Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

DENGAN DIAGNOSA PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN

OLEH KELOMPOK 1

1JUWITALIA ZAKARIA

2.JETI MALIKU

3AGUS SARIPI

4.ROS ISMAWATI

5.MARLIN YUSMANTO

6.ANGRAINI TOPA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) KURNIA JAYA PALOPO

TAHUN AKADEMIK 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perdarahan pada kehamilan selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada
kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut
perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tuaialah kehamilan
28 minggu (dengan berat janin 1000 gram) , mengingat kehidupan janin diluar uterus.
Perdarahan yang bersumber pada kelainan palasenta, yang secara klinis yang biasanya tidak
tterlalu sukar untuk menentukannya, yaitu antara plasenta previa, dan solusio palsenta (abrupsio
plasentae), sehingga pembagian perdarahan antepartum dibagi menjadi 4, yaitu plasenta previa,
solusio palsenta, vasa previa dan perdarahan yang belum diketahui penyebabnya.

B.Tujuan

1.Tujuan Umum Tujuan dari makalah ini dibuat ialah untuk menambah pengetahuan bagi
pembuat dan bagi pembaca makalah ini 2.

Tujuan Khusus Mahasiswa dapat menjelaskan : a.

Definisi penyakit perdarahan antepartum b.

Klasifikasi perdarahan antepartum c.

Cirri-ciri dari masing2 pembagian perdarahan antepartum d.

Patofisiologi penyakit Hipoparatiroidisme e.

Penatalaksanaan perdarahan antepartum


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Pengertian

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu.

B. Klasifikasi perdarahan antepartum yaitu

I. Plasenta previa

A. pengetian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri
internum).

B. Ciri-ciri plasenta previa : 1

. Perdarahan tanpa nyeri

2. Perdarahan berulang

3. Warna perdarahan merah segar

4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah

5. Timbulnya perlahan-lahan

6. Waktu terjadinya saat hamil

7. His biasanya tidak ada

8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi

9. Denyut jantung janin ada

10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina

11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul

12. Presentasi mungkin abnormal.

C. Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan
lahir pada waktu tertentu :

1.Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.

2.Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan
lahir.

4. Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan
lahir.

E. Etiologi plasenta previa belum jelas.

Diagnosis plasenta previa :

1. Anamnesis : adanya perdarahan per vaginam pada kehamilan lebih 20 minggu dan
berlangsung tanpa sebab.

2.Pemeriksaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala maka kepala belum
masuk pintu atas panggul.

3.Inspekulo : adanya darah dari ostium uteri eksternum.

4.USG untuk menentukan letak plasenta.

5.Penentuan letak plasenta secara langsung dengan perabaan langsung melalui kanalis servikalis
tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan yang banyak.
Oleh karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi.

F. Penatalaksanaan plasenta previa :

1. Konservatif bila : a.

Kehamilan kurang 37 minggu. b.

Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal). c.

Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan selama 15 menit).
Perawatan konservatif berupa :

Istirahat.

Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.

Memberikan antibiotik bila ada indikasii.

Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit. Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah
melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila
tetap tidak ada d.
Alihkan perhatian klien dari rasa nyeri dengan mengajak klien berbicara. Rasional: Dengan
mengalihkan perhatian klien, diharapkan klien tidak terpusatkan pada rasa nyeri e.

Anjurkan dan latih klien teknik relaksasi (nafas dalam) Rasional : Dengan teknik nafas dalam
diharapkan pemasukan oksigen ke jaringan lancar dengan harapan rasa nyeri dapat berkurang. f.

Kontrol vital sign klien Rasional :Dengan mengontrol/menukur vital sign klien dapat diketahui
kemunduran atau kemajuan keadaan klien untuk mengambil tindakan selanjutnya. g.

Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan analgetik Rasional : Analgetik dapat menekan
pusat nyeri sehingga nyeridapat berkurang.

\
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

A.Kesimpulan

Perdarahan antepartum pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada
kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan
kehamilan tuaialah kehamilan 28 minggu (dengan berat janin 1000 gram) , mengingat kehidupan
janin diluar uterus. Perdarahan yang bersumber pada kelainan palasenta, yang secara klinis yang
biasanya tidak terlalu sukar untuk menentukannya, yaitu antara plasenta previa, dan solusio
palsenta (abrupsio plasentae), sehingga pembagian perdarahan antepartum dibagi menjadi 3,
yaitu plasenta previa, solusio palsenta dan perdarahan yang belum diketahui penyebabnya.
Pertolongan pertama jika perdarahan sangat banyak yang harus dilakukan adalah membawa klien
segera ke rumah sakit, untuk mencegah terjadinya syok perdarahan sebaiknya pemasangan infuse
intravena segera dipasang dan jangan sekali2 dilakukan pemerisaan dalam, karena tindakan
tersebut dapat memperparah keadaannya. Dan pemasangan tampon merupakn hal yang salah,
karena hal tersebut menambah perdarahan karena sentuhan pada servik saat pemasangannya.saat
dirumah sakit segera periksa golongan darahnya, beri tranfusi sesuai perdarahan yang keluar.
Pertolongan selanjutnya tergantung tuanya kehamilan, banyaknya perdarahan, keadaan ibu,
keadaan janin sudah atau belum mulai persalinannya, dan diagnose segera ditegakkan.

B.Saran

Berdasarkan permasalahan asuhan keperawatan pada klien dengan perdarahan antepartum. maka
penulis memberikan saran kiranya berarti bagi penulis, pihak terkait dan pembaca.

1.Mahasiswa Bagi mahasiswa keperawatan hendaknya menambah referensi yang terbaru tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan perdarahan antepartum. Sehingga dapat memperkaya
pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam praktek keperawatan.

2.Perawat Sebagai perawat profesional hendaknya melakukan asuhan keperawatan secara


komprehensif berdasarkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama pendidikan sebelumnya
tanpa mengabaikan etika profesi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pengurus Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Perdarahan Antepartum. Standar


Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi Bag. I. Jakarta. 1991 : 9-13. 2. Gasong MS, Hartono
E, Moerniaeni N, Rambulangi J. Penatalaksanaan Perdarahan Antepartum. Bagian Obstetri dan
Ginekologi FK UNHAS, Ujung Pandang, 1997. 3. Update : 21 Februari 2006 Sumber : Pedoman
Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi, dr. I.M.S. Murah Manoe, Sp.OG., dr. Syahrul
Rauf, Sp.OG., dr. Hendrie Usmany, Sp.OG. (editors). Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Umum Pusat, dr. Wahidin
Sudirohusodo, Makassar, 1999.

RELATED PAPERS

Makalah lengkap perdarahan antepartum : solusio plasenta, plasenta previa, insersio velam…

By purnomo budi

Tanda bahaya kehamilan

By Biddokkes jateng

ASKEP PLASENTA PREVIA

By Mira Veyrra

bahan 1

By itha noviyanti

ASKEB PATOLOGI PERDARAHAN ANTEPARTUM

By ni wayan sri sunarsih

READ PAPER

AboutPressBlogPeoplePapers

Anda mungkin juga menyukai