Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN

Pd. Ny “S” Akseptor lama kb suntik 3 bulan ( Depo-neo ),


ganti cara MOW
Di RSUD Sumberrejo - Bojonegoro

DOSEN PEMBIMBING :
HJ. ANDRI TRI KUSUMANINGRUM S.SIT.

DISUSUN OLEH :
KHUSNUL KHOTIMAH
07.02.02.0337

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN


2009

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ……..
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………… Telah dibuat oleh :

Nama : Khusnul Khotimah


NIM : 07.02.02.0337

Mahasiswa Praktek

KHUSNUL KHOTIMAH
NIM. 07.02.02.0337

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal :

Mengetahui :

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

(………………..………...) (……………..…………...)

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayahnya dan tak lupa kami ucapkan shalawat serta salam pada junjungan kita nabi
Muhammad SAW. Sehingga kami pada saat ini diberi kemudahan untuk menyelesaikan
tugas Asuhan Kebidanan pada praktek klinik semester IV di BPS Ny. Aida Hartatik
Amd,Keb. dengan baik dan tepat waktu.
Dengan terselesinya Askeb ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. H. Budi Utomo, Amd,Kep, M.kes. selaku Ketua STIKES
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2. Ibu Hj. Ws .Tarmi, SST, M.Kes, S.Psi, selaku kaprodi D3 Kebidanan STIKES
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
3. Ibu Hj. Andri Trikusuma Ningrum, S.SiT, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Ibu Aida Hartatik Amd,Keb, selaku pembimbing ruangan.
5. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung dan memberikan do’a serta
semangat baik moral maupun spiritual.
6. Teman-teman dan pihak lain yang senantiasa mendukung dan membantu kami
dalam mnyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mohon saran dan kritiknya sehingga dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya.

Lamongan, Juni 2009

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………….
Lembar Pengesahan………………………………………………………….….
Kata Pengantar……………………………………………………………….….
Daftar Isi…………………………………………………………………….…..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….……
a. Latar Belakang……………………………………………………….….
b. Tujuan……………………………………………………………………
c. Metode Penulisan.………………………………………………………..
d. Pelaksanaan………………………………………………………………
e. Sistematika Penulisan………………………………… ……………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………
BAB III TEORI ASUHAN KEBIDANAN……………………………………..
BAB IV TINJAUAN KASUS…………………………………………………...
a. Pengkajian………………………………………………………………..
b. Interprestasi data dasar…………………………………………………...
c. Antisipasi masalah potensial……………………………………………..
d. Identifikasi kebutuhan segera……………………………………………
e. Intervensi ………………………………………………………………...
f. Implementasi……………………………………………………………..
g. Evaluasi…………………………………………………………………..
BAB V PENUTUP………………………………………………………………
a. Kesimpulan………………………………………………………………
b. Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Kontrasepsi mantap / tubektomi merupakan suatu metode kontrasepsi
operatif minor pada wanita yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif,
memakan waktu oprasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi umum.
Metode MOW merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling
cocok untuk wanita dengan usia > 26 th atau wanita dengan paritas banyak,
metode ini terdiri dari 2 jenis yaitu minilaparotomi dan laparotomi.

II. TUJUAN
a. Tujuan umum
Setelah mempelajari asuhan kebidanan pd Ny”S” akseptor lama kb
suntik 3 bulan (Depo-neo) dengan ganti cara kb MOW, diharapkan
mahasiswa mampu memahami dan memberikan asuhan kabidanan yang
sesuai dengan harapan dan standart.
b. Tujuan khusus
 Untuk mengetahui pengertian dari MOW
 Untuk mengetahui mekanisme kerja dari MOW
 Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari metode MOW
 Untuk mengetahui peserta KB MOW
 Untuk mengetahui kontra indikasi dari KB MOW
 Untuk mengetahui Jenis dari metode MOW

III. METODE PENULISAN


Metode yang dipakai dalam penulisan asuhan kebidanan ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan denagn memberikan asuhan kebidanan pada klien
secara langsung mengenai proses asuhan pada klien secara langsung mengenai
proses asuhan kebidanan pada ibu Post Operasi MOW hari ke 1
Adapun data yang diperoleh :
 Data primer :
 Wawancara
 Observasi
 Pemeriksaan fisik
 Data sekunder :

5
 Study kepustakaan dan praktek lapangan

 Sumber data :
 Obyektif : data observasi dan pemeriksaan fisik
 Sekunder : diperoleh dari status pasien

IV. SISTEMATIK PENULISAN


BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Pustaka
BAB III : Askeb Teori
BAB IV : Tinjauan Kasus
BAB V : Penutup
Daftar Pustaka

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MEDIS OPERATIF WANITA ( MOW )

1. Pengertian
Metode MOW : Salah satu cara kontrasepsi bagi perempuan melalui
operasi/pemotongan saluran induk telur sehingga menghambat
pertemuan antara sperma dan sel telur.
Kontrasepsi ini hanya untuk ibu yang tidak ingin punya anak lagi.
2. Profil
 Sangat efektif dan permanent
 Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana
 Tidak ada efek samping
 Konseling dan informed consent mutlak diperlukan
3. Jenis
 Minilaparatomi
* Dapat dilakukan
- Sub umbilical / infra umbilical => Post Partum
- Supra pubis / mini pfannenstiel
a. Post abortus
b. Peritonitis akut ( radang selaput perut )
 Laparoskopi
4. Mekanisme Kerja
 Dengan mengoklusi tuba fallopi (mengikat dan memotong atau memasang
cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
5. Keuntungan
* Kontrasepsi
 Sangat efektif
 Permanent
 Tidak mempengaruhi proses menyusui
 Tidak bergantung pada factor senggama
 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatn yang
serius
 Pembedahan sederhana, dapat dilkukan dengan anastesi local
 Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

7
* Non kontrasepsi
 Berkurangnya resiko kanker ovarium
6. kerugian
 Harus dipertimbangkan sifat permanent metode kontrasepsi ini (tidak
dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
 Klien dapat menyesal dikemudian hari
 Resiko komplikasi kecil
 Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
 Dilakuakn oleh dokter yang terlatih
 Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HBV, dan HIV / AIDS
7. Yang Dapat Menjalani Tubektomi
 Usia > 26 tahun
 Paritas > 2
 Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuia dengan kehendaknya
 Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatn yang serius
 Pasca persalinan
 Pasca keguguran
 Paham dan secara sukarela setuju dengn prosedur ini
8. Yang Tidak Dapat Menjalani Tubektomi
 Hamil atau sudah di curigai hamil
 Perdarahan vagianl yang belum jelas penyebabnya
 Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
 Tidak boleh menjalani proses pembedahan
 Kurang pasti mengenai keninginannya untuk fertilitas dimasa depan
 Belum me,berikan persetujuan tertulis
9. Dapat Dilakukan
 Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional
klien tersebut tidak hamil
 Hari ke 6 sampai ke 13 dari siklus menstruasi
 Pasca persalianan:
o Minilap : didalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu
o Laparaskopi ; tidak tepat untuk klien pasca persalinan
 Pasca keguguran :
o Triwulan Pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada infeksi
pelvic (minilap atau laparaskopi)
o Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
pelvic (minilap saja)

8
10. Penanganan Kemungkinan Komplikasi Terjadi
komplikasi Penanganan
 Infeksi luka Apabila terlihat infeksi luka, obati dengan antibiotic.
Bila terdapat abses, lakukan drainase dan obati seperti
yang terindikasi
 Demam pasca Obati infekis berdasarkan apa yang ditemukan
operasi (> 38 ˚ C)
 Luka pada Mengacu ketingkat asuhan yang tepat. Apabila kandung
kandung kemih, kemih atau usus luka dan diketahui setelah operasi,
intestinal (sangat lakukan reparasi primer. Apabila ditemukan pasca
jarang terjadi) operasi rujuk ke RS yang tepat bila perlu
 Emboli gas yang Ajukan ketingkat asuhan yang tepat dan mulailah
diakibatakn oleh resusitasi intenisf termasuk : cairan intravena, resusitasi
laparaskopi (sangat kardiopulmonal, dan tindakan penunjang kehidupan
jarang terjadi) lainnya
 Rasa sakit pada Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati
lokasi pembedahan berdasarkan apa yang ditemuakn
Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang
 Perdarahan
ditemukan
superficial (tepi –
tepi kulit atau
subkutan
 Hematoma Gunakan packs yang hangat dan lembab ditemapt
(subkutan) tersebut. Amati : hal ini akan berhenti dengan
berjalannya waktu tetapi dapat membutuhkan drainase
bila eksetensif

11. Intruksi Kepada Klien


 Jika luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi
aktifitas normalecara bertahap (sebaiknay dapat kembali ke aktivitas
normal didalam waktu 7 hari setelah pembedahan)
 Hindari hubungna intim hingga merasa cukup nyaman. Setelah mulai
kembali melakukan hubungan intim, hentikanlah bila ada peraaan kurang
nyaman.
 Hindari mengangkat benda – benda dan bekerja keras selam 1 minggu

9
 Kalau sakit minumlah 1 atau 2 obat analgesic (penghilang rasa sakit)
setiap 4 hingga 6 jam.
 Jadwalkan sebuah kunjunagn pemeriksaan secara rutin antara 7 dan 14
hari setelah pembedahan.
 kembalilah setiap waktu apabila anda menghendaki perhatian tertentu atau
tanda – atnad dan simptom – simptom yang tidak bisa
12. Informasi Umum
 Nyeri bahu selama 12-24 jam setelah laparoskopi relative lazim dialami
karena gas (CO2 atau udara) dibawah diafragma, sekunder terhadap
pneumoneum
 Tubektomi efektif setelah operasi
 Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa
 Tubektomi tidak mamberikan perlindungan atas IMS, termasuk virus
AIDS. Apabila pasangannya beresiko sebaiknay pakai kondom bahkan
setelah tubektomi.

10
BAB III
TEORI ASUHAN KEBIDANAN

I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : Jam :
No Register :
Tempat :

A. Data subyektif
1. Anamnesa
 Nama suami dan istri : agar dalam melakukan komunikasi dengan
pasien dan keluarga dapat terjalin komunikasiyang baik dan mengenal
klien.
 Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal pasien sehingga
memudahkan bidan apabilah klien memerlukan pertolongan /
informasi dari bidan.
 Suku / bangsa : untuk mengetahui adat, kebiasaan dan bahasa dari
klien, sehingga nantinya dapat mempengaruhi dalam penyampaian
informasi.
 Agama : untuk mengetahui pantangan suatu agama tentang metode
suatu alat kontrasepsi.
 Usia :
- Dikaji untuk mengetahui berapa usia yang boleh menggunakan KB
MOW ( >26 th ), sedangkan pada wanita sukarela melakukan MOW
dengan syarat : Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup, umur
sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup.
 Lama Perkawinan : untuk mengetahui apakah klien mengetahui infertil
atau tidak dari jarak persalinan sampai saat ini.
 Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pendidikan klien, sehingga
nantinya dapat membantu dalm mambarikan asuhan.
 Status perkawinan : untuk mengetahui apakah terjadi perkawinan yang
sah / tidak yang nantinya dapat berpengaruh pada psikologi klien.
 Usia saat kawin : untuk mengetahui usia saat kawin alat- alat
reproduksi sudah matang yang dapat mempengaruhi infertilitas
seseorang.

11
 Penghasilan :
- Tingkat ekonomi merupakan suatu pertimbangan yang dapat
mempengaruhi keputusan keluarga dalam menetapkan
ukuran keluarga, jarak antara anak dan pemilihan serta
metode pengendalian kehamilan ( Varney : 414 )
- Pekerjaan suami san ibu senduri untuk mengetahui taraf
hidup dan sosial ekonominya agar nasehat kita sesuai
( Sulaiman , 1983 )
2. Keluhan utama
Rasa sakit pada abdomen, demam > 38oC, perdarahan dari luka insisi.
( Hanafi hartanto, hal 250 )
3. Riwayat keluhan utama
P : PROVOKATIF / PALIATIF
Apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang dapat mangurangi /
memperbaiki gejala.
Q : QUALITY
Bagaimana gejala di rasakan, nampak / terdengar sejauh mana
pasien-pasien merasakanya sekarang.
R : REGIONAL / AREA RADIASI
Dimana gejala terasa.
S : SKALA KEADAAN
Seberapa parah yang di alami klien 1-10
T : TIME
Waktu, sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan.
4. Riwayat menstruasi
 Menarch :-
 Siklus : - Mow dilakukan pada hari ke 6-13 dari siklus haid
( fase poliferasi )
 Teratur / tadak : Siklus menjadi teratur ( Depkes,2006 dan
Dr. Rustam, 1998 )
 Jumlahnya :-
 Sifat darah :-
 Warna darah : -
 Disminorea :-
 Flour albus :-
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

12
 Kontrasepsi MOW dapat di gunakan pada wanita yang telah memiliki
anak ( > 2 ).
 Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Riwayat penyakit sekarang
Kontrasepsi MOW tidak boleh di anjurkan pada wanita yang mempunyai
riwayat penyakit seperti DM, paru-paru, Hipertensi, jantung, Anemi,
keadaan gizi yang sangat buruk, hernia umbilical, Obesitas.
( Dr.hanafi hal 250 )
7. Riwayat penyakit yang lalu
Kontrasepsi MOW tidak boleh di anjurkan pada wanita yang mempunyai
riwayat penyakit seperti DM, paru-paru, Hipertensi, jantung, Anemi,
keadaan gizi yang sangat buruk, hernia umbilical, Obesitas.
( Dr.hanafi hal 250 )
8. Riwayat penyakit keluarga.
Kontrasepsi MOW tidak boleh di anjurkan pada wanita yang mempunyai
riwayat penyakit seperti DM, paru-paru, Hipertensi, jantung, Anemi,
keadaan gizi yang sangat buruk, hernia umbilical, Obesitas.
( Dr.hanafi hal 250 )
9. Riwayat ginekologi
Kontrasepsi MOW tidak boleh di berikan pada wanita yang mengalami
pernah melakukan operasi abdominal atau operasi pelvis, mempunyai
penyakit pelvis, penyakit perdarahan.( Dr. Hanafi , hal 250 )
10. Riwayat psikologi spiritual
Kebutuhan untuk memiliki anak untuk di cintai dan mencintai orang
tuanya pemikiran bahwa kehamilan dianggap bukti bahwa kita di cintai
( kedua faktor ini merupakan alasan yang umum yang di lontarkan oleh
remaja yang mempengaruhi kehamilan ) keyakinan yang salah bahwa
anak akan menyatuhkan kembali hubungan yang retak rasa takut untuk
mengasuh dan membesarkan anak ancaman terhadap gaya hidup yang
dijalani menjadi orang tua.(Varney,hal 414)
11. Riwayat kontrasepsi
Kontrasepsi MOW dapat di berikan Pada wanita yang paritas > 2.
12. Riwayat latar sosial budaya
Tren saat ini tentang jumlah keluarga, dampak jumlah keluarga di dapat
individu tumbuh dan berkembang terhadap individu tersebut, pentingnya
memiliki anak laki-laki di mata masyarakat karena akan meneruskan nama
keluarga,apakah masyarakat menghubungkan secara langsung antara
jumlah anak yang dimiliki seorang laki-laki dan kejantananya, nilai dalam

13
masyarakat tentang menjadi seorang “ wanita hanya bila ia dapat
memberi” anak kepada pasanganya.
c. Pola kebiasaan sehari-hari
 Nutrisi : Untuk mengetahui keadaan pola makan yang nantinya ada
hubunganya dengan peningkatan BB.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : Penilaian umum dan keadaan kesadaran pasien,
hal ini penting untuk mengetahui apakah klien dalam
keadaan sehat / sakit.
 Pengukuran BB : - Untuk mengetahui BB saat ini dan mengetahui
terjadi penambahan BB
 Pengukuran TTV
- Nadi : -
- Suhu : -
- TD : tidak boleh > 140/90 mmHg
- RR :-
2. Pemeriksaan Fisik
o Kepala : -
o Wajah : Untuk mengetahui apakah ibu anemi yang dapat memperburuk
keadaan ibu saat dilakukan pembedahan ( Kontra indikasi )
( Dr. Hanafi , hal 250 )
o Hidung : -
o Mulut : -
o Telinga : -
o Leher : palpasi apakah ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, adakah
bendungan pada vena jugularis.
o Dada : Inspeksi warna dan kesimetrisan dada, palpasi adakah krepitasi
dan nyeri tekan, auskultasi suara paru dan suara jantung yang dapat
memperburuk keadaan ibu pada saat pembedahan ( kontra indikasi )
(Dr. Hanafi, Hal 250 )
o Payudara : -
o Abdomen : Untuk mengetahui adanya riwayat pembedahan yang
berhubungan dengan pembedahan yang akan dilakukan.
o Genetalia : Untuk mengetahui adanya perdarahan pervaginam, serta
inveksi sistemik dan pelvik akut ( Kontra indikasi )

14
( Dr. hanafi, Hal 250 )
o Perinium : -
o Anus :-
o Ekstrimitas : -
3. Pemeriksaan penunjang.
Untuk mengetahui hasil pemeriksaan : drah lengkap, urine, papsmear
( Dr. Hanafi, Hal 244 )

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : Ny. “S” Akseptor baru kb MOW ( Minilaparotomi )
DS ( Diagnosa Subjektif ) : Berisi data-data berdasarkan anamnesa dari klien,
saperti : kontrasepsi apa yang perna digunakan, bagaimana efek
sampingnya, bagaimana riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu.
DO ( Diagnosa Objektif ) : Berisi data-data berdasarkan pemeriksaan dari klien
seperti: BB atau TB, TTV, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Masalah : Perubahan hormonal, perubahan pola haid,
Kebutuhan : KIE, Penenganan efek samping, rujuk ( Bpppk, 2006. Mk – 35 )

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Untuk mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi akibat penggunaan metode
Kb MOW yaitu : infeksi, hematoma subkutis / perdarahan sedikit, perforasi uterus
/kandung kemih.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGARA


Hal ini penting jika klien terjadi masalah bisa segera di tangani dan dirujuk bila
perlu.

V. PERENCANAAN
Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan KB, harus melihat diagnosa
kebidanan, hasil pemeriksaan dan hasil anamnesa, sehingga dalam melakukan
tindakan tidak ada kesalahan. Rencana asuhan kebidanan dapat dibuat bersama
klien dan keluarga, sehingga meminimalkan efek samping pasca tindakan MOW
seperti : perubahan hormonal, pola haid, problem ginekologis, dan problem
psikologis.

15
VI. IMPLEMENTASI
Pada langkah ini, bidan di tuntun melakukan tindakan kebidanan secara
mandiri, tetapi pada pelaksanaan penyelesaian kasus klien sewaktu- waktu bidan
juga harus melaksanakan kegiatan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainya
seperti : Dokter umum, dokter obgyn, perawat, ahli gizi dan sebagainya.
Penatalaksanaan asuhan kebidanan selalu diupayakan dalam waktu singkat
dan seefektif mungkin hemat dan berkualitas.
Implementasinya meliputi : menginformasikan bahwa klien dalam keadaan
baik menjelaskan pada klien bahwa hal yang dikeluhkan adalah hal yang
fisiologis kemudihan menjelaskan pada klien cara mengatasi keluhanya serta
memberikan konseling pada klien tentang macam-macam alat kontrasepsi.

VII. EVALUASI
Dalam asuhan kebidanan evaluasi sangat berperan utama menetapkan tindakan
kebidanan untuk mengatasi masalah klien, dalam evaluasi kebidanan ini kita
menggunakan SOAP.

16
BAB IV
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 30 Juni 2009 Jam:10.00 WIB
Oleh : khusnul Khotimah

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama istri : Ny.”S” Status pernikahan
Umur : 25 th Usia nikah : 18 th
Agama : Islam Lama nikah : 7 th
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Nikah ke : 1 kali
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Babat - Bandaran

Nama Suami : Tn”K” Status pernikahan


Umur : 29 th Usia nikah : 22 th
Agama : Islam Lama nikah : 7 th
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Nikah ke : 1 kali
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Babat- Bandaran

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin ganti menggunakan metode KB steril setelah
melahirkan anak yang sekarang, yang sebelumnya menggunakan
metode Kb suntik 3 bulan.

4. Riwayat Menstruasi
 Menarche : 13 Th
 Siklus : 28 Hari
 Teratur / tidak : Teratur
 Lama : 5 Hari

17
 Jumlah : 1-2 Hari habis 3 kotek penuh , hari
seterusnya habis 2 kotek tidak penuh
 Sifat Darah : Cair kadang bergumpal
 Warna Darah : Merah kehitaman
 Disminorhoe :-
 Flour Albus : 3 hari sebelum menstruasi , tidak berwarna
(jernih) , tidak berbau tidak gatal
 HPHT : 20 - 09 – 08

5. Riwayat kehamilan,persalinan,nifas, anak, dan kb yang lalu

KAHAMILAN PERSALINAN ANAK NIFAS KB


No
Suami UK Pny Pnlong Jns Pny JK H/M Umur

1 I 9 bln - dr.Obg SC - pr Hidup 5 th Normal Suntik 3


yn bulan lama
5 th
2.
I 9 bln - dr.Obg SC - pr Hidup 1 hari Masih -
yn obsrvasi

6. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit sampai opname di
rumah sakit, ibu tidak pernah operasi, ibu hanya panas, batuk dan pilek
diberikan obat di toko sudah sembuh

7. Riwayat Kesehatan Lalu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan ( DM,
Asma, Jantung ) Penyakit menular ( TBC,Hepatitis) Penyakit
Menahun ( Hipertensi, Anemia )

8. Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan ( DM,
Asma, Jantung ) Penyakit menular ( TBC,Hepatitis) Penyakit
Menahun ( Hipertensi, Anemia )

9. Riwayat Psiko dan Spiritual


Ibu mengatakan senang menggunakan kb steril karena tidak perlu
mengingat – ingat lagi untuk suntik seperti KB suntik 3 bulan yang

18
terdahulu. Selain itu ibu tidak ingin punya anak lagi oleh karena itu ibu
mamakai KB jangka panjang steril.

10. Riwayat kontrasepsi


Ibu mengatakan setelah menikah tidak menggunakan kontrasepsi apaun
sampai hamil ke 1, kemudian setelah itu menggunakan kb suntik 3
bulan selama 5 tahun dan ibu tidak mengeluh apa-apa.

11. Riwayat Latar Belakang Budaya


 Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada pantangan ber KB tapi
ibu beranggapan bahwa banyak anak banyak rejeki
 Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada kebiasaan berobat ke
dukun

12. Pola Kebiasaan Sehari – hari


 Nutrisi
 Ibu makan 3x sehari 1 piring habis dengan komposisi nasi,
lauk,bervariasi, sayur kadang buah, minum air putih kurang
lebih 4-5 gelas sehari
 Aktifitas
 Ibu dirumah sebagai ibu rumah tangga mengerjakan
pekerjaan rumah ( memasak, mencuci, membersihkan
rumah ) dilakukan sendiri dan merawat anaknya
 Personal Hygiene
 Ibu mandi 3x sehari dengan air dingin,memakai sabun,
keramas 2x seminggu, gosok gigi 3x sehari, ganti baju 2x
sehari, ganti celana dalam 3x sehari
 Eliminasi
 BAB dan BAK tidak ada nyeri dan gangguan, BAK 1x
sehari, warna kuning konsistensi lunak, BAK 4-5X sehari
warna kuning jernih
 Istirahat tidur
 Ibu tidur siang kurang lebih 1 jam dan tidur malam kurang
lebih 5 jam sehari
 Seksualitas

19
 Ibu melakukan hubungan seksual kurang lebih 1x
seminggu

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB : 55 kg
TB : 150 cm
TTV : TD : 120 / 80 mmHg
Nadi : 86 x / menit
Suhu : 36 ˚ C
RR : 30 x / menit
2. Inspeksi
 Rambut : hitam, bersih, tidak ada ketombe,
tidak mudah rontok, distribusi merata, rambut lurus
 Kepala : bersih, tidak ada odem, tidak ada
cloasma
 Mata : tidak ada odem, konjungtiva merah
muda,sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah
 Hidung : bersih,tidak ada polip, tidak ada
skret, terdapat rambut hidung
 Telinga : bersih tidak ada serumen pada
telinga kiri dan kanan
 Mulut : bibir lembab, tidak stomatitis, tidak
caries, tidak ada karang gigi, tidak ada gigi palsu, lidah
tidak berslag, tidak ada bercak koplik
 Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar
thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada
bendungan vena jugularis
 Dada : bentuk bulat datar, pernafasan
vesikuler, tidak ada tarikan intercoste.
 Payudara :Asimetris, tidak ada benjolan
abnormal, hiperpigmentasi pada areola mammae dan
putting susu, tidak ada nyeri tekan

20
 Abdomen :terdapat luka bekas operasi,tidak
teraba pembesaran hepar dan lien
 Genetalia : tidak ada odem dan varises , tidak
ada penyakit kelamin dan tidak ada keputihan
 Anus : tidak ada hemoroid
 Ekstremitas atas : tidak ada odem, pergerakan kedua
tangn bebas
 Ekstremitas Bawah : tidak odem, tidak terdapat varises
pada tungkai kanan dan kiri, pergerakan kedua kaki bebas.

II. INTREPRETASI DATA DASAR


DX : Ny”S” akseptor lama kb suntik 3 bulan ( Depo-neo) ganti cara metode
MOW
DS :
 Ibu mengatakan punya 2 anak.
 Ibu mengatakan ingin menggunakan metode kb steril setelah
melahirkan anak sekarang karena tidak ingin punya anak lagi,
sebelumnya ibu menggunakan kb suntik 3 bulan selama kurang lebih 5
tahun.
 HPHT : 20 – 09 - 08
DO :
 KU : Baik
 Kesadaran : composmentis
 TB : 150 cm
 BB : 55 kg
 TTV
 TD :120 / 80 mmHg
 Suhu :36 ˚C
 Nadi :86 x / menit
 RR :30 x / menit
 Abdomen : terdapat luka bekas operasi

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
 DX: Ny”S” Akseptor kb suntik 3 bulan (Depo-neo) ganti cara MOW.

21
 Tujuan jangka pendek
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama kurang lebih 3 jam
diharapkan ibu dapat mengerti tentang penjelasan petugas kesehatan
dengan kriteria hasil :

K : Ibu mampu mengungkapkan kembali apa yang telah dijelaskan oleh


bidan.
A : Ibu bersedia melakukan anjuran bidan.
P : Ibu kooperatif terhadap petugas kesehatan selama pengobatan atau
tindakan.
P :Tubektomi telah dilakukan pada ibu dengan minilaparatomi pada
daerah sub-umbilical.
 Tujuan jangka pendek
Setelah dilakukan asuhan kebidanan, diharapkan setelah 1 minggu
ibu berkunjung ulang dan diharapkan keadaan ibu baik dengan kriteria
hasil :
o Luka jahitan operasi bersih, kering dan tidak ada tanda-tanda
infeksi sehingga dapat diangkat benangnya
o TTV dalam batas normal :
TD : 120/80-140/90 mmHg
Nadi : 70 – 100 x / menit
Suhu : 36,5 ˚C – 37,5 ˚C
RR : 30 – 50 x / menit

* PLANING
1. Lakukan pendekatan terapeutik
dengan klien
R/ klien akan merasa nyaman dan akan tercipta hubungan saling
percaya anatra klien denagn bidan atau sebaliknya
2. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ Ibu bisa memahami keadaan saat ini
3. Kaji pengetahuan ibu tentang kb steril
R/ Memudahkan dalam pemberian konseling.
4. Berikan penjelasan tentang kb MOW secara keseluruan
R/ Ibu mengerti dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
5. Minta persetujuan ibu atas tindakan yang akan dilakukan
R/ Mengantisipasi adanya tanggung gugat oleh pasien.

22
6. Jelaskan pada ibu tentang prosedur tindakan dan apa yang dirasakan
ibu selam proses pembedahan.
R/ Mengurangi kecemasan /ketakutan yang mungkin dialami oleh
klien.

7. Lakukan persiapan alat, pasien, dan lingkungan sebelum


pembedahan.
R/ Mempercepat proses pembedahan.
8. Berikan dukungan pada ibu
R/ Motivasi semangat ibu
9. Kolaborasi dengan dokter dalam tindakan dan pemberian terapi.
R/ Memastikan pemberian pengobatan yang tepat.
10. Anjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi.
R/ Pemantauan kondisi ibu tetap dapat dilakukan.

V. IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 Juni 2009
jam Implementasi paraf
10.30  Melakukan pendekatan pada klien melalui komunikasi terapiutik.
 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu secara keseluruan bahwa
keadaan ibu baik, yaitu :
TD : 120/80 mmHg, S : 36 0C, R : 20x/menit, N : 80x/menit
 Mengkaji pengetahuan ibu tentang kb steril MOW
 Memberikan penjelasan tentang kb MOW secara keseluruan mulai
dari :
o Tindakan yang dilakukan
a. Mencapai tuba fallopi atau saluran telur
b. Mengikat tuba fallopi atau saluran telur
c. Penutupan tuba fallopi atau saluran telur
o Keuntungan
- Aman
- Mudah
- Wanita yang baru melahirkan umumnya mempunyai motifasi
tinggi untuk mencegah mendapatkan lebih banyak anak.
- MRS hanya 1 kali saja
o Kerugian

23
- Resiko kompliksi
- Perdarahan
- Saat melahirkan resiko infeksi lebih besar.
o Prosedur tindakan
o Kontra indikasi
o Komplikasi
 Meminta persetujuan ibu atas tindakan yang akan dilakukan.
 Menjelaskan pada ibu prosedur tindakan dan apa yang dirasakan
ibu selama proses pembedahan.
o Prosedur pembedahan
- Membuat sayatan kecil pada daerah perut.
- Mengambil tuba kemudian di keluarkan dan diikat dan
dipotong.
- Luka sayatan kemudihan dijahit dan ditutup kasa, selama
pembedahan ibu tidak akan merasa nyeri karena ibu sudah
dibius ( Dianastesi lokal ).
 Mempersiapkan peralatan, pasien dan lingkungan.
o Persiapan alat
- Kit minilaparotomi
- Larutan cidex atau formadehid 8% untuk DTT atau sterilisasi
serta peralatan resusitas dan tindakan darurat yang meliputi:
 Ambu bag
 Peralatan oksigenasi
 Mesin penghisap lendir dengan selang dan
tabung penampung.
 Pipa udara untuk mulut.
 Infus set dan cairan infus
 Peralatan untuk bedah akut.
o Persiapan pasien
- Pengosongan kandung kemih
- Rambut pubis dicukur
- Mengganti pakaian pasien
- Mempersiapkan ibu naik ke meja oprasi
o Lingkungan
- Menyipkan lingkungan yang aman dan nyaman.
 Memberikan dukungan dan semangat pada ibu
 Kolaborai dengan dokter dalam tindakan dan pemberian terapi

24
o Prosedur tindakan
- Persiapan pre operatif
A dan antisepsis abdomen / pelvis
- Neurolept- analgetik- anastesi lokal
- Insisi interval 1,5 -3 cm diatas simpisis pubis ,lapis dari lapis
- Manipulsi uterus
Dilakukan dengan ramathibodi, uterus elevator sehingga
fundus uteri terangkat dan dapat diputar kearah luka insisi
dan tuba dapat dikeluarkan.
Dapat dilkukan dengan memasukkan protoscope kedalam
luka insisi sehingga diperoleh pandangan pengllihatan yang
lebih baik.
- Oklusi tuba fallopi
Dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pada
minilaparotomi supra pubis.
- Penutupan luka insisi, lapis demi lapis.
 Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi.

VI. EVALUASI
Tanggal : 10 Juni 2009 Jam : 12.00 WIB
S : Ibu mengatakan sudah faham dan mengerti tentang penjelasan dari bidan
tentang kondisinya serta telah merasa lega setelah menjalani pembedahan /
tubektomi.

O :Ibu mampu menyebutkan kembali tentang penjelasan dari bidan.


( keuntungan, kerugian )
Pemotongan dan pengikatan tuba fallopi sudah dilakukan => terdapat luka
di daerah sub umbilical kurang lebih 3 cm.
Kondisi luka baik tapi masih basah.

A : Ny “S” Akseptor baru KB MOW ( minilaparotomi ), sudah terlayani


P : - Anjurkan ibu untuk istirahat selama 2-3 jam
- Berikan analgetik dan antibiotik
- Anjurkan ibu untuk menjaga luka operasi tetap kering.
- Anjurkan ibu untuk menghindari kerja berat selam kurang lebih 1
minggu.

25
- Anjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual bila sudah merasa
nyaman.

I : - Menganjurkan ibu untuk istirahat kurang lebih 2-3 jam untuk


menghilangkan pusing dan rasa kantuk akibat anastesi.
- Memberikan analgetika dan antibiotika
* Amoxcillin 500 mg 3x1
* Asam mefenamat 500 mg 3x1
- Menganjurkan ibu menjaga luka operasi tetap kering dan
Menjelaskan pada ibu bahawa benang tidak bisa diangkat hari ini
tetap 1 minggu lagi
- Menganjurkan ibu menghindari kerja berat kurang lebih 1 minggu.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual bila sudah
merasa nyaman.
- Ingatkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau jika sewaktu-waktu
terjadi komplikasi.

26
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan keluarga berancana pada
Ny”S” Akseptor Baru KB MOW ( Minilaparatomi ),didapatkan
kesimpulan bahwa dengan –pengkajian telah dilakukan pengumpulan data
yang meliputi data sekjektif dan objektif, dari pengkajian tersebut diambil
suatu diagnosa bahwa Ny,”S” dalam keadaan baik dan kondisi yang ada,
evaluasi dilakukan setelah implementasi di lakukan yang menunjukkan
bahwa Ny “S” mampun dan mengarti penyuluhan yang diberikan bidan

B. SARAN
* Bagi Mahasisiwa
Dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu
dalam melaksanakan dan menerapkan masukan kebidanan denagn
baik dan lancar
* Bagi lahan praktek
Dapat mrnyesuaikan antara ilmu teori dan praktek terutama dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu Post Operasi MOW hari ke 1
* Bagi institusi pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat
memperbanyak dan menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan

27
DAFTAR PUSTAKA

* Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan , penyakit kandungan dan keluarga


berencana untuk pendidikan Bidan . EGC . Jakarta
* Mochtar , Rustam . Sinopsis Obstetri jilid I . EGC . Jakarta
* Wiknjosastro , Hanifa dkk . 2005 . Ilmu Kebidanan . Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta

28

Anda mungkin juga menyukai