Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI

PENJAHITAN LUKA
Nama : Fitri Maria Ulfa
NIM : 2010105011
Kelompok : A2

1 Jelaskan tujuhan penjahitan luka


2 Jelaskan dan gambarkan penjahitan luka metode interupted suture
3 Jelaskan dan gambarkan penjahitan luka metode running suture
4 Jelaskan dan gambarkan penjahitan luka metode running lock suture

5 Jelaskan dan gambarkan penjahitan luka metode subcuticuler continous suture

6 Jelaskan dan gambarkan penjahitan luka metode matras suture

7 jelaskan perbedaan jarum otot dan jarum kulit


8 jelaskan macam- macam jenis benang jahit (3)
9 jelaskan teknik anastesi sebelum penjahitan luka
10 sebutkan dan jelaskan alat yang dibutuhkan untuk menjahit luka

Jawaban:
1. Tujuan penjahitan luka:
a) Mempersempit jarak tepi luka, sehingga mempermudah re-epitelisasi dan
mempercepat penyembuhan luka.
b) Penjahitan luka juga akan membantu mencegah masuknya infeksi.
2. Teknik penjahitan luka metode interupted suture (jahitan terputus/satu-satu):
a. Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya,
kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.
b. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis,
menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama
c. Dibuat simpul dan benang diikat.
Note: Untuk gambar disimpan di bagian akhir no. 6
3. Teknik penjahitan luka metode running suture / simple continous suture (jahitan
jelujur):
a. Diawali dengan menempatkan simpul 1 cm di atas puncak luka yang terikat tetapi
tidak dipotong.
b. Serangkaian jahitan sederhana ditempatkan berturut-turut tanpa mengikat atau
memotong bahan jahitan setelah melalui satu simpul.
c. Spasi jahitan dan ketegangan harus merata, sepanjang garis jahitan.
d. Setelah selesai pada ujung luka, maka dilakukan pengikatan pada simpul terakhir
pada akhir garis jahitan.
e. Simpul diikat di antara ujung ekor dari benang yang keluar dari luka/ penempatan
jahitan terakhir.
Note: Untuk gambar disimpan di bagian akhir no. 6
4. Teknik penjahitan luka metode running lock suture (jahitan pengunci/ jelujur terkunci/
feston):
Jahitan jelujur terkunci merupakan variasi jahitan jelujur biasa, dikenal sebagai stitch
bisbol karena penampilan akhir dari garis jahitan berjalan terkunci. Teknik ini biasa
digunakan untuk menutup peritoneum. Teknik jahitan ini dikunci bukan disimpul,
dengan simpul pertama dan terakhir dari jahitan jelujur terkunci adalah terikat.
Cara melakukan penjahitan dengan teknik ini hampir sama dengan teknik jahitan
jelujur, bedanya pada jahitan jelujur terkunci dilakukan dengan mengaitkan benang
pada jahitan sebelumnya, sebelum beralih ke tusukan berikutnya.
Note: Untuk gambar disimpan di bagian akhir no. 6
5. Teknik penjahitan luka metode subcuticuler continous suture (subcutis):
a) Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah dermis
kulit salah satu dari tepi luka
b) Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain, secara
bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudian
dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari ujung luka yang lain
c) Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi secara
parallel di sepanjang luka tersebut
Note: Untuk gambar disimpan di bagian akhir no. 6
6. Teknik penjahitan luka metode matras suture:
Jahitan matras dibagi menjadi dua, yaitu matras vertical dan matras horizontal. Prinsip
teknik penjahitan ini sama, yang berbeda adalah hasil akhir tampilan permukaan.
Teknik jahitan matras vertical dilakukan dengan menjahit secara mendalam di bawah
luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan
penyembuhan luka yang cepat karena didekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.
Teknik jahitan matras horizontal dilakukan dengan penusukan seperti simpul, sebelum
disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.
keuntungannya adalah memberikan hasil jahitan yang kuat.
Waktu yang dianjurkan untuk menghilangkan benang ini adalah 5-7 hari (sebelum
pembentukan epitel trek jahit selesai) untuk mengurangi risiko jaringan parut.
Penggunaan bantalan pada luka, dapat meminimalkan pencekikan jaringan ketika luka
membengkak dalam menanggapi edema pascaoperasi. Menempatkan/mengambil
tusukan pada setiap jahitan secara tepat dan simetris sangat penting dalam teknik
jahitan ini.
Contoh gambar teknik penjahitan luka;

7. Perbedaan jarum otot dan jarum kulit:


 Jarum otot: jenis dari jarum hecting yang digunakan dalam tindakan penjahitan
otot. Jarum otot ini terbuat dari bahan stainless steel dan berujung bulat.
 Jarum kulit: jenis jarum hecting yang digunakan dalam tindakan penjahitan
kulit dan berujung runcing- segitiga.
8. Macam- macam jenis benang jahit:
a) Plain catgut
 Dari usus domba
 Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari
 Warna putih dan kekuningan
 Ukuran 5,0 - 3
 Kegunaan untuk mengikat sumber peredaran kecil, menjahit subkutis dan
untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak
bergerak dan luas lukanya kecil.
b) Chromic catgut
 Berbeda dengan plain catgut ditambahkan asam kromat sehingga menjadi
lebih keras dan diserap lebih lama 20-40 hari
 Warna: coklat dan kebiruan
 Ukuran: 3,0-3
 Kegunaan: penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10
hari, untuk menjahit tendo pada penderita yang tidak kooperatif bila mobilisasi
harus segera dilakukan
9. Ada dua teknik anestesi lokal yang memberikan hasil yang baik, yaitu blok dan
infiltrasi.
a) Anestesi blok dilakukan dengan menyuntikkan obat anestesi di area tertentu
dimana saraf yang mempersarafinya diblok agar rangsang nyeri tidak dilanjutkan.
Jadi dengan teknik blok, anestesi dilakukan di proksimal daerah operasi. Pada
daerah operasinya dapat juga ditambahkan anestesi infiltrasi. Penguasaan anatomis
persarafan sangat penting diketahui.
Keuntungan:
 Keberhasilan cukup tinggi
 Area yang teranestesi relatif bisa lebih luas dibandingkan dengan anestesi
infiltrasi
 Obat yang dipakai lebih sedikit sehingga menurunkan toksisitas Kerugian
 Teknik lebih rumit
 Penyuntikan tergantung daerah operasi
 Tidak semua daerah operasi dapat dilakukan tindakan anestesi ini
 Cedera saraf permanen
Teknik Anestesi Blok:
 Identifikasi lokasi operasi
 Identifikasi jalan persarafan
 Suntikan beberapa cc obat anestesi disekitarnya
 Cek hasilnya
 Jika pasien masih kesakitan cobalah masase lagi dan lakukan pengujian. Jika
keadaan anestesi belum juga terjadi, evaluasilah beberapa hal berikut:
 Apakah lokasi penyuntikan sudah sesuai dengan anatomi persarafan?
 Apakah ada riwayat alkoholik?
 Apakah benar yang disuntikkan adalah obat anestesi atau obat anestesi
yang sudah kadaluarsa?
 Hati-hati, sediaan vial sering tertukar dengan aquabides atau obat
anestesi dalam vial yang sudah pernah dipakai atau tidak dipakai dalam
waktu lama akan mengurangi daya anestesinya.
Anastesi pada jari tangan dan kaki:
 Perhatikan anatomis persarafan Jalannya saraf dari lateral dan medial tiap jari
 Perhatikan pola penyuntikan : Suntikan di arah lateral dan medial 60 Suntikan
di arah maedial
b) Anestesi infiltrasi dilakukan penyuntikan di sekitar area operasi. Suntikan
dilakukan di daerah subkutis. Teknik yang berkembang saat ini adalah field blok,
yaitu menginfiltrasi suatu area dengan terget operasi ditengahnya. Setelah seluruh
pinggir area diinfiltrasi, area tepat diatas insisi diinfiltrasi lagi. Jarak antara pinggir
daerah yang diinfiltrasi dengan target operasi tidak melebihi 2 cm. Jika lebih maka
kemungkinan masih ada impuls saraf yang tidak terblok. Jika memang masa yang
akan operasi cukup besar, kemungkinan diperlukan infiltrasi beberapa lingkaran,
agar area yang diinfiltrasi menjadi luas. Kedalaman infiltrasi tergantung dari jenis
operasi. Jika masa yang diambil cukup dalam, maka perlu juga dilakukan infiltrasi
lebih dalam, bahkan sampai otot atau periosteum.
Teknik Anestesi Infiltrasi:
 Masukan jarum di salah satu sudut area operasi.
 Arahkan ke area kanan, aspirasi, jarum dicabut (tetapi tidak sampai lepas dari
kulit) sambil obat dikeluarkan.
 Jarum dibelokan ke arah kiri, aspirasi, jarum dicabut sambil obat dikeluarkan.
 Masukan jarum di sudut yang bersebrangan dengan sudut tadi
 Arahkan ke area kanan, aspirasi, jarum dicabut (tetapi tidak sampai lepas dari
kulit) sambil obat dikeluarkan
 Jarum dibelokan ke arah kiri, aspirasi, jarumdicabut sambil obat dikeluarkan.
7. Lanjutkan penyuntikan ketiga tepat diatas garis yang akan diinsisi
 Masase
 Cek dengan menjepitkan pinset
10. Alat yang dibutuhkan untuk menjahit luka:
 Sarung Tangan Steril
Untuk menghindari kontaminasi silang saat penjahitan luka.
 Bengkok
Sebagai wadah alat/bahan bekas pakai/terkontaminasi
 Spuit 5cc
Sebagai alat untuk penyuntikan anestesi
 Spuit 10cc (untuk NaCl jika Perlu)
 Aquadest
 Bak Instrument
Sebagai wadah heacting set dan alat steril
 Korentang
Untuk mengambil alat/bahan steril
 Kassa Steril
Untuk membersihkan luka dari kotoran, bakteri dan partikel untuk mencegah
infeksi.
 Gunting Benang
Untuk menggunting benang jahit
 Nald Holder/ Halpoeder/ Needle Holder
Untuk menjepit (memegang) jarum saat menjahit
 Pinset Anatomis
Untuk menjepit kassa sewaktu menekan luka atau menjepit jaringan yang tipis dan
lunak
 Pinset Cirugis
Untuk menjepit jaringan yang akan dijahit
 Benang Kulit (Side)
Sebagai media untuk menyatukan dua jaringan (kulit) yang terbuka (robek) akibat
luka menjadi tertutup (rapat) dan rapi
 Benang Otot (Cat gut)
Sebagai media untuk menyatukan dua jaringan (otot/pembuluh darah) yang terbuka
(robek) akibat luka menjadi tertutup (rapat) dan rapi
 Na Cl
sebagai cairan pembersih luka karena bersifat isotonik, sehingga tidak
mengganggu proses penyembuhan luka.
 Lidokain 1%
Sebagai obat untuk menghilangkan rasa sakit atau memberi efek mati rasa pada
bagian tubuh tertentu (obat bius lokal)
 Kom Kecil
sebagai wadah betadine/kassa
 Jarum Kulit
Untuk menembus kulit atau jaringan sehingga mempermudah benang masuk ke
bagian tersebut pada saat proses penjahitan.
 Jarum Otot
Untuk menembus otot atau daging sehingga mempermudah benang masuk ke
bagian tersebut pada saat proses penjahitan.
 Sufratul
sebagai penutup untuk melindungi luka dari infeksi, sekaligus membantu
penyembuhan luka
 Hepafix/ Plester
Untuk melindungi kassa agar tidak lepas dan terkena air saat dipasang di bagian
luka pasien
 Gunting Plester
Untuk menggunting plester
 Kom larutan enzimatik
Untuk wadah larutan enzimatik agar tidak terkontaminasi
 Lampu (jika perlu)
Sebagai penerangan
 Perlak- pengalas
Untuk melindungi bagain tubuh lain/tempat lain agar tidak terkontaminasi area
penjahitan serta untuk memfokuskan area penjahitan
 Tempat Sampah Tajam, Infeksius dan Non Infeksius
Untuk membuang limbah bekas penjahitan

Anda mungkin juga menyukai