Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGAUHI KESEHATAN REPRODUKSI

Nama Kelompok :

Rinita Nazara

Nama-Nama Kelompok:

Remini Sihombing

Fadirman Harefa

Yupintar Waruwu

Kristof Nazara

Kristina Manullang

Dosen Pengampu : Serly Monika Br Sembiring, SST., M.Kes.

INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara mental, fisik dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan
fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan. Isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi merupakan isu yang
sensitif, seperti hak-hak reproduksi, kesehatan seksual, penyakit menular seksual (PMS)
termasuk HIV/AIDS, kebutuhan khusus remaja, dan perluasan jangkauan pelayanan ke
lapisan masyarakat kurang mampu atau mereka yang tersisih.
Kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu komponen dari kesehatan
reproduksi. Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintergrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah
tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar, Remaja
juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Secara harfiah,
remaja berada diantara anak dan orang dewasa, oleh karena itu, remaja seringkali dikenal
dengan fase “mencari jati diri” karena remaja masih belum mampu menguasai dan
memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut
peraturan Menteri Kesehatan RI no 5 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang
usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana rentang
usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut sensus penduduk 2010
sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk dan diperkirakan 18% jumlah
penduduk dunia adalah remaja. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan
perkembangan psikis pada periode yang dikenal sebagai masa pubertas yang diiringi
dengan perkembangan seksual
Program kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu dari sekian banyak
program kesehatan rerpoduksi. Hal ini menyebabkan pelayanan dan perawatan kesehatan
reproduksi bagi remaja memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan remaja
yang sehat dan berdaya saing sehingga mampu menjadi komponen unggul dalam
pembangunan bangsa.
Situasi kesehatan reproduksi remaja di Indonesia saat ini menurut survei demografi
dan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja, sekitar 35% remaja mulai
berpacaran pada usia 15-19 tahun. Presentasi remaja laki-laki yang berusia 15-19 tahun
mengaku pernah melakukan seks pranikah mengalami peningkatan dari tahun 2007 yaitu
3.7% menjadi 4.5% pada tahun 2012 dan 57.8% alasannya dikarenakan ingin tahu atau
penasaran.

1.2 Rumusan Masalah


 
a. Apa yang dimaksud dengan remaja dalam konsep kesehatan masyarakat?

b. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi pada remaja?

c. Dampak apa yang terjadi pada remaja ketika melakukan hubungan seks pranikah?

d. Bagaimana solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada remaja?

1. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan pendidikan kesehatan demi tercapianya derajat
kesehataN pada semua remaja baik laki-laki maupun perempuan.
2. Tujuan Khusus
 a. Memenuhi tugas pembuatan makalah mata ajar epidemiologi kespro
b. Mengidentifikasi konsep kespro serta faktor yang mempengaruhi kesehatan anak
remaja
 c. Mendiskusikan latar belakang tentang kesehatan reproduksi remaja
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori

1. Kesehatan Reproduksi

a. Pengertian

Menurut International Conference Population and Development (ICPD)


tahun 1994 di Kairo, kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental,
dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses, reproduksi.

b.Ruang lingkup kesehatan reproduksi remaja Menurut Marmi ruang lingkup


pengetahuan kesehatan reproduksi remaja meliputi:

1. Pertumbuhan dan perkembangan seksual

a. Perempuan

Munculnya tanda-tanda seks primer pada remaja perempuan yaitu terjadi


haid yang pertama (menarche). Tanda-tanda seks sekunder, yaitu seperti pinggul
melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuh rambut
disekitar kemaluan dan ketiak. Tugas utama dari sistem reproduksi perempuan
adalah untuk menghasilkan ovum, menerima sperma dan memberikan nutrisi ke
embrio berkembang (janin), melahirkan, dan menghasilkan air susu untuk bayi.
Ovum diproduksi di ovarium, organ berbentuk oval dipangkal paha yang juga
memproduksi hormon seks. Selama pubertas, hormon menyebabkan beberapa
folikel berkembang setiap bulan. Biasanya, hanya satu folikel matang
sepenuhnya, pecah dan melepaskan sebuah sel telur melalui dinding ovarium
dalm proses yang disebut ovulasi. Telur yang matang memasuki salah satu tuba
falopi, dan mungkin dibuahi oleh sperma, kemudian bergerak ke rahim untuk
berkembang menjadi janin. Lapisan rahim (endometrium) mempersiapkan untuk
kehamilan setiap bulan dengan menjadi lebih tebal. Lapisan tersebut akan
menjadi darah menstruasi jika tidak terjadi pembuahan. Rahim adalah organ
dimana janin berkembang dan menerima nutrisi dan oksigen. Pada dasar rahim
terletak leher rahim, yang melebar selama kehamilan untuk mempersiapkan
jalan lahir. Vagina adalah tabung berotot memanjang dari rahim ke luar tubuh.
Ini adalah wadah untuk sperma yang ejakulasi selama hubungan seksual dan
juga merupakan bagian dari jalan lahir. Selama kehidupan, hormon estrogen dan
progesteron merangsang pembesaran payudara dan kelenjar susu. Organ
genetalia eksternal, yaitu labia adalah lipatan kulit di kedua sisi organ kelamin
wanita bagian luar. Klitoris, organ kecil sensitiv terletak di depan labia. Mons
pubis adalah jaringan di atas clitoris.

b. Laki-laki Munculnya tanda-tanda seks primer pada laki-laki, yaitu mimpi basah.
Tanda-tanda seks sekunder, yaitu seperti tumbuh jakun, penis dan buah zakar
bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah besar, dada
lebih besar, badan berotot, tumbuh kumis, cambang dan rambut di sekitar
kemaluan dan ketiak. Tugas utama dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk
menghasilkan sel sperma. Sperma diproduksi di testis, sepasang kelenjar
reproduksi laki-laki yang terletak di skrotum, kulit yang ditutupi kantung yang
menggantung dari pangkal paha. Dalam setiap testis, bagian tubulus yang
berongga disebut tubulus seminiferus dimana sel sperma dihasilkan. Testis juga
mengeluarkan testosterone hormone laki-laki, yang merangsang perkembangan
struktur reproduksi dan karakteristik seksual sekunder pada pubertas. Setelah
produksi, sel sperma bergerak ke tabung melingkar yang disebut epididimis
sebagai tempat sperma matang dan disimpan.
BAB III

KASUS

Latar Belakang: Jaman modern membawa dampak positif dan negatif pada kehidupan sosial
masyarakat, seperti maraknya seks bebas. Seks bebas dilakukan oleh semua kalangan, dari
mulai anak sekolah sampai kalangan dewasa. Bukan lagi menjadi rahasia umum, kampus
sebagai tempat pencetak generasi intelektual dan bermoral kini menjadi tempat
berkembangnya praktik seks bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku
seksual dan kesehatan reproduksi mahasiswi sebagai wanita pekerja seks di Kota Semarang.

Subyek dan metode : Penelitian ini dilakukan di Kota Semarang. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Teknik sampling
yang digunakan adalah snowboll sampling, dengan informan utama adalah mahasiswa
sebagai Wanita Pekerja Seks atau WPS di Kota Semarang. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi tidak langsung dan
analisis dokumen. Validitas data dalam penelitian ini meliputi triangulasi sumber, triangulasi
metode, triangulasi teori dan triangulasi peneliti. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model analisis perjodohan pola, yaitu reduksi data, sajian data dan analisi data
yang membentuk sebuah pola yang dapat mengungkap keterkaitannya dengan pola seks dan
kesehatan reproduksi pada mahasiswa sebagai pekerja seks.

Hasil : Beberapa faktor yang melatarbelakangi mahasiswa menjadi pekerja seks meliputi
faktor ekonomi,latar belakang keluarga,lingkungan kampus dan pelangggan, jejaring sosial
yang digunakan untuk mendapatkan pelanggan seperti media sosial dan penyalur. Perilaku
kesehatan reproduksi mahasiswa sebagai WPS, antara lain tidak melakukan hubungan
seksual saat menstruasi dan menggunakan alat kontrasepsi seperti implant, suntik 3 bulan,
suntik 1 bulan, pil kondar dan kondom. Dampak dari pekerjaan sebagai WPS antara lain
kehamilan tidak diinginkan, aborsi, Infeksi Menular Seksual dan dampak psikologis serta
akses pelayanan kesehatan dalam menjaga kesehatan reproduksi jarang digunakan. Dapat
disimpulkan bahwa: Perilaku seksual dan kesehatan reproduksi mahasiswa sebagai WPS
berisiko untuk mengalami kehamilan tidak diinginkan, aborsi, IMS, HIV/AIDS dan dampak
sosial psikologis, sehingga harus dicegah dan dilindungi dengan memberikan komunikasi,
informasi, edukasi tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi.

Kata Kunci : mahasiswa, wanita pekerja seks , perilaku seksual, kesehatan reproduksi
BAB IV

PEMBAHASAN

  ber'ampur dengan perasaan depresi, pesimis terhadap masa depan, dan kadang disertai rasa ben'i da

n marah baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan, dan kepada nasib membuatkondisi sehat


se'ara (isik ,sosial dan mental yang berhubungan dengan sistem ,(ungsi,dan prosesreproduksi remaja
tidak
terpenuhi. 7amun ada hal yang perlu pula untuk diketahui bahwa dampak yang terjadi pada remaja bu
kan hanya pada saat pranikah,namun dapat pula memberikan dampak negati( saat menikahdan hamil
muda.
 Hal-hal yang mungkin terjadi saat menikah dan hamil di usia sangat muda"diba#ah $% tahun&
.etap perlu diingat bahwa perempuan yang belum men'apai usia 20 tahun sedang berada didalam
proses pertumbuhan dan perkembangan (isik. 6arena tubuhnya belum berkembang se'aramaksimal,
maka perlu dipertimbangkan hambatan= kerugian antara lain ;1.
 
:bu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehailannya termasuk 'ontrol
kehamilan.!al ini berdampak pada meningkatnya berbagai resiko kehamilan.2.
 
:bu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan darah
y a n g d a p a t  berdampak pada kera'unan kehamilan serta kejang yang berakibat pada kematian.3.
 
 enelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda $di bawah 20tahun%
sering
kali berkaitan dengan mun'ulnya kanker rahim. :ni erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkem
bangan dinding rahim.*.
 
Dari sisi pertimbangan psikologis, remaja masih merupakan kepanjangan dari masa
kanak-kanak. 6ebutuhan untuk bermain dengan teman sebaya, kebutuhan untuk diperhatikan,
disayangdan diberi dorongan, masih begitu besar sebelum ia benar-benar siap untuk mandiri.+.
 
awasan berpikirnya belum luas dan 'ukup matang untuk bisa menghadapi k
e s u l i t a n ,  pertengkaran yang ditimbulkan oleh pasangan hidup dan lingkungan rumah tangganya.
2.5
 
Strateg$ Men$ngkatkan Kee!atan Anak Rema#a
a.
 
endidikan
eks t r a t e g i   p e n d i d i k a n   s e k s   d i   m a s a   l a l u   b e r ( o k u s   p a d a   a n a t o m i   ( i s i o l o g i   r
e p r o d u k s i   d a n  penyuluhan perilaku yang khas kehidupan keluarga merika kelas menengah. a
ru @ baru ini pendidikan seks mulai membahas masalah seksualitas manusia yang dihadapi
remaja. Misalnya, program @ program yang sekarang ber(okus pada upaya remaja untuk
Jmengatakan tidakH. ihak oponen program pendidikan seks di sekolah per'aya bahwa diskusi
eksplisit tentang
seksualitasm e n i n g k a t k a n   a k t i & i t a s   s e k s u a l   d i a n t a r a   r e m a j a   d a n   m e n g e ' i l k a n   p e r
an orang tua. ihak 
 
 pendukung mengatakan, tidak adanya diskusi sema'am itu dari orang tua dan kegagalan merekauntuk
member anak @ anak mereka in(ormasi yang diperlukan se'ara nyata untuk
menghambatupaya men'egah kehamilan pada remaja. eran keluarga, masjid, gereja, sekolah
kompleks dankontra&ersial tentang pendidikan seks. "rang tua mungkin tidak terlibat dalam
pendidikan seksanak @ anaknya karena beberapa alasan, seperti ;

 
"rang tua tidak memiliki in(ormasi yang tidak adekuat.

 
"rang tua tidak merasa nyaman dengan topik seks.

 
ara remaja tidak merasa nyaman bila orang tua mereka membahas seks.  eberapa  orang
tua mendapat kesulitan untuk mengakui JanaknyaH adalah indi&idu seksualyang
memiliki perasaan dan perilaku seksual. enolakan orang tua untuk membahas
perilakuseksual dengan putri mereka bisa menyebabkan putrinya merahasiakan
akti&itas seksnya dandapat menghambat upaya untuk mendapat bantuan. b.
 
Iungsi enting rogram romosi 6esehatan emaja

 
Meningkatkan penerimaan pengetahuan dan keterampilan untuk perawatan diri yang kompetendan
mengin(ormasikan pembuatan keputusan tentang kesehatan.

 
Memberikan pengkuatan positi( terhadap perilaku sehat.

 
engaruh struktur lingkungan dan sosial untuk mendukung perilaku peningkatan kesehatan.

 
Mem(asilitasi pertumbuhan dan aktualisasi diri.

 
Menyadarkan remaja terhadap aspek lingkungan dan budaya barat yang merusak kesehatan
dankesejahteraan.
BAB IIIPENUTUP".1
 
Ke$m&ulan
Masa remaja ialah periode waktu indi&idual beralih dari (ase anak k
e   ( a s e   d e w a s a $lowdermik dan jensen,200*%.  ugas-tugas
perkembangan remaja terdiri dari ; menerima
'itratubuh,menerima identitas seksual, mengembangkan sistem nilai personal,membuat 
persiapanu n t u k   h i d u p   m a n d i r i , m e n j a d i   m a n d i r i   = b e b a s   d
a r i   or a n g   t u a , m e n g e m ba n g k a n keterampilan,mengambil 
k e p u t u s a n   d a n   m e n g e m b a n g k a n   i d e n t i t a s   s e o r a n g   y a n g de
wasa.:dentitas status kesehatan anak remaja terdiri dari ;identitas s
eksual,identitas

Anda mungkin juga menyukai