Anda di halaman 1dari 7

MELAKUKAN PENJAHITAN LUKA EPISIOTOMI / LASERASI

1.    Tujuan Menjahit Laserasi atau Episiotomi

Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk menyatukan kembali jaringan

tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan

hemostasis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk ke dalam jaringan tubuh, jaringan akan terluka

dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh sebab itu pada saat menjahit

laserasi atau episiotomi gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sesedikit mungkin

jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis.

Keuntungan-keuntungan teknik penjahitan jelujur:

  Mudah dipelajari (hanya perlu belajar satu jenis penjahitan dan satu atau dua jenis simpul)

  Tidak terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yang digunakan

  Menggunakan lebih sedikit jahitan

2.    Macam-Macam Penjahitan

  Menjahit Luka Episiotomi Medialis

Mula-mula otot perineum kiri dan kanan dirapatkan dengan beberapa jahitan. Kemudian fasia

dijahit dengan beberapa jahitan, lalu lender vagian dijahit pula dengan beberapa jahitan. Terakhir

kulit perineum dijahit dengan empat atau lima jahitan. Jahitan dapat dilakukan secara terputus-

putus (interrupted suture) atau secara jelujur (continuous suture). Benang yang dipakai untuk

menjahit otot, fasia dan selaput lender adalah catgut chromic, sedang untuk kulit perineum

dipakai benang sutera.


  Menjahit Luka Episiotomi Mediolateralis

Pada teknik ini insisi dimulai dari bagian belakang introitus vagina menuju ke arah belakang dan

samping. Arah insisi ini dapat dilakukan ke arah kanan atau kiri, tergantung kepada orang yang

melakukannya, panjang insisi kira-kira 4 cm, teknik menjahit sama pada luka episiotomi

medialis. Penjahitan dilakukan sedemikian rupa sehingga setelah penjahitan selesai hasilnya

harus simetris.

  Menjahit Luka Episiotomi Lateralis

Pada teknik ini insisi dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira pada jam 3 atau 9 menurut

arah jarum jam, teknik ini sering tidak dilakukan lagi oleh karena banyak menimbulkan

komplikasi, teknik penjahitan sama dengan luka episiotomi mediolateralis (Prawirohardjo 2000)

  Menjahit Luka Episiotomi Menurut Derajat Luka

Luka derajat I dapat dilakukan hanya dengan catgut yang dijahitkan secara jelujur. Menjahit luka

episiotomi (continuous suture) atau dengan cara angka delapan (figure out eight).

Menjahit luka II,sebelum di lakukan penjahitan pada robekan perineum tingkat II maupun

tingkat III, jika di jumpai pinggir robekan yang atau bergerigi maka pinggir yang bergerigi

tersebut harus diratakan terlebih dahulu,pinggir robekan sebelah kiri dan kanan masing-masing

diklem terlebih dahulu, kemudian di gunting.Setelah pinggir robekan rata, baru di lakukan

penjaitan luka robekan, mula-mula otot dijahit dengan catgut. Kemudian selaput vagina dijahit

dengan catgut secara terputus-putus atau jelujur, penjahitan lender vagina dimulai dari puncak

robekan, terakhir kulit perineum dijahit denagn benang sutera secara terputus-putus.

Tingkat III mula-mula dinding vagina bagian depan rektum yang robek dijahit. Kemudian

perineal dan fasia septum retrovaginal dijahit dengan catgut chromic, sehingga bertemu kembali.

Ujung-ujung otot spingter ani yang yang terpisah oleh karena robekan di klem dengan pean
lurus, kemudian dijahit dengan 2-3 jahit catgut chromic, sehingga bertemu kembali. Selanjutnya

robekan dijahit lapis demi lapis seperti robekan perineum tingkat II.

Penjahitan episiotomi

Secara umum prosedur untuk menjahit episiotomi sama dengan menjahit laserasi

perineum. Jika episiotomi sudah dilakukan, lakukan penilaian secara hati-hati untuk memastikan

lukanya tidak meluas. Sedapat mungkin, gunakan jahitan jelujur. Jika ada sayatan yang terlalu

dalam hingga mencapai lapisan otot, mungkin diperlukan penjahitan secara terputus untuk

merapatkan jaringan.

7.2.1 ANESTESI, PRINSIP PENJAHITAN PERINEUM

Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan  aesthētos

 "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa

sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit

pada tubuh.

Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya

melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran.

Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak

membuat lama waktu penyembuhan operasi.


Pemilihan teknik anestesi adalah suatu hal yang kompleks, memerlukan kesepakatan dan

pengetahuan yang baik antara pasien dan faktor-faktor pembedahan. Dalam beberapa

kelompok populasi pasien, pembiusan regional ternyata lebih baik daripada pembiusan total.

Beberapa tipe anestesi adalah:

  Pembiusan total — hilangnya kesadaran total

  Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil

daerah tubuh).

  Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif

pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya

Manfaat dan tujuan anestesi local pada penjahitan laserasi perineum, yaitu :

  Salah satu dari penerapan asuhan sayang ibu, penjahitan sangat menyakitkan pasien,dengan

pemberian anestesi local maka rasa sakit ini dapat diatasi.

  Memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pasien sehingga proses adaptasi psikologis masa 

nifas tidak terganggu dengan pengalaman yang tidak menyenangkan saat persalinan.

  Memberikan konsep yang positif tentang bidan bagi pasien.

Prinsip-Prinsip Penjahitan :
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada saat melakukan penjahitan laserasi perineum

adalah sebagai berikut :

1.       Bidan memiliki penglihatan yang baik terhadap lapang kerja penjahitan perineum

2.       Posisi pasien memungkinkan bidan dapat dengan nyaman dan leluasa melakukan penjahitan,

yaitu litotomi. Jika diperlukan dapat ditambahkan pengganjal dibawah bokong dengan ketebalan

beberapa cm

3.       Penggunaan cahaya yang cukup terang

4.       Anatomi dapat dilihat dengan jelas

5.       Teknik yang steril

a.       Menggunakan sarung tangan ekstra diatas sarung tangan steril yang telah dikenakan sebelumnya.

Tujuannya untuk menghindari kontaminasi ketika melakukan pemeriksaan rectum, dan setelah

selesai melakukan pemeriksaan rectum sarung tangan ekstra ini segera dibuang

b.       Mengatur posisi kain steril di area rectum dan dibawahnya sampai dibawah ketinggian meja atau

tempat tdur untuk mengupayakan area yang tidak terkontaminasi jika benang jatuh kearea

tersebut dan menyeka apapun yang terdapat ditempat tersebut

6.       Tindakan cepat

7.       Aseptik dan antisepsis pada daerah episiotomi

8.       Jika luka episiotomi meluas, tangani seperti robekan derajat III dan IV

9.       Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan catgut cromic 2-0

10.    Mulai dari sekitar 1 cm di atas puncak luka episiotomi sampai pada batas vagina

11.    Gunakan pinset untuk menarik jarum melalui jaringan vagina

12.    Jahit otot perineum dengan benang 2-0 secara interuptus

13.    Jahit kulit secara intruptus dan subkutikuler dengan benang 2-0
14.    Bekerja hati-hati

15.    Hati-hati jangan sampai kasa/kapas tertinggal dalam vagina

16.    Penjelasan dan pendekatan yang peka terhadap perasaan ibu selama tindakan

17.    Pentingnya tindak lanjut jangka panjang untuk menilai teknik dan pemilihan bahan untuk

penjahitan

18.    Pencegahan trauma lebih lanjut yang tidak perlu pada jaringan insisi. Contoh-contoh trauma

lebih lanjut yang tidak perlu, seperti berikut :

a.       Penggunaan jarum bermata (berlubang) yang menggunakan dua helai benang menembus

jaringan

b.       Penggunaan jarum dan benang dengan ukuran yang lebih besar dari pada yang diperlukan

c.        Penggunaan jarum potong traumatic yang tidak tepat, bukan jarum bundar atraumatik Jarum

potong berbentuk segitiga dan setiap sisinya memiliki sisi pemotong. Jarum ini akan

menyebabkan trauma yang lebih besar dari pada jarum yang berbentuk bundar. Jarum bundar ini

memiliki titik runcing dan akan melewati jaringan lunak lebih mudah dengan trauma yang lebih

sedikit

d.       Jumlah pungsi (penusukan) jarum berlebihan yang tidak perlu terjadi, dapat disebabkan oleh

salah satu hal dibawah ini:

e.        Penempatan jahitan yang salah sehingga perlu diangkat atau dijahit lagi

f.        Terlalu banyak jahitan dan terlalu rapat

g.        Stranggulasi jaringan karena jahitan yang terlalu ketat. Stranggulasi jaringan mengurangi

kekuatan jaringan dan jika jahitan terlalu ketat menyebabkan sirkulasi tidak adekuat bahkan

dapat menyebabkan jaringan tanggal (lepas)

tindakan berulang menyentuh dan membersihkan luka yang tidak perlu.

Anda mungkin juga menyukai