Anda di halaman 1dari 25

WORKSHEET PEMERIKSAAN FISIK

NAMA : FITRI MARIA ULFA


NIM : 2010105011

NO Aspek pemeriksaan Tujuan pemeriksaan, prosedu pemeriksaan dan


nilai
normal (jika ada)
1 Keadaan Umum, Kesadaran, Vital 1. Keadaan Umum
Sign, TB, BB, LILA Tujuan Pemeriksaan:
Dengan penilaian keadaan umum ini akan
diperoleh kesan apakah penderita dalam
keadaan distres akut yang memerlukan
pertolongan segera ataukah dalam
keadaan relatif stabil sehingga
pertolongan dapat diberikan setelah
dilakukan pemeriksaan fisik yang lengkap.
Prosedur Pemeriksaan:
Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai
dengan penilaian keadaan umum penderita
saat berkunjung (baik/lemah) yang
mencakup:
Menilai keadaan sakit pasien dari hasil
inspeksi:
• Pasien tampak sakit berat
• Pasien sakit sedang
• Pasien sakit ringan (pasien tidak sakit)
Penilaian ini dilengkapi dengan:
• Pasien menggunakan oksigen, NGT,
respirator, terpasang infus,
• Pasien tampak sesak nafas, posisi setengah
duduk, tidak bisa jalan, tidak bisa makan
sendiri
• Data yang didapat berasal dari pasien
langsung/ keluarga/ saksi

2. Kesadaran
Tujuan Pemeriksaan:
Dengan penilaian kesadaran ini akan
diperoleh tingkat/derajat kesadaran
seseorang saat memberikan pertolongan
darurat medis. Derajat kesadaran ini
sangat bermanfaat dalam memberikan
penanganan, menentukan perbaikan,
kemunduran, dan prognosis.
Prosedur Pemeriksaan:
Kesadaran baru dapat dinilai bila penderita
tidak tidur. Penilaian kesadaran dapat
dilakukan secara kulaitatif dan kuantitatif.
Kesadaran secara kualitatif dapat
dinyatakan sebagai berikut:
 Komposmentis yaitu bila pasien sadar
sepenuhnya dan memberi respons yang
adekuat terhadap semua stimulus yang
diberikan.
 Apatis yaitu bila pasien dalam keadaan
sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap
keadaan di sekitarnya. Pasien dapat
memberi respons yang adekuat bila
diberikan stimulus.
 Somnolen yaitu tingkat kesadaran yang
lebih rendah daripada apatis. Pasien
tampak mengantuk, selalu ingin tidur,
tidak responsif terhadap stimulus ringan,
tetapi masih memberikan respons terhadap
stimulus yang agak keras kemudian
tertidur lagi.
 Sopor yaitu bila pasien memberi sedikit
respons terhadap stimulus yang kuat dan
refleks pupil terhadap cahaya masih
positif.
 Koma yaitu bila pasien tidak bereaksi
terhadap stimulus apapun dan refleks pupil
terhadap cahaya tidak ada. Ini adalah
tingkat kesadaran yang paling rendah.
 Delirium yaitu keadaan kesadaran yang
menurun serta kacau, biasanya disertai
dengan disorientasi, iritatif, dan salah
persepsi terhadap rangsangan sensorik
hingga sering mengalami halusinasi.
Dalam prakteknya, kadang-kadang sulit
menilai kesadaran menjadi salah satu dari
tingkat kesadaran tersebut di atas,
sehingga tingkat kesadaran dinyatakan
dalam tingkat antara, misalnya apatil-
somnolen, somnolen-sopor, atau sopor-
koma.
Penilaian kesadaran secara kuantitatif
harus dilakukan menggunakan GCS
(Glasgow Coma Scale) agar lebih berguna
untuk mendapatkan data yang lebih akurat.
Pemeriksaan GCS sangat penting untuk
memeriksa status neurologis khususnya di
kasus trauma seperti cedera kepala.
Pemeriksaan ini dapat untuk menentukan
tingkat keparahan cedera otak yang terjadi
dengan melihat respon mata/eye (E),
verbal (V), dan gerakan/movement (M).

3. Vital Sign
Tujuan Pemeriksaan:
untuk membantu menentukan status
kesehatan seseorang, terutama pada pasien
yang secara medis tidak stabil atau
memiliki faktor-faktor resiko komplikasi
saat kehamilan dan persalinan serta untuk
menilai respon terhadap intervensi.
Pengkajian terdiri dari pemeriksaan
denyut nadi, tekanan darah, pernapasan,
dan suhu badan.
a. Pemeriksaan denyut nadi
Prosedur Pemeriksaan:
 Meletakkan tangan yang akan diperiksa
dalam keadaan rileks
 Menggunakan minimal dua jari tangan
untuk meraba arteriRadialis
 Menghitung frekuensi denyut nadi
selama 1 menit
Nilai normal:
Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,
tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktivitas
normal:
1) Normal: 60-100 x/mnt
2) Bradikardi: < 60x/mnt
3) Takhikardi: > 100x/mnt
b. Pemeriksaan tekanan darah
Prosedur Pemeriksaan:
 Menempatkan penderita dalam keadaan
duduk / berbaring dengan lengan rileks,
sedikit menekuk pada siku dan bebas dari
tekanan oleh pakaian
 Jika menggunakan tensimeter air raksa*).
Menempatkan tensimeter dengan
membuka aliran air raksa, mengecek
saluran pipa dan meletakkan manometer
vertical.
 Memasang manset melingkari lengan atas
dengan karet manset pada bagian medial
secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di
atas siku) dan kira-kira sejajar jantung.
 Dapat meraba pulsasi arteri brachialis di
fossa cubiti sebelah medial memompa
dengan cepat sampai 30 mmHg diatas
hilangnya pulsasi dan melaporkannnya.
 Menurunkan tekanan manset perlahan-
lahan (2 mHg per detik) sampai pulsasi
arteri teraba kembali, dan melaporkan
hasilnya sebagai tekanan sistolik
palpatoir.
 Mengambil stetoskop dan memasang
corong bel atau
 membran pada tempat perabaan pulsasi.
 Memompa kembali manset sampai 30
mm Hg diats tekanan sistolik palpatoir.
 Mendengar melalui stetoskop sambil
menurunkan perlahan-lahan 2-3 mmHg
per detik, sampai mendengar bising
pertama (tekanan sistolik) dan
melanjutkan penurunan tekanan manset
sampai suara bising yang terakhir
(tekanan diastolik).
 Melepas manset dan menutup kembali
aliran air raksa dengan benar.
Nilai normal:
Tekanan darah normal pada ibu hamil
menjelang persalinan umumnya sama
dengan tekanan darah pada kondisi normal
lainnya, yaitu berkisar antara 110/70–120/80
mmHg.
c. Pemeriksaan pernapasan
Prosedur Pemeriksaan:
 Tidak memberitahukan pemeriksaan
frekuensi nafas pada pasien (respirasi dan
ekspirasi).
 Menghitung frekuensi nafas selama 1
menit.
Nilai normal:
15-20x/menit.
Interpretasi:
 Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan
lebih dari 24 x/menit
 Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit
 Apnea : Bila tidak bernapas .
d. Pemeriksaan suhu badan
Prosedur Pemeriksaan:
 Mengibaskan termometer aksila dengan
cara yang benar sampai permukaan air
raksa menunujuk di bawah 35,5 0C
 Tidak memegang ujung termometer
bagian logam
 Tempatkan ujung termometer yang berisi
air raksa pada apexfossa axillaris dengan
sendi bahu adduksi maksimal
 Waktu pembacaan setelah 5 menit
 Membersihkan ujung thermometer
dengan kapas alkohol
Nilai normal:
36,5–37,2o Celsius
4. Antropometri
Tujuan Pemeriksaan:
Untuk menentukan status gizi ibu dan janin
melalui pengukuran beberapa parameter.
Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh
manusia, antara lain: umur, berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan
tebal lemak di bawah kulit.
a. TB
Prosedur Pemeriksaan:
 Mempersilahkan klien untuk melepas alas
kaki, topi.
 Penutup kepala lain yang mempengaruhi
hasil pengukuran.
 Pastikan alat/ microtoise geser berada
diposisi atas.
 Pasien diminta berdiri tegak, persis
diawah alat geser.
 Posisi kepala dan bahu bagian belakang
(puggung), pantat, betis dan tumit
menempel pada dinding. Pandangan lurus
kedepan dan posisi tangan berada di
samping.
 Gerakkan alat geser kebawah sesuai
dengan tingi klien.
 Baca angka tinggi badan klien (tepat
diedepan angka skala pada garis warna
merah.
Nilai normal:
Nilai normal TB ibu tidak berisiko adalah
> 145 cm
b. BB
Prosedur Pemeriksaan:
 Memastikan timbangan pada angka 0
 Mempersilahkan klien untuk melepas alas
kaki, jaket, ikat pinggang dan
mengeluarkan isi saku.
 Mempersilahkan klien untuk berdiri
diatas timbangan
 Membaca Hasil Penimbangan
Nilai normal:
Secara normal, Berat Badan ibu akan
bertambah sebanyak 12-15 kg selama
kehamilan.
c. LILA
Prosedur Pemeriksaan:
 Pilih lengan yang tidak dominan
 Tekuk lengan dan ambil garis tengah
lengan
 Baca hasil pengukuran
Nilai normal:
Jika LILA >33cm ukur dengan
menggunakan pita meter
Hasil LILA: < 23,5CM (KURANG
ENERGI KRONIS/KEK)
2 Muka, mata, hidung, telinga, mulut, Tujuan Pemeriksaan:
gusi, gigi, leher, payudara Untuk menentukan status kondisi kesehatan ibu
dan janin (normal/abnormal)
a. Muka
Prosedur Pemeriksaan:
Pengkajian meliputi inspeksi warna kulit
(sianosis, ikterus, hiperemia), cloasma,
oedema, lesi, jaringan parut, massa,
hematoma, Edema, Spider Nervi.
b. Mata
Prosedur Pemeriksaan:
Pengkajian meliputi;
a. Lensa, apakah ada kekeruhan, ketarak
b. Bola mata gerakan bola mata,
nistagmus, strabismus
c. Sklera (Warnanya apakah putih, atau
kuning/ ikterik)
b. Conjungtiva (anemis/ kemerahan/
berwarna merah muda normal),
perhatikan ada PUS atau tidak.
c. Hidung
Prosedur Pemeriksaan:
Pengkajian meliputi; Inspeksi arah depan
dengan memeriksa septum, adakah benda
asing, sekret, epitaksis, polip, pernapasan
cuping hidung, palato genato skizis.
d. Telinga
Prosedur Pemeriksaan:
Pengkajian meliputi; Inspeksi kebersihan
liang telinga, apakah bagian belakang
telinga ada pembengkakan, apakah ada
pengeluaran serumen/cairan.
e. Mulut
Prosedur Pemeriksaan:
Pengkajian meliputi;
a. Inspeksi pada bibir labio skizis, warna,
ulkus, stomatitis,
b. perdarahan, kelembaban (lembab/
kering pecah- pecah)
c. Inspeksi pada mulut gunakan tongue
spatel, buka.
d. pembengkakan, lesi, bau mulut
e. Inspeksi lidah kebersihan, stomatitis,
lesi, kelurusan, warna
f. Inspeksi Tonsil apakah ada infeksi/
peradangan (tonsilitis)
f. Gusi
Prosedur Pemeriksaan:
 Inspeksi pada gusi gunakan tongue
spatel, buka.
 Inspeksi apakah ada pembengkakan,
stomatitis pada gusi, perdarahan
g. Gigi
Prosedur Pemeriksaan:
 Inspeksi pada gigi gunakan tongue
spatel, buka.
 amati warna, karang gigi, caries,
kebersihan,
h. Leher
Prosedur Pemeriksaan:
a. Inspeksi warna kulit, oedema, jaringan
parut, massa, pembesaran kelenjar
limfe, kaku kuduk
b. Palpasi thyroid kedua tangan pemeriksa
diletakkan di fosa suprasternal dan
pasien disuruh menelan, jika benjolan
mengikuti gerak leher maka terjadi
pembesaran/ struma, tapi kalau tidak
berarti tumor pada bagian lain (lebih
baik pasienposisi duduk dan pemeriksa
di belakang pasien)
c. Palpasi pada vena jugularis untuk
mengetahui tekanan dan
pengembangan secara nyata
d. Palpasi kelenjar limfe apakah ada
pembesaran, ada nyeri tekan (Jika ada
pembesaran)
i. Payudara
Prosedur Pemeriksaan:
a. Inspeksi ukuran, bentuk, simetris,
warna, lesi, edema, bentuk puting,
areola.
b. Palpasi ketiak letakkan tangan pasien di
samping kepala, adanya benjolan,
nyeri, pembesaran kelenjar getah
bening, luka.
c. Palpasi pada kedua payudara dengan
tehnis bimanual. letakkan 3 jari tengah
di kuadran samping atas payudara,
lakukan gerakan memutar terhadap
dinding dada dari tepi menuju areola
searah jarum jam, apakah ada benjolan,
nyeri, cairan yang keluar dari putting.
3 Palpasi Leopold : Memposisikan ibu Tujuan Pemeriksaan:
dengan dorsal recumben Untuk menentukan TFU, bagian teratas dan
terbawah janin, bagian punggung janin
(kiri/kanan), serta menentukan penurunan bagian
terendah janin.
Prosedur Pemeriksaan:
Pemeriksaan dilakukan melalui 4 tahap, yaitu
leopold I, leopold II, leopold III, leopold IV.
4 Leopold I (menentukan TFU, bagian Tujuan Pemeriksaan:
janin yang teraba di fundus) Untuk menentukan TFU dan bagian janin yang
teraba di fundus.
Prosedur Pemeriksaan:
a. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada
puncak fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut
tidak mendorong uterus ke bawah (jika
diperukan, fiksasi uterus bahwa dengan
meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan di bagiaan lateral depan kanan dan
kiri, setinggi tepi atas simphisis.
b. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang
memfsiksasi uterus bawah (kemudian atur
posisi pemeriksaan sehingga menghadap
ke bagian kepala ibu).
c. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan
kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan
menggeser telapak tangan kiri dan kanan
secara bergantian.

Pemantauan tumbuh kembang janin dengan


mengukur tinggi fundus uteri. Sesuaikan dengan
grafik tinggi fundus (jika tersedia), atau lihat
gambar berikut:
5 Leopold II ( menentuan bagian janin Tujuan Pemeriksaan:
yang berada dikanan dan kiri uterus) Untuk menentuan bagian janin yang berada
dikanan dan kiri uterus.
Prosedur Pemeriksaan:
▪ Letakkan telapak tangan kiri pada dinding
perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri secara sejajar
dan pada ketinggian yang sama
▪ Mulai dari bagian atas, tekan secara
bergantian atau bersamaan (stimulan) telapak
tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah
bawah dan rasakan adanya bagian yang rata
dan memanjang (punggung) atau bagian-
bagian kecil janin (pada kondisi janin dengan
letak memanjang).

6 Leopold III ( menentukan bagian Tujuan Pemeriksaan:


terendah janin,) Untuk menentukan bagian terendah janin.
menentukan bagian janin yang terletak di
bagian bawah uterus (dilakukan mulai akhir
trimester II)
Prosedur Pemeriksaan:
Letakkan ujung telapak tangan pada dinding
lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara
lembut bersamaan/bergantian untuk
menentukan bagian terbawah bayi (bagian
keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala
sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang
simetris, adalah bokong).

7 Leopold IV (menentukan penurunan Tujuan Pemeriksaan:


bagian terendah janin dan perlimaan)
Untuk menentukan penurunan bagian terendah
janin dan perlimaan (menentukan berapa jauh
masuknya janin ke pintu atas panggul (dilakukan
bila usia kehamilan >36 minggu)
Prosedur Pemeriksaan:
 pemeriksa menghadap kearah kaki pasien,
kaki diluruskan .
 Memberikan informasi tentang bagian
presentasi : bokong atau kepala,
sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan
station (penurunan bagian presentasi)
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan
kanan pada lateral kiri dan kanan uterus
bawah, ujung-ujung ibu jari tangan kiri dan
kanan berada pada tepi atas simpisis
 Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan,
kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
yang meraba dindingbawah uterus
 Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-
jari kiridan kanan (konvergen/divergen)
 Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri pada bagian terbawah janin (bila
presentasi kepala upayakan memegang
bagian kepala di dekat leher dan bila
presentasi bokong upayakan untuk
memegang bokong)
 Fiksasaikan bagian tersebut kearah pintu
atas panggul kemudian letakkan jari-jari
tangan kanan diantara tangan kiri dan
simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah setelah memasuki pintu atas
panggul.

8 Auskultasi Denyut Jantung Janin Tujuan Pemeriksaan:


Untuk menentukan kondisi janin apakah normal
atau terjadi gawat janin.
Prosedur Pemeriksaan:
 Auskultasi denyut jantung janin
menggunakan fetoskop atau doppler (jika
usia kehamilan > 16 minggu)
 Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu
kemudian ambil stetoskop monaural dengan
tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya
pada dinding perut ibu yang sesuai dengan
posisi punggung bayi (bagian yang
memanjang dan rata) atau menggunakan
doppler/ leenec.
 Tempelkan telingga kiri periksa dan denyut
jantung janin (pindahkan titik dengar
apabila pada titik pertama, bunyi jantung
tersebar kurang jelas, upayakan untuk
mendapatkan punctum maksimum).
 Dengarkan dan hitung bunyi jantung janin
selama 1 menit. Perhatikan irama
keteraturannya.
Nilai normal:
DJJ normal bayi adalah 120-160 kali/menit.
9 Tinggi Fundus Uteri (cm) Tujuan Pemeriksaan:
Untuk menentukan apakah kepala janin sudah
memasuki PAP atau belum.
Prosedur Pemeriksaan:
 Menentukan Fundus uteri dengan
menggunakan palpasi leopold I
 Menempatkan metlin dengan sisi Nol tepat
diatas sympisis pubis.
 Menarik metlin kearah fundus agar bisa
mengetahui jarak antara symfisis mencapai
fundus.

 Mecatat hasil pengukuran


 Pengukuran TFU biasa dilakukan dengan
metode Mc Donald.
Nilai normal:
Saat usia kandungan sudah menginjak 38
minggu, TFU (tinggi fundus uteri) normalnya
sudah mencapai 3 jari di bawah ujung bawah
tulang dada tengah (processus xyphoideus).
10 Periksa his (Frekwensi dan durasi) Tujuan Pemeriksaan:
Untuk menentukan kemajuan persalinan.
Prosedur Pemeriksaan:
 Pemeriksaan his dilakukan tiap ½ jam
 Palpasi bagian fundus, kemudian letakkan
salah satu tangan di atas fundus. Tangan yang
satunya memegang jam tangan.
 Jika terjadi kontraksi, hitung his/kontraksi
dalam 1 menit yang meliputi; durasi,
frekuensi dan konsistensinya.
 Catat hasil pemeriksaan
Nilai normal:
 Pada kala I his biasanya terjadi 2 kali tiap
20-30 detik per menit
 Pada kala II his biasanya terjadi 3-5 kali tiap
30-40 detik per menit
11 Ekstremitas atas dan bawah (oedem, Tujuan Pemeriksaan:
varises, reflek) Untuk menentukan apakah terdapat kelainan atau
tidak pada kondisi ibu.
Prosedur Pemeriksaan:
 Pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi
terlebih dahulu, melihat apakah terjadi
oedema atau tampak varises.
 Palpasi dilakukan untuk menilai adanya
sianosis, timbul varises, pitting oedema serta
untuk menilai turgor kulit.
 Perkusi dilakukan untuk memeriksa refleks
patella.
Nilai normal:
(+) refleks patella
12 Pemeriksaan Vaginal Toucher : Tujuan Pemeriksaan:
Melakukan vulva hygiene Mengambil keputusan klinik yang tepat dan cepat
dengan menilai keadaan panggul dan kemajuan
persalinan.
Prosedur Pemeriksaan:
a. Meminta pasien mengosongkan kandung
kemih dan membuka celana ibu
b. Membantu ibu naik ke atas tempat tidur,
memastikan bahwa tempat tidur terkunci
c. Memakai celemek dan cuci tangan
d. Memposisikan ibu dorsal rekumben
e. Mendekatkan alat ke ibu
f. Memakai sarung tangan
g. Memperhatikan keadaan vulva (memeriksa
genitalia eksterna: ada luka atau massa
(benjolan), infeksi menular seksual (misal:
kondilomata), varikositas vulva atau rektum,
atau luka parut di perineum)
h. Menilai cairan vagina : adakah lendir darah,
ketuban, pendarahan per vagina atau
mekonium
i. Meminta izin kepada ibu untuk melakukan
pemeriksaan dan mengucapkan Basmallah
j. Melakukan vulva hygiene dengan
membersihkah labia mayor dan minor serta
vestibulum sampai anus (dapat
menggunakan pinset atu langsung dengan
tangan yang sudah memakai handscoon)
k. Memisahkan labium mayor dengan ibu jari
dan telunjuk (tangan yang satu/kiri bila tidak
kidal), masukan jari tengah tangan kanan
(bila tidak kidal) kedalam vagina secara
perlahan kemudian diikuti dengan jari
telunjuk (saat memasukan jari ke vagina ibu
minta ibu untuk menarik nafas)
→ memasukkan tangan secara obstetrik ke
dalam vagina
l. Menilai vagina: dinding vagina teraba licin,
rugae, varises, benjolan
m. Menilai portio dan serviks : tebal, tipis,
lunak, kaku. pembukaan Menilai selaput
ketuban: utuh, sudah pecah
n. Memastikan bagian terendah janin,
Penunjuk (Preskep: UUK) di arah jam
berapa, penurunan bagian terendah di hodge,
molase, terdapat tali pusat dan atau bagian-
bagian kecil (tangan atau kaki)
o. Menentukan UUK
 Sutura sagitalis (melintang, memanjang,
oblique)
 Menelusuri sutura sagitalis mencari
UUK
 Menentukan UUK berada pada jam…..
(UUK teraba untuk menentukan
presentasi belakang kepala)
p. Menentukan penyusupan kepala
 0: bila sutura sagitalis teraba jelas (tulang
ubun-ubun kanan dan kiri terpisah)
 1: bila sutura sagitalis tidak teraba
(tulang ubun kanan dan kiri saling
mendekat)
 2: bila tulang ubun kanan dan kiri saling
tumpang tindih namun masih bisa di
pisahkan
 3: bila tulang ubun kanan dan kiri saling
tumpang tindih dan tidak bisa dilepaskan
q. Menentukan penurunan kepala di bidang
hodge
 Hodge 1 : kepala sejajar PAP melalui tepi
atas simpisis pubis
 Hodge 2 : Kepala sejajar PAP melalui tepi
bawah simpisis pubis
 Hodge 3 : kepala sejajar PAP melalui spina
isciadica
 Hodge 4 : kepala sejajar PAP melalui os
cocygys
r. Memberi tahu ibu bahwa pemeriksaan telah
selesai, meminta ibu untuk bernafas panjang
sambil mengeluarkan jari tangan secara
perlahan
s. Menilai sarung tangan : adakah lendir darah
dan air ketuban (jika ada nilai warna ketuban
: jernih, keruh/ada mekonium, bercampur
darah, atau kering)
t. Melepas sarung tangan dan memasukkan ke
tempat sampah infeksius.
u. Merapikan ibu
13 Menilai vagina: dinding vagina teraba Tujuan Pemeriksaan:
licin, rugae, varises, benjolan Untuk menilai kondisi jalan lahir apakah normal
atau ada gangguan yang dapat mempersulit
proses persalinan.
Prosedur Pemeriksaan:
Penilaian dinding vagina dilakukan bersamaan
dengan penilaian kemajuan persalinan melalui
pemeriksaan dalam/vaginal toucher, yaitu:
1. Pasien diposisikan litotomi/dorsal
recumbent.
2. Cuci tangan
3. Menggunakan sarung tangan
4. Lakukan vulva hygiene
5. Masukkan tangan secara obstetrik
6. Lakukan pemeriksaan dinding vagina
14 Menilai portio dan serviks : tebal, tipis, Tujuan Pemeriksaan:
lunak, kaku. pembukaan Untuk menilai kemajuan persalinan dan
Menilai selaput ketuban: utuh, sudah mendeteksi adanya komplikasi atau penyulit
pecah persalinan.
Prosedur Pemeriksaan:
1. Pasien diposisikan litotomi/dorsal
recumbent.
2. Cuci tangan
3. Menggunakan sarung tangan
4. Lakukan vulva hygiene
5. Masukkan tangan secara obstetrik
6. Lakukan pemeriksaan dengan menilai
portio dan serviks (tebal, tipis, lunak,
kaku, dan pembukaan)
7. Lakukan penilaian selaput ketuban (utuh,
sudah pecah)
15 Memastikan bagian terendah janin, di Tujuan Pemeriksaan:
hodge, sutura, molase, UUK di jam, Untuk menentukan kemajuan persalinan serta
terdapat tali pusat dan atau bagian- mendeteksi komplikasi atau gangguan persalinan
bagian kecil (tangan atau kaki) yang diakibatkan oleh janin.
Prosedur Pemeriksaan:
1. Pasien diposisikan litotomi/dorsal
recumbent.
2. Cuci tangan
3. Menggunakan sarung tangan
4. Lakukan vulva hygiene
5. Masukkan tangan secara obstetrik
6. Lakukan pemeriksaan dengan menilai
bagian terendah janin [hodge, sutura,
molase, UUK di jam, terdapat tali pusat
dan atau bagian- bagian kecil (tangan atau
kaki)]
16 Menilai sarung tangan : air ketuban Tujuan Pemeriksaan:
(jernih, keruh/meconium, kering, Untuk menilai kemajuan persalinan serta
darah), lender darah. menentukan rencana tindakan asuhan
selanjutnya.
Prosedur Pemeriksaan:
1. Pasien diposisikan litotomi/dorsal
recumbent.
2. Cuci tangan
3. Menggunakan sarung tangan
4. Lakukan vulva hygiene
5. Masukkan tangan secara obstetrik
6. Lakukan pemeriksaan dinding vagina
7. Lakukan pemeriksaan dengan menilai
portio dan serviks (tebal, tipis, lunak,
kaku, dan pembukaan)
8. Lakukan penilaian selaput ketuban (utuh,
sudah pecah)
9. Lakukan pemeriksaan dengan menilai
bagian terendah janin [hodge, sutura,
molase, UUK di jam, terdapat tali pusat
dan atau bagian- bagian kecil (tangan atau
kaki)]
10. Keluarkan tangan dari jalan lahir ibu
11. Menilai sarung tangan
17 Buang sampah sesuai tempatnya Tujuan Pemeriksaan:

1. Menghindari penularan penyakit dari


pasien ke tenaga medis melalui duh tubuh
pasien

2. Menghindari kejadian kecelakaan saat


kerja akibat benda tajam, misal tertusuk
jarum
Prosedur Pemeriksaan:

1. Siapkan tempat sampah (infeksius, non


infeksius, dan safety box).

2. Lakukan pemilahan sampah medis sesuai


jenisnya.

3. Masukkan sampah medis ke tempat


sampah yang sesuai jenisnya.
18 Rendam alat di larutan sabun/ larutan Tujuan Pemeriksaan:
enzimatik Untuk menghilangkan dan membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit yang berasal
dari duh tubuh pasien.
Prosedur Pemeriksaan:
Peralatan dan bahan bekas pakai pemeriksaan
pasien dimasukkan/direndam di larutan
sabun/larutan enzimatik klorin 0,5% untuk
dilakukan dekontaminasi selama 10 menit

Anda mungkin juga menyukai