Anda di halaman 1dari 4

Prosedur Operasi

Pertama, persiapan pasien, operator, asisten operator, alat dan bahan serta informed
consent. Kedua, dilakukan skoring plak dan profilaksis. Ketiga, tindakan aseptik ekstra-oral dan
intra-oral menggunakan larutan betadine 10%. Keempat, penutupan wajah pasien menggunakan
handuk steril kecuali pada daerah operasi. Kemudian dilakukan anestesi local dengan teknik
infiltrasi lokal pada gigi 11, 21 dan anestesi blok pada nervus nasopalatina (gambar 3).
Injeksi pada nervus nasopalatinus melalui canalis insisivum untuk menganestesi mukosa
pada regio anterior palatum durum (premaxila), dengan cairan anestesi sebanyak 0,1-0,2 cc
(gambar 4), pertama permukaan gusi yang memiliki poket dicari dengan probe dan ditandai
dengan pocket marker. Penandaan di beberapa area yang merupakan outline untuk insisi (gambar
5). Kedua, pisau kirkland digunakan untuk memotong permukaan fasial dan lingual serta distal.
Pisau Orban digunakan untuk interdental. Jika diperlukan pisau Bard-Parker #1 dan #2 serta
gunting digunakan sebagai instrumen pelengkap (Gambar 6 dan 7). Ketiga, insisi dimulai dari
apikal tanda titik dari pocket marker, diarahkan ke koronal ke titik antara dasar poker dan puncak
tulang. Insisi dilakukan sedekat mungkin dengan tulang tanpa menyebabkan tulang terlihan dan
dengan sudut sekitar 45o dari permukaan gigi. Keempat, lepas eksisi permukaan poket,
bersihkan area tersebut dan perhatikan permukaan akar gigi. Pada bagian koronal, kami
menemukan sisa kalkulus, karies akar atau resorpsi tulang. Jaringan granulasi dapat ditemukan
pada jaringan yang halus. Kelima, penghalusan jaringan menggunakan bur diamond dengan
diameter 2 mm (gambar 8). Selanjutnya ambil jaringan granulasi, jaringan nekrotik dan kalkulus
yang tersisa dengan kuret Gracey hingga permukaan tulang bersih dan halus, kemudian diirigasi
dengan larutan NaCl 0,9% dan H2O2 3% (gambar 9), jika terjadi perdarahan, dihentikan dengan
menekan tampon dibasahi larutan adrenalin (ditambah dengan aquades) di daerah operasi.
Area operasi diirigasi dengan NaCl 0,9% dan H2O2 3%. Bersihkan dan keringkan area
operasi dengan tampon steril (gambar 10). Tutup area yang dioperasi dengan periodontal pack
(gambar 11). Berikan instruksi pasca operasi dan resep. Kemudian dilakukan pembersihan kamar
operasi.

Gambar 6. Insisi dengan pisau Kirkland Gambar 7. Insisi dengan pisau Orban
Gambar 8. Penghalusan gingiva gigi 11 dan 21 Gambar 9. Irigasi dengan NaCl 0,9% dan H2O2 3%

Gambar 10. Tampilan klinis setelah gingivektomi Gambar 11. Penutupan area yang dioperasi
dengan periodontal pack

Kontrol I, II dan III


Dalam inflammatory gingival enlargement, evaluasi klinis pasca gingivektomi
menunjukkan penyembuhan yang optimal, tanpa tanda-tanda peradangan gambar 12 A, B dan C.
Faktor-faktor seperti menjaga jaringan keratin pada gingiva, kehilangan jaringan gingiva secara
minimal untuk menjaga elastisitas, cara ini cukup dalam melakukan perbaikan kerusakan tulang,
serta meminimalkan ketidaknyamanan dan perdarahan setelah operasi harus dipertimbangkan
pada pengurangan jaringan gingiva.
Gambar 12 Evaluasi klinis pasca gingivektomi; A. Kontrol 1 minggu, B. Kontrol 2 minggu, C. Kontrol 1
bulan

Diskusi
Inflammatory gingival enlargement diklasifikasikan menjadi 2 yaitu kronis dan akut,
inflammatory gingival enlargement kronis umumnya ditandai dengan adanya poket palsu. Dalam
terapi awal enlargement ini, kita harus mengeliminasi dan mengontrol plak, untuk mencegah
kerusakan periodontal yang berkelanjutan. Akumulasi plak berhubungan dengan inflammatory
gingival enlargement. Menghilangkan faktor lokal etiologi dan pembesaran gingiva serta
memperbaiki kondisi gingiva. Dalam fase korektif, sebelum operasi dilakukan, evaluasi plak
kontrol harus dilakukan dan terjadi penurunan, hasil ini menunjukkan bahwa perawatan home
care, untuk kebersihan gigi dan mulut yang dilakukan pada pasien menunjukkan hasil yang
signifikan, yang dapat menjadi referensi untuk dilakukannya tindakan gingivektomi dan aplikasi
gingivoplasty, dengan harapan bahwa tidak akan ada komplikasi sesudahnya dan prognosisnya
optimal. Scalling menghasilkan pengurangan inflamasi pada gingival enlargement pada kontrol
minggu 1 evaluasi pasca terapi fase awal.
Hasil evaluasi klinis menujukkan bahwa penyembuhan terjadi dalam seminggu pasca
operasi, terjadi peningkatan pembentukan jaringan dan kontur gingiva pada daerah yang
dioperasi. Penyembuhan jaringan gingiva terjadi selama 3-4 minggu dalam setiap 1 minggu
kontrol selama 1 bulan, gingiva pasien menunjukkan penyembuhan yang signifikan.

Kesimpulan
Gingivektomi memiliki beberapa aplikasi untuk secara minimal mengurangi jaringan
gingiva tetapi banyak faktor penghambat yang harus diperhatikan. Terapi ini dapat mendukung
pasien mengurangi ketidaknyamanan pembesaran gingiva dan penampilan estetis yang lebih baik
dapat dicapai.
Pada inflammatory gingival enlargement, evaluasi klinis pasca gingivektomi dilakukan
untuk penyembuhan yang optimal tanpa adanya tanda peradangan. Pembedahan periodontal
harus mempertimbangkan agar (1) mempertahankan jaringan keratin pada gingiva, (2)
Kehilangan jaringan gingiva secara minimal untuk menjaga elastisitas, (3) mengoptimalkan
perbaikan kerusakan tulang, dan (4) meminimalkan beberapa ketidaknyamanan dan perdarahan
setelah operasi.
Terapi ini memberikan dukungan kepada pasien karena dapat mengurangi
ketidaknyamanan yang disebabkan pembesaran gingiva dan memberikan penampilan estetis
yang lebih baik.

REFERENSI
1. Affandi,Y., 2011, Pembesaran gingiva pada pasien Leukemia. USU.
2. Axelsson P. 2002. Diagnosis and risk prediction of periodontal disease. Quintessence
Publishing Co Inc; P.317–24.
3. Carranza, F.A., and Takei, H.H., 2010 Gingival Surgical Techniques, dalam M. Newman,
H.H. Takei, P.R. Klokkevold dan F.A. Carranza (eds): Carranza’s clinical
periodontology, 11th ed., W.B. Saunders Co., St Louis.
4. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s clinical
periodontology. 10th ed. St. Louis: Elsevier; 2006.
5. Rateitschak KH & EM, Wolf HF, Hassell TM. Color atlas of periodontology. New York:
Thieme; 1985.
6. Lindhe J, Karring T, Lang NP. Clinical periodontology and implant dentistry. 4th ed.
Iowa: Blackwell Publishing Ltd; 2003.

Anda mungkin juga menyukai