Anda di halaman 1dari 8

Nama Mahasiswa Prakoas : Dewi Sartieka Putri

RESUME OBSERVASI KLINIK INTEGRASI

PRAKOAS ANGKATAN XV – RSGM UNSOED

Nama Operator : Wulan Ratnasari, S.KG

Jenis Requirement : Gingivektomi

Tanggal : 19 September 2019

Nama & Paraf DPJP : drg. Agus Surachman, Sp.BM

A. RESUME PEMERIKSAAN PASIEN


Jenis Kelamin Pasien : Perempuan
Usia Pasien : 19 tahun
Pemeriksaan Subyektif (S) : Pasien datang keluhan gusi membesar di bagian
gigi rahang atas.
Pemeriksaan Obyektif (O) :
 Keadaan umum: compos mentis
 Pemeriksaan intra oral:
- Gusi membesar di area gigi 14-16 dan area gigi 24-26
- Pengukuran Bleeding on Probing (BoP)
Gigi 14 : mesial: 4 / distal: 4 / bukal: 3
Gigi 15 : mesial: 4 / distal: 4 / bukal: 3
Gigi 16 : mesial: 4 / distal: 4 / bukal: 3
 Tekanan darah: 120/100 mmHg
Asesmen/ ICD-10 (A) : Gingival enlargement / K06.1
Plan (P) : Gingivektomi regio 1 area gigi 14-16 dan regio 2
area gigi 24-26
Treatment : - Gingivektomi regio 1 area gigi 14-16
- Aplikasi periodontal pack

1
B. PEMBAHASAN OBSERVASI
1) Alur Kerja Operator (Mahasiswa Profesi KG) :
a. Pendaftaran pasien di bagian registrasi
b. Membayar nota pendaftaran di kasir
c. Memasukkan nota ke ruang rekam medis (lantai 2)
d. Meminta izin DPJP untuk memasukkan pasien dan mengambil rekam
medis
e. Pasien dipersilahkan masuk dan duduk di dental unit
f. Pemeriksaan pasien (SOAP) :
indikasi perawatan, probing depth, mengisi dummy RM.
g. Melaporkan ke DPJP hasil pemeriksaan SOAP, DPJP mengunjungi
operator untuk memastikan hasil pemeriksaan
h. Penentuan diagnosis dan rencana perawatan selanjutnya
i. Menulis daftar alat dan bahan dan diparaf oleh DPJP dan mengambil di
ruang alat dan bahan.
j. Persiapan alat dan bahan untuk tindakan
k. Melaksanakan tindakan gingivektomi
l. Melaporkan ke DPJP setiap tindakan yang dilakukan: acc requirement
m. Meminta izin DPJP untuk memulangkan pasien
n. Melakukan pemeriksaan kelengkapan rekam medis

2) Penatalaksanaan Kasus
a. Melakukan pemeriksaan SOAP
b. Mempersiapkan alat dan bahan untuk tindakan dan memasang APD
Alat: Diagnostic set, scalpel, blade no.15, kuret.
Bahan: Masker, handsoon, nurse cap, suction, spuit, pehacain, periodontal
pack, povidone iodine, cotton roll, cotton pellet.
c. Anestesi infiltrasi supraperiosteal di area mukosa gingiva dan
mukobukofold gigi 14-16
d. Cek anestesi
e. Cek kedalaman poket menggunakan pocket marker

2
f. Insisi jaringan dengan ekstraoral bevel menggunakan blade no. 15, insisi
bevel 45“ terhadap permukaan gigi, insisi dengan gerakan mantap dengan
teknik discontinuous per-gigi (insisi terputus-putus) dari sudut distal gigi
teratur ke gigi selanjutnya.
g. Eksisi jariangan yang ditandai
h. Kuretase, pastikan tidak ada lagi jaringan yang menutupi
i. Melakukan gingivoplasty (kontur gingiva)
j. Irigasi (spooling) dengan povidone iodine.
k. Instruksikan pasien untuk berkumur
l. Aplikasikan coe pack diarea operasi
m. Resepkan obat/medikasi untuk pasien: Antibiotik (amoxicilin) dan
analgesik (asam mefenamat)
n. Edukasi pasien: jangan makan-makanan yang keras terlebih dahulu,
menjaga kebersihan rongga mulut, hati-hati saat ingin menyikat gigi dan
berkumur pelan-pelan.
o. Instruksikan pasien untuk kontrol seminggu kemudian.

C. PEMBAHASAN KASUS
Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh
operator (coass) sudah baik dan sesuai dengan standar operasional prosedur.
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan tindakan tersedia dengan
baik. Asisten cekatan dalam membantu operator saat melakukan tindakan.
Gingival enlargement merupakan pertumbuhan gingiva belebih yang
disebabkan oleh penambahan jumlah sel (hiperplasi) maupun penambahan
volume sel (hipertrofi) (Taib, dkk., 2007).

3
Skor perbesaran gingiva adalah sebagai berikut :
1. Grade 0: tidak ada tanda perbesaran gingiva
2. Grade 1: enlargement pada papilla interdental
3. Grade 2: enlargement pada papila dan marginal gingiva
4. Grade 3: enlargement menutupi sepertiga mahkota atau lebih

Klasifikasi perbesaran gingiva adalah sebagai berikut:


1. Inflammatory enlargement
a. Akut, disebabkan oleh bakteri yang masuk ke gingiva melalui debris,
lokal dan nyeri, edema kemerahan, biasanya terletak pada papila
interdental dan margin gingiva.
b. Kronis, disebabkan oleh infeksi kronis dari plak akibat oral hygiene
yang buruk, iritasi dari restorasi maupun alat orthodontik, lokal maupun
general, biasanya terletak pada papilla interdental, dapat menyebar ke
marginal dan dapat terus membesar hingga menutupi mahkota.
2. Drug induced enlargement
Obat-obatan yang dapat menyebabkan gingival enlargement di
antaranya yaitu :
a. Anticonsulvant: obat epilepsi phenytoin
b. Immunosupresan: siklosporin
c. Antihipertensi: calcium channel blocker (nifepidine dan amlodipine)
3. Enlargement akibat kondisi sistemik
a. Kondisional: saat kehamilan, usia pubertas, defisiensi vitamin C, dan
plasma cell gingivitis
b. Penyakit sistemik: leukimia, granulomatpsus disease (Wegener’s
granulomatosis dan Sarcidosis)
4. Neoplastic enlargement
a. Tumor benigna: epulis, fibroma, papiloma, giant cell carcinoma, dan
kista gingiva.
b. Tumor maligna: squamous cell carcinoma, maligna malinoma, dan
kaposi’s sarcoma.

4
Terapi yang dapat diberikan yaitu melakukan tindakan gingivektomi.
Gingivektomi merupakan tindakan bedah periodontal berupa pemotongan
jaringan gingiva dengan membuang dinding lateral poket yang bertujuan
untuk menghilangkan poket dan keradangan gingiva sehingga didapat gingiva
yang fisiologis, fungsional dan estetik baik (Carranza dan Hogan, 2015).
Keuntungan gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat mengeliminasi
poket secara sempurna, lapangan penglihatan baik, morfologi gingiva dapat
diramalkan sesuai keinginan (Djais dan Astuti, 2014).
Gingivektomi dapat di indikasikan untuk mengeliminasi poket
periodontal jika eksisi gingiva yang akan dilakukan tidak menyebabkan
berkurangnya daerah gingiva cekat.
Kontraindikasi gingivektomi di antaranya adalah:
1. Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apikal dari
pertautan mukogingiva
2. Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosa alveolar
3. Apabila frenulum atau perlekatan otot terletak di daerah yang akan
dibedah
4. Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni
5. Apabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik
6. Apabila gingiva cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia sehingga jika
gingivektomi dilakukan tepi gingiva terbentuk dari mukosa alveolar
(Caranza dan Hogan , 2015).
Penatalaksanaan gingivektomi dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut (Newman, 2015).
1. Pemeriksaan subjektif, pemeriksaan objektif dan radiografis kemudian
ditentukan diagnosis dan rencana perawatan, melakukan dokumentasi
sebelum perawatan serta penandatanganan informed consent. Pasien
diberikan informasi mengenai prosedur gingivektomi dan pemberian
informed consent.
2. Pada tahap initial phase therapy ini dilakukan yaitu DHE, scaling, root
planning dan polising untuk menghilangkan plak dan kalkulus (jika
diperlukan).

5
3. Dilakukan tindakan asepsis menggunakan povidone iodine kemudian
dilanjutkan dengan pemberian anestesi infiltrasi supraperiosteal pada
area yang akan dibedah.
4. Kedalaman poket ditentukan dan ditandai menggunakan pocket marker
atau probe marker sehingga timbul perdarahan. Titik-titik perdarahan
ini apabila dihubungkan akan membentuk outline insisi.
5. Dilakukan insisi jaringan gingiva dengan external bevel menggunakan
scalpel no.3 dengan blade no.15 atau menggunakan pisau bedah
gingivektomi berupa Kirkland dan Orban. Kirland digunakan untuk
memotong permukaan fasial, lingual, dan distal gigi ke arah lengkung
gigi. Pisau orban digunakan untuk insisi daerah interdental.
6. Insisi jaringan dengan ekstraoral bevel menggunakan blade no. 15,
insisi bevel 45“ terhadap permukaan gigi, insisi dengan gerakan mantap
dengan teknik discontinuous per-gigi (insisi terputus-putus) dari sudut
distal gigi teratur ke gigi selanjutnya.
7. Dinding poket dipotong, dibersihkan, dan permukaan akar diperiksa.
Pada bagian koronal sisa-sisa kalkulus dapat dibersihkan, karies akar,
maupun resopsi dpat terlihat. Jaringan granulasi mungkin terlihat pada
jaringan lunak yang telah dipotong.
8. Sisa-sisa jaringan granulasi dan deposit kalkulus dapat dibersihkan
menggunakan kuret dan scaler.
9. Daerah bedah diirigasi menggunakan saline steril untuk membersihkan
partikel yang tersisa dan tekan daerah luka menggunakan kain kasa
yang telah dibasahi larutan saline selana 2-3 menit untuk menghentikan
perdarahan.
10. Dilakukan gingivoplasty untuk mengembalikan kontur gingiva.
11. Area insisi ditutup menggunakan periodontal pack.
12. Pasien diberikan medikasi berupa
a. Antibiotik: Amoksisilin 500 mg tiap 8 jam untuk 5 hari
b. Analgesik: Asam mefenamat 500 mg jika diperlukan
c. Anti inflamasi (Widagdo dan Murdiastuti, 2015).

6
13. Pasien di intruksikan untuk kontrol 1 minggu kemudian pasca
gingivektomi pertama, dilakukan pack removal dan kontrol hasil
operasi pertama. Pasien juga diinstruksikan untuk selalu rutin
melakukan pemeriksaan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali untuk
menjaga kebersihan dan kesehatannya (Widagdo dan Murdiastuti,
2015).

Carranza, F.A, Hogan, E.L., 2015, Clinical periodontology. 11th ed, WB


Saunders Co: Philadelphia, 84-96.

Djais, A. I., Astuti, L. A., 2014, Penatalaksaan Hiperplasia Gingiva Disebabkan


Oleh Penggunaan Amlodipine: Sebuah Laporan Kasus, Assyfa, 6(2): 125-
134.

Newman, M. G., Takei, H. H., Klokkevold, P. R., Carranza, F. A., 2015,


Carranza’s Clinical Periodontology 12th edition, Elsevier, Canada.

Taib, H., Ali, T. B. T., Kamin, S., 2007, Amlodipine-Induced Gingival


Overgrowth: A Case Report, Archives of Orofacial Sciences, 2: 61-64.

Widagdo, A.K., Murdiastuti, K., 2015, Gingivektomi Menggunakan Scalpel dan


Electrocautery pada Perawatan Gingival Enlargement Wanita Pubertas,
Majalah Kedokteran Gigi Klinik (MKGK) Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

7
8

Anda mungkin juga menyukai