Anda di halaman 1dari 12

PLASENTA PREVIA

DAN
SOLUSIO PLASENTA

AHMAD RIZAL EFENDI SABRINA YULIANA


LASTRI SULASTRI SYIPA FEBRI AULIA
Pengertian

Plasenta Previa

Plasenta previa merupakan


plasenta yang letaknya
abnormal, yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga dapat
menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum
(TM. Hanafiah, 2004).
Pengertian

Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah


terlepasnya plasenta dari
tempat implantasinya yang
normal dari uterus, sebelum
janin dilahirkan.
ETIOLOGI

Plasenta Previa Solusio Plasenta

• Multipara, terutama jika • Adanya trauma langsung


jarak antara terhadap uterus hamil
kehamilannya pendek. • Trauma kebidanan, yaitu
• Mioma uteri. solusto plasenta terjadi
• Umur lanjut. karena tindakan
• Bekas seksio sesarea. kebidanan yang dilakukan
• Umur dan parietas • pasien yang mengalami
resiko tinggi atau memiliki
faktor predisposisi terjadi
solusio plasenta
Phatofisiologi

Plasenta Previa Solusio Plasenta

Pendarahan anterpartum akibat plasenta Proses solusio plasenta yang dimulai dengan
previa terjadi sejak kehamilan 10 minggu saat terjadinya perdarahan dalam desidua basalis
segmen bawah uterus membentuk dari mulai menyebabkan hematoma retroplasenta
melebar serta menipis, umunya terjadi pada hematoma dapat semakin membesar kearah
trimester ke-3 (tiga) karena bawah uterus dan pinggir plasenta sehingga jika amniokhorion
pembukaan serviks yang menyebabkan sinus sampai terlepas, prdarahan akan keluar
uterus karena lepasnya plasenta dari dinding melalui ostium uteri (disebut perdarahan
uterus karena robekan sinus marji nalis dari keluar), sebaliknya apabila amnikhorion tidak
plasenta. Pendarahan tidak dapat di hindarkan terlepas, perdarahan tertampung dalam uterus
karena ketidakmampuan serabut otot segmen (disebut perdarahan tersebunyi).
bawah uterus untuk berkontraksi pada
plasenta letak normal (Mansjoer, 2006).
Tanda dan Gejala

Plasenta Previa Solusio Plasenta

Kejadian yang paling khas pada plasenta • Perdarahan yang disertai nyeri
previa adalah perdarahan tanpa nyeri • Anemia dan syok
yang biasanya baru terlihat setelah • Rahim keras seperti papan dan nyeri
kehamilan mendekati akhir trimester dipegang
kedua atau sesudahnya. Tidak nyeri dan • Palpasi sulit dilakukan
perdarahan pervaginam berwarna merah • Fundus uteri makin lama makin naik
terang pada umur kehaliman trimester • Bunyi jantung biasanya tidak ada
kedua atau awal trimester ketiga • Pada toucher teraba ketuban yang
merupakan tanda utama plasenta previa. tegang terus menerus
Penatalaksanaan

Plasenta Previa Solusio Plasenta

• konservatif/ekspetatif • Solusio Plasenta Ringan


• Penderita dirawat inap dengan sikap istirahat
• Aktif, yang berarti kehamilan tersebut harus
baring ditempat tidur selama masih ada perdarahan
segera diakhiri. sampai 3 hari setelah perdarahan berhenti.
• Solusio Plasenta Sedang
• Berikan transfuse darah secukupnya di RS jika
terdapat gawat janin atau gawat ibu segera lakukan
terminasi kehamilan dengan melakukan amniotomi
dipercepat dengan pemberian tetesan larutan
oksitosin dalam larutan garam fisiologis/RL.
• Solusio Plasenta Berat
• Segera berikan oksigen dan transfusi darah yang
banyak oleh karena paling tidak penderita
diperkirakan telah kehilangan darah lebih dari 1000
ml dalam keadaan seperti itu.
Diagnosa Keperawatan

• Penurunan cardiac output berhubungan dengan


perdarahan dalam jumlah yang besar.
• Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan
kurangnya pengetahuan mengenai efek perdarahan
dan menejemennya.
• Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan /
organ, profil darah abnormal, kerusakan system
imun.
Intervensi

1.
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Setelah dilakukanya 1. Pengkajian yang akurat


Tindakan keperawatan 1. Kaji dan catat TTV, mengenai status
2x24 jam diharapkan hemodinamik
TD serta jumlah
penurunan merupakan dasar untuk
kardiak output tidak terjadi perdarahan. perencanaan, intervensi,
atau teratasi dengan evaluasi.
kriteria 2. Bantu pemberian 2. Memperbaiki volume
hasil: Volume darah pelayanan vaskuler membutuhkan
intravaskuler dan kardiak kesehatan atau terapi IV dan intervensi
output dapat diperbaiki mulai sarankan farmakologi. Kehilangan
sampai nadi, tekanan terapi cairan IV volume darah harus
darah, diperbaiki untuk
atau terapi
nilai hemodinamik, serta mencegah komplikasi
nilai laboratorium transfuse darah seperti infeksi, gangguan
menunjukkan tanda sesuai kebutuhan. janin dan gangguan vital
normal. ibu hamil
Intervensi

2.
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Terapi bersama
1. Kehadiran perawat dan
pasangan dan pemahaman secara empati
Setelah dilakukan
menyatakan merupakan alat terapi yang
tindakan keperawatan
perasaan. potensial untuk mempersiapkan
selama 3 x 24 diharapkan
pasangan untuk menanggulangi
ansietas dapat berkurang situasi yang tidak diharapkan. Hal
2. Menentukan tingkat
dengan kriteria hasil: yang diberikan perawat akan
pemahaman
Pasangan dapat memperkuat penjelasan dokter
pasangan tentang
mengungkapkan dan untuk memberitahu dokter
situasi dan jika ada penjelasan yang penting.
harapannya dengan kata-
manajemen yang 2. Pendidikan pasien yang diberikan
kata tentang manajemen
sudah direncanakan. merupakancara yang efektif
yang sudah
mencegah dan menurunkan rasa
direncanakan, sehingga cemas.
3. Berikan pasangan
dapat mengurangi 3. Pengetahuan akan mengurangi
informasi tentang
kecemasan pasangan. ketakutan akan hal-hal yang tidak
manajemen yang
diketahui.
sudah direncanakan.
Intervensi

3.
Tujuan/Kriteria
Intervensi Rasional
Hasil

Setelah dilakukan 1. Hemoragi berlebihan dan menetap dapat


mengancam hidup klien atau mengakibatkan
tindakan keperawatan 1. Kaji jumlah darah infeksi pasca partum, anemia pasca partum,
selama 3 x 24 2. Catat suhu, hitung KID, gagal ginjal, atau nekrosis hipofisis yang
diharapkan resiko SDP, dan bau serta disebabkan oleh hipoksia jaringan dan
tinggi cedera (janin) warna rabas malnutrisi.
b/d Hipoksia jaringan vagina, dapatkan 2. Kehilangan darah berlebihan dengan
/ organ, profil darah kultur bila penurunan Hb meningkatkan risiko klien
abnormal, kerusakan dibutuhkan untuk terkena infeksi.
3. Penurunan perfusi ginjal mengakibatkan
system imun dapat 3. Catat masukan/ penurunan haluaran urin.
berkurang dengan keluaran urin. 4. Heparin dapat digunakan pada KID di kasus
kriteria hasil: Catat berat jenis kematian janin, atau kematian satu janin
Menunjukkan profil urin. pada kehamilan multiple, atau untuk
darah dengan hitung 4. Berikan heparin, memblok siklus pembekuan dengan
SDP, Hb, dan bila diindikasikan melindungi factor-faktor pembekuan dan
pemeriksaan 5. Berikan antibiotic menurunkan hemoragi sampai terjadi
perbaikan pembedahan
koagulasi DBN secara parenteral 5. Mungkin diindikasikan untuk mencegah atau
normal. meminimalkan infeksi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai