Anda di halaman 1dari 7

Laporan Kasus Perawatan Periodontitis Agresif Generalisata

Mi-Hwa Jung, Jin Woo Park, Jo-Young Suh, Jae-Mok Lee

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi peningkatan keberhasilan
periodontal pada pasien yang didiagnosis periodontitis agresif generalisata (PAG) yang
dirawat dengan perawatan periodontal non-bedah dan disertai dengan pemberian antibiotik
secara sistemik.
Metode: Dua pasien PAG dipilih untuk menjadi subyek penelitian. Dilakukan pemeriksaan
klinis dan pengambilan radiografi pada awal penelitian dan mereka dirawat dengan
perawatan periodontal non-bedah yang disertai dengan pemberian antibiotik secara sistemik.
Kunjungan pasca perawatan dilakukan secara berkala untuk memeriksa perubahan gambaran
klinis dan radiografi.
Hasil: Selama perawatan periodontal non-bedah yang disertai pemberian antibiotik secara
sistemik, pasien PAG menunjukkan penurunan pada kedalaman poket probing, indeks
perdarahan sulkus gingiva, dan terjadi peningkatan perlekatan serta indeks klinis saat
membandingkan data awal dan enam bulan kontrol. Pada enam bulan kontrol pemeriksaan
radiografi setelah perawatan periodontal non-bedah dilakukan pengamatan pada kerusakan
tulang.
Kesimpulan: Perawatan non-bedah yang dikombinasikan dengan pemberian antibiotik
secara sistemik pada pasien PAG disarankan menjadi pendekatan yang efektif untuk
meningkatkan kesehatan periodontal.\
Kata Kunci: Aggregatibacter actinomycetemcomitans, Periodontitis

Pendahuluan
Periodontitis agresif generalisata (PAG) dikarakteristikkan sebagai "kehilangan
perlekatan interproksimal yang mempengaruhi setidaknya tiga gigi permanen selain gigi
molar satu dan gigi insisvus".1,2
PAG terjadi pada sebagian kecil pasien, tetapi sangat signifikan karena ditandai
dengan kerusakan yang parah pada jaringan pendukung gigi yang terjadi pada subjek yang
relatif muda. Karena kasus tersebut jarang terjadi, beberapa penelitian telah mengevaluasi
protokol perawatan yang berbeda untuk kondisi ini. Diantaranya yaitu, satu penelitian 3 baru-
baru ini menerapkan prinsip perawatan periodontal non-bedah dan menunjukkan hasil yang
meningkat dalam parameter klinis ketika ditambahkan antibiotik yang diberikan secara
sistemik. Telah terbukti bahwa perawatan PAG yang berhasil tergantung pada berkurangnya
bakteri patogen tertentu.
Misalnya, penggunaan tambahan metronidazol ditambah amoksisilin lebih efisien
dapat mengontrol aggregatibacter actionomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis
daripada regimen antibiotik tunggal atau terapi mekanis saja.4
Etiologinya sangat berkorelasi dengan bakteri aggregatibacter
actionmycetencomitans5-7 dan kerusakan respons host8-10 dan mungkin juga berhubungan
dengan genetik.11-18 Tidak ada protokol perawatan yang diterima secara luas untuk PAG. 19
Alternatif perawatan seperti scaling dan root planing (SRP) sendiri atau digabungkan dengan
pemberian antibiotik secara sistemik20-22, bedah23 dan perawatan interdisipliner24-25 tidak
memiliki hasil yang adekuat. Namun, hanya beberapa penelitian 19,23,26 yang meneliti kontrol
jangka panjang pada perawatan yang berbeda tersebut.
Perawatan PAG yang berhasil tergantung pada diagnosis dini, mengarahkan
perawatan ke arah eliminasi atau penekanan mikroorganisme yang menginfeksi dan
menyediakan lingkungan yang konduktif untuk pemeliharaan jangka panjang. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi peningkatan kesehatan periodontal pasien yang
didiagnosis PAG yang dirawat dengan perawatan periodontal non-bedah yang disertai dengan
pemberian antibiotik secara sistemik.

Laporan Kasus
Kasus Pertama
Seorang pasien laki-laki berusia 28 tahun dirujuk oleh seorang dokter umum ke
Institut Periodontologi dan Sekolah Kedokteran Gigi, Universitas Nasional Kyungpook,
untuk melakukan perawatan PAG (Gbr. 1). Pemeriksaan awal menunjukkan kedalaman poket
probing dalam (PD) dengan indeks perdarahan sulkus (SBI). Terdapat nanah pada molar
pertama kanan atas dan molar pertama kiri rahang bawah. Inflamasi yang terjadi pada gingiva
diobervasi. Pasien dalam keadaan sehat secara umum, tidak pernah merokok, dan tidak
mengkonsumsi obat apa pun. Tidak ada faktor genetik yang memicu terjadinya PAG. Terapat
PD, mobilitas gigi (Mob), SBI, dan adanya nanah (Gbr. 2). Dilakukan pengambilan radiografi
periapikal (Gbr. 3).
Kerusakan infraboni yang dalam merupakan bukti kerusakan periodontal yang
semakin parah. Setelah dilakukan penskeleran dilanjutkan dengan root planing pada semua
kuadran dengan interval 1 minggu selama empat sesi berturut-turut: dimulai dengan SRP,
antibiotik sistemik (amoksisilin / klavulanat 375 mg dan metronidazol 250 mg, keduanya
diresepken tiga kali sehari selama 7 hari). Pasien disarankan untuk tidak melakukan
kebersihan mulut secara mekanis pada bagian yang dirawat selama 3 minggu pertama pasca
perawatan dan berkumur dengan larutan klorheksidin 0,2% dua kali sehari. Perawatan
periodontal suportif rutin dilakukan setiap 3 bulan.
Gambar 1. Gambaran klinis awal pada pasien kasus pertama

Gambar 2. Skor periodontal awal pada pasien kasus pertama. PD:


kedalaman poket probing, SBI: indeks perdarahan sulkus, Mob:
mobilitas gigi.

Gambar 3. Radiografi awal pada pasien kasus pertama. Perhatikan kerusakan


vertikal pada tulang.

Keserluruhan rongga mulut diniliai secara klinis dengan probe periodontal manual
pada 6 bulan setelah perawatan. Penilaiannya menunjukkan terdapat perbaikan klinis. PD
pada daerah yang terkena menurun hingga maksimum 4 mm. Nanah telah dihilangkan, dan
SBI mulut rendah menjadi 10%. Peningkatan resesi dapat diabaikan. Radiografi yang
diperoleh 1 tahun setelah perawatan menunjukkan terdapat pengisian pada kerusakan tulang
dan kontur tajam dari jaringan keras (Gambar 4-6).
Gambar 4. Gambaran klinis pada pasien kasus pertama setelah perawatan 1 tahun. Piranti
ortodontik tambahan dipasang untuk mearawat maloklusi.

Gambar 5. Skor periodontal pasien kasus pertama setelah perawatan 1 tahun. PD: kedalaman
poket probing, SBI: indeks perdarahan sulkus, Mob: mobilitas gigi.

Gambar 6. Gambaran radiografi pasien kasus pertama setelah perawatan1 tahun. Perhatikan
bahwa terdapat pengisian pada kerusakan tulang dan kontur tajam dari jaringan keras.

Kasus 2
Seorang pasien laki-laki berusia 12 tahun dirujuk oleh seorang dokter gigi umum ke
Institut Periodontologi dan Sekolah Kedokteran Gigi, Universitas Nasional Kyungpook,
untuk melalukan perawatan PAG (Gbr. 7). Pemeriksaan awal menunjukkan PD yang dalam
dengan SBI. Inflamasi gingiva diamati, terutama di kedua bagian anterior. Pasien dalam
keadaan sehat secara umum dan tidak mengkonsumsi obat apa pun. Tidak ada faktor genetik
yang memicu terjadinya PAG. Terdapat PD, Mob, SBI dan nanah (Gbr. 8). Dilakukan
pengambilan radiografi panoramik (Gbr. 9). Terdapat kerusakan infraboni yang dalam
merupakan bukti perkembangan kerusakan periodontal. Setelah dilakukan penskeleran mulut,
pasien dilanjutkan dengan perawatan root planing di semua kuadran dengan interval 1
minggu selama empat sesi berturut-turut. Dimulai dengan SRP dan pembeian resep antibiotik
sistemik (amoksisilin / klavulanat 375 mg dan metronidazol 250 mg, keduanya tiga kali
sehari selama 7 hari). Pada perawatan periodontal suportif enam bulan setelah perawatan
penilaian periodontal menunjukkan adanya perbaikan klinis. PD dari bagian yang terkena
telah menurun hingga maksimum 7 mm. SBI mulut rendah menjadi 5% (Gambar 10 dan 11).

Gambar 7. Gambaran klinis awal pada pasien kasus kedua.

Gambar 8. Skor periodontal awal pada pasien kasus kedua. PD:


kedalaman poket probing, SBI: indeks perdarahan sulkus, Mob:
mobilitas gigi.

Gambar 9. Gambaran radiografi awal pada pasien kasus kedua. Perhatikan terdapat kerusakan
tulang secara vertikal dan kehilangan gigi.
Gambar 10. Gambaran klinis pasien kasus kedua setelah perawatan 1 tahun. Tidak ada tanda
klinis dari inflamasi gingiva.

Gambar 11. Skor periodontal pada pasien kasus kedua setelah perawatan 1 tahun. PD:
kedalaman poket probing, SBI: indeks perdarahan sulkus, Mob: mobilitas gigi.

Pembahasan
Beberapa regimen antibiotik telah diteliti sebagai tambahan untuk terapi mekanis pada
PAG. Kombinasi SRP dengan pemberian antibiotik secara sistemik amoksisilin / klavulanat /
metronidazol telah diuji dapat menekan bakteri aggregatibacter actinomycetemcomitans dan
patogen lain. Efek bersamaan pada parameter klinis yang dihasilkan sangat baik dari
amoksisilin / klavulanat / metronidazol terhadap infeksi periodontal dalam hal hasil
mikrobiologis dan klinis yang dilaporkan sebelumnya.20-22,27
Karena jumlah bakteri yang terus-menerus tinggi dan adanya patogen periodontal saat
perawatan berdampak buruk pada peningkatan tingkat perlekatan klinis 28, perawatan awal
yang cermat dan kebersihan mulut yang baik dianggap sebagai prasyarat untuk keberhasilan
perawatan periodontal.29
Pada kasus pertama, penyembuhan pasca perawatan sangat baik yang difasilitasi oleh
pemberian antibiotik secara sistemik seperti yang telah dilaporkan sebelumnya. Enam bulan
setelah perawatan, terdapat perbaikan klinis. Pengurangan PD berkisar antara 3 sampai 7 mm.
Nanah telah dihilangkan, dan tidak ada tanda-tanda inflamasi gingiva yang diamati.
Radiografi periapikal yang diperoleh 1 tahun setelah terapi menunjukkan pengisian kerusakan
tulang dan stabilitas hasil perawatan. Meskipun semua bagian menunjukkan perbaikan klinis
yang sebanding, berbagai derajat perbaikan kerusakan tulang pada radiografi masih diamati
(Gambar 4-6).
Pada kasus yang kedua, status periodontal klinis yang substansial dan stabil
ditunjukkan setelah perawatan periodontal konvensional dan pemberian antibiotik tambahan.
Enam bulan setelah perawatan awal menunjukkan perbaikan klinis dengan berkurangnya PD
dan tidak ada nanah serta skor SBI rongga mulut menurun.
Sebuah "potensi perbaikan" yang tinggi dari pasien PAG muda yang diasumsikan
sebelumnya tidak diobati secara empiris dan telah menjadi subjek diskusi reguler. Namun,
usia yang lebih tinggi, yaitu 28 tahun dari pasien yang pada kasus ini mungkin penerapan
klinis dari temuan ini terbatas. Lebih lanjut, setelah percobaan berulang pada perawatan
periodontal dengan “kerusakan mekanis” yang terjadi bersamaan pada permukaan akar dan
rekolonisasi bakteri dan perkembangan penyakit, potensi penyembuhan individu setelah
perawatan awal saja tidak dapat dipastikan untuk pasien saat ini. Untuk memperbaiki
prognosis yang tidak jelas, rangkaian pengobatan yang digambarkan termasuk perawatan
periodontal regeneratif, dilakukan segera setelah SRP dan terapi antibiotik tambahan.
Kombinasi perawatan awal dengan pemberian amoksisilin / klavulanat / metronidazol
tambahan diikuti dengan perawatan periodontal non-bedah memberikan hasil klinis,
radiografi, dan estetika yang baik pada pasien saat ini dengan PAG yang parah dan
berkembang. Di luar keterbatasan laporan kasus ini, signifikansi terapi regeneratif terhadap
perawatan PAG masih harus dievaluasi.

KONFLIK KEPENTINGAN
Tidak ada potensi konflik kepentingan yang relevan dengan artikel ini yang dilaporkan.

Anda mungkin juga menyukai