Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Hal pertama yang perlu diketahui Depresi Post Partum akan berlalu. Ini perlu
dinyatakan karena jika seorang wanita pernah kehilangan harapan,inilah masa ketika ia
berada dalam keputus asaan yang sungguh sungguh dan kondisi yang kelihatannya tak
berkesudahan.
Meskipun penyebab dan sifat depresi pasca melahirkan ini masih
membingungkan tetapi wanita yang mengalaminya akan bisa pulih kembali dan keadaan
ini dapat diobati dengan sejumlah cara. Para tenaga professional seperti konselor sangat
berhati –hati dalam memberikan jaminan tentang kepulihannya, tetapi ada banyak wanita
yang dengan senang hati memberitahukan bagaimana mereka berhasil keluar dari depresi
tersebut.
Menjadi seorang ibu membangkitkan berbagai emosi yang kompleks dan depresi
dapat menjadi jalan yang sangat sulit untuk dilalui. Seorang wanita pun akan menempuh
jalan tersebut sendirian,sudah banyak orang yang menjalani rute tersebut mendapatkan
jalan guna memperbarui percaya diri dan merai kembali kebahagian yang tengah
menunggu di ujung jalan.
Sekitar 70-80% wanita mengalami depresi sementara setelah kelahiran.
“Kesedihan” biasanya bersifat sementara dan terjadi pada minggu pertama atau
kedua.Sekitar 20% wanita post partum mengalami depresi sedang setelah kelahiran.
Puncak gejala terjadi sekitar enam minggu posrprtu dan mmungkin dicetus atau
diperberat dengan pemisahan ibu dan bayi.

1
BAB II
TINJAUAN TOERI
DEPRESI POST PARTUM

1. PENGERTIAN
Depresi adalah merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan dan gejala penyertanya,termasuk perubahan pada
pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putua asa
dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
Post partum adalah beberapa jam setelah lahirnya plasenta dan berakhir
setelah 6 minggu.
Depresi Post Partum adalah terganggunya fungsi yang berkaitan dengan
alam perasaan dan gejala penyertanya yang terjadi pada wanita yang timbul tidak
lama setelah melahirkan.

2. GEJALA KLINIK
Beberapa psikiater mengatakan bahwa semua depresi memang kurang
disadari dan sering tidak terawat dengan baik.
Gejala Klinik:
2.1. Sulit tidur.
Ketidak mampuan untuk tidur sama sekali, silit jatuh tidur kembali bila sudah
bangun, bangun saat dini hari, mimpi buruk.
2.2. Gelisah.
Sebagai akibat alami dari kurang tidur, gelisah juga dikaitkan dengan factor
hormonal. Kegelisahan dapat terungkap dalam kata- kata atau tindakan ,
kadang –kadang bahkan dalam bentuk kekerasan.
2.3. Ketegangan dan panic
Merasa tegang, tidak dapat rileks,membuat perasan kurang
bersemangat.Dengan kelahiran merasa “terluka”,atau perawatan bayi yang

2
terus menerus merasa tidak ada waktu untuk bersantai. Serangan panic dapat
menjadi gejala lain yang tidak menyenangkan.
2.4. Tidak mampu.
Contohnya tidak mampu merawat bayinya. Namun, penting dibedakan antara
perbuatan mengabaikan bayi yang sesungguhnya dengan perasaan tidak
mampu memenuhi rutinitas dalam merawat bayi. Tetapi jika depresi
cenderung lebih sulit mengerjakan hal- hal yang mendasar.
2.5. Bingung atau Pemikiran obsesif.
Sesuatu yang kusus seperti Ketakutan suami kalau berselingkuh.
2.6. Merasaan terasing.
Keterasingan yang dirasakan oleh banyak wanita,keyakinan bahwa tidak
seorangpun di sana,untuk diajak bicara, tidak ada yang mau mengerti
perasaannya.
2.7. Perasaan sedih dan sakit.
Tangisan, perubahan suasana hati. Lebij sering terjadi pada wanita dengan
anak pertama, terlebih jika terjadi pemisahan ibu dan bayi.Biasanya hilang
setelah dua minggu.
2.8. Perasaan bersalah dan tidak berharga.
Kedua emosi ini dapat dihubungkan dengan erat pada “kesakitan”. Mungkin
merasa bersalah dan merasa kurang berterima kasih karena tidak merasa
gembira mempunyai rumah yang nyaman, pasangan yang baik, bayi keci
yang sempurna,merasa tidak berharga karena tidak melahirkan bayi dengan
jenis kelamin yang diinginkan pasanganya.
2.9. Ketakutan dan pobia.
Ketakutan bisa bersifat umum.atau ditujukan pada obyek tertentu : takut
kalau suaminya di PHK, takut kalau mengeluarkan uang terlalu banyak.
Pobia :Kenyakinan takut sesuatu bakal terjadi, marasa takut pergi keluar dan
merasa amandi rumah dan sendirian.
2.10.Gangguan makan dan minum
Jam makan yang rutin akan terganggu setelah bayi lahir,

3
2.11.Kehilanggan libido.
Ini adalah gejala yang paling umum , tetapi menimbulkan lebih banyak
masalah dalamhubungan perkawinan disbanding gejala lain dan
membangkitkan setan penolakan dan kecemburuan dalam pasangan yang
sudah merasa terganggu atas kelahiran bayinya.

3. PENYEBABNYA :
3.1. Hormonal
3.2. Trauma masa kecil yang tidak terselesaikan
3.3. Setres menjadi orang tua
3.4. Faktor fisik dan factor social

Ada 2 jenis gangguan pasca-melahirkan yang lain :


1. Baby blues( murung )
Hal ini biasa dianggap sebagai “normal dan tidak perlu dikawatirkan “
Keadaan ini kadang disebut sebagai “Day 4 blues” karena sangat sering terjadi
pada hari ke-4 meskipun juga dapat muncul pada hari ke 3 atau ke 5 setelah
melahirkan.Keadaan ini mempunyai kaitan dengan perubahan hormonal yang
menyertai munculnya ASI serta payudara mengembang, dan rasa sakit
didaerah jaitan .Apabila blues ini tidak kunjung reda, keadan ini dapat
berkembang menjadi depresi pasca melahirkan.
Cara mengatasinya adalah sebagai berikut :
1.1. Menetapkan priorita masalah.
Oleh karena itu pertama kita harus menetapkan prioritas :diri sendiri,
bayi,dan anak yang lain,lalu pasangan kita,dan kemudian perawatan
rumah. Peioritas ini dapat berubah –ubah sewaktu –waktu.
1.2. Menaggulanggi kelelahan (istirahat.)
Mendapatkan cukup istirahat marupakan hal yang paling penting dalam
hidup ketika sedang menderita depresi pasc kelahiran.
1.3. Penghindaran
Menghindari hal –hal yang tidak menyenangkan bagi diri sendiri.

4
1.4. “ Semir sepatu anda “.
Artinya mengerjakan segala sesuatu tugas kecil yang akan memakan
waktu beberapa menit dan ini dapat menghindari kesedihan dari pada
tidak mempunyai apa- apa sama sekali untuk dilakukan..
1.5. Makan dengan bijaksana.
Banyak ibu depresi betul –betuk kehilangan nafsu makan.Cobalah makan
sedikit atau makan sneck dengan teratur.
1.6. Olah raga .
Gerak badan merupakan pengubah suasana hati yang baik,tetapi hal ini
dapat menjadi sangat sulit untuk dimulai ketika akan”dilumpuhkan” oleh
depresi. Satu cara agar lebih banyak berolah raga adalah bergabung
dengan klub olahraga pasca melahirkan atau kelas berenang.
1.7 Meluangkan waktu.
Berinteraksi pada orang lain merupakan hal yang baik,Hal ini
menunjukkan bahwa diri kita membutuhkan orang lain

2. Psikosis puerperalis
Keadaan ini bentuk paling hebat dari depresi post partum, Psikosis puerperalis
biasanya dipandang sebagai kondisi yang terpisah. Psikosis puerperalis
mempunyai beberapa gejala :yang paling nyata meliputi delusi dan halusinasi
pandangan atau pendengaran.Gangguan ini terjadi 0,1 -0,2% dari semua
kehamilan dan lebih jarang dari depresi pasca bersalin.
Penanganannya :
1. Rujuk ke perawatan tindak lanjut dengan ahli terapi perawatan klinis,
psikolog atau psikiater.
2. Wanita dengan psikosis postpartum mingkin perlu perawatan rawat
nginap di rumah sakit

5
3. Terapi keluarga dapat membantu dalam mengatasinya yang mungkin
akan terjadi periode berikutnya dan perawatan anak kecil yang buru lahir.
4. Antipsikotika mungkin dibutuhkan. Bila obat ini tak bermanfaat, terapi
kejang listrik mungkin dapat membantu dan dapat dikombinasikan
dengan obat psikotropik.

6
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DEPRESI POST PARTUM

Tanggal/jam masuk :10- 11- 2008 / j.08.00wib


Tempat : RSI KLATEN
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif.
1. Biodata :
Nama : Ny B Nama suamu : Bp S
Umur : 30 Th Umur : 35 Th
Suku/bangsa :Jawa /Ind Suku /bangsa : jawa/Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : - Pekerjaan :Petani
Alamat :Drono,Ngawen, Alamat :Drono,Ngawen,Klaten
Klaten
2. Alasan masuk RS :
Ibu bersalin 4hr yang lalu,ibu mengatakan cemas, takut
yang tidak beralasan,penolakan terhadap bayinya dan sulit
tidur.
3. Riwayat perkawinan :
Usia saat menikah :29Th Nikah :1x
Dengan suami yang sekarang : 1 th
Umur sumi :35th
4. Riwayat Kebidanan :
P1 A0 bersalin ± 4 hr yang lalu di RBpenolong persalinan
Bidan
5. Riwayat kesehatan :
Belum pernah menderita sakit yang berat.
Belum pernah opnam di RS.

7
6. Keadaan sebelum masuk RS :
Dirumah cemas, murung,perilaku menunjukan penolakan
terhadap bayinya
7. Data Psikososial :
Tinggal dirumah dengan mertua yang galak.
B. Data Obyektif
1. Status Presen :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 , S : 37o C , N :88x/mnt ,R :20x/mnt
2. Status Obstetrik :
Inspeksi :Pasien tampak cemas,apatis, binggung ,tidak konstrasi
daya ingat buruk
3. Pemeriksaan Fisik :
Rambut : kotor
Mata ,Conjungtif : Tak anemis, Seclera mata :tak ikterik
Telinga : Normal
HIdung : normal
Mulut . :Bibir Normal , Lidah : tidak ada kelainan,gigi agak
kotor,bicara agak kacau
Leher : normal
Dada : normal
Abdomen : normal
Anus dan genetalia : bersih
Lengan dan tungkai : normal
Kulit dan keringat : bau.
4. Data Psikologis.
Perilaku non verbal : cemas
Perilaku verbal : kadang menangis, menarik diri
Keadaan emosi : Labil

8
5. Data Sosial
Bahasa sehari hari : bahasa jawa.
Hubungan dengan keluarga :agak tidak akrab
Orang lain yang paling berarti/ pelindung :suami
6. Data Spiritual
Menjalankan ibadah : kadang kadang,
Keyakinan terhadap penyembuhan : ya
7. Pemeriksan penunjang
Pemeriksaan laboratorium :lab darah rutin, hasil baik
USG dan Rontgen tidak dilaksanakan.
II. INTERPRESTASI DATA TGL 10- 11- 2008 J. 08.30 WIB
Diagnose Kebidanan:
Ny B umur 30th PI A0 postpartum 4hr yang lalu,dengan depresi
postpartum
Data Subyektif
Pasien menyatakan tidak mau didekati bayi dan ibu merasa lelah ,sakit
kepala
Pasien manyatakan malas makan, gangguan tidur dan tinggal denga
mertua galak.
Data Obyektif :
Pasien tampak menarik diri dari lingkungannya
Pasien tampak cemas
Pasien tampak apatis
Pasien tampak binggung, tidak konsentrasi, daya ingat buruk.
III. DIAGNOSA POTENSIAL: Potensial terjadinya infeksi pada bayi
IV. ANTISIPASI MASALAH : 1. Usahakan rawat gabung.
2. Motifasi meneteki pada ibu
3. Ajari cara meneteki yang benar.
4. Ciptakan suasana lingkungan yang nyaman
5. Ikut sertakan keluarga dalam perawatan.

9
V. INTERVENSI TGL 10- 11-2008. j 10 wib
Beri dorongan moril
Ciptakan lingkungan yang nyaman
Dengarkan keluhan pasien dengan baik
Lakukan pendekatan dengan keluarga.
Tumbuhkan kepercayaan diri pada pasien
Beri diit anjurkan tetap makan minum
Kolaborasi dengan Dokter Ahli Jiwa : Valisanbe 1x1 tab/ malam

VI. IMPLEMENTASI TGL 10- 10- 2008 J.11.00WIB


Memberkan support moril
Menciptakan lingkungan yang nyaman
Mendengarkan keluhan pasien dengan baik
Melakukan pendekatan denga keluarga.
Menumbuhkan Kepercayaan diri pada pasien
Memberikan diit dan menganjurkan agar tetap makan dn minum.
Melakukan kolaborasi dengan Dokter Spesialis Jiwa :
- Valisanbe 1x1 tab/ malam
V. EVALUASI. TGL 10 -10- 2008 J. 14.00WIB
Ibu mulai mau diajak bicara
Ibu mau makan minum terhadap diit yang diberikan
Ibu lebih bisa istirahat( gelisah berkurang )
Keluarga lebih perduli dan membantu kebutuhan pasien.

DATA PERKEMBANGAN I
TGL/JAM 11-10- 2008 J. 14.00WIB
S :Ibu mengatakan pikirannya sudah mulai tenang
O : V; T: 110/80 ,S : 37oC , N :80x/mnt , R :20x/mnt
Ibu tampak sudah bisa istirahat,mau di dekati oleh bayinya (raway gabung )
A : Ibu B umur 30th PI AO dengan cemas berkurang.

10
P : Tetap memberi dorongan moril,tetap mengobservasi VS danKU,melibatkan
support keluarga dalam memberi asuhan

DATA PERKEMBANGAN II
TGL /JAM. 12 -11-2008 J. 17 WIB
S : Ibu mengatakan sudah teneng, ibu pingin pulang
O : VS T:120/80mmHg, S : 37oC ,N : 80x/mnt R : 20x/ mnt,
Bayi dirawat gabung ibu mau meneteki
Obat –obat oral yang diberikan oleh dokter mau rutin diminum
Ibu koopertif terhadap tindakan yang diberikan
A : Ibu PI AO dengan cepat teratasi
P : Visete Dokter
Ibu boleh pulang, Kontol rawat jalan 1mg lagi
Obat oral tetap di minum sesuai aturan
Jika ada gajala kambuh ,segera ke RS lagi.

11
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

1. Depresi post partum kita pandang sebagai suatu pengalaman


bertumbuh mungkin yang lebih mudah karena depresi postpartum
datang ketika memiliki seorang bayi secara alami mengundang kita
menjadi dewasa.
2. Maka seorang wanita dituntut untuk selalu mempersiapkan diri dalam
menghadapi semua permasalahan yang timbul setelah persalinan baik
persiapan fisik, emosional, psikologis dan spiritual agar tujuan kita
dalam merawat bayi dan keluarga bahagia dapat terwujut dan penuh
berkah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Marshall Fiona, Mengatasi depresi pasca melahirkan , Jakarta : Arcan 2004


Kaplan, Harold I, Ilmu kedokteran jiwa darurat, Jakarta Widya Medika, 1998

13
14

Anda mungkin juga menyukai