Anda di halaman 1dari 28

12 Benar Prinsip Pemberian

Obat

DEWI SETYA PARAMITHA


DEWI KARTIKA WULANDARI
MILASARI
TIGA FASE OBAT
1. Farmasetik
2. Farmakokinetik
3. Farmakodinamik.
Farmasetik (disolusi)
Fase pertama, dalam fase farmasetik, obat berubah menjadi larutan
sehingga dapat menembus membran biologis. Jika obat diberikan
melalui rute subkutan, intramuskular, atau intravena, maka tidak terjadi
fase farmasetik.
Farmakokinetik
Fase kedua, yaitu farmakokinetik, terdiri dari empat proses:
1. Absorpsi. Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari saluran
gastrointestinal ke dalam cairan tubuh.
2. Distribusi. Adalah proses di mana obat menjadi berada/beredar dalam
cairan tubuh dan jaringan tubuh
3. Metabolisms (atau biotransformasi). Hati merupakan tempat utama
untuk metabolisme. Kebanyakan obat diinaktifkan oleh enzim-enzim
hati dan kemudian diubah atau ditransformasikan oleh enzim-enzim
hati menjadi metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk
diekskresikan
4. Ekskresi. Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute
lain meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu.
Farmakodinamik
Dalam fase farmakodinamik, atau fase ketiga, terjadi respons biologis
atau fisiologis.
Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologis primer atau sekunder
atau kedua-duanya. Efek primer adalah efek yang diinginkan, dan efek
sekunder bisa diinginkan atau tidak diinginkan.
12 CARA PEMBERIAN
OBAT YANG BENAR
1. BENAR KLIEN
1. Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan
memeriksa gelang identifikasi dan meminta menyebutkan namanya
sendiri.
2. Membedakan klien dengan dua nama yang sama
3. Jika perlu cocokan:
a. Nama
b. No MR
c. Tgl lahir
d. Umur
e. Alamat
f. Kamar, bed
g. Program pengobatan
4. Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
5. Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat.
2. BENAR OBAT
1. Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
2. Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
3. Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label
obat minimal tiga kali:
a. Pada saat melihat botol atau kemasan obat (mengambil obat dari
tempat penyimpanan)
b. Sebelum menuang/menghisap obat
c. Setelah menuang/mengisap obat (mengembalikan ketempat
penyimpanan)
4. Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah.
5. Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
6. Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
7. Jika label tidak terbaca, isi tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan
ke farmasi/ apotek
3. BENAR DOSIS OBAT
1. Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
2. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat
yang bersangkutan.
3. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang
akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/diminta,
b. Pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari),
c. Jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh
perawat lain.
4. Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
5. Cek catatan instruksi /order dokter pada status pasien
6. Cek didaftar obat pasien
7. Cek pengaplusan/pelarutan obat
4. BENAR WAKTU
PEMBERIAN
1. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
2. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam
sehari. Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat,
empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat
dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan.
3. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat
(t ½ ). Waktu yang dibutuhkan oleh separuh konsentrasi
obat untuk dieliminasi. Obat yang mempunyai waktu
paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat
yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa
kali sehari pada selang waktu tertentu.
4. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan
sebelum atau sesudah makan atau Bersama makanan
5. Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin
yang dapat mengiritasi mukosa lambung bersama-sama
dengan makanan.
6. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa
apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa
diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan
kontra indikasi pemeriksaan obat.
5. BENAR CARA PEMBERIAN
(RUTE)
1. Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh
harus tepat dan memadai.
2. Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan
sebelum memberikan obat-obat peroral.
3. Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan
obat melalui rute parenteral
4. Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama
dengan klien sampai obat oral telah ditelan. Rute yang lebih sering
dari absorpsi adalah:
◦ Oral (melalui mulut): cairan, suspensi, pil ,kaplet, atau kapsul.
◦ Sublingual (di bawah lidah untuk absorpsi vena):
◦ Bukal (diantara gusi dan pipi)
◦ Topikal (dipakai pada kulit)
◦ Inhalasi (semprot aerosol)
◦ Instilasi (pada mata, hidung, telinga, rectum/rectal atau vagina)
◦ Parenteral: intradermal , subkutan ,intramuskular , dan
intravena.
6. BENAR DOKUMENTASI
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang
berlaku di rumah sakit. Selalu mencatat informasi yang
sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon
klien terhadap pengobatan.
Wajib: didokumentasikan yaitu dosis rute, waktu, dan oleh
siapa yang memberikan.
 
Contoh:
Nama : Tn Abdul . Umur 50 th,
No MR : 009234
Ruang Rawat : Arafah
DPJP : Dr Rivai, Sp B
 
21 Mei 2014
Skin Test Cefotaxim 0,1cc (+) IC, Tidak ada alergi
Jam 20.00 wib Injeksi Cefotaxime 500mg, IV
Di catatan FORMULIR OBAT harus ditandatangani Dokter DPJP,
Farmasi, Perawat yang memberikan, Keluarga pasien (saksi).
7. BENAR PENDIDIKAN
KESEHATAN
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan
pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan
masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat
seperti:
1. Manfaat obat secara umum
2. Penggunaan obat yang baik dan benar
3. Alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh
4. Hasil yang diharapkan setelah pembeian obat
5. Efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat
6. Interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan
7. Perubahan-perubahan yang diperlukan dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.
 
8. BENAR INFORMED
CONSENT
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat.
Perawat harus memberikan informed consent dalam
pemberian obat.
9. BENAR PENGKAJIAN
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-Tanda Vital) sebelum
pemberian obat.
Contoh Pasien dengan Hipertensi wajib diukur atau
dipantau TD sebelum diberikan obat
 
10. BENAR EVALUASI
Perawatan selalu melihat/memantau efek kerja dari obat setelah
pemberiannya.
 
11. BENAR REAKSI TERHADAP
MAKANAN
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang
tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante
cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan
harus diberi satu jam sebelum makan.
Sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah makan.
12. BENAR REAKSI DENGAN OBAT
LAIN
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan
dengan omeprazole penggunaan pada penyakit kronis. Obat
yang diberikan biasanya diberikan dengan obat pendamping
lainnya yang mendukung proses penyembuhan penyakit
 
CARA MENYIAPKAN
OBAT
Contoh:
Cefotaxime 1gr dicampur + Aqua For Injection 10 ml = dihomogenkan
Cefotaxime 500 mg + 5 ml Aqua for Injection
Teknik pencampuran obat HARUS STERIL dan memakai Sarung Tangan
PERSIAPAN ALAT /
BAHAN
1. Baki berisi/ meja Troleey
2. Ampul dan vial yang berisi obat
3. Spuit diposible
4. Sarung tangan
5. Jarum / needle
6. Tempat sampah / bengkok
7. Aqua
8. Kapas Alkohol/ Alkohol Swab
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SPO)
Siapkan alat-alat untuk pelaksanaan tindakan
Ucapkan salam
“ Selamat pagi/ siang/ malam, Bapak/ Ibu”

Sebut nama dan peran anda


“Saya sr.......(nama), saya sebagai perawat penanggung jawab
terhadap perawatan Bapak/ ibu saat ini”
SPO IDENTIFIKASI PASIEN RAWAT
INAP
DALAM PEMBERIAN OBAT
Pengertian
 Proses kegiatan identifikasi dengan cara melakukan konfirmasi
identifikasi terhadap pasien rawat inap yang akan diberikan obat.

Tujuan
 Memastikan identitas pasien dengan benar, sebelum melakukan
prosedur pemberian obat pada pasien rawat inap
 Informasikan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
“Bapak/ Ibu, saya akan memberikan obat (sebutkan jenis obat yang
akan diberikan) sesuai dengan therapi pengobatan Bapak/ Ibu dari
dr.........(sebutkan nama DPJP yang memberi therapi).

 Jelaskan maksud dan tujuan dilakukan identifikasi


”Bapak/ Ibu, sesuai dengan prosedur keselamatan pasien, sebelum
dilakukan pemberian obat ini, saya harus melakukan konfirmasi ulang
atas identitas Bapak/ Ibu dan mencocokkannya dengan gelang
pengenal yang Bapak/ Ibu gunakan, dengan tujuan untuk memastikan
identitas bapak/ ibu dengan benar ”
 Pastikan identitas pasien dengan benar sebelum dilakukan tindakan
dengan cara:
 Minta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahirnya
“Mohon sebutkan nama lengkap dan tanggal lahir Bapak/ Ibu”
 Bandingkan nama dan umur yang disebutkan pasien dengan yang
tercantum pada gelang pengenal yang digunakan pasien
 Bandingkan identitas pasien yang ada pada gelang pengenal dengan
identitas yang ada pada formulir Daftar Obat Pasien (nama, umur, no RM)
 Setelah selesai konfirmasi, ucapkan terimakasih pada pasien
“Terimakasih Bapak/ Ibu atas kesediannya dalam pelaksanaan konfirmasi
identitas ini”…Ada yang bisa saya bantu?
Thank You

Anda mungkin juga menyukai