Anda di halaman 1dari 12

PRENATAL CARE

Disusun Oleh :
Dyah Ayu Pupitasari
Wahyuni Intan
Sainia Silfatul
Puput Puspitasari
Lia Amami
Ani Kristiana
Revista
Nuri Eldana
Noor Sholicha
Merlita

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Patologi kebidanan adalah salah satu masalah dalam pelayanan kesehatan dan harus
dikenali gejalanya sejak dini. Pada bab ini kita sebagai bidan harus bisa mengidentifikasi
gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post partum, post partum blues, dan post
partum psikosa. Post partum atau masa niifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta
sampai enam minggu berikutnya. Waktu yang tepat dalam rangka pengaeasam post partum
adalah 2-6 jam, 2 jam-6 hari, 2 jam-6 minggu, (atau boleh juga disebut 6 jam, 6 hari, 6
minggu). Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi , perubahan psikologis
dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi gangguan psikologi postpartum yaitu pada depresi post partum, post partum blues, dan
post partum psikosa ?
2. Apakah penyebab gangguan psikologi postpartum ?
3. Bagaimana penanggulangan dari gangguan-gangguan psikologi postpartum ?
4. Bagaiman contoh kasus pada setiap gangguan-gangguan psikologi postapartum ?

C.TUJUAN PENULISAN
1. Untuk melengkapi tugas dari mata kulya “ASUHAN KEBIDANAN IV PATOLOGI
(PNC)”.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap pembaca dan begitu pula dengan
penulis sendiri.
3. Untuk mempelajari dan mengetahui lebih jelas mengenai masalah GANGGUAN
PSIKOLOGI POST PARTUM.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Post Partum Blues


1. Definisi

Postpartum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya


hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran
bayi.
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran
barunya sebagai ibu pada minggu minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan, baik
dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan
baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan
gangguan psikologis, salah satunya yang disebut Postpartum Blues.

2. Etiologi
Mengenali penyebab post partum blues juga merupakan hal yang berguna dalam
mendeteksi adanya gangguan psikologi ini pada ibu. Selain bisa mengantisipasi kita juga bisa
memahami kondisi ibu sepenuhnya.
Post partum ini biasanya disebabkan oleh:
o Perubahan Hormon
o Faktor usia ( hamil usia muda, primipara, belum matangnya reproduksi, dll)
o Ketidaksiapan ibu menghadapi persalinan
o Stress
o ASI tidak keluar
o Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh
o Kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi.
o Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lainnya
dengan suami.
o Problem dengan Orangtua dan Mertua.
o Takut kehilangan bayi
o Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu.
o Problem dengan si Sulung.
o Ibu yang pernah mengalami gangguan kecemasaan termasuk depresi sebelum hamil
o Kejadian-kejadian sebagai stressor yang terjadi pada ibu hamil, seperti kehilangan
suaminya.
o Kondisi bayi yang cacat, atau memerlukan perawatan khusus pasca melahirkan yang
tidak pernah dibayangkan oleh sang ibu sebelumnya
o Ketergantungan pada alkohol atau narkoba
o Kurangnya dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga, suami, dan teman
o Kurangnya komunikasi, perhatian, dan kasih sayang dari suami, atau pacar, atau orang
yang bersangkutan dengan sang ibu.
o Mempunyai permasalahan keuangan menyangkut biaya, dan perawatan bayi.
o Kurangnya kasih sayang dimasa kanak-kanak
3. Cara mengatasi
Cara mengatasinya adalah dengan mempersiapkan persalinan dengan lebih baik,
maksudnya disini tidak hanya menekankan pada materi tapi yang lebih penting dari segi
psikologi dan mental ibu.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
1) beristirahat ketika bayi tidur
2) erolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
3) tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
4) bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
5) bersikap fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru
6) kempatan merawat bayi hanya dating satu kali

4. Contoh kasus
Ketika siuman setelah menjalani operasi caesar pasca persalinan anaknya yang kedua,
entah kenapa Anita tiba-tiba disergap rasa takut, sedih, dan benci pada diri sendiri. "Kata
dokter, itu normal dialami para ibu, terutama yang melahirkan lewat operasi," tutur wanita
berusia 38 tahun ini.
Pulang ke rumah, Anita merasa gembira. Tapi itu cuma berlangsung tiga hari. "Saya
mengunci diri di kamar, menangis sesenggukan. Rasanya sedih sekali dan itu berlangsung
tiap hari," ceritanya. "Rasanya hati ini kesal melulu dan maunya marah-marah atau ngambek .
Persis kayak anak kecil. Padahal, semua itu bukan sifat saya."
Tentu saja suaminya merasa sedih, bingung dan prihatin. Sampai lima bulan pasca
persalinan, rasa sedih tetap menggayuti Anita. "Saya juga jadi pencemburu dan pemarah.
Suami pulang terlambat sedikit saja, saya marah-marah dan berpikir ia main dengan wanita
lain. Si sulung pun jadi korban, juga karena saya jarang mengajaknya bermain atau
mengobrol."

B. Depresi Post Partum

1. Definisi
 Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan
berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan.
 Pitt tahun 1988 dalam Pitt(regina dkk,2001) depresi post parum adalah depresi yang
bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan
nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim
dengan suami).
 Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3
bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras
terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.

Post partum depression


Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan
emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah
melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
2. Etiologi
Tidak ada penyebab tunggal. Sebaliknya, depresi kemungkinan hasil dari kombinasi
beberapa faktor seperti dikutip dari www.womenshealth.gov berikut :
 Depresi adalah penyakit mental yang cenderung menurun dalam keluarga. Wanita
dengan riwayat keluarga depresi lebih cenderung memiliki depresi.
 Perubahan kimia di dalam otak yang diyakini memainkan peran besar dalam depresi.
 Kehidupan yang dijalani penuh dengan tekanan, seperti kematian orang yang dicintai,
kemiskinan, pelecehan, dapat memicu depresi.
 Faktor hormonal yang unik pada wanita dapat menyebabkan depresi pada beberapa
perempuan. Hormon secara langsung memengaruhi kimia otak yang mengontrol
emosi dan suasana hati. Dan perempuan lebih berisiko depresi pada waktu tertentu
dalam kehidupan mereka, seperti pubertas, selama dan setelah kehamilan, dan selama
perimenopause.

“Sampai saat ini penyebab pasti terjadinya depresi postpartum belum diketahui. Tapi
ada dugaan bahwa terjadinya akibat ketidakseimbangan hormon, faktor hormonal
berpengaruh. Itu pun bukan harga mati karena masih ada faktor risiko lain seperti riwayat
keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Atau sebelumnya dia pernah mengalami depresi.
Faktor sosial lain seperti misalnya, support dari lingkungan yang minim. Nah, di negara-
negara maju yang nilai relationship dengan keluarga rendah, tingkat depresi lebih tinggi
dibandingkan dengan negara-negara yang sistem kekerabatannya masih kental. Seperti di
Indonesia, support dari lingkungan masih besar terhadap ibu hamil atau yang baru
melahirkan,”

3. Cara Mengatasi
Monks dkk (1988) mengatakan depresi post partum merupakan problem psikis sesudah
melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung
berbulan-bulan.
Faktor resiko:
1) keadaan hormonal
2) dukungan sosial
3) emotional relationship
4) komunikasi dan kedekatan
5) struktur keluarga
6) antropologi
7) perkawinan
8) demografi
9) stressor psikososial dan lingkungan

Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid,
progesteron dan estrogen.
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan
dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan
sarankan pada ibu untuk:
1) beristirahat dengan baik
2) berolahraga yang ringan
3) berbagi cerita dengan orang lain
4) bersikap fleksible
5) bergabung dengan orang-oarang baru
6) sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis

4. Contoh kasus
Melahirkan bak dua sisi mata uang. Satu sisi tentulah kebahagiaan. Sisi lainnya: cemas!
Kecemasan macam apa yang membuat ibu melahirkan sampai menderita depresi postpartum?
Apa gejalanya? Andrea Pia Yates membenamkan 5 anaknya dengan rentang usia 6 bulan
hingga 7 tahun ke bak mandi hingga tewas pada 20 Juni 2001 di Texas, AS. Apa alasannya?
"Saya ini ibu yang buruk. Saya ini iblis. Cara saya membesarkan mereka tidak akan
menyelamatkan mereka. Mereka ditakdirkan binasa dalam api neraka," kata Andrea yang saat
itu berusia 37 tahun. Perempuan kelahiran Houston lulusan SMA itu dinyatakan menderita
depresi postpartum berat yang berulang-ulang sejak kelahiran anaknya yang keempat. Kisah
Aniek Qori'ah Sriwijaya (31) di Bandung, Jawa Barat, hampir serupa, meski belum ada
kepastian tentang penyakit apa yang dideritanya. Anak dokter dan lulusan Planologi ITB
dengan IPK di atas 3 ini baru hanya diduga mengalami gangguan jiwa. Aniek membekap 3
anaknya dengan rentang usia 9 bulan hingga 6 tahun dengan bantal dan kasur hingga tewas
pada 8-9 Juni 2006. Alasannya? Aniek takut tidak bisa membahagiakan anak-anaknya. Aniek
bahkan kemudian heran, kok bisa dirinya membunuh anak-anaknya.

C. Post partum psikosa

1. Definisi

Psikosa pospartum Merupakan gangguan jiwa yang berat yang ditandai dengan waham,
halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan ( sense of reality ) yang terjadi kira-kira 3-4 minggu
pasca persalinan. Merupakan gangguan jiwa yang serius, yang timbul akibat penyebab
organic maupun emosional ( fungsional ) dan menunjukkan gangguan kemampuan berfikir,
bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan
sesuai kenyataan itu, sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari
sangat terganggu.
Psikosa terbagi dalam dua golongan besar, yaitu :
 Psikosa fungsional Merupakan gangguan psikologis yang faktor penyebabnya terletak
pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat
keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau pengalaman yang terjadi
dalam kehidupan seseorang.
 Psikosa organik
Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari
suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.

2. Etiologi
Ø Faktor sosial kultural (dukungan suami dan keluarga, kepercayaan atau etnik )
Ø Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi )
Ø Faktor psikososial ( adanya stresor psikososial, faktor kepribadian, riwayat mengalami
depresi, penyakit mental, problem emosional dll )
Ø Faktor keturunan
Ø Karakter personal seperti harga diri yangv rendah.
Ø Perubahan hormonal yang cepat.
Ø Masalah medis dalamkehamilan ( pre-eklampsia, DM ).
Ø Marital disfungsion atau ketidakv mampuan membina hubungan dengan orang lain yang
mengakibatkan kurangnya dukungan.
Ø Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan
Ø Merasa terisolasi.
Ø Kelemahan, gangguan tidur ( imsomnia ),v ketakutan terhadap suatu masalah,
Ø ketakutan akan melahirkan anak cacat atau tidak sempurna.

3. Cara Mengatasi
Beberapa intervensi berikut ini dapat membantu wanita terbebas dari ancaman depresi dan
psikosa postpartum, yaitu :
Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa pospartum, sehingga ibu dan
keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka akan segera mendapatkan
penanganan yang tepat.
Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur
yang cukup. Keduanya penting dalam periode pospartum.
Olahraga
Merupakan kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan peregangan selama 15
menit dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih
menguasai emosional yang berlebihan
Beritahukan perasaan ibu
Jangan takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang ibu inginkan dan
butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai masalah, segera beritahukan kepada orang
yang dipercaya ataupun orang yang terdekat.
Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat
Dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan pospartum sangat
penting, yakinkan diri ibu bahwa keluarga selalu berada disamping ibu setiap ada kesulitan.
Persiapan diri dengan baik
Persiapan sebelum persalinan sangat diperlukan, ikutlah kelas hamil, baca buku-buku yang
dibutuhkan.
Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan golakan perasaan
yang terjadi selama periode pospartum. Kondisi anda yang belum stabil, bisa ibu curahka
dengan memasak atau membersihkan rumah.
Dukungan emosional
Minta dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu dapat mengatasi rasa
frustasi atau stress. Ceritakan pada mereka mengenai perubahan yang ibu rasakan, sehingga
ibu merasa lebih baik dari setelahnya.
4. Contoh kasus
Ketika Melanie Stokes menjadi hamil, dia sepertinya memiliki segalanya di tempat. Dia
adalah seorang manajer penjualan farmasi sukses bahagia menikah dengan dokter. Dia
memiliki keluarga yang mendukung dan bagiannya dari otak dan keindahan. Dia adalah
seorang wanita hamil berseri-seri, ingin bertemu bagian dalam anak dan untuk memulai
kehidupan barunya sebagai seorang ibu.
Pada tanggal 23 Februari 2001, Sommer Skyy lahir, indah dan sehat. Tapi ibu Melanie,
Carol, menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan putrinya. Melanie, yang telah
bermimpi semua hidupnya memegang gadis bayinya dalam pelukannya, sepertinya tidak tahu
bagaimana menanggapi mimpinya menjadi kenyataan. Melani meyakinkan dirinya bahwa
tenaga kerja telah habis, tapi itu ketika ia sembuh,ia akan kembali ke keadaan yang normal.
Tapi Melanie tidak bangkit kembali. Ketika Sommer hanya berumur satu bulan, depresi
Melanie telah tumbuh begitu parah sehingga ia berhenti makan dan minum dan tidak bisa lagi
menelan. Dia mulai memiliki pikiran paranoid tentang orang lain,dia berfikir bahwa
tetangganya diseberang jalan semua telah ditutupi tirai mereka karena mereka pikir dia adalah
ibu yang buruk.Dia menjadi kurus, bermata keramat, shell diri mantan. Lalu, ia mulai
mencari cara untuk mengakhiri hidupnya. Melanie dirawat di rumah sakit tiga kali dalam
tujuh minggu. Dia diberi empat kombinasi anti-psikotik, anti-kecemasan, dan obat anti-
depresan serta menjalani terapi electroconvulsive. Keluarganya rally sekitarnya dengan
seluruh kekuatan mereka, tetapi pada akhirnya, Melanie melompat ke kematiannya dari lantai
dua belas sebuah hotel Chicago.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post partum,post partum blues, post
partum psikosa.
Post partum blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues
dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efelk ringan yang sering tampak dalam minggu
pertama setelah persalinan.
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan
berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkn sampai satu tahun kedepan
Post partum psikosa adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam enam minggu
setelah melahirkan.

B. Saran
Diharapkan makalh ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmawatiukkas.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai