kelompok dapat diidentifikasi
Misalnya, jika pekerja restoran yang menangani makanan menderita hepatitis akut meminta
diagnosanya dirahasiakan, dokter tetap harus mengungkapkan diagnosis ini kepada Balai
POM atau Dinas Kesehatan , karena resiko penularan kepada masyarakat yang tinggi, dengan
akibat yang serius.

Dapatkah pasien menolak untuk menjalani langkah-langkah rutin pencegahan di


bidang kesehatan?

Ada sejumlah intervensi kesehatan preventif yang hanya memberikan efek minimal bagi
kesehatan individu namun memberikan manfaat besar bagi kesehatan kolektif publik. Sebagai
contoh, imunisasi memberikan perlindungan tetapi melibatkan beberapa resiko bagi individu.
Namun, jika program kesehatan masyarakat dapat mencapai vaksinasi universal, kesehatan
keseluruhan masyarakat dapat tercapai.  Jika seorang pasien menolak imunisasi yang secara
hukum diwajibkan (misalnya, dalam yurisdiksi di mana imunisasi diamanatkan secara
hukum), ini menjadi masalah hukum. Jika tidak diamanatkan secara hukum, adanya informasi
penolakan, bertentangan dengan keyakinan agama atau pribadi, maka keputusan tersebut
dapat dihormati.

Dapatkah dokter menolak untuk mengikuti mandat kesehatan publik yang dia
tentang?

Kebanyakan peraturan dan hukum mengenai kesehatan masyarakat mencerminkan proses


kebijakan publik yang melibatkan pengorbanan. Jarang ada kepastian dalam rekomendasi
kebijakan akhir, yang sering menghasilkan posisi kompromi dari kelompok yang berbeda.

5
Akibatnya, dokter dan pekerja kesehatan lainnya mungkin menemukan posisi mereka sendiri
bertentangan dengan peraturan atau hukum pelayanan kesehatan. Profesional memiliki
kewajiban untuk melakukan penilaian dan tidak mengikuti hukum yang tidak adil atau tidak
bermoral. Dengan demikian, profesional pelayanan kesehatan harus mencari cara lain selain
tidak mentaati peraturan secara langsung namun mencoba untuk mempengaruhi kebijakan
pelayanan kesehatan yang dia tidak setujui. Tidak ada penyedia pelayanan kesehatan yang
dipaksa untuk memberikan layanan yang bertentangan dengan moralnya, tapi ia juga tidak
boleh menghalangi orang lain yang mendukungnya. Cara terbaik dan paling membangun
untuk mempengaruhi kebijakan kesehatan adalah untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembuatan kebijakan.

Kapan pasien dapat “dipaksa” untuk mendapatkan perawatan medis yang


berlawanan dengan keinginannya?

Ini adalah wilayah kontroversial dalam hukum, dan hukum diatur oleh negara.
Pembenaran etis untuk pengobatan pasien yang berlawanan dengan kehendaknya didasarkan
pada perbandingan antara risiko publik versus menghormati kebebasan pribadi pasien. Jika
berisiko besar kepada publik, banyak negara yang mengizinkan untuk melakukan pengobatan
paksa. Sebagai contoh, pasien dengan TB paru aktif yang resisten terhadap beberapa obat
anti-TB menimbulkan risiko besar bagi masyarakat jika kondisinya tidak diobati. Hal ini
timbul karena tingginya infektivitas TB paru aktif padahal hanya sedikit resiko yang dapat
timbul pada pasien yang mendapatkan obat oral sebagai terapi TB. Kondisi lain yang
memerlukan pengobatan namun sedikit atau tidak menimbulkan ancaman bagi publik, seperti
leukemia akut yang tidak diobati, tidak dapat dipaksa untuk melakukan pengobatan.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978)
berarti ”kebiasaaan”, ”model perilaku”, atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu
untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif
atau dorongan yang mempengaruhi perilaku kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan
yang baik bagi kelompok tertentu. peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang
benar.berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban
moral.berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip
benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral 
menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral
yang baik. Dan kemudian ada 12 Prinsip Etik Kesehatan Masyarakat yang perlu dilakukan
dan dilaksanakan dalam masyarakat.

3.2 SARAN

Dalam hal ini kita sebagai tenaga kesehatan masyarakat wajib melakukan 12 prinsip etik
kesehatan masyarakat karena itu merupakan dasar kita dalam bertindak dan menjadi acuan
kita dalam bekerja.

7
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Nindy. 2013, Prinsip Etika Keperawatan, Yogyakarta: D-Medika.

Akino 2015 gambaran penerapan prinsip etik keperawatan perawat pelaksana menurut
perspektif pasien di irna bedah di rsup M.Djamil padang

Amelia, 2013. Prinsip etika keperawatan. Jogjakarta :D-Medika ANA, 1976. Kode Etik
Keperawatan, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai