Rendah (LLLT)
Abstrak
terapi laser level rendah (LLLT). Latar belakang : LLLT telah digunakan dalam
penyembuhan luka sejak tahun 1960. Namun, clinical trialnya dalam dunia
kedokteran gigi masih jarang dilakukan dan sebagian besar mengacu pada
perawatan pasca ekstraksi gigi molar ketiga , dengan hanya laporan yang sedikit
pada area periodontal. Metode : dua puluh pasien dengan penyakit periodontal
maksila dan mandibula dikedua sisi. Pasca bedah, salah satu sisi diberi LLLT
dengan panjang gelombang 685 nm, power output 50 mW, dan densitas energi 4
J/cm2. Sedangkan sisi yang lainnya dijadikan sebagai kontrol dan tidak diberi
iradiasi laser. Penyembuhan dievaluasi secara klinis dan biometri pada hari ke-3,
7, 14, 21, 28, dan 35 pasca bedah. Hasilnya kemudian dianalisis dengan statistika.
penyembuhan yang signifikan pada kelompok yang diberi iradiasi laser pada hari
ke-21 dan 28. Evaluasi klinismenunjukkan perbaikan yang lebih baik untuk
kelompok yang diberi iradiasi laser, terutama setelah hari ketiga. Kesimpulan :
pasca gingivektomi.
PENDAHULUAN
anatomi dan fisiologi periodonsium sehingga tetap sehat untuk jangka waktu lama
dan berfungsi dengan baik. Hyperplasia dan atau pertumbuhan berlebih dari
gingiva sering dijumpai dan terkait dengan berbagai faktor etiologi dan proses
medikasi)
normal. Temuan ini untuk konfirmasi konsep proses penyembuhan luka yang
lambat. Dalam kasus ini, beberapa studi telah menunjukkan bahwa aplikasi
pengurang rasa sakit yang efektif, dan meningkatkan kenyamanan pasien saat
tindakan bedah merupakan kunci utama. Aplikasi laser dalam dunia kedokteran
gigi merupakan suatu perkembangan yang cukup menjanjikan. Power laser rendah
dan tinggi telah digunakan dalam bedah mulut, endodontic, periodontics, dan
restorative dentistry, dan spesialis yang lain. Bedah jaringan lunak menggunakn
poket periodontal, dan memberikan akses yang lebih baik untuk scaling dan root
planning dan oral hygiene pasien. Laser telah dilaporkan mampu mengurangi
terbatas.
sel dan jaringan. Telah didemonstrasikan bahwa efek laser dengan intensitas
rendah pada jaringan biologis diproses melalui jalur yang berbeda, melalui induksi
vivo.
Low level laser therapy (LLLT) merupakan suatu pilihan perawatan yang
menjanjikan untuk luka yang terbuka, dan hal tersebut telah diperiksa berdasar
penyembuhan atrophic ulcers, luka lembab, pembentukan tulang, dan luka bakar.
kontroversial dan clinical trial dalam dunia kedokteran gigi jarang dilaporkan.
yang tidak dirawat tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistika
baik dilihat dari epitelialisasi, sel-sel inflamasi, serabut kolagen, ataupun jumlah
untuk memperoleh hasil yang optimal ketika menggunakan LLLT, seperti panjang
gelombang, power level,jarak sumber terhadap jaringan, begitu pula variasi faktor
klinis seperti dosis iradiasi,waktu paparan, intensitas dan metode serta jumlah
iradiasi.
LLLT dalam periodonsia akan memerlukan clinical trial yang lebih banyak pada
manusia. Oleh karena itu, tujuan dari investigasi saat ini adalah untuk
Metode
formulir informed consent dan ethical approval yang diberikan oleh Komisi Etik
permukaan bukal, mesial, dan distal pada masing-masing gigi premolar dicatat.
dasar poket, area bedah satu kuadran diberi iradiasi dengan laser diode (model IR
500; Laser Beam, Rio de Janeiro, Brazil), menggunakan power output 50-mW,
(continuous wave), diameter beamnya 2 mm. Area perawatan yang dilaser segera
diiradiasikan pasca bedah, juga saat 24 jam setelahnya, serta 3 dan 7 hari pasca
bedah. Iradiasi dilakukan dengan cara berkontak dengan area bedah serta discan
kira-kira 1 cm2 selama 80 detik dengan densitas energi 4 J/cm2, arah tip tegak
pada area kontrol setelah dilakukan gingivektomi tidak diberi iradiasi laser.
Semua periodontal dressing diganti 24 jam pasca bedah, hari ke-3 dan ke-7 pasca
bedah. Apabila periodontal dressing lepas sebelum waktu evaluasi klinis, pasien
segera pasca bedah, 24 jam pasca bedah, hari ke-3, 7,14, 21, dan 35 pasca bedah.
dan mana kelompok yang diuji (blind). Parameter klinis yang dinilai terdiri dari
warna jaringan (pink, merah, kebiruan, atau ungu); kontur jaringan (normal,
hiperplastik, atau atropi); dan status klinis dari proses penyembuhan luka untuk
interval waktu spesifik (normal, lebih baik dari normal, lebih buruk dari normal)
Skor 0 : indikasi penyembuhan luka dengan laser sama dengan kelompok kontrol
kelompok laser
diletakkan pada bagian medial permukaan bukal, dan digunakan sebagai petunjuk
RG1 jarak antara resin-gingival margins (diukur dengan drawing compass), RG2
(pengurangan) RG1 dari RG2 menghasilkan jumlah keratinized gingiva (KG), dan
memperoleh data untuk dianalisis statistika, pengukuran RG1 dan RG2 dibuat
sebelum dan segera pasca bedah, 24 jam, hari ke-7,14, 21, 28, 35 pasca bedah.
Pengukuran PD dibuat sebelum bedah dan hari ke-21, 28, 35 pasca bedah. Pasien
diinstruksikan untuk menggunakan oral hygiene yang baik melebihi resin untuk
Analisis statistika
Hasil
(p>0,05) anatara kelompok laser dan kontrol pada ketujuh periode evaluasi jumlah
Pada hari ke-21 dan 28 pasca bedah, nilai kelompok kontrol lebih signifikan
dibanding kelompok laser (p>0,05). Pada hari ke-35 pasca bedah, stabilitas
diobservasi
Gambar 3. Analisis komparatif anatara kelompok kontrol dan laser untuk probing
depth (PD) selama penelitian. Bar vertikal merepresentasikan rata-rata
SD dari 20 pasien. Perbedaan yang signifikan diobservasi antara
kelompok laser dan kontrol pada hari ke-21 dan 28 pasca bedah
(p>0,05).
Gambar 4. Analisis komparatif antara kelompok kontrol dan laser untuk attached
gingiva (AG) selama penelitian . bar vertikanmerepresentasikan rata-
rata SD dari 20 pasien. Tidak ada perbedaan signifikan yang
diobservasi (p>0,05)
Pengukuran attached gingiva (nilai rata-rata AG) menunjukkan perbedaa
(gambar 4).
periodontis. Selama periode segera pasca bedah dan 24 jam pasca bedah
kelompok kontrol. Pada hari ke-7, 14, 21, 28, dan 35 pasca bedah, kelompok laser
Gambar 5. Penyembuhan luka gingiva untuk kelompok laser dan kontrol selama
penelitian. Kesesuaian penilaian diantara periodontis signifikan
(p>0,05) dengan nilai kappa indeks 0,671 (dianggap baik).
Diskusi
menjadi subyek penelitian. Pada clinical trial kali ini, luka pasca gingivektomi
dinilai dalam beberapa hari untuk mengklarifikasi apakah perawatan laser mampu
pasca bedah.
signifikan secara statistika untuk keratinized gingiva dan attached gingiva, tetapi
perbedaan yang signifikan secara statistik diperoleh dari probing depth pada hari
ke-21 dan 28 pasca bedah. Data tersebut mengindikasikan bahwa kelompok laser
produksi kolagen yang lebih tinggi yang mengakibatkan remodeling jaringan ikat
yang lebih baik dan pengurangan probing depth. Pengurangan probing depth pada
tahap awal proses penyembuhan merupakan hal yang baik, karena hal tersebut
memudahkan pasien untuk tetap menjaga area tetap bersih, memungkinkan oral
hygiene yang lebih baik. Pada hari ke-35 pasca bedah, probing depths pada kedua
kelompok mirip.
Pada evaluasi klinis luka, setelah hari ke-3 terapi dengan laser, luka
menunjukkan proses penyembuhan yang lebih baik, terlihat pada warna, kontur,
ini menjadi penting untuk kenyamanan pasien pasca bedah dan mengurangi rasa
nyeri.
Gambar 6. Penyembuhan luka gingiva pada hari ke-21 pasca bedah. (A)
kelompok kontrol. Tampak adanya kontur gingiva yang edema dan
kemerahan. (B) kelompok laser. Kontur gingiva batasnya tampak
baik dan berwarna pink.
Banyak peneliti menggunakan parameter yang berbeda untuk
untuk mencapai hasil akhir ini belum dapat ditentukan. Dalam penelitian ini,
parameter yang dipilih berdasarkan Schindl dkk. (dosis 4 J/cm2, waktu paparan 80
detik, dan powernya 50 mW), dan diaplikasikan segera pasca bedah , 24 jam, hari
mW dalam punctual mode pada luka. Di lain sisi, pada penelitian yang sama
penyembuhan yang lebih cepat pada luka yang dirawat dengan laser dibandingkan
menentukan panjang gelombang terbaik untuk setiap situasi klinis, pada saat ini
laser merah (=685 nm) digunakan karena panjang gelombang ini terlihat baik
penelitian telah menjelaskan efek radiasi laser pada sistem biologis. Sejumlah
menjadi lebih baik dan terjadi secara gradual/bertahap dalam 3-4 minggu, tampak
permukaan gingiva terlihat sembuh sempurna secara klinis 2-3 minggu pasca
fibroblas yang berasal lokal dari sekitar vaskular, tulang, dan area lamina propria.
adanya sintesis kolagen yang tinggi oleh fibroblas dan proliferasi vaskular pada
jaringan ikat, disertai dengan aktivitas mitosis yang tinggi dalam sel epithelial.
Hasil yang baik pada penelitian ini mengindikasikan bahwa LLLT dapat
parameter yang diinvestigasi. Clinical trial merupakan hal yang penting bagi
seorang peneliti untuk mencari terapi baru guna meningkatkan pilihan perawatan
terbaik untuk pasien. Untuk penelitian lebih lanjut dapat menggunakan sampel
yang lebih banyak serta pembandingan variasi dosis iradiasi diperlukan, tujuannya