PLASENTA PREVIA
Disusun Oleh:
(102121023)
Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas paper ini guna memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik di
bagian Departemen Obstetri dan Ginekologi dengan judul “PLASENTA
PREVIA”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di
depan, vias = jalan). Plasenta previa adalah Plasenta yang letaknya
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagaian
atau seluruh pembukaan jalan lahir untuk bayi (ostium uteri internum)2.
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15 – 20
cm, berat rata-rata 500 gram5.
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen
bawah rahim ke arah proksimal memungkinkan plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut
bermigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam
persalinan kala satu bisa mengubah luas pembukaan serviks yang tertutup
oleh plasenta2.
2.2 Klasifikasi
1. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum.
2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum
2
3
2.3 Etiologi
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada
beberapa faktor yang meningkatkan beberapa risiko terjadinya plasenta
previa misalnya bekas operasi rahim (bekas sesar atau bekas operasi
mioma), sering mengalami infeksi rahim (radang panggul), kehamilan
ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim. Plasenta
previa meningkat kejadiannya pada keadaan - keadaan yang
endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau
kurang baiknya vaskularisasi desidua.
Keadaan ini bisa ditemukan pada:
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek
2. Mioma uteri
3. Koretasi yang berulang
4. Umur lanjut
5. Bekas seksio sesarea
6. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau
pemakai kokain. Hipoksemia yang terjadi akibat karbon monoksida
4
2.5 Patofisiologi
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa terjadi
sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan
mulai menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen
bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan7.
5
2.6 Diagnosis
1. Anamnesis
Keluhan Utama : perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu
atau pada kehamilan lanjut (trimester III).
Sifat perdarahan tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang4.
2. Pemeriksaan Luar
6
Inspeksi
Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam (banyak atau
sedikit, darah beku dan sebagainya). Jika telah berdarah banyak
maka ibu kelihatan anemis.
Palpasi
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah,
dan sering dijumpai kesalahan letak janin. Bagian terbawah janin
sering belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih
goyang atau terapung (floating) atau menolak di atas pintu atas
panggul.
3. Ultrasonografi
Menegakkan diagnosa plasenta previa dapat pula dilakukan
dengan pemeriksaan ultrasonografi. Penentuan letak plasenta dengan
cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi
ibu dan janinya, dan tidak ada rasa nyeri1.
USG abdomen selama trimester kedua menunjukkan penempatan
plasenta previa. Transvaginal ultrasonografi dengan keakurattan dapat
mencapai 100% identifikasi plasenta previa. Transabdomen
1
ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 93% .
Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi
plasenta terhadap ostium. Bila jarak tepi kurang dari 5 cm disebut
plasenta letak rendah. Bila tidak dijumpai plasenta previa, dilakukan
pemeriksaan inspekulo untuk melihat sumber perdarahan lain1.
4. Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan
vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum,
adanya plasenta previa harus harus dicurigai1.
2.7 Penatalaksanaan
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester
ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam
keadaan syok karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki
keadaan umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi darah2.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
Keadaan umum pasien, kadar hb.
Jumlah perdarahan yang terjadi.
Umur kehamilan/taksiran BB janin.
Jenis plasenta previa.
Paritas dan kemajuan persalinan.
1. Penanganan Ekspektif
Kriteria :
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Perdarahan sedikit
Belum ada tanda-tanda persalinan
Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Rencana Penanganan :
1 Istirahat baring mutlak.
2 Infus D 5% dan elektrolit
3 Spasmolitik, tokolitik, plasentotrofik, roboransia.
4 Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.
5 Pemeriksaan USG.
6 Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut
jantung janin.
8
2.8 Komplikasi
1. Prolaps tali pusat
2. Prolaps plasenta
3. Plasenta melekat sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu
dibersihkan dengan kuretase
4. Robekan-robekan jalan lahir karena tindakan
5. Perdarahan post-partum
6. Infeksi karena perdarahan yang banyak
7. Bayi prematur atau lahir mati
8. Anemia
2.9 Prognosis
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa saat ini lebih baik
dibandingkan masa lalu. Hal ini berkaitan dengan diagnosis yang lebih
dini dan tidak invasif dengan USG di samping ketersediaan transfusi darah
dan infus cairan telah ada di hampir semua rumah sakit kabupaten.
Penurunan jumlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat
sosialisasi program keluarga berencana menambah penurunan insiden
plasenta previa. Dengan demikian banyak komplikasi maternal yang dapat
dihindarkan5.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagaian atau seluruh
pembukaan jalan lahir untuk bayi (ostium uteri internum). Plasenta previa
terbagi menjadi empat, yaitu: plasenta previa totalis atau komplit, plasenta
previa parsialis, plasenta previa marginalis, dan plasenta letak rendah.
Pada anamnesa sering dijumpai pasien datang dengan keluhan
perdarahan pada kehamilan lanjut, dengan sifat perdarahan tanpa sebab,
tanpa nyeri, dan berulang. Untuk pemeriksaan penunjang pada pasien ini
dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi dan pemeriksaan inspekulo.
Berbagai komplikasi dapat terjadi pada ibu dan bayi pada plasenta
previa. Namun prognosis ibu dan bayi pada plasenta previa saat ini cukup
baik, hal ini dikarenakan diagnosis yang lebih dini dan tidak invasif
dengan USG. Di samping itu, ketersediaan transfusi darah dan infus cairan
telah ada di hampir semua rumah sakit kabupaten. Serta penurunan jumlah
ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat sosialisasi program
keluarga berencana.
10
11
DAFTAR PUSTAKA