2. Kesadaran
Tujuan Pemeriksaan:
Dengan penilaian kesadaran ini akan
diperoleh tingkat/derajat kesadaran
seseorang saat memberikan pertolongan
darurat medis. Derajat kesadaran ini
sangat bermanfaat dalam memberikan
penanganan, menentukan perbaikan,
kemunduran, dan prognosis.
Prosedur Pemeriksaan:
Kesadaran baru dapat dinilai bila penderita
tidak tidur. Penilaian kesadaran dapat
dilakukan secara kulaitatif dan kuantitatif.
Kesadaran secara kualitatif dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Komposmentis yaitu bila pasien sadar
sepenuhnya dan memberi respons yang
adekuat terhadap semua stimulus yang
diberikan.
Apatis yaitu bila pasien dalam keadaan
sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap
keadaan di sekitarnya. Pasien dapat
memberi respons yang adekuat bila
diberikan stimulus.
Somnolen yaitu tingkat kesadaran yang
lebih rendah daripada apatis. Pasien
tampak mengantuk, selalu ingin tidur,
tidak responsif terhadap stimulus ringan,
tetapi masih memberikan respons terhadap
stimulus yang agak keras kemudian
tertidur lagi.
Sopor yaitu bila pasien memberi sedikit
respons terhadap stimulus yang kuat dan
refleks pupil terhadap cahaya masih
positif.
Koma yaitu bila pasien tidak bereaksi
terhadap stimulus apapun dan refleks pupil
terhadap cahaya tidak ada. Ini adalah
tingkat kesadaran yang paling rendah.
Delirium yaitu keadaan kesadaran yang
menurun serta kacau, biasanya disertai
dengan disorientasi, iritatif, dan salah
persepsi terhadap rangsangan sensorik
hingga sering mengalami halusinasi.
Dalam prakteknya, kadang-kadang sulit
menilai kesadaran menjadi salah satu dari
tingkat kesadaran tersebut di atas,
sehingga tingkat kesadaran dinyatakan
dalam tingkat antara, misalnya apatil-
somnolen, somnolen-sopor, atau sopor-
koma.
Penilaian kesadaran secara kuantitatif
harus dilakukan menggunakan GCS
(Glasgow Coma Scale) agar lebih berguna
untuk mendapatkan data yang lebih akurat.
Pemeriksaan GCS sangat penting untuk
memeriksa status neurologis khususnya di
kasus trauma seperti cedera kepala.
Pemeriksaan ini dapat untuk menentukan
tingkat keparahan cedera otak yang terjadi
dengan melihat respon mata/eye (E),
verbal (V), dan gerakan/movement (M).
3. Vital Sign
Tujuan Pemeriksaan:
untuk membantu menentukan status
kesehatan seseorang, terutama pada pasien
yang secara medis tidak stabil atau
memiliki faktor-faktor resiko komplikasi
saat kehamilan dan persalinan serta untuk
menilai respon terhadap intervensi.
Pengkajian terdiri dari pemeriksaan
denyut nadi, tekanan darah, pernapasan,
dan suhu badan.
a. Pemeriksaan denyut nadi
Prosedur Pemeriksaan:
Meletakkan tangan yang akan diperiksa
dalam keadaan rileks
Menggunakan minimal dua jari tangan
untuk meraba arteriRadialis
Menghitung frekuensi denyut nadi
selama 1 menit
Nilai normal:
Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,
tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktivitas
normal:
1) Normal: 60-100 x/mnt
2) Bradikardi: < 60x/mnt
3) Takhikardi: > 100x/mnt
b. Pemeriksaan tekanan darah
Prosedur Pemeriksaan:
Menempatkan penderita dalam keadaan
duduk / berbaring dengan lengan rileks,
sedikit menekuk pada siku dan bebas dari
tekanan oleh pakaian
Jika menggunakan tensimeter air raksa*).
Menempatkan tensimeter dengan
membuka aliran air raksa, mengecek
saluran pipa dan meletakkan manometer
vertical.
Memasang manset melingkari lengan atas
dengan karet manset pada bagian medial
secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di
atas siku) dan kira-kira sejajar jantung.
Dapat meraba pulsasi arteri brachialis di
fossa cubiti sebelah medial memompa
dengan cepat sampai 30 mmHg diatas
hilangnya pulsasi dan melaporkannnya.
Menurunkan tekanan manset perlahan-
lahan (2 mHg per detik) sampai pulsasi
arteri teraba kembali, dan melaporkan
hasilnya sebagai tekanan sistolik
palpatoir.
Mengambil stetoskop dan memasang
corong bel atau
membran pada tempat perabaan pulsasi.
Memompa kembali manset sampai 30
mm Hg diats tekanan sistolik palpatoir.
Mendengar melalui stetoskop sambil
menurunkan perlahan-lahan 2-3 mmHg
per detik, sampai mendengar bising
pertama (tekanan sistolik) dan
melanjutkan penurunan tekanan manset
sampai suara bising yang terakhir
(tekanan diastolik).
Melepas manset dan menutup kembali
aliran air raksa dengan benar.
Nilai normal:
Tekanan darah normal pada ibu hamil
menjelang persalinan umumnya sama
dengan tekanan darah pada kondisi normal
lainnya, yaitu berkisar antara 110/70–120/80
mmHg.
c. Pemeriksaan pernapasan
Prosedur Pemeriksaan:
Tidak memberitahukan pemeriksaan
frekuensi nafas pada pasien (respirasi dan
ekspirasi).
Menghitung frekuensi nafas selama 1
menit.
Nilai normal:
15-20x/menit.
Interpretasi:
Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan
lebih dari 24 x/menit
Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit
Apnea : Bila tidak bernapas .
d. Pemeriksaan suhu badan
Prosedur Pemeriksaan:
Mengibaskan termometer aksila dengan
cara yang benar sampai permukaan air
raksa menunujuk di bawah 35,5 0C
Tidak memegang ujung termometer
bagian logam
Tempatkan ujung termometer yang berisi
air raksa pada apexfossa axillaris dengan
sendi bahu adduksi maksimal
Waktu pembacaan setelah 5 menit
Membersihkan ujung thermometer
dengan kapas alkohol
Nilai normal:
36,5–37,2o Celsius
4. Antropometri
Tujuan Pemeriksaan:
Untuk menentukan status gizi ibu dan janin
melalui pengukuran beberapa parameter.
Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh
manusia, antara lain: umur, berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan
tebal lemak di bawah kulit.
a. TB
Prosedur Pemeriksaan:
Mempersilahkan klien untuk melepas alas
kaki, topi.
Penutup kepala lain yang mempengaruhi
hasil pengukuran.
Pastikan alat/ microtoise geser berada
diposisi atas.
Pasien diminta berdiri tegak, persis
diawah alat geser.
Posisi kepala dan bahu bagian belakang
(puggung), pantat, betis dan tumit
menempel pada dinding. Pandangan lurus
kedepan dan posisi tangan berada di
samping.
Gerakkan alat geser kebawah sesuai
dengan tingi klien.
Baca angka tinggi badan klien (tepat
diedepan angka skala pada garis warna
merah.
Nilai normal:
Nilai normal TB ibu tidak berisiko adalah
> 145 cm
b. BB
Prosedur Pemeriksaan:
Memastikan timbangan pada angka 0
Mempersilahkan klien untuk melepas alas
kaki, jaket, ikat pinggang dan
mengeluarkan isi saku.
Mempersilahkan klien untuk berdiri
diatas timbangan
Membaca Hasil Penimbangan
Nilai normal:
Secara normal, Berat Badan ibu akan
bertambah sebanyak 12-15 kg selama
kehamilan.
c. LILA
Prosedur Pemeriksaan:
Pilih lengan yang tidak dominan
Tekuk lengan dan ambil garis tengah
lengan
Baca hasil pengukuran
Nilai normal:
Jika LILA >33cm ukur dengan
menggunakan pita meter
Hasil LILA: < 23,5CM (KURANG
ENERGI KRONIS/KEK)
2 Muka, mata, hidung, telinga, mulut, Tujuan Pemeriksaan:
gusi, gigi, leher, payudara Untuk menentukan status kondisi kesehatan ibu
dan janin (normal/abnormal)
a. Muka
Prosedur Pemeriksaan:
Pengkajian meliputi inspeksi warna kulit
(sianosis, ikterus, hiperemia), cloasma,
oedema, lesi, jaringan parut, massa,
hematoma, Edema, Spider Nervi.
b. Mata
Prosedur Pemeriksaan:
Pengkajian meliputi;
a. Lensa, apakah ada kekeruhan, ketarak
b. Bola mata gerakan bola mata,
nistagmus, strabismus
c. Sklera (Warnanya apakah putih, atau
kuning/ ikterik)
b. Conjungtiva (anemis/ kemerahan/
berwarna merah muda normal),
perhatikan ada PUS atau tidak.
c. Hidung
Prosedur Pemeriksaan:
Pengkajian meliputi; Inspeksi arah depan
dengan memeriksa septum, adakah benda
asing, sekret, epitaksis, polip, pernapasan
cuping hidung, palato genato skizis.
d. Telinga
Prosedur Pemeriksaan:
Pengkajian meliputi; Inspeksi kebersihan
liang telinga, apakah bagian belakang
telinga ada pembengkakan, apakah ada
pengeluaran serumen/cairan.
e. Mulut
Prosedur Pemeriksaan:
Pengkajian meliputi;
a. Inspeksi pada bibir labio skizis, warna,
ulkus, stomatitis,
b. perdarahan, kelembaban (lembab/
kering pecah- pecah)
c. Inspeksi pada mulut gunakan tongue
spatel, buka.
d. pembengkakan, lesi, bau mulut
e. Inspeksi lidah kebersihan, stomatitis,
lesi, kelurusan, warna
f. Inspeksi Tonsil apakah ada infeksi/
peradangan (tonsilitis)
f. Gusi
Prosedur Pemeriksaan:
Inspeksi pada gusi gunakan tongue
spatel, buka.
Inspeksi apakah ada pembengkakan,
stomatitis pada gusi, perdarahan
g. Gigi
Prosedur Pemeriksaan:
Inspeksi pada gigi gunakan tongue
spatel, buka.
amati warna, karang gigi, caries,
kebersihan,
h. Leher
Prosedur Pemeriksaan:
a. Inspeksi warna kulit, oedema, jaringan
parut, massa, pembesaran kelenjar
limfe, kaku kuduk
b. Palpasi thyroid kedua tangan pemeriksa
diletakkan di fosa suprasternal dan
pasien disuruh menelan, jika benjolan
mengikuti gerak leher maka terjadi
pembesaran/ struma, tapi kalau tidak
berarti tumor pada bagian lain (lebih
baik pasienposisi duduk dan pemeriksa
di belakang pasien)
c. Palpasi pada vena jugularis untuk
mengetahui tekanan dan
pengembangan secara nyata
d. Palpasi kelenjar limfe apakah ada
pembesaran, ada nyeri tekan (Jika ada
pembesaran)
i. Payudara
Prosedur Pemeriksaan:
a. Inspeksi ukuran, bentuk, simetris,
warna, lesi, edema, bentuk puting,
areola.
b. Palpasi ketiak letakkan tangan pasien di
samping kepala, adanya benjolan,
nyeri, pembesaran kelenjar getah
bening, luka.
c. Palpasi pada kedua payudara dengan
tehnis bimanual. letakkan 3 jari tengah
di kuadran samping atas payudara,
lakukan gerakan memutar terhadap
dinding dada dari tepi menuju areola
searah jarum jam, apakah ada benjolan,
nyeri, cairan yang keluar dari putting.
3 Palpasi Leopold : Memposisikan ibu Tujuan Pemeriksaan:
dengan dorsal recumben Untuk menentukan TFU, bagian teratas dan
terbawah janin, bagian punggung janin
(kiri/kanan), serta menentukan penurunan bagian
terendah janin.
Prosedur Pemeriksaan:
Pemeriksaan dilakukan melalui 4 tahap, yaitu
leopold I, leopold II, leopold III, leopold IV.
4 Leopold I (menentukan TFU, bagian Tujuan Pemeriksaan:
janin yang teraba di fundus) Untuk menentukan TFU dan bagian janin yang
teraba di fundus.
Prosedur Pemeriksaan:
a. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada
puncak fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut
tidak mendorong uterus ke bawah (jika
diperukan, fiksasi uterus bahwa dengan
meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan di bagiaan lateral depan kanan dan
kiri, setinggi tepi atas simphisis.
b. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang
memfsiksasi uterus bawah (kemudian atur
posisi pemeriksaan sehingga menghadap
ke bagian kepala ibu).
c. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan
kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan
menggeser telapak tangan kiri dan kanan
secara bergantian.