DOSEN PEMBIMBING :
HJ. ANDRI TRI KUSUMANINGRUM S.SIT.
DISUSUN OLEH :
KHUSNUL KHOTIMAH
07.02.02.0337
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ……..
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………… Telah dibuat oleh :
Mahasiswa Praktek
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM. 07.02.02.0337
Mengetahui :
(………………..………...) (……………..…………...)
2
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayahnya dan tak lupa kami ucapkan shalawat serta salam pada junjungan kita nabi
Muhammad SAW. Sehingga kami pada saat ini diberi kemudahan untuk menyelesaikan
tugas Asuhan Kebidanan pada praktek klinik semester IV di BPS Ny. Aida Hartatik
Amd,Keb. dengan baik dan tepat waktu.
Dengan terselesinya Askeb ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. H. Budi Utomo, Amd,Kep, M.kes. selaku Ketua STIKES
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2. Ibu Hj. Ws .Tarmi, SST, M.Kes, S.Psi, selaku kaprodi D3 Kebidanan STIKES
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
3. Ibu Hj. Andri Trikusuma Ningrum, S.SiT, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Ibu Aida Hartatik Amd,Keb, selaku pembimbing ruangan.
5. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung dan memberikan do’a serta
semangat baik moral maupun spiritual.
6. Teman-teman dan pihak lain yang senantiasa mendukung dan membantu kami
dalam mnyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mohon saran dan kritiknya sehingga dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………….
Lembar Pengesahan………………………………………………………….….
Kata Pengantar……………………………………………………………….….
Daftar Isi…………………………………………………………………….…..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….……
a. Latar Belakang……………………………………………………….….
b. Tujuan……………………………………………………………………
c. Metode Penulisan.………………………………………………………..
d. Pelaksanaan………………………………………………………………
e. Sistematika Penulisan………………………………… ……………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………
BAB III TEORI ASUHAN KEBIDANAN……………………………………..
BAB IV TINJAUAN KASUS…………………………………………………...
a. Pengkajian………………………………………………………………..
b. Interprestasi data dasar…………………………………………………...
c. Antisipasi masalah potensial……………………………………………..
d. Identifikasi kebutuhan segera……………………………………………
e. Intervensi ………………………………………………………………...
f. Implementasi……………………………………………………………..
g. Evaluasi…………………………………………………………………..
BAB V PENUTUP………………………………………………………………
a. Kesimpulan………………………………………………………………
b. Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Kontrasepsi mantap / tubektomi merupakan suatu metode kontrasepsi
operatif minor pada wanita yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif,
memakan waktu oprasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi umum.
Metode MOW merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling
cocok untuk wanita dengan usia > 26 th atau wanita dengan paritas banyak,
metode ini terdiri dari 2 jenis yaitu minilaparotomi dan laparotomi.
II. TUJUAN
a. Tujuan umum
Setelah mempelajari asuhan kebidanan pd Ny”S” akseptor lama kb
suntik 3 bulan (Depo-neo) dengan ganti cara kb MOW, diharapkan
mahasiswa mampu memahami dan memberikan asuhan kabidanan yang
sesuai dengan harapan dan standart.
b. Tujuan khusus
Untuk mengetahui pengertian dari MOW
Untuk mengetahui mekanisme kerja dari MOW
Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari metode MOW
Untuk mengetahui peserta KB MOW
Untuk mengetahui kontra indikasi dari KB MOW
Untuk mengetahui Jenis dari metode MOW
5
Study kepustakaan dan praktek lapangan
Sumber data :
Obyektif : data observasi dan pemeriksaan fisik
Sekunder : diperoleh dari status pasien
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MEDIS OPERATIF WANITA ( MOW )
1. Pengertian
Metode MOW : Salah satu cara kontrasepsi bagi perempuan melalui
operasi/pemotongan saluran induk telur sehingga menghambat
pertemuan antara sperma dan sel telur.
Kontrasepsi ini hanya untuk ibu yang tidak ingin punya anak lagi.
2. Profil
Sangat efektif dan permanent
Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana
Tidak ada efek samping
Konseling dan informed consent mutlak diperlukan
3. Jenis
Minilaparatomi
* Dapat dilakukan
- Sub umbilical / infra umbilical => Post Partum
- Supra pubis / mini pfannenstiel
a. Post abortus
b. Peritonitis akut ( radang selaput perut )
Laparoskopi
4. Mekanisme Kerja
Dengan mengoklusi tuba fallopi (mengikat dan memotong atau memasang
cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
5. Keuntungan
* Kontrasepsi
Sangat efektif
Permanent
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Tidak bergantung pada factor senggama
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatn yang
serius
Pembedahan sederhana, dapat dilkukan dengan anastesi local
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
7
* Non kontrasepsi
Berkurangnya resiko kanker ovarium
6. kerugian
Harus dipertimbangkan sifat permanent metode kontrasepsi ini (tidak
dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
Klien dapat menyesal dikemudian hari
Resiko komplikasi kecil
Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
Dilakuakn oleh dokter yang terlatih
Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HBV, dan HIV / AIDS
7. Yang Dapat Menjalani Tubektomi
Usia > 26 tahun
Paritas > 2
Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuia dengan kehendaknya
Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatn yang serius
Pasca persalinan
Pasca keguguran
Paham dan secara sukarela setuju dengn prosedur ini
8. Yang Tidak Dapat Menjalani Tubektomi
Hamil atau sudah di curigai hamil
Perdarahan vagianl yang belum jelas penyebabnya
Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
Tidak boleh menjalani proses pembedahan
Kurang pasti mengenai keninginannya untuk fertilitas dimasa depan
Belum me,berikan persetujuan tertulis
9. Dapat Dilakukan
Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional
klien tersebut tidak hamil
Hari ke 6 sampai ke 13 dari siklus menstruasi
Pasca persalianan:
o Minilap : didalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu
o Laparaskopi ; tidak tepat untuk klien pasca persalinan
Pasca keguguran :
o Triwulan Pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada infeksi
pelvic (minilap atau laparaskopi)
o Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
pelvic (minilap saja)
8
10. Penanganan Kemungkinan Komplikasi Terjadi
komplikasi Penanganan
Infeksi luka Apabila terlihat infeksi luka, obati dengan antibiotic.
Bila terdapat abses, lakukan drainase dan obati seperti
yang terindikasi
Demam pasca Obati infekis berdasarkan apa yang ditemukan
operasi (> 38 ˚ C)
Luka pada Mengacu ketingkat asuhan yang tepat. Apabila kandung
kandung kemih, kemih atau usus luka dan diketahui setelah operasi,
intestinal (sangat lakukan reparasi primer. Apabila ditemukan pasca
jarang terjadi) operasi rujuk ke RS yang tepat bila perlu
Emboli gas yang Ajukan ketingkat asuhan yang tepat dan mulailah
diakibatakn oleh resusitasi intenisf termasuk : cairan intravena, resusitasi
laparaskopi (sangat kardiopulmonal, dan tindakan penunjang kehidupan
jarang terjadi) lainnya
Rasa sakit pada Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati
lokasi pembedahan berdasarkan apa yang ditemuakn
Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang
Perdarahan
ditemukan
superficial (tepi –
tepi kulit atau
subkutan
Hematoma Gunakan packs yang hangat dan lembab ditemapt
(subkutan) tersebut. Amati : hal ini akan berhenti dengan
berjalannya waktu tetapi dapat membutuhkan drainase
bila eksetensif
9
Kalau sakit minumlah 1 atau 2 obat analgesic (penghilang rasa sakit)
setiap 4 hingga 6 jam.
Jadwalkan sebuah kunjunagn pemeriksaan secara rutin antara 7 dan 14
hari setelah pembedahan.
kembalilah setiap waktu apabila anda menghendaki perhatian tertentu atau
tanda – atnad dan simptom – simptom yang tidak bisa
12. Informasi Umum
Nyeri bahu selama 12-24 jam setelah laparoskopi relative lazim dialami
karena gas (CO2 atau udara) dibawah diafragma, sekunder terhadap
pneumoneum
Tubektomi efektif setelah operasi
Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa
Tubektomi tidak mamberikan perlindungan atas IMS, termasuk virus
AIDS. Apabila pasangannya beresiko sebaiknay pakai kondom bahkan
setelah tubektomi.
10
BAB III
TEORI ASUHAN KEBIDANAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : Jam :
No Register :
Tempat :
A. Data subyektif
1. Anamnesa
Nama suami dan istri : agar dalam melakukan komunikasi dengan
pasien dan keluarga dapat terjalin komunikasiyang baik dan mengenal
klien.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal pasien sehingga
memudahkan bidan apabilah klien memerlukan pertolongan /
informasi dari bidan.
Suku / bangsa : untuk mengetahui adat, kebiasaan dan bahasa dari
klien, sehingga nantinya dapat mempengaruhi dalam penyampaian
informasi.
Agama : untuk mengetahui pantangan suatu agama tentang metode
suatu alat kontrasepsi.
Usia :
- Dikaji untuk mengetahui berapa usia yang boleh menggunakan KB
MOW ( >26 th ), sedangkan pada wanita sukarela melakukan MOW
dengan syarat : Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup, umur
sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup.
Lama Perkawinan : untuk mengetahui apakah klien mengetahui infertil
atau tidak dari jarak persalinan sampai saat ini.
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pendidikan klien, sehingga
nantinya dapat membantu dalm mambarikan asuhan.
Status perkawinan : untuk mengetahui apakah terjadi perkawinan yang
sah / tidak yang nantinya dapat berpengaruh pada psikologi klien.
Usia saat kawin : untuk mengetahui usia saat kawin alat- alat
reproduksi sudah matang yang dapat mempengaruhi infertilitas
seseorang.
11
Penghasilan :
- Tingkat ekonomi merupakan suatu pertimbangan yang dapat
mempengaruhi keputusan keluarga dalam menetapkan
ukuran keluarga, jarak antara anak dan pemilihan serta
metode pengendalian kehamilan ( Varney : 414 )
- Pekerjaan suami san ibu senduri untuk mengetahui taraf
hidup dan sosial ekonominya agar nasehat kita sesuai
( Sulaiman , 1983 )
2. Keluhan utama
Rasa sakit pada abdomen, demam > 38oC, perdarahan dari luka insisi.
( Hanafi hartanto, hal 250 )
3. Riwayat keluhan utama
P : PROVOKATIF / PALIATIF
Apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang dapat mangurangi /
memperbaiki gejala.
Q : QUALITY
Bagaimana gejala di rasakan, nampak / terdengar sejauh mana
pasien-pasien merasakanya sekarang.
R : REGIONAL / AREA RADIASI
Dimana gejala terasa.
S : SKALA KEADAAN
Seberapa parah yang di alami klien 1-10
T : TIME
Waktu, sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan.
4. Riwayat menstruasi
Menarch :-
Siklus : - Mow dilakukan pada hari ke 6-13 dari siklus haid
( fase poliferasi )
Teratur / tadak : Siklus menjadi teratur ( Depkes,2006 dan
Dr. Rustam, 1998 )
Jumlahnya :-
Sifat darah :-
Warna darah : -
Disminorea :-
Flour albus :-
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
12
Kontrasepsi MOW dapat di gunakan pada wanita yang telah memiliki
anak ( > 2 ).
Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Riwayat penyakit sekarang
Kontrasepsi MOW tidak boleh di anjurkan pada wanita yang mempunyai
riwayat penyakit seperti DM, paru-paru, Hipertensi, jantung, Anemi,
keadaan gizi yang sangat buruk, hernia umbilical, Obesitas.
( Dr.hanafi hal 250 )
7. Riwayat penyakit yang lalu
Kontrasepsi MOW tidak boleh di anjurkan pada wanita yang mempunyai
riwayat penyakit seperti DM, paru-paru, Hipertensi, jantung, Anemi,
keadaan gizi yang sangat buruk, hernia umbilical, Obesitas.
( Dr.hanafi hal 250 )
8. Riwayat penyakit keluarga.
Kontrasepsi MOW tidak boleh di anjurkan pada wanita yang mempunyai
riwayat penyakit seperti DM, paru-paru, Hipertensi, jantung, Anemi,
keadaan gizi yang sangat buruk, hernia umbilical, Obesitas.
( Dr.hanafi hal 250 )
9. Riwayat ginekologi
Kontrasepsi MOW tidak boleh di berikan pada wanita yang mengalami
pernah melakukan operasi abdominal atau operasi pelvis, mempunyai
penyakit pelvis, penyakit perdarahan.( Dr. Hanafi , hal 250 )
10. Riwayat psikologi spiritual
Kebutuhan untuk memiliki anak untuk di cintai dan mencintai orang
tuanya pemikiran bahwa kehamilan dianggap bukti bahwa kita di cintai
( kedua faktor ini merupakan alasan yang umum yang di lontarkan oleh
remaja yang mempengaruhi kehamilan ) keyakinan yang salah bahwa
anak akan menyatuhkan kembali hubungan yang retak rasa takut untuk
mengasuh dan membesarkan anak ancaman terhadap gaya hidup yang
dijalani menjadi orang tua.(Varney,hal 414)
11. Riwayat kontrasepsi
Kontrasepsi MOW dapat di berikan Pada wanita yang paritas > 2.
12. Riwayat latar sosial budaya
Tren saat ini tentang jumlah keluarga, dampak jumlah keluarga di dapat
individu tumbuh dan berkembang terhadap individu tersebut, pentingnya
memiliki anak laki-laki di mata masyarakat karena akan meneruskan nama
keluarga,apakah masyarakat menghubungkan secara langsung antara
jumlah anak yang dimiliki seorang laki-laki dan kejantananya, nilai dalam
13
masyarakat tentang menjadi seorang “ wanita hanya bila ia dapat
memberi” anak kepada pasanganya.
c. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : Untuk mengetahui keadaan pola makan yang nantinya ada
hubunganya dengan peningkatan BB.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Penilaian umum dan keadaan kesadaran pasien,
hal ini penting untuk mengetahui apakah klien dalam
keadaan sehat / sakit.
Pengukuran BB : - Untuk mengetahui BB saat ini dan mengetahui
terjadi penambahan BB
Pengukuran TTV
- Nadi : -
- Suhu : -
- TD : tidak boleh > 140/90 mmHg
- RR :-
2. Pemeriksaan Fisik
o Kepala : -
o Wajah : Untuk mengetahui apakah ibu anemi yang dapat memperburuk
keadaan ibu saat dilakukan pembedahan ( Kontra indikasi )
( Dr. Hanafi , hal 250 )
o Hidung : -
o Mulut : -
o Telinga : -
o Leher : palpasi apakah ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, adakah
bendungan pada vena jugularis.
o Dada : Inspeksi warna dan kesimetrisan dada, palpasi adakah krepitasi
dan nyeri tekan, auskultasi suara paru dan suara jantung yang dapat
memperburuk keadaan ibu pada saat pembedahan ( kontra indikasi )
(Dr. Hanafi, Hal 250 )
o Payudara : -
o Abdomen : Untuk mengetahui adanya riwayat pembedahan yang
berhubungan dengan pembedahan yang akan dilakukan.
o Genetalia : Untuk mengetahui adanya perdarahan pervaginam, serta
inveksi sistemik dan pelvik akut ( Kontra indikasi )
14
( Dr. hanafi, Hal 250 )
o Perinium : -
o Anus :-
o Ekstrimitas : -
3. Pemeriksaan penunjang.
Untuk mengetahui hasil pemeriksaan : drah lengkap, urine, papsmear
( Dr. Hanafi, Hal 244 )
V. PERENCANAAN
Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan KB, harus melihat diagnosa
kebidanan, hasil pemeriksaan dan hasil anamnesa, sehingga dalam melakukan
tindakan tidak ada kesalahan. Rencana asuhan kebidanan dapat dibuat bersama
klien dan keluarga, sehingga meminimalkan efek samping pasca tindakan MOW
seperti : perubahan hormonal, pola haid, problem ginekologis, dan problem
psikologis.
15
VI. IMPLEMENTASI
Pada langkah ini, bidan di tuntun melakukan tindakan kebidanan secara
mandiri, tetapi pada pelaksanaan penyelesaian kasus klien sewaktu- waktu bidan
juga harus melaksanakan kegiatan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainya
seperti : Dokter umum, dokter obgyn, perawat, ahli gizi dan sebagainya.
Penatalaksanaan asuhan kebidanan selalu diupayakan dalam waktu singkat
dan seefektif mungkin hemat dan berkualitas.
Implementasinya meliputi : menginformasikan bahwa klien dalam keadaan
baik menjelaskan pada klien bahwa hal yang dikeluhkan adalah hal yang
fisiologis kemudihan menjelaskan pada klien cara mengatasi keluhanya serta
memberikan konseling pada klien tentang macam-macam alat kontrasepsi.
VII. EVALUASI
Dalam asuhan kebidanan evaluasi sangat berperan utama menetapkan tindakan
kebidanan untuk mengatasi masalah klien, dalam evaluasi kebidanan ini kita
menggunakan SOAP.
16
BAB IV
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 30 Juni 2009 Jam:10.00 WIB
Oleh : khusnul Khotimah
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama istri : Ny.”S” Status pernikahan
Umur : 25 th Usia nikah : 18 th
Agama : Islam Lama nikah : 7 th
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Nikah ke : 1 kali
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Babat - Bandaran
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin ganti menggunakan metode KB steril setelah
melahirkan anak yang sekarang, yang sebelumnya menggunakan
metode Kb suntik 3 bulan.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 Th
Siklus : 28 Hari
Teratur / tidak : Teratur
Lama : 5 Hari
17
Jumlah : 1-2 Hari habis 3 kotek penuh , hari
seterusnya habis 2 kotek tidak penuh
Sifat Darah : Cair kadang bergumpal
Warna Darah : Merah kehitaman
Disminorhoe :-
Flour Albus : 3 hari sebelum menstruasi , tidak berwarna
(jernih) , tidak berbau tidak gatal
HPHT : 20 - 09 – 08
18
terdahulu. Selain itu ibu tidak ingin punya anak lagi oleh karena itu ibu
mamakai KB jangka panjang steril.
19
Ibu melakukan hubungan seksual kurang lebih 1x
seminggu
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB : 55 kg
TB : 150 cm
TTV : TD : 120 / 80 mmHg
Nadi : 86 x / menit
Suhu : 36 ˚ C
RR : 30 x / menit
2. Inspeksi
Rambut : hitam, bersih, tidak ada ketombe,
tidak mudah rontok, distribusi merata, rambut lurus
Kepala : bersih, tidak ada odem, tidak ada
cloasma
Mata : tidak ada odem, konjungtiva merah
muda,sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah
Hidung : bersih,tidak ada polip, tidak ada
skret, terdapat rambut hidung
Telinga : bersih tidak ada serumen pada
telinga kiri dan kanan
Mulut : bibir lembab, tidak stomatitis, tidak
caries, tidak ada karang gigi, tidak ada gigi palsu, lidah
tidak berslag, tidak ada bercak koplik
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar
thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada
bendungan vena jugularis
Dada : bentuk bulat datar, pernafasan
vesikuler, tidak ada tarikan intercoste.
Payudara :Asimetris, tidak ada benjolan
abnormal, hiperpigmentasi pada areola mammae dan
putting susu, tidak ada nyeri tekan
20
Abdomen :terdapat luka bekas operasi,tidak
teraba pembesaran hepar dan lien
Genetalia : tidak ada odem dan varises , tidak
ada penyakit kelamin dan tidak ada keputihan
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas : tidak ada odem, pergerakan kedua
tangn bebas
Ekstremitas Bawah : tidak odem, tidak terdapat varises
pada tungkai kanan dan kiri, pergerakan kedua kaki bebas.
21
Tujuan jangka pendek
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama kurang lebih 3 jam
diharapkan ibu dapat mengerti tentang penjelasan petugas kesehatan
dengan kriteria hasil :
* PLANING
1. Lakukan pendekatan terapeutik
dengan klien
R/ klien akan merasa nyaman dan akan tercipta hubungan saling
percaya anatra klien denagn bidan atau sebaliknya
2. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ Ibu bisa memahami keadaan saat ini
3. Kaji pengetahuan ibu tentang kb steril
R/ Memudahkan dalam pemberian konseling.
4. Berikan penjelasan tentang kb MOW secara keseluruan
R/ Ibu mengerti dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
5. Minta persetujuan ibu atas tindakan yang akan dilakukan
R/ Mengantisipasi adanya tanggung gugat oleh pasien.
22
6. Jelaskan pada ibu tentang prosedur tindakan dan apa yang dirasakan
ibu selam proses pembedahan.
R/ Mengurangi kecemasan /ketakutan yang mungkin dialami oleh
klien.
V. IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 Juni 2009
jam Implementasi paraf
10.30 Melakukan pendekatan pada klien melalui komunikasi terapiutik.
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu secara keseluruan bahwa
keadaan ibu baik, yaitu :
TD : 120/80 mmHg, S : 36 0C, R : 20x/menit, N : 80x/menit
Mengkaji pengetahuan ibu tentang kb steril MOW
Memberikan penjelasan tentang kb MOW secara keseluruan mulai
dari :
o Tindakan yang dilakukan
a. Mencapai tuba fallopi atau saluran telur
b. Mengikat tuba fallopi atau saluran telur
c. Penutupan tuba fallopi atau saluran telur
o Keuntungan
- Aman
- Mudah
- Wanita yang baru melahirkan umumnya mempunyai motifasi
tinggi untuk mencegah mendapatkan lebih banyak anak.
- MRS hanya 1 kali saja
o Kerugian
23
- Resiko kompliksi
- Perdarahan
- Saat melahirkan resiko infeksi lebih besar.
o Prosedur tindakan
o Kontra indikasi
o Komplikasi
Meminta persetujuan ibu atas tindakan yang akan dilakukan.
Menjelaskan pada ibu prosedur tindakan dan apa yang dirasakan
ibu selama proses pembedahan.
o Prosedur pembedahan
- Membuat sayatan kecil pada daerah perut.
- Mengambil tuba kemudian di keluarkan dan diikat dan
dipotong.
- Luka sayatan kemudihan dijahit dan ditutup kasa, selama
pembedahan ibu tidak akan merasa nyeri karena ibu sudah
dibius ( Dianastesi lokal ).
Mempersiapkan peralatan, pasien dan lingkungan.
o Persiapan alat
- Kit minilaparotomi
- Larutan cidex atau formadehid 8% untuk DTT atau sterilisasi
serta peralatan resusitas dan tindakan darurat yang meliputi:
Ambu bag
Peralatan oksigenasi
Mesin penghisap lendir dengan selang dan
tabung penampung.
Pipa udara untuk mulut.
Infus set dan cairan infus
Peralatan untuk bedah akut.
o Persiapan pasien
- Pengosongan kandung kemih
- Rambut pubis dicukur
- Mengganti pakaian pasien
- Mempersiapkan ibu naik ke meja oprasi
o Lingkungan
- Menyipkan lingkungan yang aman dan nyaman.
Memberikan dukungan dan semangat pada ibu
Kolaborai dengan dokter dalam tindakan dan pemberian terapi
24
o Prosedur tindakan
- Persiapan pre operatif
A dan antisepsis abdomen / pelvis
- Neurolept- analgetik- anastesi lokal
- Insisi interval 1,5 -3 cm diatas simpisis pubis ,lapis dari lapis
- Manipulsi uterus
Dilakukan dengan ramathibodi, uterus elevator sehingga
fundus uteri terangkat dan dapat diputar kearah luka insisi
dan tuba dapat dikeluarkan.
Dapat dilkukan dengan memasukkan protoscope kedalam
luka insisi sehingga diperoleh pandangan pengllihatan yang
lebih baik.
- Oklusi tuba fallopi
Dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pada
minilaparotomi supra pubis.
- Penutupan luka insisi, lapis demi lapis.
Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi.
VI. EVALUASI
Tanggal : 10 Juni 2009 Jam : 12.00 WIB
S : Ibu mengatakan sudah faham dan mengerti tentang penjelasan dari bidan
tentang kondisinya serta telah merasa lega setelah menjalani pembedahan /
tubektomi.
25
- Anjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual bila sudah merasa
nyaman.
26
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan keluarga berancana pada
Ny”S” Akseptor Baru KB MOW ( Minilaparatomi ),didapatkan
kesimpulan bahwa dengan –pengkajian telah dilakukan pengumpulan data
yang meliputi data sekjektif dan objektif, dari pengkajian tersebut diambil
suatu diagnosa bahwa Ny,”S” dalam keadaan baik dan kondisi yang ada,
evaluasi dilakukan setelah implementasi di lakukan yang menunjukkan
bahwa Ny “S” mampun dan mengarti penyuluhan yang diberikan bidan
B. SARAN
* Bagi Mahasisiwa
Dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan logika dan ilmu
dalam melaksanakan dan menerapkan masukan kebidanan denagn
baik dan lancar
* Bagi lahan praktek
Dapat mrnyesuaikan antara ilmu teori dan praktek terutama dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu Post Operasi MOW hari ke 1
* Bagi institusi pendidikan
Dapat menambah wawasan tentang asuhan kebidanan dan dapat
memperbanyak dan menggandakan sebagian fasilitas perpustakaan
27
DAFTAR PUSTAKA
28