BANJARMASIN
II
S T I K E S
EK
TA
R
OLEH :
PROFESI-NERS
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
BANJARMASIN
Di susun oleh :
Mengetahui,
__________________ _________________
A. DEFINISI
Seksio sesarea ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan
dinding uterus. Dewasa ini cara ini jauh lebih aman dari pada dahulu berhubung dengan adanya
antibiotika, transfusi darah, tehnik operasi yang lebih sempurna, dan anesthesia yang lebih baik
(http://amanahtronik.blogspot.co.id).
Gawat ajnin
Plasenta previa
Kelainan letak
Pada kasus Plasenta Previa dapat dilakukan tindakan Seksio sesarea, Placenta Previa adalah
placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi
jalan lahir. Pada keadaan normal placenta terletak dibagian bawah uterus (Sarwono
Prawirohardjo.2007)
Placenta Previa adalah posisi placenta yang berada di segmen bawah uterus, baik posterior
maupun anterior, sehingga perkembangann placenta yang sempurna menutupi os serviks (Helen
Varney.2007)
B. ETIOLOGI
Mengapa placenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat di terangkan.
Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan
yang lampau dapat menyebabkan placenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita
dengan paritas tinggi. Memeang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke placenta tidak
cukup atau diperlukan lebih banyak seperti pada kehamilan kembar, placenta yang letaknya
normal sekalipun akan memperluaskan permukaannya, sehingga mendekati atau menutupi sama
sekali pembukaan jalan lahir. (Sarwono Prawirohardjo.2007.367)
Placenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang endometriumnya kurang
baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi desidua, keadaan ini
biasanya ditemukan pada :
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek.
2. Mioma uteri.
3. Kuretasi yang berulang.
4. Umur lanjut.
5. Bekas seksio secarea.
6. Pembuahan imflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain.
Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida akan dikompensasi dengan hipertrofi
placenta. Hal ini terjadi terutama pada perokok berat ( lebih dari 20 batang sehari).
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan placenta harus tumbuh menjadi luas
untuk mencukupi kebutuhan janin. Placenta yang tumbuh meluas akan mendekati atau menutup
ostium uteri internum. Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari
tempat implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat yang terendah dekat ostiumuteri internium.
Placenta previa juga dapat terjadi palcenta yang besar dari yang luas, seperti pada eritroblastis,
diabeter melitus, atau kehamilan mulitpel. ( fakultas kedokteran padjajaran.2005).
Tanda utama placenta previa adalah perdarahan pervaginam yang terjadi tiba-tiba dan tanpa
disertai nyeri. Ini terjadi selama trimester ketiga dan kemungkinan disertai atau dipicu oleh
iritabilitas uterus. Seorang wanita yang tidak bersalin, tetapi mengalami perdarahan pervaginam
tanpa nyeri pada trimester ketiga, harus dicurigai mengalami placenta previa. Malpresentasi
(sungsang, letak lintang, kepala tidak menancap) adalah kondisi yang umum ditemukan karena
janin terhalang masuk segmen bawah rahim. (Helen Varney.2007)
Pada ibu dapt terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia karena perdarahan,
plasentitis, endometriosis. Pascasalin.
Bahaya ibu pada placenta previa antara lain:
a. Syok hipovolemik.
b. Infeksi- sepsis.
c. Emboli air (jarang).
d. Kelainan koagulopati sampai syok
e. Kematian.
Bahaya untuk anak antara lain:
a. Hipoksia
b. Anemi
c. Gawat janin.
F. PENATALAKSANAAN
Seksio Sesaria
Prinsip utama dalam melaksanakan seksio sesaria adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga
walaupun kanin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
Tujuan:
Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan
menghentikan perdarahan.
Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada servic uteri, jika janin dilahirkan
pervaginam
Melahirkan pervaginam.
1. PRE-OPERASI SC
Perawatan sebelum kelahiran sesarea
Pengkajian dasar data klien
a. Sirkulasi: Hipertensi, perdarahan vagina mungkin ada.
b. Integritas ego: Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi dengan tanda kegagalan
dan atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita.
c. Makanan/ cairan: Nyeri epigastrik, gangguan penglihatan, edema (tanda-tanda hipertensi
karena kehamilan) (HKK).
d. Nyeri/ ketidaknyamanan: Distosia, persalinan lama/ fungsional, kegagalan induksi, nyeri
tekan uterus mungkin ada.
e. Keamanan:
Penyakit hubungan seksual aktif (misal: herpes)
Inkompabilitas Rh yang berat
Adanya komplikasi ibu seperti HKK, diabetes, penyakit ginjal, jantung, atau
Infeksi asenden = trauma abdomen pranatal.
Prolaps tali pusat, distres janin.
Ancaman kelahiran janin premature.
Presentasi bokong dengan versi sefalik eksternal yang tidak berhasil.
Ketuban telah pecah selama 24 jam atau lebih lama.
f. Seksualitas: Disporposi sefalopelvis (CPD)
Kehamilan multipel atau gestasi (uterus sangat distensi)
Melahirkan sesarea sebelumnya, bedah uterus atau serviks sebelumnya.
Tumor/ neoplasma yang menghambat pelvis/ jalan lahir.
g. Penyuluhan/ pembelajaran: Kelahiran sesarea dapat atau mungkin tidak direncanakan,
mempengaruhi kesepian dan pemahaman klien terhadap prosedur.
h. Pemeriksaan diagnostic
Hitung darah lengkap: Golongan darah (ABO) dan pengocokan silang, tes
coombs.
Urinalisis: Menentukan kadar albumin atau glukosa.
Kultur : Mengidentifikasi adanya virus herpes simpleks tipe II.
Pelvimetri : Menentukan CPD
Amniosentesis : Mengkaji maturnitas paru janin
Ultrasonografi : Melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan, kedudukan
dan presentasi janin.
Tes sres kontraksi/ tes non stres:Mengkaji respon janin terhadap gerakan/ stres
dari pola kontraksi uterus/ pola abnormal.
Pemantauan elektronik:Memastikan status janin/ aktivitas uterus.
2. PASCA OPERASI SC
Perawatan setelah kelahiran sesarea (4 jam sampai 5 hari pasca partum)
a. Pengkajian dasar data klien
Tinjau ulang catatan prenatal dan intra operatif dan adanya indikasi untuk kelahiran
searea.
b. Sirkulasi : Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml.
c. Integritas ego
Dapat menunjukkan labilitas emosional, dari kegembiraan, sampai ketakutan, marah atau
menarik diri.
Klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman
kelahiran, mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.
d. Eliminasi
Kateter urinaris indweiling mungkin terpasang: urine jernih pucat.
Bising usus tidak ada, samar atau jelas.
e. Makanan/ cairan Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.
f. Neurosensasi
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal epidural.
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber. Misal: trauma bedah/ insisi,
nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek anestesia, mulut mungkin
kering.
h. Pernapasan
Bunyi paru jelas dan vaskuler.
i. Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda kering dan utuh.
Jalur parental bila digunakan paten can sisi bebas eritema, bengkok, nyeri tekan.
j. Seksalitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus.
Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan berlebihan/ banyak.
k. Pemeriksaan diagnostik
Jumlah darah lengkap, hemoglobin/ hematokrit (Hb/Ht): mengkaji perubahan
dari kadar praoperasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan.
Urinalis: kultur urine, darah, vaginal, dan lokhia: pemeriksaan tambahan
didasarkan kebutuhan individual.
H. ANALISA DATA
a. Pre Operasi
b. Post Operasi
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pre Operasi
b. Post Operasi
J. NCP
a. Pre Operasi
b. Post Operasi
Herdman. H.T. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Penerbit Buku
Kedokterran ECG. 2014