HIPERTENSI
DI UNIT REHABILITASI SOSIAL DEWANATA CILACAP
Disusun Oleh :
SRI SUPARNI
1211040004
A. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan diastole dan syistole lebih
dari batas normal tekanan darah normal untuk systole berkisar antara 140-
160mmHg dan diastole berkisar 90-95 mmHg, nilai yang dapat diterima sesuai
dan berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin (Silvia AndersonPrice 1991)
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
(WHO)
Hipertensi adalah tekanan systole lebih dari 140mmHg / tekanan dyastole
lebih dari 90mmHg. ( sumber lain).
C. Etiologi
Menurut penyebabnya, hipertensi dapat dibagi dua yaitu:
a. Hipertensi Esensial
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui
dan keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
b. Hipertensi Sekunder
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.
Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu (misalnya pil KB).
2. Kelainan Hormonal
a. Hiperaldosteronisme
b. Sindroma Cushing
c. Feokromositoma
3. Obat-obatan
a. Pil KB
b. Kortikosteroid
c. Siklosporin
d. Eritropoietin
e. Kokain
f. Penyalahgunaan alkohol
g. Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
. Penyebab Lainnya
a. Koartasio aorta
Pelepasan renin
Angiotensis I
Angiotensis II
Sekresi aldosteron
HIPERTENSI
E. Pengkajian
Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat.
c. Integritas Ego.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu.)
e. Makanan/cairan
f. Neurosensori
g. Nyeri/ ketidaknyaman
h. Pernafasan
i. Keamanan
j. Pembelajaran/Penyuluhan
F. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa 1
Kriteria Hasil :
Intervensi:
3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas. (S4 umum terdengar pada pasien
hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium, perkembangan S3
menunjukan hipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels, mengi
dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal
jantung kronik).
4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler. (adanya
pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mencerminkan
dekompensasi / penurunan curah jantung).
Diagnosa 2
Kriteria Hasil :
Intervensi
Diagnosa 3
Kriteria Hasil :
Intervensi:
5. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam setelah
makan. (menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan).
Kriteria Hasil :
Intervensi:
4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet. (mengidentivikasi kekuatan
/ kelemahan dalam program diit terakhir. Membantu dalam menentukan
kebutuhan inividu untuk menyesuaikan / penyuluhan).
7. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat , hindari makanan dengan
kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging dll) dan
kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan,jeroan).
(Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting dalam
mencegah perkembangan aterogenesis).
Diagnosa 5
Kriteria Hasil :
Intervensi:
Diagnosa 6
Kriteria hasil :
5. Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut. (mengidentivikasi tingkat
pegetahuan tentang proses penyakit hipertensi dan mempermudah dalam
menentukan intervensi).
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth . 2002 . Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
www.medicastore.com