Anda di halaman 1dari 18

Postpartum Psychosis

(Baby blues syndrome)

Dr.Fitta Deskawaty,Sp.K.J
FK.UNIBA
Provinsi Kepulauan Riau
2020
Gejala Psikotik
Waham
Halusinasi
Bicara yang kacau
Perilaku yang kacau
Gejala-gejala Negatif

(DSM V)
Definisi Postpartum Psychosis (PP)

gangguan psikotik yang terjadi pada wanita pasca melahirkan

Sindrom yang ditandai:

 depresi, delusi, dan perilaku kekerasan terhadap diri


sendiri atau bayinya.

(Kaplan & Sadock’S 11th ed)


Insidensi

 1-2 per 1.000 persalinan


 50% ada riwayat gangguan mood di keluarga

Onset

 beberapa hari setelah melahirkan


 paling sering 8 minggu setelah melahirkan
 berlangsung antara 2-3 minggu

(Kaplan & Sadock’S 11th ed)


Gejala
 Awal: mudah lelah, insomnia, gelisah,sedih, emosi labil
 Kemudian: curiga, kebingungan, pikiran inkoheren/ tidak rasional, kuatir berlebih
tentang kesehatan bayinya, tidak mampu bergerak, berdiri, atau berjalan.
 Waham: keyakinan bayinya sudah mati, menolak kelahiran bayi, merasa belum
menikah, kejar, delution of influence.
 Halusinasi (tema yang sama): suara menyuruh membunuh bayinya.

Faktor Risiko
 Riwayat Gg. Bipolar (26-35 %)
 Riwayat Psikosis Post Partum & Ggn Bipolar sebelumnya (38–50% )
 Primipara
 Keluarga dgn Riw. Psikosis Post Partum

(Kaplan & Sadock’S 11th ed)


Gejala Prodromal

insomnia, gelisah, agitasi, labilitas mood, dan defisit kognitif


ringan.

Perilaku Berisiko

 Kekerasan
 5% pasien melakukan bunuh diri,
 4% berpikir membunuh bayinya.

(Kaplan & Sadock’S 11th ed)


Diagnosis Banding
 gangguan psikotik akibat kondisi medis umum, atau
 gangguan psikotik karena penggunaan obat.

Kondisi medis umum  Hipotiroidism, dan


 Sindrom Cushing
 Lain: infeksi, toksemia, dan keganasan

Penggunaan obat  obat analgetik: pentazocine, atau


 obat antihipertensi selama kehamilan.
(Kaplan & Sadock’S 11th ed)
Penatalaksanaan
Farmakologi
 keadaan darurat psikiatri
 antipsikotik dan lithium,
kombinasi
 antidepresan

Non Farmakologi
 ide perilaku bunuh diri: rawat inap (mencegah perilaku bunuh diri).
 Ibu boleh bertemu bayinya, tetapi harus diawasi
 Psikoterapi : setelah episode psikosis akut; membantu pasien menerima dan
merasa nyaman dengan perannya sebagai ibu.
 Faktor lingkungan yang mendukung: dukungan suami, keluarga

(Kaplan & Sadock’S 11th ed)


Diagnosis

PPDGJ-III
F53.1: Gangguan Mental dan Perilaku Berat Yang Berhubungan Dengan Masa Nifas
Yang Tidak di-Klasifikasikan di tempat lain (YTK)
• Termasuk: psikosis masa nifas Yang Tidak Tergolongkan (YTT)
Klasifikasi ini untuk gangguan jiwa yang berhubungan dengan masa nifas (tidak lebih
dari 6 minggu setelah persalinan).

(PPDGJ-III)
Prognosis
 Baik
 Umumnya kembali normal.

Food and Drug Administration Rating of Drug Safety in Pregnancy

(Kaplan & Sadock’S 11th ed)


BABY BLUES SYNDROME
Mempunyai bayi:
 Menggembirakan
 stres bagi mereka menjadi seorang ibu
>> Penyesuaian diri menjadi seorang ibu membutuhkan waktu.

Depresi Post Partum = Depresi Mayor

 Perubahan struktur otak di daerah limbik, striatum, dan prefrontal , diduga terlibat
dalam patofisiologi gangguan depresi mayor
 Kelainan: hipotalamus-pituitary-adrenal axis (HPA axis), hypothalamic-pituitary-
thyroid axis (HPT axis).
 HPA axis: memengaruhi jumlah reseptor serotonin >> menurunnya aktivasi
serotonin (5-HT) reuptake, sehingga menurunnya penyerapan serotonin dalam otak.
 HPT axis: tiroksin (FT4) menurun.
 Penurunan hormon estrogen dan progesteron yang mendadak >> terjadinya depresi
postpartum, Baby Blues Syndrome, psikotik post partum.
>>> meningkatnya ikatan dopamin.
(Kaplan & Sadock’S 11th ed)
Baby Blues
• Mood labil
• Sedih
• Disforik
• Sering menangis
1. Penurunan H. estrogen dan progesteron
2. Stres saat bersalin
3. Cemas akan tanggung jawab sebagai ibu.
Ciri-Ciri Baby Blues Depresi Post Partum

Insidensi 30-70% wanita melahirkan 10-15% wanita melahirkan

Onset 3-5 hr post partum 3-6 bln post partum


Durasi Hari-beberapa minggu Bulan-beberapa tahun
Stresor Tidak ada Kurangnya dukungan
Riwayat gangguan mood Tidak ada Ada
Riwayat gangguan mood pada Tidak ada Ada
keluarga

Mood Labil Ada Ada, terutama depresi


Anhedonia Tidak ada Ada
Gangguan Tidur Kadang-kadang Ada
Ide Bunuh diri Tidak ada Ada
Perilaku Kekerasan pd bayi Sangat jarang Ada
Ide Bersalah Tidak ada, atau ringan Ada, sring berlebihan
Kriteria diagnosis Gangguan Depresi Mayor menurut DSM-V, adalah sebagai berikut:
A. Lima (atau lebih) gejala, 2 minggu, perubahan fungsi, harus ada salah satu dari 2 gejala:
(1) mood depresi, atau (2) kehilangan minat maupun kesenangan.
1. Mood depresi sepanjang hari, dan berlangsung hampir setiap hari, perilaku terlihat
seperti: rasa sedih, hampa, putus asa, atau sering terlihat menangis.
2. Kehilangan minat maupun kesenangan, hampir di semua aktivitas.
3. Peningkatan/ penurunan BB (>5%).
4. Insomnia atau hipersomnia, yang berlangsung hampir setiap hari.
5. Agitasi atau retardasi psikomotor, hampir setiap hari.
6. Kelelahan sepanjang hari atau merasa kehilangan energi .
7. Merasa tidak berharga, atau merasa bersalah yang tidak sewajarnya.
8. Menurunnya kemampuan berpikir, konsentrasi, peragu, atau penurunan.
9. Ide tentang kematian, ide bunuh diri, atau percobaan bunuh diri.
B. Gejala-gejala tersebut menyebabkan gangguan pada fungsi sosial, dan pekerjaan.
C. Gejala-gejala bukan efek fisiologis dari zat/ obat-obatan atau kondisi medik.
D. Gejala tidak memenuhi kriteria skizoafektif, skizofreniform, waham, atau
gangguan spektrum skizofrenia dan psikotik lainnya.
E. Tidak terdapat episode manik atau hipomanik.
(Kaplan & Sadock’S 11th ed)
Terapi Baby Blues:
Non Farmakologi
1. Edukasi
2. Suportif.
3. Jika lebih dari 2 minggu >> depresi post
partum ??
Terapi Farmakologi Depresi Post Partum:
Resiko pada bayi melalui laktasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Psychiatric Association. Schizophrenia Spectrum and Other
Psychotic Disorder. In: Diagnostic And Statistical Manual Of Mental
Disorders, 5th ed. 1000 Wilson Boulevard, V.A, Washington, DC:
American Psychiatric Publishing;2013. Hlm 87-8.
2. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Psychiatry and Reproductive Medicine. In:
Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatric: Behaviour sciences/clinical
psychiatric. 11th ed. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins; 2015.
Hlm 840-41.
3. Sindrom Perilaku Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fisiologis dan
Faktor Fisik. Dalam: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa (PPDGJ)-III.

Anda mungkin juga menyukai