Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk menyatukan kembali jaringan
tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan
hemostasis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk ke dalam jaringan tubuh, jaringan akan terluka
dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh sebab itu pada saat menjahit
laserasi atau episiotomi gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sesedikit mungkin
Mudah dipelajari (hanya perlu belajar satu jenis penjahitan dan satu atau dua jenis simpul)
Mula-mula otot perineum kiri dan kanan dirapatkan dengan beberapa jahitan. Kemudian fasia
dijahit dengan beberapa jahitan, lalu lender vagian dijahit pula dengan beberapa jahitan. Terakhir
kulit perineum dijahit dengan empat atau lima jahitan. Jahitan dapat dilakukan secara terputus-
putus (interrupted suture) atau secara jelujur (continuous suture). Benang yang dipakai untuk
menjahit otot, fasia dan selaput lender adalah catgut chromic, sedang untuk kulit perineum
Pada teknik ini insisi dimulai dari bagian belakang introitus vagina menuju ke arah belakang dan
samping. Arah insisi ini dapat dilakukan ke arah kanan atau kiri, tergantung kepada orang yang
melakukannya, panjang insisi kira-kira 4 cm, teknik menjahit sama pada luka episiotomi
medialis. Penjahitan dilakukan sedemikian rupa sehingga setelah penjahitan selesai hasilnya
harus simetris.
Pada teknik ini insisi dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira pada jam 3 atau 9 menurut
arah jarum jam, teknik ini sering tidak dilakukan lagi oleh karena banyak menimbulkan
komplikasi, teknik penjahitan sama dengan luka episiotomi mediolateralis (Prawirohardjo 2000)
Luka derajat I dapat dilakukan hanya dengan catgut yang dijahitkan secara jelujur. Menjahit luka
episiotomi (continuous suture) atau dengan cara angka delapan (figure out eight).
Menjahit luka II,sebelum di lakukan penjahitan pada robekan perineum tingkat II maupun
tingkat III, jika di jumpai pinggir robekan yang atau bergerigi maka pinggir yang bergerigi
tersebut harus diratakan terlebih dahulu,pinggir robekan sebelah kiri dan kanan masing-masing
diklem terlebih dahulu, kemudian di gunting.Setelah pinggir robekan rata, baru di lakukan
penjaitan luka robekan, mula-mula otot dijahit dengan catgut. Kemudian selaput vagina dijahit
dengan catgut secara terputus-putus atau jelujur, penjahitan lender vagina dimulai dari puncak
robekan, terakhir kulit perineum dijahit denagn benang sutera secara terputus-putus.
Tingkat III mula-mula dinding vagina bagian depan rektum yang robek dijahit. Kemudian
perineal dan fasia septum retrovaginal dijahit dengan catgut chromic, sehingga bertemu kembali.
Ujung-ujung otot spingter ani yang yang terpisah oleh karena robekan di klem dengan pean
lurus, kemudian dijahit dengan 2-3 jahit catgut chromic, sehingga bertemu kembali. Selanjutnya
robekan dijahit lapis demi lapis seperti robekan perineum tingkat II.
Penjahitan episiotomi
Secara umum prosedur untuk menjahit episiotomi sama dengan menjahit laserasi
perineum. Jika episiotomi sudah dilakukan, lakukan penilaian secara hati-hati untuk memastikan
lukanya tidak meluas. Sedapat mungkin, gunakan jahitan jelujur. Jika ada sayatan yang terlalu
dalam hingga mencapai lapisan otot, mungkin diperlukan penjahitan secara terputus untuk
merapatkan jaringan.
"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa
sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh.
Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya
Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak
pengetahuan yang baik antara pasien dan faktor-faktor pembedahan. Dalam beberapa
Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil
daerah tubuh).
Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif
Manfaat dan tujuan anestesi local pada penjahitan laserasi perineum, yaitu :
Salah satu dari penerapan asuhan sayang ibu, penjahitan sangat menyakitkan pasien,dengan
Memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pasien sehingga proses adaptasi psikologis masa
nifas tidak terganggu dengan pengalaman yang tidak menyenangkan saat persalinan.
Prinsip-Prinsip Penjahitan :
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada saat melakukan penjahitan laserasi perineum
1. Bidan memiliki penglihatan yang baik terhadap lapang kerja penjahitan perineum
2. Posisi pasien memungkinkan bidan dapat dengan nyaman dan leluasa melakukan penjahitan,
yaitu litotomi. Jika diperlukan dapat ditambahkan pengganjal dibawah bokong dengan ketebalan
beberapa cm
a. Menggunakan sarung tangan ekstra diatas sarung tangan steril yang telah dikenakan sebelumnya.
Tujuannya untuk menghindari kontaminasi ketika melakukan pemeriksaan rectum, dan setelah
selesai melakukan pemeriksaan rectum sarung tangan ekstra ini segera dibuang
b. Mengatur posisi kain steril di area rectum dan dibawahnya sampai dibawah ketinggian meja atau
tempat tdur untuk mengupayakan area yang tidak terkontaminasi jika benang jatuh kearea
8. Jika luka episiotomi meluas, tangani seperti robekan derajat III dan IV
9. Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan catgut cromic 2-0
10. Mulai dari sekitar 1 cm di atas puncak luka episiotomi sampai pada batas vagina
13. Jahit kulit secara intruptus dan subkutikuler dengan benang 2-0
14. Bekerja hati-hati
16. Penjelasan dan pendekatan yang peka terhadap perasaan ibu selama tindakan
17. Pentingnya tindak lanjut jangka panjang untuk menilai teknik dan pemilihan bahan untuk
penjahitan
18. Pencegahan trauma lebih lanjut yang tidak perlu pada jaringan insisi. Contoh-contoh trauma
a. Penggunaan jarum bermata (berlubang) yang menggunakan dua helai benang menembus
jaringan
b. Penggunaan jarum dan benang dengan ukuran yang lebih besar dari pada yang diperlukan
c. Penggunaan jarum potong traumatic yang tidak tepat, bukan jarum bundar atraumatik Jarum
potong berbentuk segitiga dan setiap sisinya memiliki sisi pemotong. Jarum ini akan
menyebabkan trauma yang lebih besar dari pada jarum yang berbentuk bundar. Jarum bundar ini
memiliki titik runcing dan akan melewati jaringan lunak lebih mudah dengan trauma yang lebih
sedikit
d. Jumlah pungsi (penusukan) jarum berlebihan yang tidak perlu terjadi, dapat disebabkan oleh
e. Penempatan jahitan yang salah sehingga perlu diangkat atau dijahit lagi
g. Stranggulasi jaringan karena jahitan yang terlalu ketat. Stranggulasi jaringan mengurangi
kekuatan jaringan dan jika jahitan terlalu ketat menyebabkan sirkulasi tidak adekuat bahkan