KELOMPOK
Diah Puspita S.Kep
Edi Kusmiransyah S.Kep
Muhammad Sahal S.Kep
Muhammd Syarif Hidayatullah S.Kep
Mahrida S.Kep
Midila Aulia Wati S.Kep
Nadi S.Kep
Rezky Munirah S.Kep
Ririn Khairina S.Kep
Yuni Khairunisa S.Kep
Melalui Stase komunitas ini merupakan salah satu upaya peningkatan kemampuan dengan
individu, keluarga, dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, juga mahasiswa sebagai calon
tenaga kesehatan diharapkan mempunyai pengalaman belajar di lingkup masyarakat
(pedesaan) khususnya dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang ditemui
selama berada di lapangan/lahan praktek. Selain itu juga, sebagai salah satu upaya
menyiapkan tenaga perawat profesional serta mempunyai potensi keperawatan secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Profesi
Ners A Universitas Muhammadiyah Banjarmasin melaksanakan Praktek di Desa Tanipah
Kecamatan Aluh-aluh Kabupaten Banjar dengan menggunakan 2 pendekatan, yaitu
pendekatan kelompok dan masyarakat.
Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara memberdayakan kader kesehatan dan
mendayagunakan kelompok Pengajian. Dengan pendekatan masing-masing komponen
diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan
pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerja sama yang baik dengan instansi
terkait dan seluruh komponen kota untuk mengikut sertakan warga dalam upaya
pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat diharapkan dapat mengenal masalah
kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota
keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang
sehat, serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi
dengan risiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerja sama dengan komunitas
dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi perubahan komunitas dengan
penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang
ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
Di dalam kasus asuhan keperawatan ditemukannya kasus hipertensi dan diabetes pada
komunitas tertentu sehingga asuhan keperawatan dilakukan dan di kaji sesuai dengan kasus
yang di dapatkan. Dimana masalah Penyakit hipertensi merupakan masalah yang
perlu penanganan serius, apabila tidak di cegah sedini mungkin akan menjadi ancaman.
Untuk mencegah komplikasi tersebut maka faktor penyebab terjadi tekanan darah harus
dicegah seperti pengaturan pola makan, gaya hidup benar, hindari merokok, konsumsi
kopi, dan alcohol (Andria, 2013). Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan
suatu keadaan yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah yang terjadi pada
dinding pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja menjadi
lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Hal ini
dapat mengganggu aliran darah, merusak pembuluh darah, bahkan menyebabkan penyakit
degeneratif hingga kematian (Sari, 2017). menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban
untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,
keluarga, dan lingkungan.
Tidak hanya itu keperawatan komunitas juga memprioritaskan pada upaya untuk
meningkatkan kesehatan (promotif dan preventif) dengan tidak mengabaikan usaha-usaha
kuratif dan rehabilitatif. Keperawatan komunitas juga berguna untuk meningkatkan dan
membawa masyarakat untuk mengantisipasi masalah kesehatannya sendiri, menggali
potensi dan menggunakan sumber daya yang ada di masyarakat dalam hal ini khususnya
bagi penderita hipertensi dan diabetes mellitus. Peningkatan ini memerlukan kerjasama
lintas disiplin dan lintas sektor yang kokoh, sehingga secara umum perawat komunitas
menegaskan eksistensinya sebagai profesional yang kompeten (Anderson & Mc Farlane,
2006)
Diabetes melitus yaitu gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika telah
berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia
puasa dan postprandial, aterosklerotik, penyakit vaskular mikroangiopati dan neuropati
(Price & Wilson, 2006).
Penyakit Diabetes Melitus jika tidak diatasi atau tidak dikontrol lebih lanjut akan
menyebabkan banyak komplikasi. Tentu saja komplikasi tersebut akan mengganggu
aktivitas, pekerjaan dan kehidupan penderitanya, misalnya neuropati diabetik yang akan
menyebabkan pandangan kabur pada penderita, terjadi gangren yang menyebabkan
ketidaknyamanan pada penderita dan lama sembuh. Bahkan jika terjadi
koma hipoglikemia akan menyebabkan kematian (Tandra, 2008).
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Profesi Ners Stase Komunitas, mahasiswa dapat
memiliki pengalaman dalam memberikan perawatan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan metode atau pendekatan proses keperawatan baik terhadap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Profesi Ners Stase Komunitas, mahasiswa mampu:
a. Mengkaji kebutuhan kesehatan komunitas.
b. Merencanakan intervensi keperawatan kesehatan komunitas berdasarkan
diagnosis kesehatan komunitas dan kebutuhan kesehatan utama dengan
penekanan pada kelompok risiko tinggi (ibu, anak, dan usia lanjut).
c. Melaksanakan keperawatan kesehatan komunitas untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dengan menggunakan sumber yang ada dan potensial serta
menggunakan teknik tepat guna termasuk melakukan rujukan dan menyusun
strategi pendidikan kesehatan.
d. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan data yang berhubungan dengan
tindakan keperawatan kesehatan komunitas.
e. Mengevaluasi pelayanan keperawatan kesehatan berdasarkan hasil yang
diharapkan atau kriteria yang telah ditetapkan.
f. Menghayati peranannya sebagai anggota tim kesehatan dan bekerja sama secara
efektif dan efisien.
1.3 KEGIATAN
1.3.1 Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Profesi Ners Stase Komunitas dimulai dari tanggal 16 Maret – 20
April 2020.
1.3.2 Lokasi Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di Desa Tanipah Kecamatan Aluh-aluh Kabupaten Banjar
Kalimantan Selatan.
1.3.3 Kegiatan dan Jadwal kegiatan terlampir.
Proses keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud yaitu praktik keperawatan
yang dilakukan dengan cara yang sistematik. Selama melaksanakan proses keperawatan,
perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status
kesehetan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa, mengidentifikasi
hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut (Dermawan, 2012). Jadi,
proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah,
dinamis, sistematis, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan dari individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang langkah-langkahnya
dimulai dari (1) pengkajian: pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah, (2)
diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan, dan evaluasi
tindakan keperawatan (Wahit, 2005).
Proses keperawatan komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang
memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Dalam perawatan kesehatan komunitas
keterlibatan kader kesehatan, tokoh masyarakat formal dan informal, sangat diperlukan
dalam setiap tahap pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga
masyarakat benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan
keperawatan yang diberikan.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
satu kesatuan sosial dan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung, dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat
akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,
perekonomian, politik, maupun kesehatan khususnya.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok, dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (Home Nursing).
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin, dan nifas.
d. Perawatan payudara.
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita
yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang
menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya,
dilakukan melalui kegiatan :
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang, maupun kelainan bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC: latihan nafas dan batuk; penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat.
5. Upaya Resosiliatif
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul. Jadi,
yang dimaksud dengan diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas,
padat, dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi
dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual)
maupun yang mungkin akan terjadi (potensial).
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:
1. Masalah yang ditetapkan dari data umum
2. Masalah yang dianalisa dari kesenjangan pelayanan kesehatan.
4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan perawat kesehatan
masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya, dalam hal
ini melibatkan pihak Puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat. Prinsip
yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah sebagai berikut:
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan berdasarkan iman dan takwa (IMTAQ).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesama
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
berdasarkan asas kemitraan.
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program
yang telah disusun.
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten.
5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Evaluasi
dilakukan atas respons komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu
dievaluasi adalah masukan (input) pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Kagiatan yang dilakukan dalam penilaian:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Dalam hasil evaluasi, terdapat tiga kemungkinan yaitu :
1. Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah menunjukkan
kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari
penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak menunjukkan
perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini
perlu dikaji secara mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis,
diagnosis, tindakan, dan faktor-faktor yang lain yang tidak sesuai sehingga
menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
Tujuan akhir dari perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait
dengan lima tugas keluarga yaitu : mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.
BAB 3
LAPORAN ASUHAN KOMUNITAS DALAM PRAKTIK
STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA DI RT 29
KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KELURAHAN TELUK DALAM
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
3.1 PENGKAJIAN
45.49tahun 18 7.3%
Berdasarkan tabel di atas, usia terbanyak adalah > 50 tahun yaitu 67 orang
(27.4 %). Sedangkan untuk persentasi terendah untuk kelompok usia yaitu
pada usia 0-4 tahun (4.0%) dan 10-14 (4.0%).
3.1.2.5 Total berdasarkan status perkawinan
No Agama Frekuensi %
2 Kristen 0 0
3 Katolik 0 0
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0
6 Konghuchu 0 0
Berdasarkan data di atas dari total jumlah penduduk yang masuk kategori yaitu
0 orang (0%) orang yang didiagnosis terkena penyakit tuberkulosis.
Berdasarkan
data di atas dari total jumlah penduduk yang masuk kategori minum obat TB
3.1.2.9 Merokok
Merokok
Jumlah Persen (%)
Ya (Setiap 81 33.2 %
hari,Sering/kadang-kadang)
Tidak (Tidak/Sudah 163 66.8 %
berhenti)
Total 244 100 %
Merokok
Jumlah Persen (%)
Gastritis 8 3.2 %
Hipertensi 15 6.1 %
Hipotensi 5 2.4 %
Asam urat 7 2.8 %
Kolesterol 8 3.2 %
Tuberculosis 0 0%
Gangguan Jiwa 0 0%
DM 10 4.1 %
Sehat 191 78.2 %
Total 244 100 %
Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk paling banyak yang menderita
hipertensi sebanyak 15 orang (6.1 %) dan sebanyak 10 orang (4.1 %) yang
menderita DM.
Tidak 0 0%
Total 82 100 %
Sumur Pompa 0 0%
Sumur Gali 0 0%
Sumur Bor 0 0%
Air Sungai 0 0%
Mata Air/gallon 0 0%
Total 82 100 %
Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk yang menggunakan
sumber air PDAM untuk mandi dan mencuci sebanyak 82 KK (100
%).
Sumur Pompa 0 0%
Sumur Gali 0 0%
Sumur Bor 0 0%
Air Sungai 0 0%
Mata Air/gallon 0 0%
Total 82 100 %
d. Jamban Keluarga
Tidak 0 0%
Total 82 100
e. BAB di Jamban
BAB di
Jamban Jumlah Persentase
Ya 82 100 %
Tidak 0 0%
Total 82 100 %
f. Jenis Jamban
Penggunaan Alat
Kontrasepsi Jumlah Persen (%)
Ya 37 64.9 %
Tidak 20 35.1 %
Total 57 100 %
Berdasarkan data di atas dari total jumlah penduduk yang imunisasi ada 13
orang dengan presentasi (100%).
Berdasarkan data di atas dari total jumlah penduduk yang masuk kategori
yaitu 20 balita keselurahannya dilakukan pemantauan yaitu 10 balita
(100%).
3.3 PENAPISAN MASALAH
Keterangan :
1. Kriteria Penapisan
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
B. Jumlah yang berisiko
C. Besarnya risiko
D. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
E. Minat masyarakat
F. Kemungkinan untuk diatasi
G. Sesuai dengan program pemerintah
H. Sumber daya tempat
I. Sumber daya waktu
J. Sumber daya dana
K. Sumber daya peralatan
L. Sumber daya orang
2. Keterangan pembobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
Keterangan
3.5 Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (Hipertensi, dan Diabetes Melitus)
2. Perilaku Kesehatan Cenderung berisiko masalah kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PEMBAHASAN
Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang professional, mandiri dan
mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan
menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa melakukan Praktik Klinik
Keperawatan Komunitas dan Keluarga di Kelurahan Teluk Dalam Banjarmasin Tengah
mulai 04 Januari sampai 23 Januari 2021 dengan melakukan berbagai kegiatan.
Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik keperawatan
komunitas.
Respon yang diberikan warga Keluran Gang Kerokan sangat positif, dibuktikan
dengan perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program –
programnya, sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat dilaksanakan
dengan baik.
4.2.3 Perencanaan
Adapun kegiatan – kegiatan yang dibuat oleh mahasiswa berdasarkan data yang
didapatkan antara lain pelaksanaan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
tentang hipertensi, DM serta covid-19.
4.2.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan dimulai dengan metode yaitu melibatkan masyarakat
secara aktif untuk melaksanakan rencana yang telah disusun bersama. Sebagian
besar kegiatan dilaksanakan secara bersama antara mahasiswa dan Kader
Kesehatan dalam kegiatan penyuluhan dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
dari mahasiswa yang ditunjuk.
4.2.5 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh mahasiswa mulai tanggal 21/22 Januari 2021
di Kelurahan Teluk Dalam, kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin.
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas,
dikatakan berhasil respon positif dari warga dengan semangat serta perubahan
pengetahuan warga tentang kesehatan.
Secara spesifik berdasarkan:
4.2.5.1. Evaluasi struktur
Materi kelengkapan untuk penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dan
covid’19 yaitu berupa SAP, leaflet, video serta media lainnya
dipersiapkan minimal 2 hari sebelumnya.
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hal – hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat kami
simpulkan sebagai berikut : masalah keperawatan komunitas yang muncul di Gg.
Kerokan Kecamatan Banjarmasin Tengah Kelurahan Teluk Dalam Kabupaten
Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan.antara lain :
5.1.3 Kurang pemahaman masyarakat tentang bahaya merokok pada masyarakat Gg.
Kerokan Rt.29 Kecamatan Banjarmasin Tengah Kelurahan Teluk Dalam
Kabupaten Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan.
Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain adalah
penyuluhan Hipertensi, Diabetes Miletus dan Covid-19. Pada dasarnya kegiatan yang
dilakukan mendapat dukungan dari masyarakat di Gg. Kerokan Rt.29 Kecamatan
Banjarmasin Tengah Kelurahan Teluk Dalam Kabupaten Banjarmasin Provinsi
Kalimantan Selatan.
5.2 SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
5.2.1 Kader Kesehatan
Kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan baik seperti Posbindu dan Posyandu
hendaknya dapat dilaksanakan dengan secara bertahap ditingkatkan.
5.2.2 Masyarakat
Peran serta dari masyarakat, kader kesehatan, tokoh masyarakat dan pengurus RT
perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang kesehatan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
5.2.3 Puskesmas dan Gg. Kerokan Rt.29 Teluk Dalam
5.2.4 Sekolah
Diharapkan sekolah dapat lebih aktif mengelola UKS dan menyediakan wastafel di
setiap kelas agar murid-murid dapat mengaplikasikan cara mencuci tangan yang
benar yang telah diajarkan.
5.2.5 Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Kegiatan praktek komunitas dan keluarga yang telah dilaksanakan di Gg. Kerokan
Rt.29 Kecamatan Banjarmasin Tengah Kelurahan Teluk Dalam Kabupaten
Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan perlu ditindak lanjuti oleh mahasiswa
angkatan berikutnya untuk mempertahankan dan mengoptimalkan hal-hal yang
telah dicapai serta menindak lanjuti hal-hal yang belum tercapai.