Anda di halaman 1dari 17

tugas dan fungsi kesehatan reproduksi

KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO)

1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi


a. Pengertian kesehatan reproduksi
- Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan system reproduksi serta fungsi dan prosesnya.
- Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi
(cholil,1996).
b. Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan
1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2) Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS-
HIV/AIDS.
3) Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
4) Kesehatan reproduksi remaja
5) Pencegahan dan penanganan infertile
6) Kanker pada usia lanjut
7) Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik, mutilasi genital,
fistula, dll.
a. Asuhan kesehatan reproduksi pada remaja
1) Tujuan program kesehatan reproduksi remaja
Untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga
memiliki sikap dan perilaku sehat dan bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan
reproduksi
a) Tujuan Umum :
Mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 melalui peningkatan pengetahuan,
kesadaran sikap, dan perilaku remaja dan orang tua agar peduli dan bertanggung jawab dalam
kehidupan berkeluarga serta pemberian pelayanan kepada remaja yang memiliki permasalahan
khusus.
b) Tujuan khusus
1. Seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi tentang KRR. Sasarannya :
meningkatnya cakupan penyebaran informasi KRR mll mass media
2. Seluruh remaja di sekolah. Sasarannya : meningkatanya cakupan penyebaran info
KRR di sekolah umum, SLTP, SMU, pesantren.
3. Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok masyarakat mendapat
informasi ttg KRR. Sasarannya : karang taruna, remaja masjid, perusahaan, remaja gereja, PKK,
pramuka, pengajian, dan arisan.
4. Seluruh remaja di perusahaan di tempat kerja mendapatkan info ttg KRR. Sasarannya
: memperoleh informasi dan layanan KRR mll perusahaan di tempat kerja
5. Seluruh remaja yang membutuhkan konseling serta pelayanan khusus dapat dilayani.
Sasarannya : meningkatkan jumlah dan pemanfaatan pusat konseling dan pelayanan khusus bagi
remaja
6. Seluruh masyarakat mengerti dan mendukung pelaksanaan program KRR.
Sasarannya : meningkatkan komitmen bg politisi, toga, toma, LSM dalam pelaksanaan KRR.
2) Kesehatan reproduksi remaja
a) Remaja
1) Pengertian remaja
· Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu
tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-
perubahan psikologik serta kognitif (soetjiningsih,2004).
· Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak
termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke
golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena, itu remaja
sering kali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih
belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
Namun, yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan
yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun
fisik (Mohammad Ali, 2010).
· Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik,
emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti Yani,
2009).
2) Tahap-tahap Remaja
Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga melewati tahapan-tahapan yang
dalam hal ini dimungkinkan dengan adanya kontak terhadap lingkungan atau sekitarnya. Masa
remaja dibedakan menjadi:
a) Masa remaja awal (10-13 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2) Tampak dan merasa ingin bebas
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berfikir khayal (abstrak)
b) Masa remaja tengah (14-16 tahun)
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam
4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
5) Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual
c) Masa remaja akhir (17-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta
5) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
3) Manfaat remaja mengetahui kesehatan reproduksi
Agar memiiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor
yang ada disekitarnya sehingga remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertujuan mengenai
proses reproduksi.
4) Pengetahuan dasar apa yg perlu diberikan kpd remaja agar mereka mempunyai
kespro yang baik
a) Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi dan hak – hak
reproduksi
b) Mengapa remaja perlu menDWSkan usia kawin serta bgmn merencanakan
kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasangannya
c) PMS,HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
d) Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
e) Pengaruh sosial & media thdp perilaku sexual
f) Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
g) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan
diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negative.
5) Perubahan pada remaja
a) Perubahan Fisik
Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-kali
memasuki usia antara 9 – 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi
dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yg memungkinkan
untuk bereproduksi atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa
atau sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi pada
perempuan atau mimpi basah pada laki-laki.
1) Mimpi basah
Remaja laki-laki memproduksi sperma setiap harinya. Sperma bisa dikeluarkan melalui
proses yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi bisa terjadi secara
alami (tidak disadari oleh remaja laki-laki) melalui mimpi basah.
2) Proses terjadinya menstruasi
Menstruasi terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel
sperma dalam rahim. Sel telur tersebut menempel pada dinding rahim dan membentuk lapisan
yang banyak mengandung PemDa, kemudian menipis dan luruh keluar melalui mulut rahim dan
vagina dalam bentuk darah, yang biasanya terjadi antara 3-7 hari. Jarak antara satu haid dengan
haid berikutnya tidak sama pada setiap orang. Adakalanya 21 hari atau bisa juga 35 hari.
b) Alat reproduksi
1) Pada perempuan
Ø Bibir luar dan labia minora
Ø Kelentit (clitoris)
Ø Lubang vagina
Ø Rambut kemaluan (mons veneris)
Ø Vagina
Ø Mulut rahim (cervix)
Ø Rahim (uterus)
Ø Sal telur (tuba fallopi )
Ø Indung telur (ovarium)

2) Pada laki-laki
Ø Zakar (penis)
Ø Buah zakar (testis)
Ø Saluran zakar (uretra)
Ø Skrotum
Ø Sal sperma (vas deferens)
Ø Kelenjar prostat
Ø Bladder (kandung kencing)
c) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana terjadinya pelepasan sel telur pada perempuan. Titik
puncak kesuburan terjadi pada hari ke 14 sebelum masa menstruasi berikutnya Tanggal
menstruasi berikutnya sering kali tidak pasti pada remaja. Biasanya diambil perkiraan masa
subur 3-5 hari sebelum dan sesudah hari ke 14.
b) Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat di kelompokan
sebagai berikut :
Ø kehamilan tak dikehendaki
Ø kehamilan dan persalinan usia muda
Ø masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS
Ø tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan transaksi
seks komersil
c) Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja, berupa pembekalan ilnu
pengetahuan diantaranya :
Ø Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Ø Proses reproduksi yg bertanggung jawab
Ø Pergaulan yg sehat antara remaja laki-laki dan perempuan
Ø Persiapan pra nikah
Ø Kehamilan dan persalinan, serta cara Pencegahannya
KESEHATAN REPRODUKSI
A. Definisi Kesehatan Reproduksi
1. Definisi Sehat
Pengertian sehat menurut WHO ( 1992 ) adalah suatu keadaan yang sempurna baik
fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Dan beberapa pengertian sehat lain diantaranya yaitu :
a. Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain ( aktualisasi ). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten
sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (
Menurut Pender, 1992 ).
b. Sehat atau kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan ( jasmani ), jiwa ( rohani ) dan
sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis. ( Menurut UU
NO. 23/1992 tentang kesehatan ).
c. Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri ( self care resouses ) yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions ) secara adekuat. Self care resources:
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care actions merupakan perilaku yang
sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
psikososial dan spiritual ( Menurut Paune, 1983 ).
2. Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.(UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 ).
3. Definisi Reproduksi
Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi yang
artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang
disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
4. Definisi Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu kesehatan sehat mental, fisik dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan
bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kesehatan spiritual dan material yang layak, bertakwa
pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara
anggota keluarga dan antar keluarga dan masyarakat dan ligkungan (BKKBN, 1996 ).
Menurut BKKBN ( 2001 ), definisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari pentyakit dan
kecatatan.
Menurut ICPD ( 1994 ) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat
sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecatatan
dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi mencakup tiga komponen yaitu :
 Kemampuan ( ability ).
 Keberhasilan ( success).
 Keamanan ( safety ).
Keberhasilan bearti dapat menghasilkan anak sehat yang tumbuh dan berkembang.
Keamanan berarti semua proses reproduksitermasuk hubungan seks, kehamilan, persalinan,
kontrasepsi, dan abortus seyogyanya bukan merupakan aktivitas yang berbahaya.
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, dan prosesnya.
Berdasarkan berbagai urutan tentang sehat, kesehatan, reproduksi, dan kesehatan
reproduksi diatas dapat kita simpulkan bahwa kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial, bukan sekedar tidak ada penyakit atau
gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya dan proses
reproduksi itu sendiri.
Dengan demikian : Kesehatan reproduksi menyiratkan bahwa setiap orang dapat : 1)
Menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan ; 2) Memiliki kemampuan
bereproduksi ; 3) Memiliki kebebasan menetapkan.
5. Empat Komponen Prioritas Kespro
Hak reproduksi merupakan hak setiap individu atau pasangan untuk mendapatkan :
 Kemampuan reproduksi
 Keberhasilan reproduksi
 Keamanan reproduksi
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui pula bahwa ada empat pilar utama kesehatan
reproduksi menurut ICPD ( 1994 ), yaitu :
a. Women Health
b. Infant and Child Health
c. Prevention and Treatment of STDs
d. Fertility Regulation
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai orangan
reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium,
menopause, hingga meninggal. Kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi
yang dilahirkanny, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya.
Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan
mengalami haid atau menarche yang bisa berisiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang
mana bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS.
Ramaja yang menginjak masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan risiko
kehamilan usia muda yang mana mempunyai risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinya.
Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI dilaksanakan secara
integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah
pokok di Indonesia yang disebut Paket Pelayanan Kesehatan Rreproduksi Esensial ( PKRE )
yaitu :
a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b. Keluarga berencana
c. Kesehatan reproduksi remaja
d. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS
Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif ( PKRK ) terdiri dari PKRE
ditambah kesehatan reproduksi pada usia lanjut.
6. Tujuan dan Sasaran Program Kesehatan Reproduksi
Pada dasarnya ada tujuan dan sasaran program kesehatan reproduksi. Tujuan program
kesehatan reproduksi terbagi dua yaitu tujuan utama dan tujuan khusus.
a. Tujuan Utama. Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus didahului
oleh hubungan seksual, tujuan utama program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan
kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk
kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya
menuju peningkatan kualitas hidupnya.
b. Tujuan Khusus. Dari tujuan umum tersebut dapat dijabarkan empat tujuan khusus yaitu :
a) Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi reproduksinya;
b) Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah
dan jarak kehamilan ;
c) Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku seksual dan
fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya ;
d) Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan proses
reproduksi, berupa pengadaan informasi dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk
mencapai kesehatan reproduksi secara optimal.
Sedangkan sasaran program kesehatan reproduksi, antara lain adalah (1) Penurunan
angka prevalensi anemia pada wanita ( usia 15-49 tahun ) (2) Penurunan angka kematian ibu
hingga 59%; semua wanita hamil mendapatkan akses pelayanan prenatal, persalinan oleh tenaga
terlatih dan kasus kehamilan resiko tinggi serta kegawatdaruratan kebidanan, dirujuk ke fasilitas
kesehatan (3) Peningkatan jumlah wanita yang bebas dari kecacatan/gangguan sepanjang
hidupnya sebesar 15% diseluruh lapisan masyarakat; (4) Penurunan proporsi bayi berat lahir
rendah ( <2,5 kg ), (5) Pemberantasan tetanus neonatarum ( angka insiden diharapkan kurang
dari satu kasus per 1000 kelahiran hidup ) disemua kabupaten; (6) Semua individu dan pasangan
mendapatkan akes informasi dan pelayanan pencegahan kehamilan yang terlalu dini, terlalu
dekat jaraknya, terlalu tua, dan terlalu banyak; (7) Proporsi yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan dan pemeriksaan dan pengobatan PMS minimal mencapai 70% ( WHO/SEARO,1995
).
7. Prasyarat Fungsi Reproduksi
Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, dalam pengertian fisik, mental
maupun sosial, diperlukan beberapa prasyarat :
a. Tidak ada kelainan anatmis dan fisiologis baik pada perempuan maupun laki-laki.
b. Memiliki landasan psikis yang memadai agar perkembangan emosinya berlangsung dengan
baik.
c. Terbebas dari kelainan atau penyakit yang baik langsung atau tidak langsung mengenai organ
reproduksinya.
d. Seseorang perempuan hamil memerlukan jaminan bahwa ia akan dapat melewati masa tersebut
dengan aman.

8. Alat Reproduksi Manusia


Sistem reproduksi adalah sekelompok struktur terorganisir yang memungkinkan
penciptaan, atau reproduksi, kehidupan baru bagi kelanjutan spesies. Reproduksi manusia adalah
seksual, yang berati bahwa baik laki-laki dan seorang perempuan memberikan kontibusi ateri
genetik dalam pembentukan individu baru. Sealama pubertas, biasanya terjadi antara usia
sembilan dan empat belas, sistem reproduksi dari kedua jenis kelamin dewasa. Ovarium
melepaskan sel telur dari perempuan ( sel kelamin perempuan ) dan testis laki-laki memproduksi
sperma ( sel kelamin laki-laki ). Reproduksi terjadi ketika sperma bertemu dengan telur, proses
yang disebut pembuahan.
a. Alat reproduksi waita
Tugas utama dari sistem reproduksi wanita adalah untuk menghasilakan ovum,
menerima sperma dari rumah penis dan memberikan nutrisi ke embrio berkembang ( janin ),
melahirkan, dan menghasilkan susu untuk memberikan makan anak.
Ovum dihasilkan di ovarium, organ berbentuk oval di pangkal paha yang juga
memproduksi ormon seks. Pada saat lahir, ovarium betina berisi ratusan ribu telur berkembang,
masing-masing dikelilingi oleh sekelompok sel untuk membentuk folikel. Namun , hanya sekitar
360-480 folikel mencapai kematangan penuh. Selama pubertas, aksi hormon menyebabkan
beberapa folikel berkembang setiap bulan. Biasanya, hanya satu folikel matang sepenunya, pecah
dan melepaskan sebuah sel telur melalui dinding ovarium dalam proses yang disebut ovulasi.
Telur yang matang memasuki salah satu tuba fallopi dipasangkan, dan mungkin dibuahi oleh
sperma dan bergerak ke rahim untuk berkembang menjadi janin. Lapisan rahim, yang disebut
endometrium, mempersiapkan untuk kehamilan setiap bulan dengan menjadi lebih tebal. Lapisan
dalah gudang saat menstruasi jika tidak terjadi pembuahan.
Uterus, atau rahim adalah organ dimana janin berkembang dan menerima nutrisi dan
oksigen. Pada dasarnya terletak leher rahim, yang melebar selama kelahiran untuk
memungkinkan bagian dari janin. Vagina adalah tabung berotot memanjang dari uterus ke luar
tubuh. Ini dalah wadah untuk sperma yang ejakulasi selama hubungan seksual dan juga
merupakan bagian dari jalan lahir.
Organ genital eksternal, atau vulva, termasuk labia, klitoris, dan mons pubis. Labia
adalah lipatan kulit dikedua sisi bukaan ke vagina dan uretra. Klitoris, organ, kecil sensitif
terletak di depan labia, adalah sebanding dengan penis laki-laki. Mons pubis adalah pada dari
jaringan lemak di atas clitoris.
Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron merangsang wanita pembesaran
payudara dan kelenjar susu. Sekitar dua hari setelah lahir, kadar hormon ini menurun, dan
kelenjar pituitari melepaskan hormon prolaktin uang merangang produksi susu. Susu mengalir
melalui lubang kecil di puting payudara setiap menyusui bayi.
Gambar alat reproduksi internal wanita

Gambar Alat Reproduksi Eksterna Wanita


b. Alat reproduksi pria
Tugas utama dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk menghasilkan sel sperma
dan untuk memperkenalkan sperma ke dalam saluran reproduksi wanita.
Sperma diproduksi di testis, sepasang kelenjar reproduksi priayang terletak di skrotum,
kulit yang di tutupi kantung yang menggantung dari pangkal paha. Dalam setiap testis yang
tubulus berongga disebut tubulus seminiferus dimana sel sperma dihasilkan. Testis juga
mengeluarkan testosteron hormon laki-laki, yang merangsang perkembangan struktur reproduksi
dan karakteristik seksual sekunder ( seperti memperdalam suara ) pada pubertas. Setelah
produksi, sel sperma bergerak ke tabung melingkar yang disebut epididimis yang sangat, dimana
mereka matang dan disimpan.
Selama ejakulasi ( pengusiran sperma dari penis saat orgasme ), sperma perjalanan
dari epididimis melalui tabung panjang yang disebut vas deferens ke uretra. Uretra adalah tabung
tunggal yang memanjang dari kandung kemih ke ujung penis ( dan melalui mana urin melewati
keluar dari tubuh ). Sekresi kelenjar yang berbeda dari tiga bercampur dengan sperma sebelum
ejakulasi, membentuk cairan mani, atau air mani. Ejakulasi air mani mungkin berisi sebanyak
400 juta sperma.

Gambar reproduksi pria


9. Konsep Pemikiran Tentang Kespro Wanita
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.
Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan,
anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak
tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda.

Oleh sebab itu wanita, seyogyanyabdiberi perhatian sebab :


a) Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan fungsi
reproduksinya.
b) Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi keehatan anak yang dikandung dan di
lahirkan.
c) Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas namakan “
pembangunan “ seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.
d) Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Internasional diantaranya Indonesia
menyepakati hasil-hasil konfrensi mengenai kesehatan reproduksi dan kependudukan.
e) Masih adanya kebiasaan tradisional yang merugikan baik bagi kesehatan perempuan secara
umum maupun bagi perempuan hamil.
f) Di berbagai dunia masih teradi berbagai diskriminasi yang berdampak negatif terhadap
kesehatan dan hak reproduksi perempuan.
g) Adanya ketidaksetaraan bagi perempuan dalam akses pendidikan, pekerjaan, pengambilan
keputusan dan sumber daya yang tersedia.
h) Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan perempuan merupakan aspek paling penting di
sebabkan pwngaruhnya pada kesehatan anak-anak.

10. Cakupan Pelayanan Kespro


Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi meliputi : 1) Konseling dan Informasi
Keluarga Berencana ( KB ); 2) Pelayanan kehamilan dan persalinan ( termasuk pelayanan aborsi
yang aman, pelayanan bayi baru lahir inconatal ); 3) Pengobatan infeksi saluran reproduksi dan
penyakit menular seksual termasuk pencegahan kemandulan, konseling dan pelayanan kesehatan
reproduksi remaja; 4) Konseling informasi dan reproduksi mengenai kesehatan reproduksi.
11. Unsur-unsur Yang Diperhatikan Dalam Masalah Kespro
a) Bagaimana menjaga agar laki-laki dan perempuan akan mampu berproduksi dalam keadaan
sehat, dapat mempunyai anak sehat, mampu mengasuh anak-anak secara bertanggungjawab,
sehingga merekapun kelak akan mampu menjalani tugas reproduksinya secara sehat pula.
b) Bagaimana menjamin setiap orang akan melewati masa reproduksinya secara aman, tanpa
komplikasi.
c) Bagaimana menjamin setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mencapai
semua itu.

B. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

Menurut Depkes RI ( 2001 ) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat


luas, sesuai dengan definisi yang tertera di atas, karena mencakup keseluruhan kehidupan
manusia sejak lahir hingga mati. Dalam uraian tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang
lebih rinci digunakan pendekatan silkus hidup ( life-cycle approach ), sehingga diperoleh
komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Secara lebih luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :
1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2) Keluarga berencana
3) Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi
4) Pencegahan dan penanggulangan kompikasi aborsi
5) Kesehatan reproduksi remaja
6) Pencegahan dan penanganan infertilitas
7) Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
8) Berbagai aspek kesehatan reproduksi
Pendekatan yang ditetapkan dalam menguraikan ruang lingkupkesehatan reproduksi
adalah pendekatan siklus hidup, yang bearti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan
sistem reproduksipada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut.
Pendekatan ruang lingkup kespro dalam beberapa fase kehidupan meliputi :
a. Konsepsi
b. Bayi dan anak
c. Remaja
d. Usia subur
e. Usia lanjut
Gambar Siklus Kehidupan Reproduksi Untuk Laki-laki dan Perempuan
C. Penanganan Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi Pada Setiap Fase Kehidupan
1. Konsepsi
a Perlakuan sama antara janin laki-laki dan perempuan
b Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir
c Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (
mal-nutrisi )
d Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Gambar Konsepsi

2. Bayi dan anak


a. ASI eksklusif dan penyapihan yang layak
b. Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
f. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan,
kurang gizi, kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan
g. Pendekatan yang dilakukan : pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan
primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian
suplemen, dan lain-lain
Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis
remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Pada usia ini tubuh wanita
mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual
d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Perkawinan pada usia yang wajar
f. Pendidikan, peningkatan keterampilan
g. Peningkatan penghargaan diri
h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
i. Masalah yang ditemui meliputi : seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat,
kekerasan gender, perilaku seks tidak aman, kehamilan remaja, aborsi tidak aman.
j. Pendekatan yang dilakukan meliputi; konseling tentang perubahan hukum atau sosial,
pendidikan kesehatan, deteksi pencegahan, pengobatan, kontrasepsi yang sesuai, pemberian
suplemen, pendidikan dalam keluarga, konseling dan lain-lain.
Usia subur
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa
subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Gangguan yang sering
muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid,
nyri pinggul pada saat berhubunganseks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita
kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
a. Kehamilan dan persalinan aman
b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi ( KB )
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h. Pencegahan dan manajemen infertilitas
i. Masalah yang sering ditemui ; Kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi,
malnutrisi dan anemia, kemandulan, pelecehan atau kekerasan seksual, komplikasi aborsi dan
pengaturan kesuburan.
j. Pendekatan yang dilakukan ; pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer,
pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pelayanan
antenatal, persalinan, postpartum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-
informasi.
5. Usia lanjut
Yang dianggap lanjut usia ( lansia ) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah
masa yang paling rentan diserang berbagi penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya.
Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur.
a. Perhatian pada problem meno atau andro-pause
b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan
osteoporosis
c. Deteksi dini kanker rahim
d. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini; penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps atau
osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara.
e. Pendekatan yang dapat dilakukan; dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya,
diagnosis, informasi dan pengobatan dini.
Berkurangnya hormone estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan
berbagai keluhan sebagai berikut;
a. Penyakit jantung koroner
b. Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner
c. Osteoporosis
d. Gangguan mata
e. Kepikunan

D. Hak-hak Reproduksi
Hak-Hak Reproduksi Perorangan
Hak-hak reproduksi mengacu pada hak-hak asasi manusia seperti tercantum dalam
hukum internasional dan nasional serta dokumen-dokumen HAM mencakup:
a. Hak dasar individu dan pasangan untuk menentukan secara bebas dan bertanggungjawab atas
jumlah dan jarak anak, mendapatkan informasi serta cara-cara untuk melaksanakan hal tersebut.
b. Hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan reproduksi dan seksual.
c. Hak untuk membuat keputusan yang terbatas dari diskriminasi, paksaan dan kekerasan.
2. Penjabaran Hak Reproduksi Secara Praktis
Menurut Depkes RI ( 2002 ) hak kesehatan reproduksi dapat dijabarkan secara praktis,
antara lain :
a. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.
b. Setiap orang, perempuan, dan laki-laki ( sebagai pasangan atau sebagai individu ) berhak
memperoleh informasi selengkap-lengkapmya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta
efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan atau
mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
c. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau,
dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
d. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang
memungkinkanya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta
memperoleh bayi yang sehat.
e. Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memiliki hubungan yang didasari penghargaan.
f. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan
bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
g. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar
tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang
bertanggungjawab.
h. Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan informasi dengan mudah, lengkap, dan
akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Menurut BKKBN 2000, Kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk
mewujudkan pemenuhan hak-hak reproduksi
a. Promosi hak-hak reproduksi
b. Advokasi hak-hak reproduksi
c. KIE hak-hak reproduksi
d. Sistem pelayanan hak-hak reproduksi
Upaya Safe Motherhood
a. Pengertian Safe Motherhood
Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan
menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin.
Tujuan uapaya Safe Motherhood adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu hamil, bersalin, nifas, disamping menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
baru lahir. Empat pilar dalam upaya Safe Motherhood adalah:
1) Keluarga Berencana
2) Pelayanan Antenatal
3) Persalinan yang bersih dan aman
4) Pelayanan obsteri yang esensial

b. Alasan upaya safe motherhood menjadi prioritas


Ada dua alasan yang menyebabkan safe motherhood perlu mendapat perhatian.
Pertama, besarnya masalah kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta dampak yang diakibatkannya.
Kedua, safe motherhood pada hakikatnya merupakan intervensi yang efisien dan efektif dalam
menurunkan angka kematian ibu.
c. Bagaimana peran laki-laki dalam program safe motherhood ( Keselamatan Ibu )?
Langkah awal yang dapat dilakukan oleh laki-laki dalam mempromosikan keselamatan
ibu adalah :
1) Mendukung Penggunaan Kontrasepsi
Suami sebaiknya ikut menemani istrinya menemui konselor keluarga berencana atau
petugas kesehatan sehingga mereka bisa bersama-sama mengetahui metode kontrasepsi yang
bersedia dan memilih salah satu metode yang tepat.
2) Mempersiapkan perawatan yang terlatih selama persalinan
Suami berperan dalam mempersiapkan tenaga terlatih agar hadir pada saat persalinan dan
membiayai persalinan yang diberikan. Suami juga mempersiapkan transportasi serta mencukupi
perlengkapan yang dibutuhkan.
3) Menjadi ayah yang bertanggung jawab
Sebagai seorang ayah, laki-laki menentukan tingkat kesehatan anak-anaknya. Seorang
ayah dapat lebih terlibat dalam perkembangan kesehatan anak-anaknya.

Ayah sebagai panutan, dapat membantu kehidupan sosialisasi anak-anaknya. Secara


khusus, seorang ayah dapat mengajarkan anak laki-lakinya agar menghormati perempuan dan
memperlakukan mereka sebagai manusia yang setara, mendukung anak perempuannya untuk
bersekolah dan berperan aktif dalam keluarga. Dengan begitu, seorang ayah ikut mewujudkan
status perempuan yang setara dan menjadikan masa depan anak perempuannya lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai