Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIFITAS SENAM YOGA TERHADAP PRODUKSI ASI IBU MENYUSUI DI

KENAGARIAN JAWI JAWI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALANG TAHUN 2013

Meria Kontesa*, Yona Refelinda

ABSTRAK

Data Kementrian Kesehatan Indonesia Tahun 2011 menunjukkan angka kematian bayi di
Indonesia Tahun 2011, 34 orang per 1000 kelahiran. Angka kematian bayi di Sumatera
barat 86 orang per 16.542 kelahiran. Tingginya angka kematian bayi dapat dihindari
dengan pemberian ASI eksklusif. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 mencatat masih
rendahnya angka pervalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia 15,3 %. Rendahnya
angka pervalensi pemberian ASI salah satunya disebabkan karena produksi ASI yang
kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efktifitas senam yoga terhadap
produksi ASI ibu menyusui. Desain yang digunakan adalah Quasi Eksperimen tanpa
kelompok kontrol dengan metode one group pretest and posttest. Penelitian dilaksanakan
tanggal 10 – 16 Februari 2013 di Kanagarian Jawi Jawi Wilayah Kerja Puskesmas Talang
Kabupaten Solok. Jumlah sampel 15 orang dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Data dikumpulkan melalui lembar observasi, selanjutnya dianalisa secara
univariat dan bivariat dengan menggunakan uji T Dependen (T-Test). Rata rata produksi
ASI sebelum senam yoga 2,4 dengan standar deviasi 0,91, rata rata produksi ASI setelah
senam yoga adalah 6,9 dengan standar deviasi 0,52, didapatkan nilai T hitung 24,83.
Sedangkan T tabel pada df 14 dengan nilai α 0,05 adalah 1,76. Nilai T hitung > T tabel
yang artinya senam yoga efektif untuk meningkatkan produksi ASI. Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat efektifitas senam yoga terhadap produksi ASI ibu menyusui
di Kanagarian Jawi Jawi Wilayah Kerja Puskesmas Talang Kabupaten Solok Tahun 2013.
Tenaga kesehatan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang senam yoga
kemudian mengajarkan dan memotivasi ibu-ibu untuk menerapkan senam yoga sebagai
salah satu alternatif dalam meningkatkan produksi ASI.

Kata Kunci : senam yoga, produksi ASI

_______________________________________________________________
Alamat korespondensi

Meria Kontesa
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes Mercubaktijaya Padang
Jl.Jamal Jamil Pondok kopi Siteba Padang
Telp. 0751-442295
PENDAHULUAN

Salah satu program yang % seluruh kematian bayi dan balita.


dicanangkan pemerintah di bidang Menyusu juga dapat mencegah
kesehatan adalah pentingnya pemberian malnutrisi pada anak, faktor yang
ASI bagi kualitas hidup bayi. Surat mempengaruhi lebih dari setengah
Keputusan Menteri Kesehatan RI tahun kematian bayi secara global.
2004 tentang Air Susu Ibu (ASI), Data Kementrian Kesehatan
menyatakan bahwa pemberian ASI bagi Republik Indonesia tahun 2011 angka
bayi di Indonesia sebaiknya diberikan kematian bayi di Indonesia pada tahun
sejak bayi lahir sampai bayi berumur 2011 adalah 34 orang per 1000
enam bulan dan dilanjutkan sampai anak kelahiran. Profil Kesehatan Sumbar
berusia dua tahun (Depkes RI, 2005). menunjukkan angka kematian bayi (AKB)
Pernyataan Menteri Kesehatan tersebut di Sumatera Barat pada tahun 2011,
memberikan ketegasan pada setiap ibu sebanyak 86 orang per 16.542 kelahiran
yang memiliki bayi agar menyusui dan bayi ini meninggal rata-rata pada
bayinya selama enam bulan pertama umur 0 – 12 bulan, penyebab pasti dari
kehidupan bayi tanpa memberinya angka kematian bayi disini tidak
makanan tambahan. diketahui pasti. Cukup tingginya angka
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) sangat kematian bayi di Indonesia dan
menguntungkan bagi bayi karena ASI Sumatera Barat dapat dihindari dengan
mengandung zat gizi yang dibutuhkan pemberian air susu ibu (ASI) semaksimal
selama enam bulan pertama kehidupan mungkin merupakan kegiatan yang
bayi. Yuliarti (2010); Saleha (2009); Hegar berperan penting dalam pemeliharaan
(2008), menyatakan ASI mengandung anak dan persiapan generasi penerus
komponen makro dan mikro nutrient dimasa depan (Hegar, 2008).
seperti kaborhidrat, protein, lemak, Meskipun khasiat ASI sedemikian
vitamin dan mineral. Di dalam ASI juga besar, namun mewujudkan pemberian
terkandung zat antibody yang berfungsi ASI oleh ibu kepada bayinya tidak selalu
untuk pertahanan tubuh bayi dan mudah karena banyak wanita
seratus jenis zat gizi seperti AA, DHA, mengalami masalah dalam
Taurin dan Spingomyelin. ASI makanan melakukannya. Tasya, (2008)
berstandar emas, yang di dalamnya menyatakan banyak faktor yang
terdapat zat kekebalan yang mampu dikemukakan oleh ibu ibu sehingga
melindungi bayi dari berbagai penyakit mereka tidak memanfaatkan ASI secara
(Arjoso, 2006). ekslusif kepada bayinya, salah satunya
Penelitian terbaru yang diterbitkan disebabkan karena produksi ASI yang
dalam jurnal pediatric menunjukan kurang. Faktor mental dan psikologis ibu
bahwa ASI dapat memberikan mempunyai peran yang besar dalam
perlindungan bagi bayi dalam mempengaruhi produksi ASI, ibu yang
menurunkan resiko untuk terjadinya stress, khawatir, tidak mempunyai
diare, infeksi telinga dan radang selaput keyakinan mampu memproduksi ASI
otak. Mitayani, (2009) menyatakan serta ketidakbahagiaan ibu pada periode
menyusui selama 6 bulan pertama menyusui akan menyebabkan produksi
kehidupan bayi, dengan makanan ASI berkurang. Stress yang dialami ibu
tambahan yang tepat dan terus akan menghambat pelepasan hormon
menyusu dari usia 6 bulan sampai 2 oksitoksin yang berfungsi untuk
tahun, dapat mengurangi sedikitnya 20 mengeluarkan ASI (Hegar, dkk, 2008).
Bila ada stress dari ibu menyusui maka oleh ibu yang memiliki produksi ASI
akan terjadi suatu blokade dari reflek sedikit dapat memulihkan
oksitoksin karena adanya pelepasan ketidakseimbangan syaraf dan
adrenalin oleh hormon stress yang ketidakseimbangan hormon. Sindhu
menyebabkan vasokontriksi pembuluh (2006) juga mengungkapkan bahwa
darah alveoli, sehingga oksitoksin sedikit berbagai gerakan senam yoga juga
harapannya mencapai target organ berefek positif bagi peredaran darah,
mieopitelium (Hegar, dkk, 2008). memudahkan penyerapan gizi,
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) meningkatkan konsentrasi,
tahun 2010 mencatat bahwa di keseimbangan jiwa, fokus, ketenangan
Indonesia bayi yang diberikan ASI oleh juga kepuasan, sehingga jika dilakukan
ibunya selama 6 bulan hanya 15,3%. oleh ibu ibu yang menyusui diyakini
Angka ini berada dibawah angka global mampu melancarkan produksi ASI
ASI eksklusif yang juga rendah yakni Hasil penelitian dari beberapa
32,6 %. Rendahnya angka pervalensi peneliti dalam jurnal Medical Hypoteses
pemberian ASI oleh ibu kepada bayi nya menemukan adanya keterkaitan atau
disebabkan karena produksi ASI ibu pengaruh senam yoga terhadap
yang kurang, masalah putting susu, ibu penurunan stress. Menurut Streeter
harus bekerja serta keinginan ibu untuk professor Psikiatri dari Boston University
mencoba susu formula (Tasya, 2008). School of Medicine mengatakan bahwa
Masalah sindrom ASI kurang gerakan gerakan senam yoga dapat
diakibatkan karena ketidakcukupan memperbaiki ketidakseimbangan
pemenuhan ASI pada bayi sehingga bayi hormon dan ketidakseimbangan sistem
mengalami ketidakpuasan setelah sistem persyarafan.
menyusu karena itu bayi sering Gerakan senam yoga yang dapat
menangis, tinja bayi keras dan payudara meningkatkan produksi ASI adalah
tidak terasa membesar (Suryoprajogo, gerakan Pranayama dan Asana. Latihan
2009). Indiarti, (2008), menyatakan, ini dapat mempengaruhi sistem hormon
upaya yang perlu dilakukan agar ASI ibu tubuh, dimana hormon oksitoksin
keluar dengan lancar adalah dengan menjadi meningkat sehingga akan
mempersiapkan kondisi fisik dan mental terjadinya peningkatan pengeluaran
ibu seoptimal mungkin. produksi ASI. Gerakan senam yoga ini
Produksi ASI dapat meningkat atau latihannya memerlukan sedikit ruang
menurun tergantung pada stimulasi dan memiliki efek samping yang sedikit
kelenjar payudara. Latihan senam yoga (Aprilia, 2011). Latihan senam yoga
bagi ibu-ibu yang mengalami produksi sebaiknya dilakukan setiap hari oleh ibu
ASI kurang, diyakini dapat meningkatkan ibu yang mengalami produksi ASI yang
produksi ASI dengan cara sedikit agar dapat memberikan efek
mempengaruhi sistem hormon tubuh yang optimal. Produksi ASI yang lancar
dengan menstimulasi kelenjar pituitary dan meningkat akan memberikan
(Erikar Lebang, 2010). Susan (2010); kepuasan terhadap bayi dalam
Hegar (2008), mengatakan senam yoga menyusui.
ampuh memberi ketenangan jiwa akibat Data Dinas Kesehatan Kabupaten
stress atau ketidakseimbangan psikis, Solok tahun 2011 terdapat jumlah bayi
dengan latihan senam yoga dapat di Kabupaten Solok sebanyak 6391 bayi,
membuat produksi ASI menjadi lebih yang mendapatkan ASI eksklusif hanya
lancar dan berkualitas karena latihan dan sekitar 47%. Dari 18 puskesmas di
gerakan senam yoga yang dilakukan Kabupaten Solok, puskesmas Talang
merupakan puskesmas yang termasuk METODE PENELITIAN
tiga besar memiliki jumlah bayi
terbanyak yaitu 908 bayi (usia 0 – 11 Penelitian ini menggunakan desain quasi
bulan). Berdasarkan data dari Puskesmas eksperimen tanpa kelompok kontrol
Talang sasaran bayi dengan ASI eksklusif dengan pendekatan one group pretest –
tahun 2011 sebanyak 198 orang, namun posttest . Peneliti melakukan perlakuan
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif (intervensi) terhadap subjek yaitu
hanya 43 %, sedangkan 57% tidak diberikan perlakuan senam yoga, dan
mendapatkan ASI secara eksklusif oleh menilai produksi ASI setelah perlakuan.
ibunya. Hal tersebut disebab ASI ibu Penilaian peningkatan produksi ASI
yang kurang 50%, Ibu bekerja 30%, dilakukan dengan cara melakukan
puting susu ibu yang tidak keluar 10%, pemeriksaan fisik payudara ibu dan
ingin mencoba susu formula 10%. melihat ekspresi bayi setelah menyusui
dilakukan sebelum diberikan perlakuan
Senam Yoga (pretest) kemudian setelah
diberikan perlakuan (postest).

Rancangan penelitian tersebut sebagai berikut :

Subjek Pretest Perlakuan Postest

K O I O1
Time 1 Time 2

Keterangan :
K : Subjek
O : Pemeriksaan produksi ASI ibu sebelum melakukan senam Yoga
I : Senam Yoga
O1 : Pemeriksaan produksi ASI ibu setelah melakukan senam Yoga.
t : Waktu pemeriksaan peningkatan produksi ASI setelah melakukan senam
Yoga.

Penelitian dilakukan di Kanagarian Jawi Instrumen penelitian yang digunakan


Jawi Wilayah Kerja Puskesmas Talang adalah lembar observasi untuk
Kabupaten Solok tanggal 10-16 Februari pemeriksaan fisik payudara ibu dan
2013. Populasi penelitian adalah seluruh ekspresi bayi setelah menyusui akan
ibu menyusui yang mempunyai bayi dilakukan sebelum dilakukan senam
umur 40 hari sampai 6 bulan di yoga dan dilakukan pemeriksaan
Kanagarian Jawi Jawi Wilayah Kerja kembali menggunakan lembar observasi
Puskesmas Talang Kabupaten Solok setelah melakukan senam yoga.
tahun 2012. Sampel penelitian 15 orang
yang diambil dengan menggunakan Pengumpulan data dilakukan secara
teknik Purposive sampling. langsung terhadap responden dengan
wawancara, lembar observasi
pemeriksaan fisik payudara ibu dan variabel independen terhadap variabel
ekspresi bayi setelah menyusui dilakukan dependen yang diteliti. Jenis variabel
langsung oleh peneliti. Secara umum yang digunakan adalah kategorik. Data
lembar observasi berisi tentang biodata yang terkumpul berupa nilai tes yang
ibu menyusui dan bayinya serta hasil pertama dan kedua. Tujuannya adalah
pemeriksaan fisik payudara ibu, ekspresi untuk membandingkan dua kali dengan
bayi setelah menyusui sebelum dan mengobservasi apakah ada perbedaan
sesudah dilakukan senam yoga. antara kedua nilai tersebut. Pengujian
Pengolahan dan analisa dilakukan secara nilai hanya dilakukan terhadap rata rata
manual untuk mengetahui pengaruh dua nilai saja.

Analisa yang digunakan untuk mendapatkan rata rata peningkatan produksi ASI ibu
menyusui digunakan rumus :

Mean = Total Skor


Jumlah Sampel

∑( )
Standar Deviasi (SD) =
Keterangan :
xi : Masing masing data
x : Rata rata
n : Jumlah sampel

Uji statistik yang digunakan adalah uji non parametrik yaitu uji T-Dependen (T-
Test). Jika nilai T hitung > T tabel maka secara statistik disebut bermakna atau
Ha diterima . Rumus T-dependen yaitu

Rumus : = /√
Keterangan :
T : T test
d : Rata rata deviasi / selisih sampel 1 dengan sampel 2
SD_d : Standar Deviasi dari deviasi / selisih sampel 1 dan 2
n : Jumlah sampel
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Produksi ASI Sebelum Diberikan Senam Yoga

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Produksi ASI Ibu Menyusui Sebelum Diberikan Senam
Yoga Di Kanagarian Jawi Jawi Wilayah Kerja Puskesmas Talang Kabupaten
Solok Tahun 2013

Sebelum Melakukan Senam Yoga


NO Produksi ASI
f %
1 Meningkat 0 0
2 Tidak Meningkat 15 100
Jumlah 15 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa seluruh kurangnya jumlah pengeluaran ASI.


(100 %) responden memiliki mengalami Tasya (2008) mengemukakan bahwa
produksi ASI sedikit atau tidak salah satu faktor yang dikemukakan ibu
meningkat. Hal ini terlihat pada saat ibu menyusui sehingga mereka tidak
observasi sebahagian ibu menyusui memanfaatkan ASI nya secara eksklusif
memiliki payudara yang besar dan kepada bayinya adalah karena produksi
sebahagiannya lagi payudara tidak ASI yang kurang, sehingga bayi tidak
membesar namun pada saat di lakukan kenyang dan cenderung rewel walaupun
palpasi seluruh ibu menyusui sudah menyusu. Saleha (2009)
payudaranya terasa lembek, tidak menambahkan bahwa faktor mental dan
tegang dan tidak padat layaknya psikologis ibu merupakan salah satu
payudara ibu menyusui yang berisi ASI penyebab yang membuat produksi ASI
yang banyak. Pada hasil observasi berkurang. Pada saat ibu tidak relaks,
ekspresi bayi setelah menyusui sebagian tidak konsentrasi dan cemas maka akan
besar bayi terlihat tidak kenyang dan terjadi pelepasan adrenalin yang
puas. Bayi tetap rewel dan menangis menghambat kerja hormon oksitoksin
walaupun telah di susui oleh ibunya, dimana akan terjadi vasokontriksi
kulit bayi tampak tidak kencang pada pembuluh darah sehingga oksitoksin
saat dicubit, dan bayi terlihat tidak aktif. sedikit harapannya untuk mencapai
organ miopitelium untuk memeras ASI
Kurangnya produksi ASI ibu menyusui keluar. Hal ini juga didukung oleh hasil
salah satunya disebabkan karena penelitian Aini, 2010 ibu ibu menyusui
banyaknya ibu ibu yang tidak relaks. yang dalam keadaan tidak relaks, pikiran
Perasaan cemas, gelisah dan masalah tidak tenang dan perasaan tertekan
yang banyak akan menggangu maka reflek let down (reflek pengeluaran
ketenangan pikiran dan jiwa ibu, ibu ASI) akan terhambat sehingga produksi
yang kurang istirahat karena tidak ASI menjadi terganggu karena
memiliki tenaga bantuan untuk pengeluaran hormon oksitoksin yang
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga berperan dalam produksi ASI ditekan
juga akan mempengaruhi produksi ASI. oleh hormon stress.
Disamping itu ibu yang jarang menyusui
dan tidak mengetahui teknik menyusui Sementara itu, asupan ASI yang cukup
yang benar juga ikut mempengaruhi sangat penting bagi kebutuhan bayi
untuk menghindari bayi agar tidak dalam ASI tersebut (Yuliarti, 2010).
mudah terserang penyakit infeksi, dan Berdasarkan penelitian Roesli (2000)
agar bayi tidak kurang gizi. Yuliarti terhadap ibu ibu yang menghentikan
(2010), mengatakan ASI adalah makanan pemberian ASI kepada bayinya
terbaik dan paling sempurna untuk bayi dilaporkan alasan yang paling banyak
karena mengandung zat zat gizi dikemukakan oleh ibu ibu menyusui
berkualitas tinggi yang berguna untuk adalah karena produksi ASI mereka yang
pertumbuhan dan perkembangan kurang sehingga merasa ASI tidak
kecerdasan bayi seperti AA, DHA, taurin cukup untuk memenuhi kebutuhan
dan spingonyelin. ASI mudah dicerna bayinya.
karena mengandung enzim enzim yang
mencernakan zat gizi yang terdapat

2. Produksi ASI Setelah Diberikan Senam Yoga

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Produksi ASI Ibu Menyusui Setelah Diberikan Senam
Yoga di Kanagarian Jawi Jawi Wilayah Kerja Puskesmas Talang Kabupaten
Solok Tahun 2013

Sebelum Melakukan Senam Yoga


NO Produksi ASI
F %
1 Meningkat 14 93,3
2 Tidak Meningkat 1 6,7
Jumlah 15 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian pengeluaran ASI akan menjadi


besar (93,3) rsponden mengalami terhambat. Meditasi Yoga akan
peningkatan produksi ASI setelah membuat jiwa dan fikiran ibu tenang.
melakukan senam yoga. Hal ini Pikiran dan jiwa yang tenang dan
tergambar pada hasil observasi hari perasaan yang nyaman dan santai akan
terakhir (hari ke tujuh) didapatkan data menstimulasi produksi oksitoksin
sebahagian besar payudara ibu lebih sehingga merangsang pengeluaran ASI
membesar dan pada saat diraba terasa menjadi banyak dan lancar. Hal ini sesuai
tegang padat dan berisi dan ekspresi dengan hasil penelitian Oktavia (2011),
bayi terlihat rileks dan puas setelah bahwa yoga dapat menyeimbangkan
menyusu, bayi tidak menangis dan system syaraf otonom sehingga tubuh
melepas sendiri dari payudara ibu, mulut menjadi relaks sehingga menstimulasi
bayi tampak mengkilap, selaput lendir pengeluaran hormon oksitoksin yang
mulut terlihat basah dan kulit bayi berperan dalam produksi ASI.
merona kencang saat dicubit. Lebang (2010), mengatakan
Peningkatan produksi ASI pada bahwa gerakan dan peregangan dalam
ibu menyusui setelah melakukan senam senam yoga yang dianjurkan untuk ibu
yoga disebabkan karena teknik relaksasi menyusui ini dapat menstimulasi
yoga yang dapat mengurangi respon kelenjar pituitari yaitu kelenjar yang
stress. Jiwa dan fikiran ibu yang dalam menghasilkan hormon oksitoksin dan
keadaan tertekan, sedih, penuh beban prolaktin, dua hormon yang berperan
dan kurang percaya diri akan penting dalam mempengaruhi produksi
mempengaruhi produksi ASI dimana ASI sehingga memproduksi ASI lebih
banyak. Hegar (2008) juga berpendapat berkualitas karena latihan senam yoga
senam yoga ampuh memberikan yang dilakukan oleh ibu yang produksi
ketenangan jiwa akibat stress atau ASI nya sedikit dapat memulihkan
ketidakseimbangan psikis, dengan ketidakseimbangan hormon dan
melakukan senam yoga dapat membuat ketidakseimbangan syaraf.
produksi ASI menjadi lebih lancar dan

Tabel 3. Efektifitas Senam Yoga Terhadap Produksi ASI Ibu Menyusui Di Kanagarian
Jawi Jawi Wilayah Kerja Puskesmas Talang Kabupaten Solok Tahun 2013

Standar
Kelompok Mean T
Deviasi
Sebelum
Produksi ASI 2,4 0,91
Senam Yoga
24,83
Setelah
6,9 0,52
Senam Yoga

Tabel 3 menunjukkan bahwa uji statistik dalam melakukan senam yoga maka
(T-Test Dependen) didapatkan nilai yoga tersebut tidak dapat memberikan
hitung = 24,83. Sedangkan T tabel pada efek peningkatan produksi ASI karena
df=14 dengan nilai α 0,05 adalah 1,761. secara teori hormon oksitoksin yang
Dengan demikian hasil penelitian ini dikenal juga dengan hormon santai atau
menunjukan bahwa T hitung > dari T hormon cinta akan terstimulasi apabila
tabel, berarti ada efektifitas senam yoga ibu dalam keadaan tenang dan relaks.
terhadap produksi ASI ibu menyusui di Saleha (2009) mengatakan pada saat ibu
kanagarian Jawi Jawi Wilayah Kerja tidak relaks, tidak konsentrasi dan cemas
Puskesmas Talang Kabupaten Solok maka akan terjadi pelepasan adrenalin
Tahun 2013. yang menghambat kerja hormon
Senam yoga dapat meingkatkan oksitoksin dimana akan terjadi
produksi ASI karena pada saat vasokontriksi pembuluh darah sehingga
melakukan yoga seseorang akan lebih oksitoksin sedikit harapannya untuk
rileks dan tenang serta merangsang mencapai organ miopitelium untuk
hormon yang berperan dalam memeras ASI keluar.
menproduksi ASI. Lebang (2010),
mengemukakan bahwa gerakan-gerakan
pada senam yoga seperti pranayama DAFTAR PUSTAKA
(gerakan pernafasan) dan gerakan asana
(gerakan inti) dapat merangsang Arifianto, dkk. 2009. Metode penelitian
kelenjar pituitari untuk menghasilkan eksperimen. Diakses pada tanggal
hormon oksitoksin, yang berperan 3 November 2012 dari
dalam produksi ASI (Lebang, 2010). http:/www.infokurus.org/living.net
Chandratreya (2008) juga mengatakan Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian. PT
bahwa senam yoga dapat mengurangi Rineka Cipta
adrenalin, non adrenalin serta kortisol Arjoso. 2006. Kesehatan Ibu Dan Anak.
dalam darah yang merupakan hormon Median Indonesia.
stress sehingga berkemungkinan akan Aprilia, Yessie. 2011. Yoga Ibu Menyusui.
mengurangi stress pada ibu. Ibu yang Diakses pada tanggal 22 Oktober
tidak tenang dan tidak konsentrasi
2012 dari http://yessie- Notoadmojo. 2005. Metodologi
aprilia.yogaibumenyusui.2011.com Penelitian Kesehatan. Jakarta.
Chandratreya. 2008. Diabetes Dan Yoga. Rineka Cipta.
Diakses 3 November 2012 dari Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
http/www.diabeteswellbeing.com/ Metodologi Penelitian Ilmu
diabetes-yoga.html Keperawatan. Jakarta. Salemba
Farrer, Helen. 2009. Perawatan Medika.
Maternitas. Jakarta. EGC. Roesli, Utami. 2007. Panduan Praktis
Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Menyusui. Jakarta. Pustaka Bunda.
Kedokteran. Jakarta. EGC. Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan
Gordon, dkk. 2008. Changes In Clinical Pada Masa Nifas. Jakarta. Salemba
And Metabolic Parameters After Medika.
Exercise Therapy In Patient With Suprayogo. 2009. Catatan Penting Masa
Type 2 Diabetes. Nifas. www. Anakku.com
Hegar, Badriul. 2008. Bedah ASI. Jakarta. Sindhu, Pujiastuti. 2006. Hidup Sehat
IDAI. Dan Seimbang Dengan Yoga.
Indiarti, 2008. ASI, Susu Formula Dan Jakarta. Qanita.
Makanan Bayi. Yogyakarta. Susan. 2010. How To Reduce Cholesterol
Elratera Publishing. With Yoga.
Johnson, Ruth dan Taylor, Wendy. 2011 Tasya, Amanda. 2008. Pemberian ASI
Buku Ajar Praktek Kebidanan. Eksklusif. Http.//www.google.com.
Jakarta Diakses 20 Oktober 2012
Kompas.com. Bagaimana Yoga Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI.
Menurunkan Stres. Diakses 28 Yogyakarta. Andi Offset.
Januari 2013 Yank. 2007. A Review Of Yoga Program
Lebang, Erikar. 2010. Yoga Sehari Hari For Four Leading Risk Factor Of
Untuk Kesehatan. Jakarta. Pustaka Chronic Desease.
Bunda. Depkes, RI. 2005. Manajemen Laktasi
Manajemen Laktasi. Diakses dari Buku Panduan Petugas Kesehatan Di
http://www.scrib.com/doc/197068 Puskesmas. Jakarta. Direktorat Gizi
05 tanggal 12 November 2012. Masyarakat
Mitayani. 2009. Mengenal Bayi Baru Dinas Kesehatan Kabupaten Solok. 2011.
Lahir Dan Penatalaksanaannya. Profil Kesehatan Kabupaten Solok
Padang. Praninta.

Anda mungkin juga menyukai