Anda di halaman 1dari 219

POST PARTUM BLUES,

DEPRESI & PSIKOSA

Wiwin Renny Rahmawati, SST SPd,


MKes

wiwin renny maternitas 1


Depresi dan kelahiran anak

Perubahan Psikologis setelah kelahiran


anak dapat dibagi dalam tiga bentuk :

✶ Postnatal Blues ( Baby blues)


✶ Postnatal depression
✶ Puerperal psychosis

wiwin renny maternitas 2


Definisi

• Postnatal Blues merupakan penyesuian


emosi dalam beberapa hari setelah
kelahiran anak, sementara ibu biasanya
masih di rumah sakit dan secara umum
hilang dlm beberapa jam atau hari.

• Angka kejadian di AS 80 %

wiwin renny maternitas 3


Etiologi postnatal blues

✶ Proses persalinan yg menyakitkan


✶ Kehamilan yg tidak diakui
✶ Kurang siap ekonomi selama kehamilan
✶ Hubungan keluarga kurang harmonis
✶ Fluktuasi hormonal
✶ Penyakit penyerta 🡪 partus lama, ruptur uteri dll
✶ Masa transisi utk menjadi org tua🡪 stressor
✶ Perubahan dari hamil menjadi tidak
✶ Kurang dukungan sosial
✶ Ego yang lain s.d. peran transisi & ketdknyamanan

wiwin renny maternitas 4


Tanda & gejala

✶ Ketegangan meningkat, cemas, irritabel


✶ Gejala somatik
✶ Timbul perasaan sedih & rendah diri
✶ Tidak enak badan & muntah
✶ Suasana hati labil
✶ Kemampuan mental berkurang ex. tidak mau
memusatkan perhatian
✶ Tidak bisa tidur /tidur terus-menerus
✶ Harapan kososng

wiwin renny maternitas 5


Gangguan postnatal blues dapat muncul
tiba-tiba & tidak spesifik

Prognosa : baik

Tidak membutuhkan treatment, hanya


perawatan supportif

wiwin renny maternitas 6


Postnatal depression

✶ Adalah depresi yang mempunyai onset


dalam 3 samapi 6 bulan setelah melahirkan

✶ Apabila depresi terjadi melebihiwaktu


onset tersebut dipertimbangkan sebagai
depresi mayor dan tidak postnatal depresi

wiwin renny maternitas 7


Epidemiologi

✶ Postnatal depresi merupakan kasus yang jarang


terjadi dibanding postnatal blues
✶ Angka kejadian 10 %
✶ Dengan monitoring dan intervensi yang sesuai
bisa mengurangi prevalensi dan kekambuhan.
✶ Postnatal depresi bisa tjd pada ibu yg mempunyai
gangguan bipolar yang tidak terobati.

wiwin renny maternitas 8


Etiologi postnatal depresi

✶ Kerentaan yg diturunkan akan gangguan afektif


✶ Riwayat penyakit afektif
✶ Personality style (trait anxiety, over sensitivity)
✶ Gangguan berhubungan dengan orang lain
✶ Stress sosisal (kurang dukungan dari partner,
ortu)
✶ Stess fisiologis (perubahan hormonal, lelah,
komplikasi akibat kehamilan

wiwin renny maternitas 9


Etiologi postnatal depresi

✶ Faktor herediter & genetik


✶ Faktor konstitusi
✶ Faktor kepribadian
✶ Faktor fisik
✶ Faktor psikobiologi
✶ Faktor neurologi
✶ Faktor biokimia dalam tubuh
✶ Faktor keseimbangan elektrolit.
wiwin renny maternitas 10
Prediktor dari postnatal depresi

✶ Penting bagi bidan untuk menfokuskan


pada status psikologi ibu, tidak hanya pada
status fisik ibu & anak

✶ Banyak faktor yg merupakan indikator


yang mendukung terjadinya postnatal
depresi

wiwin renny maternitas 11


Indikator antenatal

✶ Syndrom prementruasi berat


✶ Krisis yang terjadi pada kehamilan dan kelahiran
anak sebelumnya (Miscarriage, termination,
stilbirt, neonatal death, lahir prematur)
✶ Kesulitan berhubungan dengan pasangan, bapak
atau ibu.
✶ Personality style yang rentan ( trait anxiety,
over-sensitivity).

wiwin renny maternitas 12


Indikator antenatal

✶ Kehilangan yang baru terjadi


✶ Depresi yang terjadi pada kehamilan
✶ Riwayat pada klien atau keluarga dengan gangguan jiwa.
✶ Kehidupan yang penuh dengan stress (penyakit pada
dirinya atau pasangan, pindah rumah, ganti pekerjaan)
✶ Kehamilan saat ini yang tidak diinginkan, ingin aborsi,
adanya komplikasi obstetrik.
✶ Depresi atau kecemasan antenatal dan post natal pada
kehamilan sebelumnya.

wiwin renny maternitas 13


Indikator postnatal dihubungkan dengan
proses kelahiran dan manaagement

✶ Komplikasi persalinan ( SC )
✶ Handicaped atau bayinya sakit
✶ Jenis kelamin yang tidak diharapkan
✶ Proses kelahiran yang tidak diharapkan
(intervensi yg tidak diharapkan)

wiwin renny maternitas 14


Indikator postnatal yang berhubungan
dengan perilaku ibu atau anak dan
perasaannya

✶ Postnatal blues yang berkelanjutan


✶ Tidak ingin untuk memegang atau menggendong
bayi
✶ Perasaan negatif terhadap bayinya.
✶ Kurang adanya kontak mata
✶ Ketidakmampuan untuk tidur atau tidur yang
berlebihan
✶ Makan atau menyusui yang sulit
✶ Marah tentang kehidupan sekitarnya.

wiwin renny maternitas 15


Indikator postnatal yang berhubungan
dengan perilaku ibu atau anak dan
perasaannya

✶ Perilaku menarik diri


✶ Bayi dengan temperamen yang sulit
✶ Adanya kolik atau refluk pada bayinya.

Prognosis:
Postnatal depresi yang tidak terobati dapat
menjadi penyakit yang kronik.
wiwin renny maternitas 16
Tanda dan gejala

✶ Sikap menarik diri dari interaksi sosial


✶ Penurunan aktifitas, lelah, kehilangan energi
✶ Persaaan yang sedih dan cemas
✶ Putus asa / tidak kompeten dlm menghadapi masa lalu,
sekarang & y.a.d
✶ Murung, adanya rasa marah, melankolis & frustasi
✶ Sulit menanggapi persaan yang menyenangkan.
✶ Terjadi penurunan konsentrasi/ sulit mengingat.

wiwin renny maternitas 17


Tanda dan gejala

✶ Memusatkan perhatian masa lalu dan sekarang


✶ Adanya perasaan bersalah
✶ Merasa tidak cantik lagi
✶ Adanya gangguan tidur (tjd penurunan)
✶ Penurunan nafsu makan 🡪 tdk bisa b.a.b
✶ Penurunan hasrat sexual ( kehilangan libido)

wiwin renny maternitas 18


Tanda dan gejala

✶ Pikiran, perencanaan atau bahkan


percobaan bunuh diri
✶ Ketakutan untuk keluar rumah
✶ Ketakutan yang berlebihan akan dirinya,
bayi atau pasangannya

wiwin renny maternitas 19


Penatalaksanaan

✶ Basic conseling
✶ Psychoterapy 🡪 CBT
✶ Pengobatan :
SSRis merupakan obat terpilih untuk postnatal
depresi. Hanya sentraline yang tidak cukup
signifikan pada ASI, sementara Paroxetine dan
Fluoxetine ditemukan cukup subtantif tetapi
berdasarkan penelitian masih cukup aman pada
ibu menyusui

wiwin renny maternitas 20


Postpartum / Puerperal Psikosis

✶ Postpartum psikosis terjadi pada ibu yang


baru saja melahirkan.

✶ Syndrom ini lebih sering dikarakteristikkan


dengan depresi yang dimiliki ibu, delusi ,
pikiran ingin mencederai dirinya/bayinya

wiwin renny maternitas 21


Epidemiologi

✶ Insiden postpartum psikosis antara 1 per 1000


kelahiran.
✶ Kira-kira 50% - 60 % terjadi pada ibu yang
mempunyai anak pertama kali dan 50 % dari
kasus ini terjadi pada kelahiran yg tidak
berhubungan dengan komplikasi perinatal non
psikiatri
✶ Kira-kira 50 % terjadi pada ibu-ibu yang
mempunyai riwayat keluarga akan gangguan
alam perasaan
wiwin renny maternitas 22
Etiologi

✶ Penelitian menunjukkan bahwa gangguan ini


merupakan episode dari gangguan alam perasaan
(bipolar disorder).
✶ Adanya riwayat keluarga akan gangguan alam
perasaan
✶ Proses kelahiran dilihat sebagai stressor yang
berkaitan dengan perubahan hormon yang
menyebabkan gangguan jiwa.

wiwin renny maternitas 23


Kemungkinan penyebab

1. Faktor hormonal
🡪 Penurunan hormon estrogen, progesteron ,
corticosteroid
2. Faktor biologik
🡪 Riwayat dismenore, gangguan tidur, gg psikiatrik
familial, komplikasi persalinan, konflik peran ibu
3. Faktor psikoanalitik
🡪 tidak terpecahkan konflik odipus, kepribadian
narcisistic, frustasi oral, gg kontrol ego

wiwin renny maternitas 24


Kemungkinan penyebab

4. Faktor psikologik
* Hub. yang miskin dengan ibu sendiri
* Rumah tidak memadai
* Tidak ada dukungan sosial
* Hub perkawinan yang jelek
* Konflik identitas sexual
* Konflik tentang kehamilannya
wiwin renny maternitas 25
5. Faktor lain

✶ Riwayat yang kronis tentang


ketidakmampuan utk menghadapi
kehidupan tanpa dpt mengimbanginya.
✶ Perubahan eksternal (lama baru hamil,
punya bayi bermasalah/cacat).
✶ Serentak dengan stress kehidupan yang lain

wiwin renny maternitas 26


Tanda dan gejala

✶ Symtomp dari postpartum psikosis terjadi


bebrapa hari setelah melahirkan (onset 2-3
minggu dan selalu dalam rentang 8 minggu)
✶ Cemas, dellirium, kadang disertai agitasi
✶ Mania, flight of ideas
✶ Disfungsi seksual
✶ Adanya keluhan lelah, insomnia, tidak bisa
istirahat,putus aas & emosi yang labil

wiwin renny maternitas 27


Lanjutan …

✶ Secara umum diikuti gejala; curiga, bingung,


inkoheren, pernyataan yang irasional, obsesive
akan kesehatan bayinya.
✶ Delusi (50 % kasus)
✶ Delusi material yang menyatakan bayinya
meninggal.
✶ Halusinasi ( 25 % Kasus)
✶ Halusinasi yang membisiki dirinya untuk
membunuh bayinya, ibunya bahkan keduanya.

wiwin renny maternitas 28


Lanjutan …

✶ Pasien mungkin menolak apabila sudah


melahirkan dan mengekspresikan pikirannya
bahwa dirinya masih perawan.
✶ Mengeluh kesulitan untuk bergerak, berdiri atau
berjalan.
✶ Klien mempunyai perasaan tidak ingin merawat
bayinya, tidak mencintai bayinya, dan ingin
menciderai bayi, dirinya atai keduanya.

wiwin renny maternitas 29


Penatalaksanaan

✶ Postnatal psikosis membutuhkan perawatn


yang adekuat untuk merawat ibu bersama
bayinya.
✶ Postnatal psikosis mempunyai gejal salah
satu dari depresi dengan tand a psikotik,
mania atau keduanya.

wiwin renny maternitas 30


Penatalaksaan

✶ Postnatal psikosis merupakan kegawatdaruratan


dalam psikiatri dimana bayi dan ibunya menjadi
prioritas utama.
✶ Antidepresant dan lithium kadang
dikombinasikan denganobat anti psikotik.
✶ Psikoterapi
✶ Dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan

wiwin renny maternitas 31


Daftar pustaka

Bobback Irene (1992), Maternity &


gynecology, Philadelphia; Lippincott
Dickason, E Silverman, B & Kaplan, J (1998)
Maternal Infant Nursing care, Philadelphia,
Mosby
Kaplan, H & Sadock, BJ (1998) Synopsis of
Psyciatry : Behavioural science/ clinical
psichiatry (B), Philadelphia; Lippincott Williams
& Wilkins
wiwin renny maternitas 32
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU POSTPARTUM DENGAN SECTIO CAESAREA (SC)
DEFINISI
Sectio Caesar adalah proses persalinan yang dilakukan
dengan cara pembedahan atau sayatan pada dinding
abdomen dan uterus yang masih utuh untuk melahirkan
janin di atas 500gr atau umur kelahiran >28 minggu.
KLASIFIKASI
Klasifikasi Sectio Caesar menurut Wiknjosastro (2007) ada
beberapa jenis:
1. Sectio Caesar transperitonealis profunda
Adalah teknik Sectio Caesar dimana insisi dilakukan
secara melintang pada sekmen bawah rahim kurang 10cm.
2. Sectio Caesar klasik
Adalah taknik Sectio Caesar dimana insisi dilakukan
pada dinding tengah korpus sepanjang 10-12 cm.
3. Sectio Caesar peritonealis
Adalah tindakan pembedahan yang dilakukan tanpa
membuka peritoneum dan tidak membuka cavum
abdomen.
ETIOLOGI
⦿ Faktor ibu
a. Usia
b. Tulang panggul
c. Persalinan sebelumnya dengan Sectio Caesar
d. Faktor hambatan jalan lahir
e. Kelainan kontraksi Rahim
f. Ketuban pecah dini
g. Pre-Eklamsi berat
h. Partus lama

⦿ Indikasi pada janin :


KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari Sectio Caesar menurut
Wiknjosastro (2007) adalah sebagai berikut:
1. Infeksi puerperal
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama
beberapa hari dalam masa nifas atau bersifat berat, seperti peritonitis,
sepsis, dan sebagainya.
2. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika
cabang-cabang arteria uterine ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme
paru-paru dan sebagiannya sangat jarang terjadi.
4. Suatu komplikasi baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya perut
pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi
rupture uteri.
PATOFISIOLOGI
Indikasi dilakukannya Sectio Caesar dapat disebabkan dari faktor ibu dan janin. Faktor yang berasal
dari ibu yaitu pada primigravida, CPD, persalinan sebelumnya dengan persalinan sebelumnya dengan
operasi Caesar, faktor hambatan jalan lahir, kelainan kontraksi Rahim, KPD, dan rasa takut kesakitan.
Sedangkan faktor dari janin antara lain bayi terlalu besar, ancaman gawat janin (fetal distress), janin
abnormal, faktor plasenta, kelainan tali pusat, dan bayi kembar.
Bedah Caesarea merupakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
abdomen dan dinding uterus dan merupakan prosedur untuk menyelamatkan kehidupan. Operasi ini
memberikan jalan keluar bagi kebanyakan kesulitan yang timbul bila persalinan pervaginaan tidak
mungkin atau berbahaya (Winkjosastro, 2005)
Operasi Caesar dilakukan insisi pada dinding perut dan dinding Rahim, yang mengakibatkan
jaringan-jaringan, pembuluh darah dan saraf-saraf disekitar daerah insisi terputus. Sehingga akan terjadi
luka post operasi yang menimbulkan rasa nyeri. Rangsangan saraf nyeri dapat menimbulkan hambatan
mobilitas fisik. Terputusnya jaringa memiliki resiko tinggi masuknya kuman atau bakteri dari luar tubuh
yang menimbulkan terjadinya infeksi. Pada operasi Sectio Caesarea akan dilakukan anastesi yang akan
mempengaruhi sistem gastrointestinal yaitu penurrunan peristaltic usus. Akibat anastesi juga akan
mengakibatkan penurunan tonus otot pada kandung kemih.
Perdarahan masa nifas post Sectio Caesar di definiskan sebagai kehilangan darah lebih dari 1000
ml. dalam hal ini perdarahan terjadi akibat kegagalan mencapai homeostatis ditempat insisi uterus
maupun pada placentak bed akibat atoni uteri. Komplikasi pada bayi dapat menyebabkan hipoksia,
depresi pernapasan, sindrom gawat pernapasan dan trauma persalinan (Mochtar, 2012).
PATHWAY
PENATALAKSANAAN

a. Perawatan pascaoperasi
1) Analgesia
2) Tanda vital
3) Terapi cairan dan diet
4) Fungsi kandung kemih dan usus
5) Ambulasi
6) Perawata luka
7) Laboratorium
8) Perawatan payudara
9) Keluar dari rumah sakit
TINJAUAN KASUS
Tanggal masuk : 10 Januari 2018
Jam masuk : 17.10 WIB
Tanggal pengkajian: 11 januari 2018
No. Reg : 111234
A. PENGKAJIAN
I. identitas
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Jeruk 03 no 2. rt 04/06 Kalinegoro, Mertoyudan
No. Telp : 085888776554
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. A
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Jeruk 03 no 2. rt 04/06 Kalinegoro, Mertoyudan
No. Telp : 087777332434
Hubungan : Suami
I. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada luka jahitan setelah operasi.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien usia 29 tahun G3P2A1 dengan umur kehamilan 38 minggu
datang ke RSU Budi Rahayu pada hari Minggu 10 Januari 2018
pukul 17.10 WIB kiriman dari bidan dengan keluhan kenceng
kenceng sejak hari sabtu 9 Januari 2018. DJJ 140/menit tidak
ada pembukaan. Pada tanggal 11 Janiari 2018 pukul 09.20 WIB
dilakukan operasi SC atas indikasi riwayat SC dengan jenis
anestesi spinal. Tindakan berakhir pukul 10.00 WIB dan lahir
bayi laki laki dengan berat badan 3700 gr dan panjang badan
48 cm.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di RSU Muntilan
dengan riwayat yang sama operasi SC dan di RST Soedjono
post aborsi.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
hipertensi, DM, jantung, dan lain lain.
5. Riwayat alergi
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak alergi dengan obat atau
makanan apapun.
6. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun Siklus :28 hari
Lama : 7 hari Teratur : Ya
HPHT : 17 April 2017 Keluhan : Tidak ada
HPT : 24 Janiari 2018
7. Riwayat pernikahan
Status pernikahan : Kawin (Sah)
Menikah ke : 2 kali
Lama : 4 tahun dengan suami sekarang
Usia ibu menikah : 25 Tahun
Usia suami menikah : 28 Tahun
8. Riwayat Kehamilan
G3P2A1 umur kehamilan 38 minggu, ANC 9x, imunisasi TT 2x,
mengalami keluhan saat hamil trisemester 1 yaitu mual mual.
9. Riwayat KB
KB suntik satu bulan sekali.
10. Riwayat ANC
ANC : 9x
11. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Sebelum hamil : klien mengatakan makan 3 x sehari, 1 piring
sekali makan dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk tidak
mempunyai pantangan makanan, minum 7 gelas perhari
Saat hamil: klien mengatakan makan 4xsehari dengan porsi makan
1-2 piring sekali makan, jenis makanan nasi, sayur, lauk dan buah
serta tidak ada pantangan makanan apapun. Minum 8 gelas perhari
b. Pola eliminasi
Sebelum hamil: BAB: frekuensi 1 kali sehari, konsistensi lunak,
warna kuning, BAK: frekuensi 5 kali sehari. Warna kuning keruh.
Saat hamil: BAB: frekuensi 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna
kuning.BAK: frekuensi 6-7 kali sehari warna kuning keruh.
c. Pola istirahat-tidur
Sebelum hamil: tidur 8 jam sehari
Saat hamil: tidur 6 jam sehari dan sering terbangun pada malam
hari.
d. Personal hygiene
Sebelum hamil : Mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari,
gosok gigi 2 kali sehari dan keramas 4 kali seminggu
Saat hamil : Mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari,
gosok gigi 2 kali sehari dan keramas 4 kali seminggu
e. Pola seksualitas
Sebelum hamil: klien melakukan hubungan seks dengan suaminya
3 kali seminggu dan tidak ada keluhan
Saat hamil : klien melakukan hubungan seks 2 kali seminggu
f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
Klien mengatakan sebelun dan selama hamil ia tetap melakukan
pekerjaan rumah tangga dan bekerja di luar rumah sebagai
karyawan salon kecantikan.
g. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok,minum
jamu,minuman beralkohol)
Klien mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu dan
minuman beralkohol.
h. Psikososiospiritual ( penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan ,dukungan
sosial,perencanaan persalinan,pemberian ASI,perawatan bayi,kegiatan ibadah,kegiatan sosial,dan
persiapan keuangan ibu dan keluarga)
1) Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kehamilan ini karena merupakan kehamilan yang
pertama.
2) Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat menerima dan mendukung kehamilan ini karena
kehamilan ini sangat diharapkan dan didamba-dambakan.
3) Ibu mengatakan masyarakat menerima kehamilan ini karena dari perkawinan yang sah.
4) Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik-baik saja.
5) Ibu mengatakan taat beribadah (sholat 5 waktu)
6) Ibu mengatakan selalu mengikuti arisan ibu-ibu setiap bulan
7) Ibu mengatakan pendapatan keluarga cukup untuk memenuhi kebituhan sehari-hari.
i. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalinan,dan laktasi
Ibu mengatakan cukup paham dengan kehamilan yang ia peroleh dari orang tuanya maupun bidan
tetapi persalinan dan laktasi kurang begitu paham karena ia hanya membaca dari beberapa artikel
dan majalah pregnancy.
j. Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan)
1) Ibu mengatakan ia tinggal serumah dengan suami dan mertunya
2) Ibu mengatakan lingkungnnya cukup bersih
3) Ibu mengatakan tidak ada hewan peliharaan dirumah
II. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital sign :
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit Suhu : 36,5 0c
BB sebelum hamil : 60 kg
BB 3 hari yang lalu : 68 kg
BB saat ini : 74 kg
Tinggi badan : 158 cm
a. Kepala : mecocepal, kulit kepala bersih, tidak ada massa atau benjolan dan
tidak nyeri tekan.
b. Rambut : hitam pendek, tidak rontok
c. Muka : simetris, wajah pucat, terdapat cloasama gravidarum, tidak ada bekas
luka dan terdapat oedema.
d. Mata : simetris, sklera tidak ikterik , konjungtiva tidak anemis maupun tanda
tanda infeksi
e. Hidung : mancung, bersih, tidak ada polip maupun tanda-tanda infeksi.
f. Mulut : bibir lembab, gigi bersih, gusi merah muda, tidak caries, lidah bersih,
tidak ada stomatitis dan tidak ada pembesaran tonsil.
g. Telinga : simetris, tidak ada serumen dan tidak ada gangguan pendengaran.
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
i. Dada
-paru-paru : inspeksi : simetris (kanan dan kiri)
Palpasi : vocal premitus (teraba sama kanan dan kiri)
Perkusi : Personan
Auskultasi : tidak ada bunyi nafas tambahan, vesikuler
-jantung : inspeksi : tuskordis tidak ampak
Palpasi : iktuskordis teraba diinterkosta 4 dan 5
Perkusi : redup tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : S1 S2 Reguler
j. Payudara : simetris, puting susu menonjol, tidak ada massa/benjolan dan tidak
nyeri tekan.
k. Abdomen :
Inspeksi : Terdapat balutan luka operasi, vertikal kurang lebih 14 cm, balutan
luka bersih tidak ada pus, tidak bengkak.
Auskultasi : Bising usus 11x/menit.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan disekitar luka insisi
Perkusi : Tympani.
l. Ekstremitas
• Ekstremitas Atas : Turgo kulut baik, terpasang infus RL + piton lamp 20 tpm ada
tangan kiri, akral hangat.
• Ekstremitas bawah : kedua kaki cedera oedem, tidak ada varises akral hangat.
n. Genetalia luar
Vulva tidak ada oedem, tampak kotor, keluar lochea rubra berwarna merah
berbau, DC +.
Analisa
Data
No Data Etiologi Problem

DS : Klien mengataan nyeri luka jahitan


setelah operasi.
P : saat bergerak pada luka operasi.
Q : Seperti ditusuk tusuk.
R : Abdomen.
1 Agen cedera fisik Nyeri Akut
S : Skala 7
T : bertambah saat bergerak
DO : klien tampak mengerutkan dahi
tampak menahan nyeri, hati-hati saat
bergerak, tampak luka post operasi.

DS :
DO : Terdapat balutan luka operasi
2 vertical dengan panjang kurang lebih  
Prosedur invasif
  14cm. balutan bersih, tidak bengkak Resiko Infeksi
kemerahan.
S : 36 C
Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Tgl ditemukan Tgl teratasi Paraf

1 Nyeri Akut berhubungan 11 Januari 2018   ˅


dengan Agen cedera fisik

2 Resiko Infeksi berhubungan 11 Januari 2018   ˅


dengan prosedur invasive
IMPLEMENTA
SI
Tgl/jam N Implementasi Respon Prf
o

  1 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang DS: klien mengatakan nyeri V


meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, dibagian perut bawah.
frekuensi, kualitas, intemsitas atau beratnya P: Saat bergerak
nyeri dan faktor pencetus. Q: seperti tertusuk tusuk
R: abdomen
S:skala 7
T: bertambah saat bergerak
DO :
Klien tampak mengeritkan dahi
saat nyeri.
Berhati hati saat bergerak.
Tampak adanya luka operasi.
  2. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti DS: klien mengatakan V
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan memahami apa yang
dirasakan, dan antisipasi akibat dijelaskan
ketidaknyamanan akibat prosedur. DO: klien tampak antusian
saat dijelaskan mengenai
nyeri
  3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat DS: klien mengatakan bahwa V
mempengaruhi respon pasien terhadap merasa nyaman dengan
ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan, lingkungan sekitar.
pencahayaan, suara bising). DO:klien tampak tenang dan
nyaman.

  4. Ajarkan penggunaan tekhnik non DS: klien mengatakan V


farmakologi (seperti biofeedback,TENS, bersedia melakukan
hypnosis, relaksasi, bimbingan antisipatif, perawatan non farmakologi.
terapi music, ds) DO: klien antusias dan
tampak lebih relaks

  5. Monitor kepuasan pasien terhadap DS: klien mengatakan bahwa V


manajemen nyeri dalam interval yang nyerinya berkurang.
spesifik. DO:
Skala nyeri : 5
2 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi DS: klien memberitau gejala V
. sistemik dan lokal. yang dialaminya
  DO: klien tampak menahan
nyeri pada perut.
 
 
  2. Monitor kerentanan terhadap infeksi DS: - V
  DO: klien tampak luka operasi
vertical 14 cm didaerah sekitar
luka tidak bengkak tidak
kemerahan.

  3. Hindari kontak dekat dengan hewan DS: klien mengatakan paham V


peliharaan dan pejamu dengan imunitas yang dengan penjelasan yang
membahayakan (immune compromised) dijelasakan
DO: klien tampak paham dan
kooperatif

  4. Periksa kondisi setiap sayatan bedah atau DS: - V


luka.
DO: klien bersedia mengikuti
pemeriksaan pada luka jahitan.
EVALUASI

Tgl/jam No SOAP Prf

Dx
  1 S : Klien mengatakan nyeri luka operasi berkurang V

- P : saat bergerak
- Q : Seperti tertusuk-tusuk
- P : abdomen
- S : Skala 5
- T : hilang timbul

O : Klien tampak meringis saat nyeri tampak adanya luka operasi

TD : 110/90 mmhg, N : 84 x/menit, R : 24x/menit, S : 36 C

A : masalah nyeri sebagian teratasi.

P : lanjutkan intervensi.

O:
  2 S :- V

O : Tampak adanya luka operasi vertical 14cm, balutan luka bersih.tidak timbuk kemerahan,
tidak bengkak, jahitan operasi tidak terbelah. S : 36 C

A : Masalah resiko teratasi.

P : Lanjutkan intervensi.
PERTANYAAN & JAWABAN
⦿ 1. Apakah ada kemungkinan jika jahitan lapisan dalam
robek setelah SC ?(Harnum F)

Jawab : Ada, tapi kemungkinan kecil. Karena biasanya


didahului dengan robekan luar dan jahitan pada lapisan
dalam biasanya akan sembuh dalam kurun waktu 1
bulan.
⦿ 2. Ketika ibu hamil SC, berapa lama ibu boleh hamil
kembali ? (Yeni L)

Jawab : Jarak ideal yang disarankan untuk kehamilan


aman setelah SC adalah antara 12-36 bulan.
⦿ 3. Apakah ibu hamil SC berpengaruh pada kehamilan
selanjutnya? (Wury Y)

Jawab : Tidak berpengaruh dan aman. Akan tetapi tetap


saja harus memantau proses ketika akan menuju
persalinan.
⦿ 4. Ketika ibu SC hipertensi tindakan apa yang dilakukan
? (Dwi Indrayanti S)

Jawab : Penanganannya bisa cukup diberi obat anti


hipertensi atau bila perlu bisa diberikan MgS04 lewat
infus.
ANATOMI DAN
FISIOLOGI LAKTASI

April 2010 Anfis-laktasi


Mamalia:
makhluk menyusui, memproduksi susu untuk
makanan anaknya

Susu:
cairan dengan komposisi khas untuk menjamin
pertumbuhan optimal pada tiap spesies

Manusia:
memiliki kelenjar susu: sepasang payudara
Letak: dibawah kulit, tertanam dalam jaringan
penunjang dan lemak di atas otot dada depan.

April 2010 Anfis-laktasi


Bentuk luar payudara

a
a : korpus mammae
c
b b : areola
c : papilla mammae

April 2010 Anfis-laktasi


Bentuk & Ukuran Payudara

April 2010 Anfis-laktasi


Bentuk luar payudara
a. Korpus mammae:
stroma: jaringan ikat, lemak, pembuluh
darah, syaraf, getah bening
parenchym: kelenjar susu, terdiri dari
duktus, duktulus, lobus, lobulus, alveolus

b. Areola:
daerah yang hiperpigmentasi, di dalam
daerah ini saluran susu melebar (sinus
laktiferus)

April 2010 Anfis-laktasi


Bermacam bentuk puting susu

c. Papilla mammae:
Pendek muara pengeluaran
Normal
susu, terdiri dari
jaringan erektil, dan
ujung saraf sensoris.

Panjang Terbenam/Ter
balik
Bentuk-bentuk Puting
Susu
April 2010 Anfis-laktasi
Anatomi kelenjar susu
ALVEOLUS
Alveolus:
Secretor
unit terminal
y Cell 1. sel asiner:
sekresi susu
Ductul 2. duktulus: sal.
e terkecil
3. myoepitel:
Myoepithehial
Cells otot polos
(form
contractile unit)
April 2010 Anfis-laktasi
Anatomi kelenjar susu
Sekelompok alveolus
Penampang Melintang
Payudara bersatu → lobulus,
beberapa lobulus
bergabung → 15-20
lobus
Alveolus
Duktus
(saluran) Duktulus berkumpul
Sinus Laktiferus
(penampungan)
→ duktus laktiferus
Puting
Susu → sinus laktiferus
Areola
→ muara (papilla).

April 2010 Anfis-laktasi


Pembentukan Payudara
1. Embryo: 18-19 minggu, calon duktus.
2. Pubertas:
premenses: estrogen dan growth hormon
maturasi dan percabangan duktus
setelah mens: estrogen dan progesteron
lobus, lobulus,duktulus, alveolus
3. Kehamilan: progesteron, prolaktin
plasenta maturasi alveolus, mulai sekresi
susu
Akhir kehamilan: progestron menurun
April 2010 Anfis-laktasi
Pembentukan Payudara
4. Laktasi:
- hormon prolaktin: sekresi ASI
- hormon oksitosin : ekskresi ASI
5. Involusi:
penyapihan, tidak ada rangsangan prolaktin,
produksi susu berhenti

Apoptosis alveoli, diikuti dg pembentukan


kembali seperti sebelum hamil (remodelling )
April 2010 Anfis-laktasi
Siklus laktasi:
a. Laktogenesis Stadium 1 (Kehamilan):
penambahan & pembesaran
lobulus-alveolus
b. Laktogenesis Stadium 2 (Akhir Kehamilan
sampai Persalinan 2-3 hari): sekresi ASI
c. Laktogenesis Stadium 3 (Galaktopoeisis):
mempertahankan sekresi ASI dari 4-9 hari,
dst
d. Involusi (berkurangnya kelenjar mamae):
mulai 40 hari setelah berhenti menyusui

April 2010 Anfis-laktasi


Fisiologi Laktasi
- Laktasi: produksi dan pengeluaran ASI
- Calon ibu: siap secara psikologis dan
fisik.
- Bayi: cukup sehat untuk menyusu
- Produksi ASI disesuaikan dengan
kebutuhan bayi
- Volume ASI : 500 – 800 ml/hari.( 3000
ml/hr)

April 2010 Anfis-laktasi


Refleks penting
pada proses laktasi
1. Refleks Prolaktin: merangsang produksi ASI
Impuls saraf dari puting susu → hipotalamus
→ hipofisis anterior → prolaktin → alveolus →
ASI

2. Refleks aliran (let down reflex): sekresi ASI


Impuls saraf puting susu → hipofisis
posterior → oksitosin → kontraksi otot polos
→ ASI keluar

April 2010 Anfis-laktasi


Refleks penting pada proses laktasi
Anterior Posterior

Refleks prolaktin
PROLAC OXYTOXI
TIN N
dalam dalam
Nervu Nervu
darah darah
s s
Vagus Vagus Refleks aliran

Sel
Alveolus Myoepithe
l
(A) (B)
REFLEK REFLEK
PROLAC LET-DOW
TIN N
April 2010 Anfis-laktasi
Refleks penting pada proses laktasi

Response
(drops of
milk)
Breast
receptor

Reflex arcAnfis-laktasi
April 2010 in the breastfeeding mother
Penghambat produksi ASI
1. “Feedback inhibitor “:
Suatu faktor lokal, bila saluran ASI penuh
mengirim impuls untuk mengurangi
produksi. Cara mengatasi: Saluran
dikosongkan secara teratur (ASI eksklusif
dan tanpa jadwal).
2. Stress/rasa sakit: inhibisi release
oksitosin. Sinus laktiferus penuh.
3. Penyapihan

April 2010 Anfis-laktasi


Mekanisme mengisap pada bayi

1. Refleks menangkap ( rooting )


Sentuhan pada bibir, bayi membuka mulut
dan menangkap puting susu.
2. Refleks mengisap
Puting dalam mulut bayi: langit-langit/
palatum molle tersentuh, bayi mengisap.
Areola masuk, lidah menekan sinus
laktiferus ASI terperas keluar.
3. Refleks menelan

April 2010 Anfis-laktasi


Mekanisme mengisap pada bayi

Mekanisme mengisap
dot dan areola:
berbeda, → bingung
puting.

Tidak benar bahwa


kurang mengeluarkan
tenaga

April 2010 Anfis-laktasi


Mekanisme mengisap pada bayi
Menyusu:
lidah bayi “memerah” sinus laktiferus otot pipi,
lidah, langit-langit, rahang bawah semua aktif.

Dot:
- terutama otot bibir dan pipi keluarnya susu
tergantung kemiringan botol dan besarnya
lubang dot
- Tidak memerlukan hispan yang kuat tetapi
perlu menjaga agar tidak tersedak
April 2010 Anfis-laktasi
Posisi Lidah saat menyusu

Posisi Benar
April 2010 Anfis-laktasi
Posisi Lidah saat menyusu

Posisi Salah
April 2010 Anfis-laktasi
April 2010 Anfis-laktasi
Penutup
• 85% ibu berhasil menyusui sendiri
dengan baik.
• 97% berhasil dengan bantuan teknik
yang benar.
• Susui bayi sedini mungkin →
prolaktin → ASI
• Jangan berikan “prelacteal feed”
• ASI eksklusif dan tanpa jadwal.

April 2010 Anfis-laktasi


April 2010 Anfis-laktasi
KEBUTUHAN DASAR
IBU POST PARTUM

1 wiwin renny 2016


NUTRISI IBU MEN YUSUI
■ Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
■ Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
protein, mineral dan vitamin yang cukup
■ Minum sedikitnya 3 liter sehari (anjurkan ibu untuk
minum tiap kali menyusui)
■ Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
stidaknya 40 hari pasca salin
■ Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa
memberikan vitamin A pada bayinya melalui ASI-nya

2 wiwin renny 2016


AMBULASI / MOBILISASI
■ Ibu post partum yang riwayat
persalinannya tidak dengan penyulit
atau komplikasi maka ibu sebaiknya
dapat memulai mobilisasi “as soon as
possible” terutama untuk ke toilet
atau untuk mandi. Untuk mobilisasi
pertama kali dibutuhkan pendamping
jika ibu merasa pusing atau sakit.

3 wiwin renny 2016


ELIMINASI IBU POST PARTUM
■ Sebagian besar ibu post partum tidak
mengalami kesulitan saat melakukan
proses eliminasi setelah lahir.
Pengosongan kandung kemih dan kolon
lebih cepat dan teratur akan
membantu kontraksi uterus menjadi
baik dan mengurangi perdarahan yang
terjadi. Diuresis sering terjadi pada
hari-hari pertama post partum.

4 wiwin renny 2016


PERSONAL HYGIENE
■ Mandi Berendam “ dan mandi siram hingga
perdarahan melambat, menjaga agar tetap
bersih dan kering, terutama putting susu
dan perineum; air hangat biasanya sudah
memadai, sabun bisa mneimbulkan rasa
gatal atau mongering. Cuci tangan dengan
sabun dan air, mengganti kain bantalan,
menjaga agar kain pakaian dan tempat tidur
tetap bersih.

5 wiwin renny 2016


ISTIRAHAT
■ Kurang istirahat dan tidur akan mempengaruhi
ibu dalam beberapa hal :
■ a. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
■ b. Memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan
■ c. Memperlambat depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayinya dan dirinya

6 wiwin renny 2016


SEKSUAL
Hubungan seksual secara fisik aman setelah
berhentinya darah merah atau lokhea yang
keluar untuk mencegah terjadinya infeksi
selain itu setelah ibu tersebut tidak merasa
sakit dengan cara mengujinya dengan
memasukkan satu atau dua jariibu tersebut
kedalam vaginanya. Begitu darah merah
berhenti dan dia tidak merasakan
ketidaknyamanan, aman untuk melakukan
hubungan seksual suami istri kapan saja ibu
siap.
7 wiwin renny 2016
LATIHAN
Sebelum memulai latihan perhatikan :
■ Tingkat kesegaran tubuhnya sebelum
kelahiran bayi
■ Apakah ia telah mengalami persalinan yang
lama dan sulit atau tidak
■ Apakah bayinya mudah dilayani atau rewel
dalam meminta asuhan
■ Penyesuaian post partum yang sulit karena
suatu sebab

8 wiwin renny 2016


KONDISI TDK DIANJURKAN
■ Pemisahan symphisis pubis
■ Coccyx yang patah atau cedera
■ Punggung yang cedera, bagian atas atau
bawah
■ Ketegangan pada ligamen kaki dan otot
■ Trauma perineum yanh gparah atau nyeri
luka abdomen (operasi Caesar)

9 wiwin renny 2016


MEMPERKUAT DASAR PANGGUL
■ Senam yang pertama paling baik dan paling
aman untuk memperkuat dasar panggul adalah
senam Kegel.
■ Segera lakukan senam Kegel pada hari
pertama post partum bila memang
memungkinkan. Meskipun kadang-kadang sulit
untuk secara mudah mengaktifkan otot-otot
dasar panggul ini selama hari pertama atau
kedua, anjurkanlah ibu untuk tetap
mencobanya.

10 wiwin renny 2016


KELEBIHAN SENAM “KEGEL”
■ Membuat jahitan-jahitan lebih merapat
■ Menambah sirkulasi ke jalan lahir dan setiap luka
Mempercepat penyembuhan
■ Meredakan hemorrhoid dan varikositas vulva
■ Meningkatkan pengendalian atas urine
■ Meringankan perasaan bahwa “Segalanya Sudah
Berantakan”
■ Membangkitkan kembali pengendalian otot-otot
sphincter
■ Memperbaiki respon seksual
11 wiwin renny 2016
FASE I : HARI-HARI
PERTAMA POST PARTUM
SENAM KEGEL : (Untuk Dasar panggul)
■ Lakukan senam ini kapan saja, dimana saja.
Tidak akan ada orang yang tahu atau melihat
anda melakukannya. Lakukanlah sampai seratus
kali dalam sehari. Untuk mengkontraksikan
pasangan otot-otot ini, bayangkanlah bahwa
anda sedang buang air seni lalu anda tiba-tiba
menahannya ditengah-tengah; itulah ototnya.

12 wiwin renny 2016


PENGENCANGAN ABDOMEN PD
SAAT PENGHEMBUSAN NAFAS :

Berbaringlah atau berbaring miring, lutut


dibengkokan, tangan dibagian perut,
pada saat menghembuskan nafas
tariklah otot-otot abdomen kedalam
hingga paru-paru terasa kosong. Hitung
sebanyak tiga kali hitungan yang panjang
kemudian lepaskan. Hiruplah perlahan,
dalam-dalam sambil merasakan abdomen
naik.

13 wiwin renny 2016


MEMIRINGKAN PANGGUL :
(punggung bagian bawah dan abdomen)

Berbaringlah dengan lutut dibengkokkan.


Putarlah panggul dengan jalan meratakan
punggung bagian bawah samapai ke
lantai, dengan meniadakan bagian yang
berongga. Kontraksikan otot abdomen
pada waktu menghembuskan nafas dan
kencangkan pantat. Biarkan panggul
miring naik keatas, tahan selama 3
hitungan panjang kemudian lepaskan.

14 wiwin renny 2016


LINGKARAN PERGELANGAN
KAKI :
Dengan kaki dinaikkan atau telapak kaki
diatas lutut. Bengkokkan pergelangan
kaki sedapat mungkin, jari kaki
mendongak keatas, kemudian menunjuk
ke bawah, sambil melekukkan kaki.
Kemudian lakukan gerakan pergelangan
kaki yang melingkar besar, perlahan
mula–mula dalam satu arah kemudian
kearah sebaliknya.

15 wiwin renny 2016


FASE II : Tambahkan Senam ini bila
terasa nyaman (biasanya pada hari 2-7)

Bahu berputar dan lengan terlentang : (untuk


postur dan peredaan tegangan punggun bagian
atas
■ Selagi anda duduk, angkat lengan sampai
setinggi bahu, siku dibengkokkan, tangan
diatas bahu. Putarlah ke kedua arah.
Kemudian angkat kedua lengan tinggi-tinggi
diatas kepala, secara bergantian angkat
salah satunya lebih tinggi dari yang lain
(seakan sedang memetik buah apel dari
pohon. Latihan ini bisa dilakukan sambil
16 berdiri wiwin renny 2016
Merentang : (untuk Postur, Abdomen dan
Kenyamanan)
■ Berbaringlah dengan kaki dinaikkan sedikit
diatas bangku pendek, pinggir ranjang atau
meja kopi. Kontraksikan dinding abdomen dan
pantat; secara perlahan naikkan pinggul
menjauh dari lantai hingga tubuh dan kaki
berada dalam satu garis lurus. Jangan
bengkokkan punggung. Ingat untuk bernafas.
17 wiwin renny 2016
Meluncurkan Kaki : (untuk memperkuat
abdomen)
■ Berbaringlah, lutut dibengkokkan. Panggul
diangkat untuk meniadakan rongga dalam
punggung kecil. Sambil menahan agar punggung
tetap rata, luncurkan telapak kaki hilir mudik
diatas ranjang. Bergantian dari kaki yang satu
ke kaki yang lain.

18 wiwin renny 2016


FASE III : (biasanya setelah minggu
pertama)

Melengkungkan Badan : (untuk abdomen)


Berbaring, lutut dibengkokkan. Panggul
dimiringkan ke depan. Tangan bersilang pada
perut, berpegang pada sisi masing-masing.
Tarik dagu kedada. Buang nafas, lipat kedepan
(Kurang lebih 8 inchi atau 45 °). Tahan posisi
ini sambil bernafas. Secara perlahan kembali
pada posisi awal.

19 wiwin renny 2016


Melengkung bentuk diagonal
■ Merupakan satu variasi satu sama lain,
terutama jika ada pemisahan otot-otot
rectum. Sama seperti posisi melengkung
pada latihan sebelumnya, namun
melengkung kedepan, angkat posisi
miring dengan tangan direntangkan ke
arah lutut yang berlawanan.

20 wiwin renny 2016


21 wiwin renny 2016
Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI DENGAN BINGUNG PUTING
Penyebab:
- Menyusu bergantian dengan minum botol
Tanda:
- Bayi menolak menyusu dari ibu
- Menyusu dengan mulut mencucu
- Waktu menyusu terputus-putus
Pencegahan:
- Berikan ASI perah / SF dengan cangkir
Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI ENGGAN MENYUSU
Penyebab:
- Bayi sakit a.l sariawan
- Bayi bingung puting
- Bayi telah diberi minum lain
- Teknik menyusui yang salah
- ASI kurang lancar atau terlalu deras
Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI SERING MENANGIS
Menangis = cara komunikasi bayi
- Penyebab: lapar, haus, basah, kotor,
bosan, kesepian, rasa ASI berubah,
sakit, kolik.
- Sering menangis🡪
bayi lelah🡪menghisap kurang
ibu kesal🡪proses laktasi terganggu
Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI KEMBAR
- Masalah: menyangka ASI tidak cukup
- Menyusu bergantian atau bersama
- Bila bersama berbagai posisi
- Setiap bayi disusukan pada payudara
bergantian
Posisi Menyusui Bayi Kembar
Posisi Menyusui Bayi Kembar
Posisi Menyusui Bayi Kembar
Posisi Menyusui Bayi Kembar
Posisi Menyusui Bayi Kembar
Salah seorang Peserta
“Lomba Menyusui”
di Kediri - Jawa Timur
Thn 2004
? Salah seorang
Peserta
“Lomba
Menyusui”
di Kediri - Jawa
Timur
Thn 2004
Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI PREMATUR / BBLR
- Berat lahir >1800 g:
boleh langsung menyusu.
- Berat lahir 1500-1800 g:
menyusu dengan supplementer +minum
pakai cangkir (Asi perah)
- Berat lahir 1250-1500 g:
ASI perah dengan cangkir/ pipa nasogastrik
- Berat lahir < 1250 g :
IVFD 48 jam 🡪 ASI perah dengan pipa
nasogastrik
Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI SUMBING
- Bila celah hanya pada bibir atau langit-
langit lunak: dapat menyusu
* posisi setengah duduk
* ibu jari dapat menutup celah
- Bila celah lebar:
* menggunakan protese
Bayi Sumbing
Bayi Sumbing
Bayi Sumbing
Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI FRENULUM PENDEK
- Frenulum pendek dan tebal 🡪 Gerakan
lidah terbatas 🡪 proses menyusu
terganggu
- Kadangkala memerlukan operasi kecil
tanpa narkose, perdarahan minimal,
lekas sembuh
BAYI FRENULUM PENDEK

Tidak dapat menyusu


BAYI FRENULUM PENDEK

Tidak dapat menyusu


BAYI FRENULUM PENDEK

Tidak dapat menyusu


Operasi Frenulum Pendek (1)
Operasi Frenulum Pendek (2)
Operasi Frenulum Pendek (3)
1 2
Operasi Frenulum Pendek (4)
1 2

3
Setelah Operasi...
1 2

3 4

10 menit kemudian
Setelah Operasi...
1 2

3 4

1 minggu kemudian
Setelah Operasi...
1 2

3 4

2 minggu kemudian
Setelah Operasi...
1 2

3 4

3 minggu setelah operasi


Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI KUNING (1)
Ikterus dini:
Timbul hari ke 2-3; karena ASI masih kurang
🡪defekasi kurang 🡪sirkulasi enterohepatik
meningkat
Ikterus lanjut:
Timbul akhir minggu pertama; disebabkan zat
di dalam ASI yang menghambat fungsi enzim
glukoronil transferase
Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI KUNING (2)
- Belum pernah dilaporkan menyebabkan
kern-ikterus
- Tatalaksana Ikterus:
Dini:- Sering menyusui, terapi sinar
Lanjut: - Terapi sinar,
- Stop ASI 1-2 hari (kontroversi)
Bayi Kuning
Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI DENGAN DIARE
- Diare bukan alasan untuk menghentikan ASI
- ASI dapat digunakan sebagai cairan rehidrasi
- ASI mengandung zat gizi untuk memenuhi
kebutuhan selama diare
- ASI mengandung zat kekebalan untuk kuman
penyebab diare
- ASI mengandung zat untuk pertumbuhan sel
mukosa usus yang rusak karena diare
- Diare lebih ringan dan singkat pada bayi ASI
Kondisi / Masalah Bayi
● BAYI YANG MEMERLUKAN
PERAWATAN
- Bila mungkin ibu ikut dirawat agar
pemberian ASI tidak terhenti.
- Bila tidak mungkin, ASI diperah dan
dikirim ke Rumah Sakit.
Menyusui Dalam Keadaan Darurat

● MASALAH:
- Kondisi Ibu panik 🡪produksi ASI berkurang
- Sumbangan berupa PASI salah sasaran

● REKOMENDASI:
- Pemberian ASI tetap harus dilindungi
- Pemberian PASI hanya pada kondisi tertentu
- Pemberian PASI hanya untuk waktu yang
dibutuhkan
- Pemberian PASI tidak boleh dengan botol
MASALAH-MASALAH
DALAM
PEMBERIAN ASI

Tim Manajemen Laktasi


PERINASIA
Kondisi / Masalah Ibu
● KURANG INFORMASI
- Payudara kecil kurang produksi ASI
- Menyangka susu formula sebaik ASI
- Bayi mendapat ASI kurang kenyang
- ASI menyebabkan mencret
- Bila ASI belum keluar perlu diberikan
susu
- Ibu bekerja perlu melatih bayi minum
dari botol
Kondisi / Masalah Ibu
● PUTING SUSU TERBENAM
- Terdapat berbagai bentuk puting
- Selama hamil puting akan menjadi lentur
- Bayi tidak menghisap dari puting
- Setelah bayi lahir, dapat dibantu dengan
nipple puller atau spuit yang dibalik serta
posisi menyusu dan perlekatan yang baik
Puting Susu Terbenam
Puting Susu Terbenam
Puting Susu Terbenam
Kondisi / Masalah Ibu
● PUTING LECET
- Penyebab:
* Posisi dan pelekatan yang salah
* Melepaskan penghisapan bayi salah
* Membersihkan puting dengan sabun/
alkohol
- Penatalaksanaan:
* Memperbaiki posisi menyusui
* Tetap mengeluarkan ASI dari payudara
* Oleskan ASI ke puting yang lecet
* Boleh minum obat bila sangat sakit
Puting Lecet
Puting Lecet
Kondisi / Masalah Ibu
● PAYUDARA BENGKAK
- Penyebab:
* bendungan pada pembuluh darah dan limfe
* sekresi ASI mulai banyak
* ASI tidak dikeluarkan sempurna
- Pencegahan / penatalaksanaan:
* susukan bayi segera setelah lahir
* susukan bayi tanpa jadwal
* jangan memberi minuman lain pada bayi
* lakukan masase dan keluarkan ASI
Payudara Bengkak
Payudara Bengkak
Payudara Bengkak
Payudara Bengkak
Kondisi / Masalah Ibu
● SALURAN ASI TERSUMBAT
- Penyebab:
* BH yang ketat
* Jari yang menekan saluran ASI
* ASI di dalam saluran tidak dikeluarkan
- Penatalaksanaan:
* Menghilangkan sumbatan dengan lebih sering
menyusui dan melakukan pengurutan
* Cukup istirahat
* BH yang menyangga tetapi tidak ketat
Kondisi / Masalah Ibu
● RADANG / ABSES PAYUDARA
- Penyebab:
* Bila puting lecet, saluran ASI tersumbat
tidak ditatalaksana yang baik.
- Penatalaksanaan:
*Ibu istirahat
* ASI tetap harus dikeluarkan
* Minum Antibiotika / insisi abses
* Kompres / Minum obat pengurang rasa sakit
Radang/Abses
Payudara
Radang/Abses
Payudara
Radang/Abses
Payudara
Kondisi / Masalah Ibu
● IBU MELAHIRKAN DENGAN
BEDAH SESAR
Dahulu:
pembiusan umum 🡪 menyusui setelah
ibu sadar
Sekarang:
pembiusan epidural 🡪 dapat langsung
menyusui tetapi harus dibantu oleh karena
ibu belum boleh bangun selama 24 jam
Kondisi / Masalah Ibu
● SINDROM ASI KURANG
- Tandanya:
* Bila Berat Bayi tidak naik sesuai umur
* Bila kencing kurang dari 6 kali sehari
- Penyebabnya:
* Faktor menyusui: cara menyusui yang salah
* Faktor psikologis ibu: kurang percaya diri
* Faktor fisik ibu: perokok, kelelahan, kurang
gizi, KB hormon
* Faktor bayi: sakit, kelainan kongenital
Kondisi / Masalah Ibu
● IBU BEKERJA
Masalah: Melatih bayi minum dari botol
Anjuran:
- Selama cuti hanya menyusui
- Sebelum mulai bekerja ubah pola minum bayi
- Sebelum berangkat bekerja susui bayi
- Selama di kantor perah ASI setiap 3-4 jam
- Simpan di lemari es dan dibawa pulang
- Setelah dihangatkan diberikan dengan cangkir
Kondisi / Masalah Ibu
● IBU DENGAN HIV / AIDS (1)
Dilarang menyusui apabila:
- Diketahui status HIV ibu positif
- Bila AKB bayi tanpa ASI sudah
rendah
Kondisi / Masalah Ibu
● IBU DENGAN HIV / AIDS (2)
Boleh menyusui apabila:
- Tidak diketahui status HIV
- Bila bayi sudah tertular sejak lahir
- Bila AKB bayi tanpa ASI masih tinggi
- Ibu tetap memilih memberikan ASI: syarat:
* harus eksklusif, 3 – 6 bulan
* mencegah luka pada puting
* pasteurisasi ASI perah
Kondisi / Masalah Ibu
● IBU DENGAN HIV/AIDS (3)
Di Negara berkembang:
* perlu disediakan makanan PASI paling
kurang selama 6 bulan
* perlu diajarkan cara membuat PASI yang
benar
Kondisi / Masalah Ibu
● IBU DENGAN HIV/AIDS (3)
Pemberian PASI harus memenuhi
Syarat “A F A S S”
▪ Acceptable (dapat diterima)
▪ Feasible (mampu laksana)
▪ Affordable (mampu dibeli)
▪ Safe (aman)
▪ Sustainable (berkesinambungan)
Kondisi / Masalah Ibu
● IBU DENGAN HEPATITIS B
- Virus dapat melalui ASI, tetapi
- Virus tidak terdapat dalam kolostrum: SIgA,
Interferron?
- > dari 50% bayi sudah tertular intra-uterin
- Bayi boleh menyusu setelah pemberian
Imunoglobulin spesifik & vaksinasi (hari 1)
Kondisi / Masalah Ibu
● IBU DENGAN TBC PARU
● Basil TBC tidak melalui ASI
● Ibu diajarkan pencegahan penularan
● Ibu diberikan terapi adekuat
● Bayi diberi INH profilaksis
● Setelah 3 bulan bayi diuji Mantoux,
● Bila negatif INH distop, bayi diberi BCG
Kondisi / Masalah Ibu
● IBU YANG MEMERLUKAN
PENGOBATAN
- Tidak perlu menghentikan ASI
- Dalam ASI terdapat zat anti penyakit ibu
- Kadar obat dalam ASI bergantung pada
masa paruh dan rasio ASI/plasma obat
- Pilih obat dengan masa paruh pendek
dan rasio ASI/Plasma kecil.
- Minum obat setelah menyusu
Kondisi / Masalah Ibu
● IBU HAMIL MASIH MENYUSUI
Bila bayi berusia <12 bulan dianjurkan
tetap menyusui
Perlu diinformasikan ibu akan mengalami:
- puting lecet
- keletihan
- rasa ASI berubah
- volume ASI berkurang
- kontraksi uterus
Ibu hamil masih menyusui
PERUBAHAN FISIOLOGIS
MASA NIFAS

Wiwin Renny Rahmawati


Pengertian Nifas
• Masa dimulai setelah keahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kendungan kembali
seperti sebelum hamil ± 6 minggu (
JNPKKR, 2002)
• Disebut juga puerperium / trimester
keempat

* wiwin renny 2
Perubahan fisiologis PP,
meliputi
Perubahan fisik
Perubahan sistem tubuh
Involusi uterus & pengeluaran lochea
Laktasi/pengeluaran ASI
Perubahan psikis

* wiwin renny 3
Tujuan asuhan masa nifas
■ Menjaga kesehatan ibu dan bayi 🡪
fisik & psikologis
■ Melaksanakan skrining / deteksi
masalah, mengobati atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu &
bayi
■ KIE 🡪 PH, nutrisi, KB, laktasi,
imunisasi dan perwatan bayi.
■ Memberikan pelayanan KB
* wiwin renny 4
Katagori periode post partum :
1. Immediate post partum : waktu 24 jam
pertama post partum
2. Early post partum : masa setelah 24 jam -
1 mgg PP
3. Late post partum : masa 1 mgg – 6 mgg
PP

* wiwin renny 5
Suhu Tubuh
• Dlm 24 jam pertama meningkat ≤ 38 ° C, Hal ini
disebabkan oleh :
• Jika stl 24 kam didptkan peningkatan suhu
≥ 38 ° C, selama 2 hr berturut-turut dlm 10 hr PP
maka dicurigai :
* Sepsis puerperalis
* Infeksi saluran kemih
* Endometritis,
* Mastitis, atau infeksi lain

* wiwin renny 6
Nadi
• Dlm waktu 6-8 hr sesudah melahirkan 🡪
bradicardia ( 50 – 70 x / menit)
• Akan kembali normal pada minggu ke 8
sampai ke -10

* wiwin renny 7
Pernafasan

• Pada masa PP = masa sebelum melahirkan

• Bila dengan spinal block anestesi 🡪


hipoventilasi & hipotensi

* wiwin renny 8
Tekanan Darah
• Adanya orthostatik Hipotensi pada 48 jam
pertama
• Jika ada hipotensi 🡪 hipovolemik sekunder
perdarahan
• Jika ada peningkatan S/D = 30 / 15 mmHg
🡪 Pre Eklampsia / Eklampsia
• PIH dapat menetap a/ timbul pertama kali
pada masa PP

* wiwin renny 9
Sistem Kardiovaskuler
▪ Menggigil
▪ Diaphoresis
▪ Cardiac Out Put

* wiwin renny 10
Komponen darah
● Hb, Ht, Erytrosit mendekati sbl hamil 🡪
Normal pada hari ke 3-7 PP
● Peningkatan volume darah 15 – 30 % selama
12- 48 Jam PP
● Lecositsitosis normal pada kehamilan
rata-rata 12.000 /mm³, selama 10 -12 hr
pertama PP 20.000 – 25.000/mm³
● Peningkatan plasma fibrinogen& pe Fk
pembekua, tp tdk diimbangi dg eliminasi
bekuan shg beresiko 🡪 trombus 🡪 mobilisasi
* dini wiwin renny 11
Sistem Gastrointestinal
■ Muncul rasa haus & lapar🡪 energi >> saat
bersalin
■ Konstipasi akan kembali normal pada
minggu pertama PP
■ Kelebihan anestesia & analgesia 🡪
memperlambat pengembalian motilitas
usus & tonus
■ Varises akan mengecil dgn cepat ssd by
lahir
* wiwin renny 12
Sistem Muskuloskeletal
■ Otot2 abdomen terus teregang selama hamil🡪 lemah,
lembut & lembek
■ Diastasis Rectus Abdominis : pemisahan otot perut 🡪
uterus & KK mudah dipalpasi
■ Pe hormon relaxin 🡪 ligament & kartilago pelvis
kembali ke posisi semula, shg menimbulakn nyeri
panggul & sendi saat aktifitas.
■ Pusing, nyeri bahu, leher & lengan krn pergerakan saat
persalinan ( 1- 2 hr PP)

* wiwin renny 13
Sistem Integumen

▪ Chloasma Gravidarum tdk terlihat saat


kehamilan berakhir 🡪 me MSH.
▪ Hiperpigmentasi pd areola & linea nigra🡪
belum menghilang sempurna ssdh
melahirkan.
▪ Spider nevi & Erytema palmar & epulis
menurun ~ penurunan estrogen

* wiwin renny 15
Sistem neurologi
• Sindrom carpal tunnel ber << 🡪 Eliminasi
edema fisiologis mll diuresis stl by baru
lahir (dg me<< kompresi syaraf median)
• Rasa baal & tingling (5 % wanita hamil) 🡪
akan hilang stl by lahir
• Nyeri kepala ▬► berkaitan dg PIH, Stress,
kebocoran LCS

* wiwin renny 16
Sistem traktus urinarius
● Proses kelahiran KK mjd sasaran utk mengalami trauma yg
disebabkan oleh edema & tekanan 🡪 overdistensi 🡪 pemenuhan
KK tdk sempurna ( 2 hr pertama PP)🡪 rasa nyeri, kemungkinan
ISK atau perdarahan PP.
● Odema jar sekitar uretra 🡪 dpr me << sensitiitas pengosongan
KK

● Dilatasi ureter & pelvis akan kembali pada 8 mgg PP

● Akumulasi cairan berlebih pd jar selama hamil 🡪 dieliminasi mll


diuresis ( 24 Jam pertama PP)

* wiwin renny 17
Sistem endokrin

■ Mengalami perub. Secara tiba2 selama kala IV 🡪


plasenta keluar 🡪 Estrogen & Progesteron ↓↓,
terendah pada 1 mgg PP
■ Pada wanita tdk menyususi prolaktin ↓↓ terus
sampe pd tk normal (sbl hamil) pd minggu I
■ Pd wanita menyusui prolaktin ↑↑ sbg respon dr
stimulasi isapan bayi. 🡪 m’cegah ovulasi
■ Estrogen pd wanita tdk menyusui scr bertahap
ber (+), mencapai fase folikuler dlm 3 mgg ssd
melahirkan.

* wiwin renny 18
Lanjut..

• Wanita tdk menyusui ovulasi tjd dini yi 27


hr PP, rata 70-75 hari (Bowes, 1991)
• Menstruasi lebih cepat tjd pada wanita yg
tidak menyusui,
• Pd wanita yg menyusui biasanya mentruasi
I 🡪 anovulatory, dan jmlnya lebih banyak (
normal stl siklus ke 3-4)

* wiwin renny 19
Perubahan Payudara

• Selama hamil payudara


disiapkan utk laktasi 🡪 estrogen
& progesteron
• Kolostrom muncul dimulai pd
Trimester III dilajut pd mgg I PP
• Produksi ASI dimulai hari ke-3
PP
• Terjadi pembesaran mammae
*
• “ Let Down “ wiwin renny
reflek 20
Tahap-tahap involusi uterus

Waktu sejak TFU Berat Lochea


melahirkan Uterus
1-2 jam Pertengahan pusat - symp 1000 gr Rubra
12 jam 1 cm bawah pusat Rubra
3 hari 3 cm bawah pusat ( terus turun 1 cm / hr) Serosa
9 hari Tidak teraba 500 gr Alba
5-6 mgg Tidak teraba, sedikit lebih besar drpd Tdk ada
nullipara

* wiwin renny 21
Penurunan fundus uteri pada masa nifas

* wiwin renny 22
Ingat
Ketika mengkaji tinggi fundus uteri pantau juga kandung
kemih atau blader distention
After pains / kontraksi uterus
■ Kontraksi uterus akan berlanjut sampai
plasenta dilahirkan, terus berkontraksi u/
mengontrol perdarahan & pe↓vol intra
uterus
■ Pada primipara : tonus uterus me ↑↑ &
kontraksi jelas (teraba fundus kencang)
■ Pada multipara : terjadi kontraksi periodik
& relaksasi sering sbkan after pains

* wiwin renny 24
Tempat melekatnya plasenta
Dlm 2-3 mgg kelj endometrium & stroma dr jar
konentif intragladuer sdh melaks
proliferasi

Endometrium secara keseluruhan sdh pulih


Kecuali tempat menempelnya plasenta
( >>> 6 mgg)

* wiwin renny 25
Karakterisitik lochea

Lochea Wkt sejk Pengeluaran normal Pengeluaran tdk


mlahirkan normal
Rubra Hari 1 -3 -Darah dg bekuan, Bau amis Banyak bekuan, bau
-Meningkat dg bergerak, busuk, pembalut penuh
meneteki, peregangan darah

Serosa Hari 4- 9 Pink/ coklat, bau amis Pembalut penug darah,


bau busuk
Bau busuk.lochea
Alba Hari ke -10 Kuning putih, bau amis
serosa menetap,
kembali ke pengel
pink/merah
Pengeluaran > 2-3 mgg
* wiwin renny 26
CERVIK

• Servik & SBR : edema , tipis, terbuka


bbrp hr stl melahirkan
• Portio : lunak kemerahan, lacerasi bisa
terjadi
• Stl 18 jam PP sernik memendek,
konsistensi keras, bentuk akan kembali
pd akhir minggu pertama
• Servik bebrbentuk “fish Mouth”

* wiwin renny 27
Potongan melintang uterus yang dibuat setinggi tempat
plasenta yang sedang mengalami involsi

* wiwin renny 28
Vagina
• Dinding vagina edema & memerah, sedikit lecet.
• Hymen tampak tersisa pd beberapa tempat.
• Rugae akan kembali pd 4 mgg
• Mukosa vagina atropi sampai siklus mentruasi
kembali
• Labia mayor & minor sedikit teregang & kurang
licin (disparemi)🡪 kembali pada 6-8 mgg.

* wiwin renny 29
Perineum & Anus
■ Perineum lacerasi, bengkak & mungkin memar
■ Perineum sembuh dalam 2- 3 mgg PP
■ Bila episiotomi penyembuhan sama dg luka
operasi lain
■ Kaji luka episiotomi “ REEDA”
■ Haemoroid dg adanya gatal, tdk nyaman,
perdarahan warna merah terang waktu defekasi,
akan mengecil dlm bbrg minggu stl kelahiran.

* wiwin renny 30
Skala Reeda
Scale 0 1 2 3
Redness Tidak ada 0.25 pada 0.5 pada kedua Diatas 0.5
bilateral insisi sisi luka pada kedua
sisi luka
Edema Tidak ada Perineal, 1cm < Perineal dan Perineal dan
dari insisi/luka atau vulva, 1-2 atau vulva, > 2
cm dari luka cm dari luka

Echimosis Tidak ada 0.25 bilateral, 0.5 0.25-1 bilateral, > 1 bilateral,
unilateral, atau 0.5 -2 atau > 2
unilateral unilateral
Discharge Tidak ada serum serosanguinous Bloody,
purulent
Aproximation Menutup Skin separation 3 Skin and Skin,
mm atau kurang subcutaneus fat subcutaneus,
separation fat and fascial
layer
Perineum and Rectum
■ Periksa adanya episiotomi atau laserasi
meliputi :
■ Redness
■ Erythema and Ecchymosis
■ Edema
■ Drainage or Discharge
■ Approximation (of wound edges).
Untuk membantu mengingat 🡪 evaluasi selama
pengkajian postpartum (BUBBLE HE)
■ Breasts
■ Uterus
■ Bowel Area Kritis
■ Bladder
Breast
■ Lochia
Uterus
■ Episiotomy
■ Homans' sign Lokhia
■ Emotions Perineum
W. R. Rahmawati

wiwin renny maternitas


Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah mengikuti topik ini
mahasiswa mampu menjelaskan
konsep dasar masa nifas.

wiwin renny maternitas


PENGERTIAN
❖ Adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat2 kandungan kembali spt pra-hamil
lama ms nifas: 6-8 mg

❖ Dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta


sampai dg 6 minggu berikutnya (JHPEIGO, 2002)

❖ Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari
28 hr stl akhir persalinan, dgn pemantauan bidan
sesuai kebut ibu dan bayi (Bennet and Brown,
1999,P.590)

wiwin renny maternitas


TUJUAN ASUHAN
• M’jaga kes ibu & bynya→ fisik & psikologis
• Melaks skrining yg komprehensif, m’deteksi mslh,
m’obati/merujuk bila tjd komplikasi pd ibu & bynya
• M’berikan penkes ttg prwtn kesh diri, nutrisi, KB,
menyusui, p’berian imunisasi kpd bayinya &
prwtn by sehat
• M’berikan pelayanan KB

wiwin renny maternitas


Cont…

• Meningkatkan pemahaman thd perub2


fisiologis & psikologis
• Meningkatkan keberhasilan integrasi BBL
ke dlm unit klg
• Menyokong ketrampilan peran ortu dalam
memenuhi bonding attacment
• Menyiapkan perencanaan pulang yang
efektif dan perawatan lanjutan di rumah
wiwin renny maternitas
• Diperkirakan 60 % kematian ibu akibat
kehamilan terjadi selama masa nifas
• 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24
jam pertama
• 60 % kematian bayi baru lahir terjadi
dalam waktu 7 hari setelah lahir

wiwin renny maternitas


Peran dan tanggung jawab
perawat
• Adalah memberikan perawatan dan support
sesuai kebutuhan ibu secara partnership dengan
ibu, antara lain dg :
* Melakukan pemeriksaan awal post
partum.
* Menanyakan riwayat kesehatan dan
keluhan ibu.
* Melakukan pemeriksaan fisik.
* Memberikan asuhan keperawatan
wiwin renny maternitas
TAHAPAN
1.Puerperium dini
→ boleh b’diri & jln
2.Puerperium intermedial
→ kepulihan menyeluruh alat genitalia
6-8 mg
3.Remote puerperium
→ wkt yg diperlukan u/ pulih & sht sempurna,
t/u → komplikasi

wiwin renny maternitas


PROGRAM DAN KEBIJAKAN
TEKNIS

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas


• Kunjungan ke-1 : 6-8 jam stelahpersalinan
• Kunjungan ke-2 : 6 hari setelah persalinan
• Kunjungan ke-3 : 2 mgg stelah persalinan
• Kunjungan ke-4 : 6 mgg stelah persalinan

wiwin renny maternitas


KEBIJAKAN PROG NAS MS NIFAS
(4 XKunjungan)

1. Kunjungan ke-1 🡪6-8 JAM PP:


▪ M’cegah perdrhan ms nifas→ atonia uteri
▪ M’deteksi & m’rwt p/nyebab lain perd
▪ M’berikn konseling pd ibu/klga → m’cgh
perdarahan ms nifas krn atonia uteri
▪ P’berian ASI awal
▪ Hub antara ibu & BBL
▪ Menjaga by ttp sht → m’cgh hipotermi
wiwin renny maternitas
2. Kunjungan ke-2 🡪6 hr PP:

▪ M’mastikan involusi b’jln normal


▪ M’nilai ada tanda* demam,infeksi/perd abn
▪ M’mastikan ibu mdptkn ckp mknan, cairan &
istirht
▪ M’mastikn ibu menyusui dg baik & tak
m’perlihatkan tanda* penyulit
▪ M’berikn konseling pd ibu → asuhan pd by, tl
pst, m’jg by ttp hangat & m’rwat by sehari*

wiwin renny maternitas


3. Kunjungan Ke-3 🡪 2 mg PP:
▪ M’mastikan involusi b’jln normal
▪ M’nilai ada tanda* demam,infeksi/perd
abnormal
▪ M’mastikan ibu mdptkn ckp mknan,
cairan & istirht
▪ M’mastikn ibu menyusui dg baik & tak
m’perlihatkan tanda* penyulit
▪ M’berikn konseling pd ibu → asuhan pd
by, tl pst, m’jg by ttp hangat & m’rwat by
sehari*

wiwin renny maternitas


4. Kunjungan Ke- 4 🡪6 mg PP
▪ M’nanyakan pd ibu ttg penyulit* yg ia/by
alami
▪ M’berikn konseling u/KB scr dini

wiwin renny maternitas


Faktor2 yg mempengaruhi pengalaman
persalinan :
• Sifat persalinan & kelahiran, serta tujuan
kelahiran
• Persiapan persalinan, kelahiran & peran mjd ortu
• Transisi menjadi ortu yg mendadak
• Pengalaman klg scr individual atau bersama thd
kelahiran anak & membesarkannya
• Harapan peran menjadi keluarga
• Kepekaan & efektifitas asuhan
• Faktor2 resiko postpartum misal preeklampsia,
Diabetes dll

wiwin renny maternitas


wiwin renny maternitas

Anda mungkin juga menyukai