DISUSUN OLEH:
Nora Agustina
21131180
Kelompok H1
PROFESI NERS
T.A 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
TINJAUAN TEORITIS
2. Etiologi
a. Usia
Pada usia ibu kurang dari 20 tahun organ reproduksi seorang wanita belum siap untuk
menerima kehamilan, Ketidaksiapan jaringan endometrium dapat mengakibatkan
jaringan plasenta akan melebar diri untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin, sehingga
dapat menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri internum.23 Pada usia >35 tahun
ibu hamil berisiko terjadinya plasenta previa karena adanya penuaan uterus, sehingga
terjadi seklerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole mometrium yang
menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga endometrium
menjadi kurang subur dan plasenta tumbuh dengan luas permukaan yang lebih besar,
untuk mendapatkan aliran darah yang adekuat, yang akhirnya menyebabkan
terjadinya plasenta previa.
b. Paritas ibu
Paritas adalah jumlah anak yang dikandung dan dilahirkan oleh ibu,baik lahir hidup
maupun lahir mati. Pada kehamilan pertama fundus merupakan tempat yang subur
dan tempat favorit untuk plasenta berimplantasi, tetapi seiring bertambahnya
frekuensi kehamilan kesuburan pada fundus akan semakin berkurang.
d. Riwayat kuretase
e. Tumor
Plasenta previa dapat disebabkan oleh tumor dalam hal ini mioma uteri dan polip
endometrium karena basanya mioma dan polip tersebut tumbuh pada fundusuteri
sehingga dalam kehamilan plasenta akan mencari tempat yang masih tersedia untuk
berimplantasi yaitu di segmen bawah rahim sehingga menutupi ostium uteriinternum.
Di samping itu tumor yang membesar dalam uterus dapat menekan plasenta sehingga
bergeser dan menutupi ostium uteriinternum.
g. Kehamilan Kembar
3. Anatomi fisiologi
Keluhan utama atau keluhan satu satunya adalah perdarahan pervaginam tanpa
rasa nyeri. Pada kebanyakan kasus, perdarahan tidak diketahui sebabnya namun
mungkin didahului oleh trauma atau coitus. Perdarahan pertama hampir tidak pernah
membawa kematian. Perdarahan ini dapat berhenti dan kemudian mulai terjadi lagi,
kadang kadang darah menetes terus menerus sehingga pasien menjadi anemis.
Keistimewaan pada plasenta previa adalah bahwa derajat anemia atau shock setara
dengan jumlah darah yang hilang.
Menurut Sukarni & Wahyu (2013) tanda dan gejala dari placenta previa adalah
sebagai berikut:
a. Perdarahan pada vagina dengan nyeri
b. Perdarahan berulang
c. Warna perdarahan merah segar
d. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
e. Timbul nya perlahan- lahan
f. Waktu terjadi saat hamil
g. His biasanya tidak ada
h. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
i. Denyut jantung janin ada
j. Teraba jaringan vagina saat periksa dalam vagina
k. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
l. Presentasi mungkin abnormal
6. Pemeriksaan penunjang
a. Transabdominal ultrasonografi dalam keadaan kandung kemih kosong akan
memberi kepastian diagnosis plasenta previa dengan ketepatan tinggi sampai 96 –
98 % .
b. MagneticresonanceImaging (MRI) juga dapat digunakan untuk mendeteksi
kelainan pada plasenta termasuk plasenta previa
c. Pemeriksaan darah: hemoglobin, hematokrit.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan placenta previa menurut Saifudin, dkk (2014) sebagai
berikut:
a. Terapi ekspektatif :
1) Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir prematur, pasien
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis.
2) Upaya diagnosis dilakukan secara non invasive. Pemantauan klinis dilaksanakan
secara ketat dan baik. Syarat pemberian terapi ekspentatif:
(a) Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
(b) Belum ada tanda-tanda in partu.
(c) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
(d) Janin masih hidup.
3) Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis
4) Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi placenta, usia kehamilan,
profil biofisik, letak, dan presentasi janin.
5) Berikan tokolitik bila ada kontriksi :
(a) MgSO4 4 gr IV dosis awal dilanjutkan 4 gr tiap 6 jam.
(b)Nifedipin 3 x 20 mg /hari
(c) Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin.
6) Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari tes amniosentesis
7) Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu placenta masih berada di sekitar
ostium uteri iternum, maka dugaan placenta previa menjadi jelas sehingga perlu
dilakukan observasi dan koseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan gawat
darurat.
8) Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien
dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien di luar kota dan
jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2 jam) dengan pesan segera kembali ke
RS apabila terjadi perdarahan ulang.
P : biasanya pekak
A : biasanya lup-dup
P : biasanya timpani
Ektremitas : biasanya kekuatan otot melemah, tidak ada udem, tidak ada
varises
2. Diagnosa Keparawatan
1) Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif
2) Resiko infeksi b/d penurunan Hb
3. Intervensi Keparawatan
A. Identitas pasien
Nama : Ny. Z
Umur : 26 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : kerinci
Tanggal masuk : 13 september 2021
B. Keluhan utama
Ny. Z datang dari Igd pada tanggal 13 september 2021 jam 10.00 wib, Ny.
Z rujukan dari Rsud Solok dengan kelihan nyeri pinggang menjalar ke ari-
ari, keluar lendir dari kemaluan.
C. Riwayat Kesahatan
a) Riwayat Kesahatan Sekarang
P : pekak
A : biasanya lup-dup
P : timpani
Ektremitas : kekuatan otot melemah, tidak ada udem, tidak ada varises
P: biasanya tidak ada nyeri tekan, ctr > 3 dtk, akral teraba
dingin
Terapi
Ceftriaxon 2x1 gr
Vit k 3x 1 ampul
Parasetamol 3x 500 gr
Transamin 3x500
Analisa Data
Diagnosa keparawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin
2. Nyeri akut b/d agen cedara fisik (prosedur operasi)
3. Risiko perdarahan b/d komplikasi kehamilan (plasenta previa)
Intervensi keparawatan
menurun kualitas,
Catatan perkembangan
infeksi sirkulasi
meganjurkan P: intervensi
tidur Manajemen
infeksi sirkulasi
meganjurkan P: intervensi
Aspiani. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi NANDA, NIC, dan
NOC. Jakarta : CV. Trans Info Media
Sukarni, Kemi dan Wahyu P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha
Medika
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keparawatan Indonesia: Defenisi Dan Indikator
Diagnostik.Jakarta:DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keparawatan Indonesia : Defenisi Dan Tindakan
Keparawatan. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keparawatan Indonesia : Defenisi Dan Kriteria Hasil
Keparawatan. Jakarta: DPP PPNI