2) Pada laki-laki
Ø Zakar (penis)
Ø Buah zakar (testis)
Ø Saluran zakar (uretra)
Ø Skrotum
Ø Sal sperma (vas deferens)
Ø Kelenjar prostat
Ø Bladder (kandung kencing)
c) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana terjadinya pelepasan sel telur pada perempuan. Titik
puncak kesuburan terjadi pada hari ke 14 sebelum masa menstruasi berikutnya Tanggal
menstruasi berikutnya sering kali tidak pasti pada remaja. Biasanya diambil perkiraan masa
subur 3-5 hari sebelum dan sesudah hari ke 14.
b) Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat di kelompokan
sebagai berikut :
Ø kehamilan tak dikehendaki
Ø kehamilan dan persalinan usia muda
Ø masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS
Ø tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan transaksi
seks komersil
c) Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja, berupa pembekalan ilnu
pengetahuan diantaranya :
Ø Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Ø Proses reproduksi yg bertanggung jawab
Ø Pergaulan yg sehat antara remaja laki-laki dan perempuan
Ø Persiapan pra nikah
Ø Kehamilan dan persalinan, serta cara Pencegahannya
KESEHATAN REPRODUKSI
A. Definisi Kesehatan Reproduksi
1. Definisi Sehat
Pengertian sehat menurut WHO ( 1992 ) adalah suatu keadaan yang sempurna baik
fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Dan beberapa pengertian sehat lain diantaranya yaitu :
a. Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain ( aktualisasi ). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten
sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (
Menurut Pender, 1992 ).
b. Sehat atau kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan ( jasmani ), jiwa ( rohani ) dan
sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis. ( Menurut UU
NO. 23/1992 tentang kesehatan ).
c. Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri ( self care resouses ) yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions ) secara adekuat. Self care resources:
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care actions merupakan perilaku yang
sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
psikososial dan spiritual ( Menurut Paune, 1983 ).
2. Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.(UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 ).
3. Definisi Reproduksi
Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi yang
artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang
disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
4. Definisi Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu kesehatan sehat mental, fisik dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan
bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kesehatan spiritual dan material yang layak, bertakwa
pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara
anggota keluarga dan antar keluarga dan masyarakat dan ligkungan (BKKBN, 1996 ).
Menurut BKKBN ( 2001 ), definisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari pentyakit dan
kecatatan.
Menurut ICPD ( 1994 ) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat
sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecatatan
dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi mencakup tiga komponen yaitu :
Kemampuan ( ability ).
Keberhasilan ( success).
Keamanan ( safety ).
Keberhasilan bearti dapat menghasilkan anak sehat yang tumbuh dan berkembang.
Keamanan berarti semua proses reproduksitermasuk hubungan seks, kehamilan, persalinan,
kontrasepsi, dan abortus seyogyanya bukan merupakan aktivitas yang berbahaya.
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, dan prosesnya.
Berdasarkan berbagai urutan tentang sehat, kesehatan, reproduksi, dan kesehatan
reproduksi diatas dapat kita simpulkan bahwa kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial, bukan sekedar tidak ada penyakit atau
gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya dan proses
reproduksi itu sendiri.
Dengan demikian : Kesehatan reproduksi menyiratkan bahwa setiap orang dapat : 1)
Menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan ; 2) Memiliki kemampuan
bereproduksi ; 3) Memiliki kebebasan menetapkan.
5. Empat Komponen Prioritas Kespro
Hak reproduksi merupakan hak setiap individu atau pasangan untuk mendapatkan :
Kemampuan reproduksi
Keberhasilan reproduksi
Keamanan reproduksi
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui pula bahwa ada empat pilar utama kesehatan
reproduksi menurut ICPD ( 1994 ), yaitu :
a. Women Health
b. Infant and Child Health
c. Prevention and Treatment of STDs
d. Fertility Regulation
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai orangan
reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium,
menopause, hingga meninggal. Kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi
yang dilahirkanny, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya.
Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan
mengalami haid atau menarche yang bisa berisiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang
mana bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS.
Ramaja yang menginjak masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan risiko
kehamilan usia muda yang mana mempunyai risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinya.
Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI dilaksanakan secara
integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi masalah
pokok di Indonesia yang disebut Paket Pelayanan Kesehatan Rreproduksi Esensial ( PKRE )
yaitu :
a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b. Keluarga berencana
c. Kesehatan reproduksi remaja
d. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS
Sedangkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif ( PKRK ) terdiri dari PKRE
ditambah kesehatan reproduksi pada usia lanjut.
6. Tujuan dan Sasaran Program Kesehatan Reproduksi
Pada dasarnya ada tujuan dan sasaran program kesehatan reproduksi. Tujuan program
kesehatan reproduksi terbagi dua yaitu tujuan utama dan tujuan khusus.
a. Tujuan Utama. Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus didahului
oleh hubungan seksual, tujuan utama program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan
kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk
kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya
menuju peningkatan kualitas hidupnya.
b. Tujuan Khusus. Dari tujuan umum tersebut dapat dijabarkan empat tujuan khusus yaitu :
a) Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi reproduksinya;
b) Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah
dan jarak kehamilan ;
c) Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku seksual dan
fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya ;
d) Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan proses
reproduksi, berupa pengadaan informasi dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk
mencapai kesehatan reproduksi secara optimal.
Sedangkan sasaran program kesehatan reproduksi, antara lain adalah (1) Penurunan
angka prevalensi anemia pada wanita ( usia 15-49 tahun ) (2) Penurunan angka kematian ibu
hingga 59%; semua wanita hamil mendapatkan akses pelayanan prenatal, persalinan oleh tenaga
terlatih dan kasus kehamilan resiko tinggi serta kegawatdaruratan kebidanan, dirujuk ke fasilitas
kesehatan (3) Peningkatan jumlah wanita yang bebas dari kecacatan/gangguan sepanjang
hidupnya sebesar 15% diseluruh lapisan masyarakat; (4) Penurunan proporsi bayi berat lahir
rendah ( <2,5 kg ), (5) Pemberantasan tetanus neonatarum ( angka insiden diharapkan kurang
dari satu kasus per 1000 kelahiran hidup ) disemua kabupaten; (6) Semua individu dan pasangan
mendapatkan akes informasi dan pelayanan pencegahan kehamilan yang terlalu dini, terlalu
dekat jaraknya, terlalu tua, dan terlalu banyak; (7) Proporsi yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan dan pemeriksaan dan pengobatan PMS minimal mencapai 70% ( WHO/SEARO,1995
).
7. Prasyarat Fungsi Reproduksi
Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, dalam pengertian fisik, mental
maupun sosial, diperlukan beberapa prasyarat :
a. Tidak ada kelainan anatmis dan fisiologis baik pada perempuan maupun laki-laki.
b. Memiliki landasan psikis yang memadai agar perkembangan emosinya berlangsung dengan
baik.
c. Terbebas dari kelainan atau penyakit yang baik langsung atau tidak langsung mengenai organ
reproduksinya.
d. Seseorang perempuan hamil memerlukan jaminan bahwa ia akan dapat melewati masa tersebut
dengan aman.
D. Hak-hak Reproduksi
Hak-Hak Reproduksi Perorangan
Hak-hak reproduksi mengacu pada hak-hak asasi manusia seperti tercantum dalam
hukum internasional dan nasional serta dokumen-dokumen HAM mencakup:
a. Hak dasar individu dan pasangan untuk menentukan secara bebas dan bertanggungjawab atas
jumlah dan jarak anak, mendapatkan informasi serta cara-cara untuk melaksanakan hal tersebut.
b. Hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan reproduksi dan seksual.
c. Hak untuk membuat keputusan yang terbatas dari diskriminasi, paksaan dan kekerasan.
2. Penjabaran Hak Reproduksi Secara Praktis
Menurut Depkes RI ( 2002 ) hak kesehatan reproduksi dapat dijabarkan secara praktis,
antara lain :
a. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.
b. Setiap orang, perempuan, dan laki-laki ( sebagai pasangan atau sebagai individu ) berhak
memperoleh informasi selengkap-lengkapmya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta
efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan atau
mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
c. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau,
dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
d. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang
memungkinkanya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta
memperoleh bayi yang sehat.
e. Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memiliki hubungan yang didasari penghargaan.
f. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan
bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan.
g. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar
tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang
bertanggungjawab.
h. Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan informasi dengan mudah, lengkap, dan
akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Menurut BKKBN 2000, Kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk
mewujudkan pemenuhan hak-hak reproduksi
a. Promosi hak-hak reproduksi
b. Advokasi hak-hak reproduksi
c. KIE hak-hak reproduksi
d. Sistem pelayanan hak-hak reproduksi
Upaya Safe Motherhood
a. Pengertian Safe Motherhood
Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan
menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin.
Tujuan uapaya Safe Motherhood adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu hamil, bersalin, nifas, disamping menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
baru lahir. Empat pilar dalam upaya Safe Motherhood adalah:
1) Keluarga Berencana
2) Pelayanan Antenatal
3) Persalinan yang bersih dan aman
4) Pelayanan obsteri yang esensial