Anda di halaman 1dari 23

Asuhan Keperawatan

pada
Plasenta Previa
Anggota kelompok
Retno Dwi Jayanti (P278201170
Ika Apriliya Damayanti (P278201170
Sukma Amalia K (P278201170
Lintang Kusuma Ningtyas (P278201170
Nur Aini Pangastuti (P27820117064)
Definisi Plasenta Previa

Plasenta previa adalah plasenta yang


letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian
atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Menurut Cuningham, dkk (1995),
plasenta previa adalah suatu keadaan di mana
jaringan plasenta tidak tertanam dalam korpus
uteri tetapi terletak sangat dekat atau pada
ostium internum.
Klasifikasi Plasenta Previa

Plasenta Previa totalis : Plasenta Previa Lateralis :


.
seluruh ostium internum hanya sebagian dari ostium
tertutup oleh plasenta tertutup oleh plasenta.

Plasenta previa parsialis,


apabila sebagian pembukaan
(ostium internus servisis)
tertutup oleh jaringan
plasenta

Plasenta previa marginalis,


Plasenta letak rendah
apabila pinggir plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
berada tepat pada pinggir permukaan sehingga tidak
pembukaan (ostium akan teraba pada
internus servisis). pembukaan jalan lahir.
Etiologi
Menurut Manuaba (2003),
Penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya
adalah mencakup:
1. Perdarahan (hemorrhaging)
2. Usia lebih dari 35 tahun
3. Multiparitas
4. Pengobatan infertilitas
5. Multiple gestation
6. Erythroblastosis
7. Riwayat operasi/pembedahan uterus
sebelumnya
8. Keguguran berulang
9. Status sosial ekonomi yang rendah
10. Jarak antar kehamilan yang pendek
11. Merokok
Patofisiologi
Perdarahan anter partum akibat plasenta
previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat
sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar
dan menipis. Umumnya terjadi pada trimester ke
tiga karena segmen bawah uterus lebih
banyak mengalami perubahan.
Pelebaran sekmen bawah uterus dan
pembukaan servik menyababkan sinus uterus
robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus
atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahan tak dapat dihindarkan karena adanya
ketidakmampuan selaput otot segmen bawah
uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta
letak normal.
Gejala klinis
Perdarahan vagina setelah minggu ke 20
kehamilan adalah karakteristik dari
placenta previa. Biasanya perdarahan
tidak menyakitkan, namun ia dapat
dihubungkan dengan kontraksi-kontraksi
kandungan dan nyeri perut. Perdarahan
mungkin mencakup dalam keparahan
dari ringan sampai parah.
Komplikasi
Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari
dinding rahim
Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang
dapat menyebabkan histerektomi
(operasi pengangkatan rahim).

Plasenta akreta, plasenta inkreta,


plasenta perkreta

Prematur atau kelahiran bayi sebelum waktunya


(< 37 minggu)

Kecacatan pada bayi


Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan darah : hemoglobin,
hematokrit
• Pemeriksaan ultra sonografi, dengan
pemeriksaan ini dapat
ditentukan plasenta atau jarak tepi
plasenta terhadap ostium
• Pemeriksaan inspekkulo secara hati-
hati dan benar, dapat menentukan
sumber perdarahan dari karnalis
servisis atau sumber lain (servisitis,
polip,keganasan, laserasi/troma)
Konsep Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN

a) Pengumpulan data
– Anamnesa
Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur,
pekerjaan, pendidikan, alamat, medicalrecord dll.
Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada
kehamilan setelah 28 minggu/trimester III.
– Sifat perdarahan : tanpa sebab, tanpa nyeri,
berulang
– Sebab perdarahan : placenta dan pembuluh darah
yang robek; terbentuknya SBR, terbukanya osteum/
manspulasi intravaginal/rectal.
– Sedikit banyaknya perdarahan : tergantung besar
atau kecilnya robekan pembuluh darah
dan placenta.
Lanjutan…
• Inspeksi
• Dapat dilihat perdarahan pervagina
banyak atau sedikit.
• Jika perdarahan lebih banyak; ibu
tampak anemia.
• Palpasi abdomen
• Janin sering belum cukup bulan; TFU
masih rendah.
• Sering dijumpai kesalahan letak
• Bagian terbawah janin belum turun,
apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating
Riwayat
Kesehatan
Riwayat obstetri meliputi:
• Gravida, para abortus, dan anak hidup
(GPAH)
• Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
• Pengalaman persalinan, jenis persalinan,
tempat persalinan, dan penolong persalinan
• Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
• Komplikasi maternal seperti diabetes,
hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
• Komplikasi pada bayi
• Rencana menyusui bayi
Lanjutan…
Riwayat menstruasi :
Riwayat yang lengkap di perlukan
untuk menetukan taksiran
persalinan(TP). TP ditentukan
berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Untuk menentukan
TP berdasarkan HPHt dapat
digunakan rumus naegle, yaitu
hari ditambah tujuh, bulan dikurangi
tiga, tahun disesuaikan.
Lanjutan…
Riwayat Konstrasepsi :
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat
berakibat buruk pada janin,
ibu, ataukeduanya. Riwayat kontrasepsi yang
lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi
oral sebelum kelahiran dan berlanjut
pada kehamilan yang tidak diketahui dapat
berakibat buruk pada pembentukan organ
seksual pada janin. tidak diketahui dapat
berakibat buruk pada pembentukan organ
seksual pada janin.
Riwayat penyakit operasi

Kondisi kronis seperti dibetes melitus,


hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek
buruk pada kehamilan. Oleh karena itu,
adanya riwayat infeksi, prosedur operasi,
dan trauma pada persalinan sebelumnya
harus di dokumentasikan
Pemeriksaan Fisik
• Rambut dan kulit
• Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola,
putting susu dan linea nigra.
• Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah
abdomen dan paha.
• Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
• Mata : pucat, anemis
• Hidung
• Gigi dan mulut
• Leher
• Buah dada / payudara
• Peningkatan pigmentasi areola putting susu
• Bertambahnya ukuran dan noduler
• Jantung dan paru
• Volume darah meningkat
• Peningkatan frekuensi nadi
• Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan
pembulu darah pulmonal.
• Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
• Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan
nafas.
• Diafragma meningkat.
• Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan
dada.
• Abdomen
• Menentukan letak janin
• Menentukan tinggi fundus uteri
• Vagina
• Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna
kebiruan ( tanda Chandwick)
• Hipertropi epithelium
• System musculoskeletal
• Persendian tulang pinggul yang mengendur
• Gaya berjalan yang canggung
• Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan
dengan diastasis rectal
Diagnosa Keperawatan

• Penurunan cardiac out put berhubungan


dengan perdarahan dalam jumlah yang
besar.
• Ansietas yang berhubungan dengan
perdarahan kurangnya pengetahuan
mengenai efek perdarahan dan
menejemennya.
• Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia
jaringan / organ, profil darah abnormal,
kerusakan system imun.
No Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Penurunan Setelah dilakukkanya 1. Kaji dan Pengkajian yang
kardiak tindakan catat TTV, akurat mengenai
output keperawatan 2 X 24 TD serta status hemodinamik
berhubungan jam diharapkan jumlah merupakan dasar
dengan penurunan kardiak perdarahan untuk perencanaan,
perdarahan output tidak terjadi 2. Bantu intervensi, evaluasi.
dalam jumlah atau teratasi dengan pemberian Memperbaiki volume
yang besar kriteria hasil : pelayanan vaskuler
1. Volume darah kesehatan membutuhkan terapi
intravaskuler dan atau mulai IV dan intervensi
kardiak output dapat sarankan farmakologi.
diperbaiki sampai terapi Kehilangan volume
nadi, tekanan darah, cairan IV darah harus diperbaiki
nilai hemodinamik, atau terapi untuk mencegah
2. serta nilai transfusi komplikasi seperti
laboratorium darah infeksi, gangguan
menunjukkan tanda sesuai janin dan gangguan
normal kebutuhan. vital ibu hamil.
No Diagnosa Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
2. Ansietas Setelah dilakukan 1. Terapi bersama
berhubungan tindakan keperawatan pasangan dan
dengan selama 3 x 24 menyatakan
kurangnya diharapkan ansietas perasaan.
pengetahuan dapat berkurang 2. Menentukan tingkat
efek perdarahan dengan kriteria hasil : pemahaman pasangan
dan Pasangan dapat tentang situasi dan
manejemennya mengungkapkan manajemen yang
harapannya dengan sudah direncanakan.
kata-kata tentang 3. Berikan pasangan
manajemen yang informasi tentang
sudah direncanakan, manajemen yang
sehingga dapat sudah direncanakan
mengurangi
kecemasan pasangan.
No Diagnosa Tujuan/Kriteria Intervensi Rasio
Keperawatan Hasil nal
3. Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Kaji jumlah darah .
cedera (janin) tindakan yang hilang. Pantau
b/d hipoksia keperawatan tanda/gejala syok
jaringan/ selama 2x24 jam 2. Catat suhu, hitung
organ,profil resiko tinggi cedera SDP, dan bau serta
darah janin dapat warna rabas vagina,
abnormal,kerusa dihindari dengan dapatkan kultur bila
kan system imun. Kriteria Hasil: dibutuhkan.
1. Menunjukkan 3.Catat masukan /
profil darah dengan haluaran urin. Catat
hitung SDP, Hb, dan berat jenis urin.
2. pemeriksaan 4. Berikan heparin, bila
koagulasi DBN diindikasikan
normal. 5. Berikanantibiotic
secara parenteral

Anda mungkin juga menyukai