Disadur dari:
Lang NP, Salvi GE, Sculean A. Nonsurgical therapy for teeth and implants—When
and why? Periodontol 2000. 2019;00:1–7
Kata Kunci: hasil klinis, implan, terapi laser, debridement mekanis, non-bedah,
periodontologi, gigi, terapi
1. PERSPEKTIF SEJARAH
Pada akhir abad ke-19, telah diterima bahwa perawatan periodontitis harus
ditangani dengan cara pembedahan.1 Paradigma etiologi dan patogenesis penyakit
periodontal adalah infeksi yang telah menyebar ke tulang alveolar dan jaringan yang
terinfeksi. harus dieliminasi dengan cara pembedahan untuk memperoleh
kesembuhan. Oleh karena itu, pertama-tama diawali dengan tindakan gingivektomi
"radikal" dan, kemudian, dianjurkan dengan tindakan prosedur bedah flap.
Bedah flap periodontal dimulai sekitar tahun 1910 dan berhubungan dengan
Neuman di Berlin,2 Cieszynski di Lviv,3 dan Widman di Stockholm.4 Namun,
terdapat kesulitan untuk mengetahui alasan dan teknik asli yang diterapkan oleh
penulis yang berbeda-beda dan karenanya tidak ada dokter tunggal yang dapat disebut
sebagai "penemu" flap periodontal.
Antara dekade kedua dan kesembilan abad ke-20, prosedur bedah periodontal
dikembangkan tergantung alasan patogenesis yang diyakini oleh masing-masing
dokter. Setelah era pertama bedah flap yang dianjurkan oleh Neuman2 dan Widman4
yang mengarah pada tulang alveolar yang terinfeksi, ditunjukkan bahwa lesi tulang
alveolar tidak terinfeksi, melainkan menunjukkan pola resorpsi tulang. 5 Yang pada
akhirnya, gingivektomi diminati oleh sebuah renaisans dan sebagian menggantikan
bedah flap.
Selanjutnya, pada tahun 1949, Schluger6 mempublikasikan pandangannya
tentang bedah periodontal, termasuk prinsip reseksi tulang yang menentukan garis
luar jaringan lunak di masa yang akan datang. 6 Sebagai konsekuensinya, bedah flap
dipertegas lagi untuk tahun-tahun mendatang.
Pada tahun 1974, Ramfjord7 akhirnya menjelaskan teknik barunya tentang
modifikasi flap Widman. Sebagai pengganti poket dengan cara reseksi osseus, ia
menganut alasan perawatan yang sama sekali berbeda, menerapkan pengurangan
poket atau penutupan poket dengan perbaikan setelah debridement menyeluruh pada
permukaan akar. Permukaan akar harus dibuat “secara biologis dapat diterima” untuk
memulai respon penyembuhan yang ditandai dengan penutupan poket, dengan atau
tanpa adanya epitel junctional yang panjang.
Tak satu pun dari berbagai modalitas bedah yang divalidasi untuk waktu yang
lama, dan pendapat dokter yang mengatakan satu teknik atau lainnya menentukan
terapi periodontal di berbagai belahan dunia.
Hal ini berubah secara dramatis setelah dimulainya studi longitudinal pada
terapi periodontal, pertama kali yang dipelopori oleh kelompok Michigan, 8 dan
kemudian oleh kelompok Gothenburg9 dan kelompok Nebraska.10 Namun, studi ini
sebagian besar membandingkan hasil klinis dari berbagai perawatan bedah seperti
gingivektomi, terapi eleminasi poket dengan reseksi tulang, pembedahan reparatif
yang mengarah pada penutupan poket, dan kuretase subgingiva.
Pada saat itu, tidak terdapat perbandingan dengan hasil pendekatan terapi non-
bedah.
6.2 Peri-implantitis
Konsep klasik perawatan periodontal non-bedah meliputi debridemen
permukaan akar menggunakan instrumen mekanis, kontrol plak yang dilakukan
sendiri secara optimal, dan terapi periodontal suportif secara teratur. Berdasarkan
fakta bahwa penyakit periodontal dan peri-implan memiliki faktor etiologi yang
sama,20 konsep ini juga harus diterapkan pada perawatan peri-implantitis non-bedah.
Terapi non-bedah mekanik peri-implantitis tanpa tindakan tambahan,
bagaimanapun, hanya menunjukkan perbaikan sederhana dan prediktabilitas terbatas
dalam resolusi peradangan mukosa.36-39 Untuk mencapai resolusi peradangan dan
mencegah kehilangan tulang lebih lanjut, dekontaminasi permukaan implan sangat
penting. Namun, dekontaminasi permukaan implan jauh lebih menantang daripada
dekontaminasi permukaan gigi.
Temuan dari serangkaian kasus, di mana debridemen mekanis dalam
hubungannya dengan irigasi poket peri-implan dengan klorheksidin 0,5% dan
pemberian ornidazole sistemik tambahan selama 10 hari dilakukan, menghasilkan
hasil klinis dan mikrobiologis yang positif setelah pengobatan peri-implantitis non-
bedah hingga 12 bulan.40 Efek klinis dan mikrobiologis yang menguntungkan setelah
terapi peri-implantitis non-bedah juga dilaporkan ketika pemberian klorheksidin atau
antibiotik lokal ditambahkan ke debridement mekanis.41-44
Hasil dari uji klinis acak menunjukkan bahwa pada pasien dengan kontrol
plak yang dilakukan sendiri secara optimal, debridemen mekanis dengan pemberian
tambahan terapi fotodinamik atau antibiotik lokal menghasilkan perbaikan yang
sebanding dalam perawatan periimplantitis awal sehubungan dengan parameter klinis,
mikrobiologis, dan turunan host. setelah 6 dan 12 bulan.45,46 Penatalaksanaan lengkap
pada peradangan mukosa, bagaimanapun, tidak secara rutin dicapai dengan terapi
fotodinamik tambahan atau pemberian antibiotik lokal.
Perbaikan parameter klinis setelah perawatan peri-implantitis non-bedah juga
dilaporkan setelah dekontaminasi permukaan implan tambahan menggunakan air
abrasive device47 dan laser diode48 atau erbium,26,49.
Secara kolektif, bagaimanapun, hasil yang terbatas dan tidak dapat diprediksi
harus diharapkan setelah dekontaminasi mekanis non-bedah dari permukaan implan,
dengan atau tanpa tindakan tambahan. Oleh karena itu, dalam kasus peri-implantitis
sedang hingga lanjut, terapi non-bedah saja mungkin tidak menghasilkan
keberhasilan yang diharapkan, dan diindikasikan pendekatan bedah untuk defek peri-
implantitis.