Anda di halaman 1dari 12

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

Perawatan Bedah Periodontal.


1.Definisi
Suatu tindakan perawatan periodontal untuk mengontrol dan menghilangkan penyakit periodontal
sehingga tercipta kesehatan mulut yang sehat,memperbaiki fungsi pengunyahan dan estetis.
2.Macam
a.Kuretase: suatu tindakan pengambilan jaringan lunak dinding dalam poket yang mengalami inflamasi.
b.Gingivektomi: penghilangan dinding jaringan lunak pada pocket dan mengeliminasi gingival enlargement.
c.Gingivoplasti:tindakan bedah untuk mengembalikan kontur gingival fisiologis yang dapat mencegah
kambuhnya penyakit periodontal.
d.Reseksi tulang : prosedur yang dirancang untuk memperbaiki dan membentuk kembali cacat dan kelainan
bentuk tulang yang mengelilingi gigi.
-Osteotomi: pembuangan tulang pendukung gigi (tulang yang berisi serabut-serabut ligemen periodontium)
-Osteoplasti : pembuangan tulang yang bukan pendukung gigi untuk memperbaiki kontur fisiologis.
e.Bone graf: mengembalikan bentuk tulang yang hilang denga upaya memicu regenerasi tulang dan
perlekatan ligamennya terhadap gigi.
f.Flap : suatu lembaran jaringan mukosa yang terdiri dari jaringan gingival,mukosa alveolar dan jaringan
periosteum yang dilepaskan dari permukaan tilang alveolar.
g.Frenektomi: prosedur memperbaiki dan mengoreksi perlekatan frenulum yang abnormal.
3.Tujuan bedah periodontal:
a.Menciptakan keadaan mulut yang baik,memperbaiki kondisi mulut pasien guna sehingga mudah untuk
memelihara kesehatan gigi pasien,kenyamanan,dan fungsi pengunyahan.
b.Untuk mengurangi dan menghilangkan pocket dan inflamasi pada gingival sehingga didapat kontur gingival
yang normal baik anatomis maupun fisiologis.
c.Memperbaiki jaringan periodontal dan bentuk tulang.
d.Memperbaiki fungsi estetis.
Gingivektomi
1.Definisi
a.Eksisi dinding jaringan lunak poket gingival sehingga terbentuk tepi/margin gingival yang baru.
b.Penghilangan dinding jaringan lunak pada pocket dan mengeliminasi gingival enlargement.
2.Tujuan
a.Untuk mengurangi dan menghilangkan pocket dan inflamasi pada gingival sehingga didapat kontur gingival
yang normal baik anatomis maupun fisiologis.
3.Indikasi
a.Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4mm yang tetap ada walaupun sudah dilakukan
skaling dan pembersihan mulut yang cermat berkali-kali,dan keadaan dimana prosedur gingivektomi akan
menghasilkan daerah perlekatan gingival yang adekuat.
b.Adanya pembengkakan gingival yang menetap dimna pocket sesungguhnya dangkal namun terlihat
pemebesaran gingival yang cukup besar (gingival enlargement).
c.Pembesaran jaringan gingivanya merupakan jaringan fibrous dan keras ,maka gingivektomi merupakan
perawatan yang cocok dan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
d.Adanya kerusakan furkasi(tanpa adanya cact tulang) dimana terdapat daerah perlekatan gingival yang cukup
lebar.
e.Abses gingival:abses yang terdpat pada jaringan lunak.
f.Flap perikoronal.
g.Hiperplasi inflamatif kronis
h.Fibromatosis herediter
i.Perikoronitis.
j.Hiperplasi dilantin
4.Kasus Indikasi
a.Abses gingival: abses yang terdapat didalam jaringan lunak.
1

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

b.Fibromatosis herediter: factor keturunan,pada penderita ini gusi tampak normal pada saat lahir tapi mulai
membesar saat erupsi gigi sulung akibat terdapat proliferasi jaringan fibrous yang berlebihan.
c.Hiperplasi inflamatif kronis.:pembesaran gingival yang disebabkan oleh peningkatan produksi sel-sel akibat
adanya inflamsi kronis.
d.Hiperplasi dilantin.:pembesaran gingival yang disebakan karena peningkatan produksi sel-sel akibat
pemakain obat-obatan(epilepsy)
e.Perikoronitis
5.Kontraindikasi:
a.Adanya penyakit sistemik yang tidak terkontrol.
b.Bila skaling dan permbersihan gigi dirumah yang menyeluruh dapat menghilangkan dan mengontrol lesi.
c.Bila motivasi pasien jelas kurang adekuat.
d.Bila ada infeksi akut.
Bila ada infeksi akut maka harus dihilangkan dahulu infeksinya karena bila dilakukan pembedahan pada
waktu terjadi infeksi akut,maka dikhawatirkan koloni bakteri yang banyak tersebut dapat masuk kedalam luka
hasil bedah sehingga malah menyebabkan perluasan infeksi(memperberat tingkat infeksinya) serta rasa nyeri
yang diderita pasien juga berlebih.
e.Bila estetik pascaoperasi sangat buruk sehingga mengaganggu kejiwaan pasien.
f.Bila prognosa sangat buruk sehingga tanggalnya gigi tidak mungkin untuk dicegah.
g.Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni.
h.Apabila gingival cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia sehingga jika gingivektomi dilakukan tepi
gingival terbentuk dari mukosa alveolar.
i.Apabila kedalaman pocket berada pada atau lebih ke apical dari pertautan mukogingivanya.
j.Tidak dapat mempertahankan kebersihan mulut.
k.Frekuensi malposisi yang tinggi
Frekuensi malposisi yang tinggi ini dapat menyebabkan daerah sulit dibersihkan dan mudah terakumulasi
plak dan impkasi makanan dan bila tidak dibersihkan maka deposit kalkuluspun menjadi meningkat dan
terjadi inflamasi dan gingival enlargement.Dan apabila tidak dirawat malposisi gigi setelah dilakukan
gingivektomi maka gingival enlargement dapat kambuh kembali.
l.Frekuensi karies yang tinggi
Plak jarang terletak pada permukaan oklusal gigi kecuali gigi tersebut sudah tidak berfungsi lagi sehingga
merangsang timbunan plak yang banyak.Kavitas karies yang terutamanya terletak didekat tepi gingival dapat
merangsang timbunan plak.sehingga apabila dilakukan perawatan gingivektomi maka bisa terjadi
kekambuhan akibat timbunan plak yang berlebih.timbunan plak yang berlebih ini menyebabkan proses
inflamasipun berlebih (terjadi gingivitis dengan gambaran klinis kemerahan pada margin
gingival,pembengkakan/pembesaran dengan tingkat yang bervariasi,adanya perdarahan dan penambahan
kedalaman saat probing serta terjadi perubahan bentuk gingival).selain itu pada karies yang besar/tinggal akar
dapat mengganggu stabilitas gigi sehingga respon terhadap perawatan periodontalpun menjadi buruk.
6.Tehnik:
a.Initial phase
Menghilangkan infeksi akut,melakukan dan memperbaiki restorasi gigi geligi.
b.Ukur kedalaman poket dengan menggunakan dental probe.
c.Anestesi local(infiltrasi/cytojet)
d.Menandai poket dengan pocket marker.
Untuk menghilangkan seluruh dinding poket,batas apical dari pocket harus diidentifikasi terlebih dahulu.ini
digunakan sebagai acuan dalam membuat insisi gingivektomi.
e.Insisi gingivektomi.
Insisi harus dibuat disebelah apical dari tanda yang sudah dibuat yaitu apical dasar pocket dan bersudut 45
sehingga blade dapat menembus gingival kedasar pocket.insisi yang kontinu dibuat dengan mengikuti dasar
poket.insisi yang akurat akan dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk kontur jaringan yang
ramping.setelah pembuatan insisi bevel maka selanjutnya dibuat insisi horizontal diantara setiap daerah
interdental dengan menggunakan blade no 12.
Jenis-jenis pisau yang dapat digunakan adalh:pisau Kirkland,pisau orbanatau pisau goldman fox dan blade
disposable.
f.Buang sisa jaringan gingival(fibrosa dan jaringan granulasi) dpat dibersihkan dengan kuret.
g.Skaling dan root planning.
2

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

Bersihkan deposit yang menempel pada permukaan akar dengan skeling dan root planing.pembersihan
permukaan akar pada tahap ini menentukan keberhasilan seluruh prosedur bedah.
h.Sempurnakan kontur gingival seperti yang diinginkan dengan pisau serta rapikan kontur jaringan tersebut
dengan gunting .
i.Bilas dengan air steril atau air saline untuk membersihkan partikel2 yang tersisa.
j.Tekan daerah luka dengan kain kassa yang telah dibasahi air saline/air steril sekitar 2-3 menit untuk
menghentikan perdarahan.
k.Pasang dressing periodontal.
Dressing harus dipasang dengan hati-hati sehingga dapat menutupi daerah luka dan mengisi seluruh ruang
interdental.dressing harus di muscle trimming dengan cara menggerakkan bibir,pipi,dan lidah dan kelebihan
dressing pada permukaan oklusal harus dibersihkan.
Dressing ini berfungsi sebagai:untuk melindungi luka dari iritasi,untuk menjaga agar daerah luka tetap dalam
keadaan bersih,untuk mengontrol perdarahan,untuk mengontrol produksi jaringan granulasi yang berlebihan.
7.Hal-hal yang perlu diperhatikan
a.Sebelum pembedahan:
-Persetujuan pasien(inform consent)
-Indikasi dan kontraindikasi perawatan misalnya melihat riwayat kesehatan,besar kerusakan jaringan
periodontal dan lain-lain.
-Pengendalian infeksi/initial phase.
-Pengendalian kecemasan
-Asepsis operator.
-Pemilihan anestesi yang tepat.
b.Pembedahan:melakuakn tehnik2 pembedahan sesuai dengan prosedur serta ketenangan dan kecermatan.
c.Pasca atau sesudah pembedahan.

-Intruski pasien pasca operasi :Hindari makan atau minum selama satu jam.
Jangan minum-minuman panas dan alcohol selama 24 jam,jangan berkumur-kumur satu hari setelah
operasi.
Jangan makan makan yang keras,kasar dan lengket dan kunyahlah makanan dengan sisi yang tidek
dioperasi.
Minumlah analgesic bila pasien merasa sakit setelah efek anestesi hilang.Pengguanan aspirin
merupakan kontraindikasi karena akan memperpanjang waktu perdarahan.
Gunakan larutan kumur saline hangat setelah satu hari operasi.dan bila perlu gunakan obat kumur
klorhexidin tiap pagi dan malam hari sebagai pengontrolan plak secara mekanis.
Bila terjadi perdarahan,tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu tangan bersih
yang sudah dipanaskan,jangan berkumur dan segera hubungi dokter bila perdarahan belum berhenti.
Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.
Dan bila terjadi pembengkakan atau rasa sakit pasca perawatan segera hubungi dokter.

8.Definisi kegagalan gingivektomi:


Apabila perawatan yang dilakukan tidak sempurna ssehingga menyebabkan inflamasi dapat kembali terulang.

Kegagalan inidapat terjadi akibat:Seleksi kasus yang tidak sesuai(indikasi dan kontraindikasinya)
misalnya pada kasus infrabony dan kelainan tulang.
Menandai pocketnya dengan pocket markernya kurang sempurna atau salah.
Tidak sempurnanya dalam mengeliminasi pocket.
Insisi kurang sempurna sehingga irisan gingivanya tidak rata/bergerigi.
Pemasangan dressing yang terlalu longgar.
Dressing lepas.
Kurangnya penggunaan dressing guna menutupi lukanya.
.Kegagalan untuk menghilangkan factor etiologic seperti kalkulus,plak.
Adanya kegagalan untuk mengeliminasi atau mengontrol factor predisposisi.dan lain-lain.

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

9.Apabila terjadi kegagalan berakibat apa


a.Penyakit(pocket dan gingival enlargement) kambuh lagi bila ada dinding jaringan poket tetap tertinggal
akibat insisi,skaling dan root planning yang tidak sempurna.
b.Adanya proliferasi jaringan granular akibat insisi yang tidak sempurna(ini dapat terjadi karean pisau yang
digunakan kurang tajam)
c.Akan memperburuk keadaan jaringan periodontal.
d.Adaya inflamasi kambuhan.
10.Mekanisme penyembuhan gingival setelah dilakukan gingivektomi.
Luka jaringan ikat tertutup beku darah.daerah dibaliknya akan mengalami faseinflamasi akut yang
singkat,diikuti dengan demolisi dan organisasi.sel-sel epitel bermigrasi dari tepi luka ke balik beku darah.sel
akan menutupi luka dalam waktu 7 -14 hari dan terkeratinisasi setelah 2-3 minggu.pemntukan perlekatan
epitel yang baru berlangsung selama 4 minggu.keberhasilan mulut yang baik sangat diperlukan selama
periode pemulihan ini.
Bekuan darah diatas jaringan ikat yang terbuka, setelah beberapa jam, jaringan ikat membentuk jaringan
granulasi(jaringan ikat yang berproliferasi ditandai dengan aktivitas mitotic pada fibroblast,sel2 endotelial
kapiler serta sel2 mesenkhim yang tidak berdiferensiasi), jaringan granulasi naik ke permukaan dan
diinfiltrasi dan diselimuti oleh sel-sel neutrofil, (urut-urutan permukaan luka yang menyembuh ini
adalah:jaringan ikat,jaringan granulasi,selapis tipis zona neutrofil,bekuan darah).
Dari tepi luka,epitel berproliferasi dan bermigrasi melewati zona granulasi dan zona neutrofil dan berada
dibawah beku darah hingga mencapai permukaan gigi, immature
Fibroblast pada jaringa granulasi, memproduksi kolagen, immature/belum sempurna, bekuan darah
mengelupas.
Epitel dan fibroblasi berproliferasi terus , hingga mature ,kemudian membentuk kembali sulkus gingival
normal bila tidak teriritasi adanya agen bakteri, bundel serabut-serabut sembuh dengan sempurna dan teratur.
Scenario
1.Hubungan gingivektomi dengan penyakit sistemik?
Contohnya:
Diabetes mellitus dapat menurunkan sintesa kolagen dan bertambahnya aktivitas kolagenese selain sehingga
dikhawatirkan bila melakukan tindakan gingivektomi pada pasien diabetes tidak terkontrol akan
mengakibatkan penyembuhan luka bedah atau regenerasi yang lama sehingga rentan terjadinya invasi
bakteri.
Kelainan darah: misalnya trombositopenia bila dilakukan perawatan gingivektomi akan menyebabkan waktu
perdarahan menjadi panjang setelah prosedur perawatan dan proses pemebekuan darah terganggu sehingga
proses regenerasi dalam penyembuhan luka menjadi terganggu.
Pengguanaan obat-obatan sistemik:
a.Pembesaran gingival karena fenitoin(dilantin) sebagai obat-obatan antiepilepsi,siklosporin sebagai
imunosupresif untuk menghindari adanya penolakan terhadap transplatasi organ, dan nifedipine sebagai
calcium blokers( penghambat kalsium) guna perawatan hipertensi ini dapat menyebabkan gingival
enlargement sehingga apabila dilakasanakan gingivektomi tanpa adanya penggantian obat alternative lain
maka bila dilakukan perawatan bedah maka gingival enlargement ini dapat kembali terjadi(kambuh).
b.Mekanisme obat-obatan ini dapat menyebabkan gingival enlargement belum jelas tetapi menurut teori ini
disebutkan bahwa:
-Pengaruh obat atau metabolit secara tidak langsung.
Obat ini menstimulasi diproduksinya IL 2 dan sel T oleh fibroblast gingival sehingga yang akan menstimulasi
proliferasi atau sintesa kolagen.
-Pengaruh obat secara langsung.
4

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

Obat ini secara langsung dapat menstimulasi proliferasi fibroblast gingival,sintesa protein dan produksi
kolagen.
-Adanya pengmabtan aktivitas kolagenase dan degradasi kolagenase.
2.Kenapa tidak dapat dilakukan perawatan ortho ketika terjadi gingival enlargement?
Karena gingival enlargement sudah menutupi bagian permukaan gigi,sedangkan pemasangan braket sendiri
harus berada pada bagian tengah permukaan gigi guna pergerakan gigi.sehingga sebelum dilakuan perawatan
ortho harus digingivektomi terlebih dahulu untuk memberikan ruang bagi kawat braket agar bisa dipasang
secara sempurna.
3.Apakah perawatan kasus ini Cuma gingivektomi?
-Tidak,disertai perawatan Gingivoplasti: tindakan bedah untuk mengembalikan kontur gingival fisiologis
yang dapat mencegah kambuhnya penyakit periodontal.
4.Apa penyebab pasien menderita gingival enlargement?
Ini terjadi pasien menderita fibromatosis herediterseperti ayah dan adiknya (kelainan karena factor
keturunan,pada penderita ini gusi tampak normal pada saat lahir tapi mulai membesar saat erupsi gigi sulung
akibat terdapat proliferasi jaringan fibrous yang berlebihan.)
5.Apakah terdapat hubungan gigi yang berjejal terhadap gingival enlargement?
Iya ada karena gigi berjejal ini dapat menyebabkan proses pembersihan gigi geligi menjadi kurang sempurna
sehingga akumulasi plak,impaksi makanan dan kalkulus menjadi banyak sehingga menyebabkan gingival
enlargement akibat inflamasi.
a.Plak:
Adalah:suatu massa dari
microbial dan sisa-sisa produk dari bakteri yang melekat pada gigi dan gingival.dan akan bertambah banyak
massa ini bila seseorang mengabaikan keberihan gigi dan
mulut.
Penyakit periodontal yang berkaitan dengan
plak ditandai adanya inflamasi.
Respon inflamsi ini terjadi karena produk bakteri dan enzim2 dari
bakteri sehingga dapat mengaktivasi system komplemen yang menimbulkan pembentukan protein aktif secra
biologi.protein aktif ini menstimulasi peningkatan permeabilitas vascular yang disertai migrasi sel-sel radang
dari pembuluh darah,respon kemotaktik,perlekatan sel dan fagositosis sehingga bila system imun humoral dan
seluler lemah maka gingival enlargement atau gingivitis pun muncul dan bila terjadi penyebaran atau
perluasan inflamasi karena bakteri plak maka penyakitpun dapat berlanjut.
b.Impaksi makanan:
Adanya makanan yang tersisa didalam mulut ini menyebabkan akumulasi plak menjadi tinggi pada daerah
tersebut. Akumulasi plak dan sisa makanan ini dapat mempercepat proses karies dan penyakit periodontal
menjadi lebih tinggi.selain itu sisa makanan ini dpat memperparah penyakit periodontal jika debris makanan
ini dapat masuk kedalam pocket gigi.
c.Kalkulus:
Adalah plak yang terkalsifikasi yang biasanya tertutup oleh lapisan lunak plak bakteri.
Kalkulus yang permukaan kasar ini memungkinkan terbentuknya akumulasi plak pada daerah
tersebut.sehingga kalkulus yang terselimuti plak ini dapat mengiritasi gingival dan terjadinya pembentukan
poket.
6.Terdapat pembesaran tetapi tidak disertai inflamasi?
Ini terjadi karena pasien menderita fibromatosis herediter yang terjadi karena factor keturunan,pada penderita
ini gusi tampak normal pada saat lahir tapi mulai membesar saat erupsi gigi sulung akibat terdapat proliferasi
jaringan fibrous yang berlebihan.Pada tipe pemebesaran gingival ini adalah hyperplasia yaitu pembesaran
gingival karena pertambahan produksi sel-sel karena factor keturunan bukan karena inflamasi yaitu dengan
tipe pembesaran hipertrofi.
7.Hubungan apa gingival enlargement dengan gigi yang direstorasi.
a.Gigi yang direstorasi merupakan initial phase karena apabila gigi karies maka dapat merangsang timbunan
plak yang banyak.Kavitas karies yang terutamanya terletak didekat tepi gingival. timbunan plak yang berlebih
5

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

ini menyebabkan proses inflamasipun berlebih (terjadi gingivitis dengan gambaran klinis kemerahan pada
margin gingival,pembengkakan/pembesaran dengan tingkat yang bervariasi,adanya perdarahan dan
penambahan kedalaman saat probing serta terjadi perubahan bentuk gingival).selain itu pada karies yang
besar/tinggal akar dapat mengganggu stabilitas gigi sehingga respon terhadap perawatan periodontalpun
menjadi buruk.oleh sebab itulah frekuensi karies harus diminimalisir dengan mnelkukan penambaln/restorasi.
b.Restorasi yang keliru misalnya overhanging(tepi yang menggemper),permukaan yang kasar dan kontur yang
buruk dapat menyediakan tempat untuk pembentukan dan perlekatan plak.selain itu karena restorasi yang
keliru juga pembersihan plak sulit untuk dilakukan sehingga menjadi tempat perkembangbiakan bakteri dan
proses inflamasi semakin berlebih.inflamasi yang berkelanjutan dapat menyebabkan gingival enlargement.
8.Relasi gigi molar klas 2 terhadap gingival enlargement.
Iya ada karena dengan adanya relasi molar yang menyebabkan maoklusi ini dapat menyebabkan proses
pembersihan gigi geligi menjadi kurang sempurna sehingga akumulasi plak,impaksi makanan dan kalkulus
menjadi banyak sehingga menyebabkan gingival enlargement akibat inflamasi.
d.Plak:
Adalah:suatu massa dari microbial dan sisa-sisa produk dari bakteri yang melekat pada gigi dan gingival.dan
akan bertambah banyak massa ini bila seseorang mengabaikan keberihan gigi dan mulut. Penyakit
periodontal yang berkaitan dengan plak ditandai adanya inflamasi. Respon inflamsi ini terjadi karena produk
bakteri dan enzim2 dari bakteri sehingga dapat mengaktivasi system komplemen yang menimbulkan
pembentukan protein aktif secra biologi.protein aktif ini menstimulasi peningkatan permeabilitas vascular
yang disertai migrasi sel-sel radang dari pembuluh darah,respon kemotaktik,perlekatan sel dan fagositosis
sehingga bila system imun humoral dan seluler lemah maka gingival enlargement atau gingivitis pun muncul
dan bila terjadi penyebaran atau perluasan inflamasi karena bakteri plak maka penyakitpun dapat berlanjut.
e.Impaksi makanan:
Adanya makanan yang tersisa didalam mulut ini menyebabkan akumulasi plak menjadi tinggi pada daerah
tersebut. Akumulasi plak dan sisa makanan ini dapat mempercepat proses karies dan penyakit periodontal
menjadi lebih tinggi.selain itu sisa makanan ini dpat memperparah penyakit periodontal jika debris makanan
ini dapat masuk kedalam pocket gigi.
Kuretase, ENAP dan Gingivektomi
A. Kuretase
Kuretase adalah membuang atau membersihkan jaringan yang rusak, sementum nekrotik, serta jaringan yang
dapat mengiritasi gingival yang merupakan dinding dari poket.
Indikasi
1. Poket supraboni yang dangkal dengan dinding poket yang meradang dan oedematus ( 5 mm).
2. Poket infraboni yang dapat dicapai oleh alat (misalnya: gigi anterior).
Kontraindikasi
1.
2.
3.
4.

Dinding poket fibrotik


Poket yang dalam
Keterlibatan percabangan akar
Daerah yang sulit dijangkau/asesibilitas

Prosedur
1. Skeling dan root planing kunjungan I
2. Anaestesi lokal dgn cytoject
3. Masukkan kuret // aksisi gigi sampai dasar poket, sisi tajam pada epitel sulkuler
6

BAHAN LBM 7 BLOK 17


4.
5.
6.
7.
8.
9.

ISTIANAH

Lakukan pengerokan (kuret) beberapa kali


Irigasi
Tekan daerah operasi 3-5 menit
Suturing tentative
Aplikasi periodontal dressing
Kontrol 1 minggu

Pada pelaksanaannya kuretase dapat dilakukan dalam 2 tahap :

Kuretase gingival

Membuang jaringan yang rusak, jaringan granulasi pada gingival yang merupakan dinding dari poket. Pada
tahap ini perlu dilakukan secara hati-hati agar gingival tidak rusak atau sobek.

Kuretase subgingival

Menghilangkan epithelial attachment dengan jalan memasukkan skeler di bagian apeks dari epithelial
attachment sehingga terjadi luka baru blood clot re-attachment. Karena pembuatan luka ini maka pada
kuretase perlu dilakukan anestesi.
Ket. A. Menghilangkan dinding poket. B. Menghilangkan epithelium junction dan jaringan granulasi. C.
Prosedur selesai.
B. Excisional New Attachment Procedure (ENAP)
ENAP adalah modifikasi kuretase dengan insisi dinding poket.
Indikasi
1. Indikasi umum = kuretase
1. Jika diperlukan eksisi
2. Gingiva keratin adekuat
3. Localized regio anterior, papilla interdental
4. Periodontitis ringan/sedang
Kontraindikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Periodontitis berat poket dalam


Poket infrabony
Gingiva keratin sempit
Kerusakan tulang alveolar
Jaringan hiperplastik
Keterlibatan furkasi
Daerah interproksimal sulit dijangkau

Prosedur
1. Anestesi (blok/infiltrasi)
2. Diukur kedalaman poket dengan poket probe
3. Dilakukan insisi di bagian dalam dari dinding poket (internal bevel incision)
dari margin gingival
menuju dasar poket.
4. Dilakukan eksisi dan penghalusan permukaan akar.
5. Dilakukan irigasi dengan larutan salin atau H2O2 3%
6. Bila gingival di bagian bukal dan lingual bisa ketemu dilakukan penjahitan,
bila tidak kontur dari
tulang dibentuk (rekonturing) hingga gingival di bagian
bukal dan lingual dapat bertemu dan
dijahit.
7

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

7. Luka ditutup dengan periodontal pek. Periodontal pek dilepas setelah 1 minggu
untuk melakukan oral fisioterapi dengan baik.

dan dianjurkan

Ket. A. Insisi bevel internal sampai ke bawah dasar poket. B. Setelah eksisi, dilakukanlah skaling dan root
planning.
C. Gingivektomi
Gingivektomi adalah pengambilan jaringan gingival yang tidak sehat yang membentuk dinding dari poket
dengan disertai skeling dan rootplanning.
Indikasi
1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang tetap ada
walaupun sudah
dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang cermat berkali-kali, dan keadaan dimana prosedur
gingivektomi akan menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang adekuat.
2. Adanya pembengkakan gingiva yang menetap di mana poket sesungguhnya dangkal namun
terlihat pembesaran dan deformitas gingiva yang cukup besar.
Bila jaringan gingiva merupakan
jaringan fibrosa, gingivektomi merupakan
cara perawatan yang paling cocok dan dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
3. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) di mana terdapat daerah
perlekatan
gingiva yang cukup lebar.
4. Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.
5. Flap perikoronal.
Kontraindikasi
1. Adanya kelainan (poket) dimana diperlukan pembentukan/perbaikan kontur dari tulang untuk
memperbaiki morfologi.
2. Dasar poket terletak di daerah mukogingival junction.
3. Pada keadaan yang mementingkan estetik, seperti pada bagian anterior maksila.
Prosedur
1. Anestesi
Anestesi dapat dilakukan dengan blok/infiltrasi. Dapat juga dilakukan dengan anestesi di tiap interdental papil
dan margin gingival.
1. Menandai poket
Untuk dapat menghilangkan seluruh dinding poket, batas apikal dari poket harus diidentifikasi terlebih dahulu
dan diberi tanda dengan menggunakan tang penanda poket atau sebuah probe periodontal. Beberapa tanda
yang dibuat pada gingiva fasial dan lingual dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat insisi
gingivektomi.
1. Insisi gingivektomi
Insisi dapat dibuat dengan bantuan beberapa buah pisau seperti misalnya; Swann-Morton No. 12 atau 15 pada
pegangan skapel konvensional; pisau Blake yang menggunakan blade disposable; pisau gingivektomi khusus
seperti Kirkand, Orban atau pisau Goldman-Fox yang harus diasah setiap akan digunakan. Pemilihan jenis
pisau yang akan digunakan adalah tergantung pada operator masing-masing, namun bila memungkinkan
selalu menggunakan blade yang disposable.
Insisi harus dibuat di sebelah apical dari tanda yang sudah dibuat yaitu di apical dasar poket dan bersudut 450
sehingga blade dapat menembus seluruh gingiva menuju ke dasar poket. Insisi yang kontinu (tidak berupa
insisi sabit yang terputus) dibuat mengikuti dasar poket. Insisi yang akurat akan dapat menghilangkan dinding
8

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

poket dan membentuk kontur jaringan yang ramping; bila insisi terlalu datar akan terbentuk kontur pasca
operasi yang kurang memuaskan. Kesalahan yang paling sering dibuat pada operasi ini adalah insisi pada
posisi koronal sehingga dinding dasar poket tetap tertinggal dan penyakit cenderung timbul kembali. Setelah
pembuatan insisi bevel, dapat dibuat insisi horizontal di antara setiap daerah interdental dengan menggunakan
blade yang mempunyai pegangan skapel konvensional, untuk memisahkan sisa jaringan periodontal.
1. Pemotongan Jaringan
Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh dinding poket dari jaringan di bawahnya, dinding poket akan
dapat dengan mudah dihilangkan dengan kuret atau skaler yang besar. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan
granulasi dapat dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam untuk membuka permukaan akar. Di sini
dibutuhkan penyedotan yang efisien namun bila jaringan granulasi sudah dibersihkan seluruhnya perdarahan
umumnya akan sangat berkurang.
1. Skaling dan root planning
Permukaan akar harus diperiksa untuk melihat adanya sisa deposit kalkulus dan bila perlu permukaan akar
harus diskaling dan dilakukan root planning. Bila perlu, gingiva dapat dirampingkan dan dibentuk ulang
kembali dengan menggunakan skapel, gunting kecil atau diatermi. Kasa steril dapat ditempatkan di atas luka
untuk mengontrol perdarahan sehingga dapat dipasang dressing periodontal pada daerah luka yang relative
sudah cukup kering.
Dressing periodontal harus dipasang dengan hati-hati sehingga dapat menutupi daerah luka dan mengisi
seluruh ruang interdental. Dressing harus dimuscle trimming dengan cara menggerakkan bibir, pipi dan lidah
dan semua kelebihan dressing pada permukaan oklusal harus dibersihkan.
1. Perawatan pascaoperasi
Pasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pascaoperasi. Nasehat berikut ini
harus diberikan secara tertulis.
1. Hindari makan atau minum selama 1 jam.
2. Jangan minum-minuman panas atau alkohol selama 24 jam. Jangan berkumur-kumur satu hari setelah
operasi.
3. Jangan makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan kunyahlah makanan dengan sisi yang
tidak dioperasi.
4. Minumlah analgesik bila anda merasa sakit setelah efek anestesi hilang. Aspirin merupakan
kontraindikasi selama 24 jam.
5. Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan kumur klorheksidin di pagi
hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan pengontrolan plak secara mekanis. Larutan ini
dapat langsung digunakan pada hari pertama setelah operasi asalkan tidak dikumurkan terlalu kuat di
dalam mulut. Teh, kopi dan rokok harus dihindari bila anda menggunakan larutan kumur klorheksidin
untuk mengurangi stain.
6. Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu tangan bersih
yang sudah dipanaskan; jangan berkumur; hubungi dokter anda bila perdarahan tidak juga berhenti.
7. Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.
8. Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan bengkak timbul 2-3 hari
kemudian, segeralah hubungi dokter anda.
Antibiotik pascaoperasi sebaiknya hanya digunakan untuk kasus tertentu saja misalnya untuk penderita
diabetes dan penderita cacat. Dressing biasanya dibuka setelah satu minggu. Setelah semua kotoran sudah
dibersihkan dan luka diirigasi dengan air hangat. Bila luka masih belum terepitelisasi dengan baik dan masih
rentan, pasanglah dressing yang baru selama 1 minggu kemudian.
Setelah dressing dibuka, dapat diberikan instruksi perawatan selanjutnya. Larutan kumur klorheksidin dapat
tetap digunakan setiap pagi dan malam hari selama satu minggu, pemakaian yang berkepanjangan dapat
menimbulkan stain yang sulit dibersihkan. Pasien harus diberi dorongan untuk segera menyikat giginya
dengan sikat lembut dan air hangat.
9

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

Setelah 2 minggu, luka dapat diperiksa dan gigi dibersihkan. Kebersihan mulut penderita harus diperiksa
ulang sampai semuanya memuaskan dan pemulihan sempurna, baru kemudian dijadwalkan pengontrolan
ulang dengen interval 3-6 bulan kemudian.
D. Bedah Flap Periodontal untuk Perawatan Poket
Flap periodontal
Flap periodontal adalah memisahkan gingival/mukosa dengan jaringan dibawahnya sehingga pandangan
terhadap permukaan tulang dan akar gigi menjadi luas sehingga jaringan granulasi, semen yang nekrotik
maupun kalkulus subgingiva akan mudah dikeluarkan.
Bedah flap periodontal dapat dilakukan:
1. Partial thickness flap, yaitu pemisahan gingival tanpa mengikutsertakan perios, sehingga permukaan
tulang masih tertutup dengan perios
Indikasi :

Semua tipe periodontitis


Kedalaman poket lebih 6 mm

Kontra indikasi :

Attached gingiva sempit


Jika diperlukan tindakan osteoplasty/ostectomy

1. Full thickness flap, yaitu semua jaringan lunak termasuk perios dipisahkan dari tulang.
Indikasi :

Kerusakan tulang tidak teratur


Jika diperlukan osteoplasty
Hemiseksi gigi/reseksi akar gigi
Keperluan implant

Kontra indikasi :
Kasus-kasus partial flap reflection
Ket. A. Full thickness flap.
B. Partial thickness flap
Prosedur
1. Anestesi dapat blok atau infiltrasi
2. Menentukan kedalaman dari poket
3. Dibuat irisan vertikal
Dibuat dari margin gingival menuju mukobukalfold dikedua sisi lateral dari daerah operasi 5 mm dari
puncak interdental papil. Insisi vertikal ini dibuat untuk kasus dimana poket-poket dalam dan untuk melihat
kelainan di apikal sangat sulit.
1. Dibuat irisan horizontal
Dengan memotong tiap interdental papil atau secara internal bevel incision untuk memisahkan gingival di
bagian bukal dan lingual.
1. Flap dibuat dengan cara melepaskan gingival dari tulang.
2. Jaringan granulasi diambil dengan kuret. Kalkulus, semen yang nekrotik dibersihkan. Flap bagian
dalam dikuret sehingga bersih dari jaringan granulasi atau yang mengalami kerusakan.
3. Margin gingival yang tidak sempurna bentuknya dipotong untuk mendapatkan bentuk yang baik.
4. Dilakukan irigasi dengan larutan salin atau H2O2 3 %.
10

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

5. Setelah terbentuk blood clots dengan hati-hati flap dikembalikan, ditekan-tekan dengan kasa steril dan
dijahit pada tiap-tiap interdental papil dan pada irisan vertical.
6. Luka ditutup dengan periodontal pek.
Flap Ginginva
Flap gingiva adalah kuretase subgingiva yang dikerjakan dengan pisau. Bagian yang terletak lebih dalam
(epitel, perlekatan epitel dan jaringan granulomatus) pada poket periodontal dieksisi dan jaringan gingiva
yang tersisa dilekatkan kembali ke permukaan akar gigi yang telah dibersihkan, agar membentuk perlekatan
baru selama proses penyembuhan. Flap gingiva tidak pernah dibuat melebihi partautan mukogingiva. Jadi,
gingiva tetap melekat ke tulang alveolar.
Indikasi
1. Poket subraboni dengan kedalaman dangkal hingga moderat (5 mm atau kurang) dapat memiliki lebar
serta ketebalan jaringan berkeratin yang cukup.
2. Regio anterior, dimana estetik menjadi pertimbangan dan diperlukan akses yang baik ke permukaan
akar untruk melakukan root planing.
Kontraindikasi
1. Zona jaringan berkeratin yang tersedia tidak mencukupi.
2. Terdapat cacat tulang yang memerlukan koreksi.
3. Terdapt poket palsu yang memerlukan koreksi.
Prosedur Pembedahan
Setelah pasien dapat menjalankan pengendalian plak yang baik dan fase pengendalian bakteri telah selesai
dilaksanakan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Anestesi daerah yang akan dibedah.
2. Buat insisi internal dengan bevel menggunakan pisau bedah dari mulai tepi jaringan gingiva ke arah
apikal hingga mencapai puncak tulang alveolar.
3. Gerakkan pisau bedah ke arah interproksimal baik pada aspek fasial dan lingual sedemikian rupa,
hingga papila interdental dapat dipertahankan sebanyak mungkin. Maksud dari langkah ini adalah
untuk memotong bagian dalam dinding jaringan lunak poket, di sekeliling permukaan gigi. Flap tidak
dilepaskan seluruhnya dari perlekatannya ke tulang alveolar (berbeda dari flap mukoperiosteal).
4. Insisi sekunder dibuat dari dasar poket melewati serabut puncak tulang alveolar ke arah puncak tulang
alveolar dan ke arah interproksimal melewati serabut transeptal.
5. Buang jaringan yang telah dieksisi dengan kuret.
6. Bersihkan semua sementum nekrotik denga cermat. Permukaan akar harus menjadi keras dan halus,
bebas dari plak dan kalkulus. Serabut jaringan ikat yang mendukung lebar biologis dan masih melekat
ke permukaan gigi sekitar 1-2 mm koronal terhadap puncak alveolar tidak boleh dihilangkan.
7. Bilas daerah operasi dengan air steril atau larutan normal saline steril, kemudian periksa kembali
permukaan akar, apakah masih ada plak atau kalkulus yang tertinggal dan hilangkan bekuan darah
yang terlampau besar.
8. Lekatkan kembali tepi flap ke permukaan akar. Apabila tepi-tepi tersebut tidak dapat beradaptasi
dengan baik, bentuklah tulang di bawahnya hingga tercapai perlekatan tepi flap yang baik.
9. Jahit di bagian interproksimal dengan jahitan terputus atau matras vertikal.
10. Tekan bagian fasial dan lingual daerah operasi selama 2-3 menit. Gunakan kain kasa yang telah direndam
larutan saline, agar bekuan darah yang terbentuk di antara gigi dan jaringan lunak berukuran sekecil mungkin.
11. Pasang dresing periodontal menutupi daerah operasi, jaga jangan sampi dresing masuk di antara gigi dan
jaringan.
12. Lepaskan dresing dan buka jahitan pada hari ke 7 hingga ke 10, dan poles daerah tersebut.
13. Ulangi instruksi pengendalian plak di daerah operasi pada pasien. Latih pasien untuk menyikat gigi dan
menggunakan benang gigi di daerah tersebut dengan cermat dan hati-hati. Teknik menyikat gigi roll dan
penggunaan benang gigi di daerah tepi gingiva selama periode penyembuhan awal dapat memberikan kontrol
plak yang baik tanpa mengganggu proses penyembuhan jaringan gingiva terhadap permukaan gigi.
11

BAHAN LBM 7 BLOK 17

ISTIANAH

Kebersihan bergantung pada pengendalian plak selama masa kritis 4 mingu pertama proses penyembuhan.
14. Poles permukaan gigi seminggu sekali, selam 4 minggu pascaoperasi.
15. Jangan lakukan probing selama waktu 3 bulan pascaoperasi, agar perlekatan epitel dan serabut jaringan
ikat ke permukaan gigi terbentuk dengan sempurna.
E. Cara Mengukur Kedalaman Poket
Pemeriksaan poket periodontal harus mempertimbangkan: keberadaan dan distribusi pada semua permukaan
gigi, kedalaman poket, batas perlekatan pada akar gigi, dan tipe poket (supraboni atau infaboni; simple,
compound atau kompleks). Metode satu-satunya yang paling akurat untuk mendeteksi poket peridontal adalah
eksplorasi menggunakan probe peridontal. Poket tidak terdeteksi oleh pemeriksaan radiografi. Periodontal
poket adalah perubahan jaringan lunak. Radiografi menunjukkan area yang kehilangan tulang dimana
dicurigai adanya poket. Radiografi tidak menunjukkan kedalaman poket sehingga radiografi tidak
menunjukkan perbedaan antara sebelum dan sesudah penyisihan poket kecuali kalau tulangnya sudah
diperbaiki. Ujung gutta percha atau ujung perak yang terkalibrasi dapat digunakan dengan radiografi untuk
menentukan tingkat perlekatan poket peridontal.
Menurut Carranza (1990), kedalaman poket dibedakan menjadi dua
jenis, antara lain:
1. Kedalaman biologis
Kedalaman biologis adalah jarak antara margin gingiva dengan dasar poket (ujung koronal dari
junctional epithelium).
1. Kedalaman klinis atau kedalaman probing
Kedalaman klinis adalah jarak dimana sebuah instrumen (probe) masuk kedalam poket. Kedalaman penetrasi
probe tergantung pada ukuran probe, gaya yang diberikan, arah penetrasi, resistansi jaringan, dan
kecembungan mahkota. Kedalaman penetrasi probe dari apeks jaringan ikat ke junctional epithelium adalah
0.3 mm. Gaya tekan pada probe yang dapat ditoleransi dan akurat adalah 0.75 N. Teknik probing yang benar
adalah probe dimasukkan pararel dengan aksis vertikal gigi dan berjalan secara sirkumferensial
mengelilingi permukaan setiap gigi untuk mendeteksi daerah dengan penetrasi terdalam (Carranza, 1990).
Jika terdapat banyak kalkulus, biasanya sulit untuk mengukur kedalaman poket karena kalkulus menghalangi
masuknya probe. Maka,dilakukan pembuangan kalkulus terlebih dahulu secara kasar (gross scaling) sebelum
dilakukan pengukuran poket (Fedidkk, 2004)
Ket. Probe berjalan untuk mengetahui poket dan perluasannya.
(Carranza, 1990)
Untuk mendeteksi adanya interdental craters, maka probe diletakkan secara oblique baik dari permukaan
fasial dan lingual sehingga dapat mengekplorasi titik terdalam pada poket yang terletak di bawah titik kontak
(Carranza, 1990).
Ket. Insersi probe secara vertikal (kiri) tidak mendeteksi interdental crater; probe dengan posisi oblique
(kanan) mencapai titik terdalam crater. (Carranza, 1990)
Pada gigi berakar jamak harus diperiksa dengan teliti adanya keterlibatan furkasi. Probe dengan desain khusus
(Nabers probe) memudahkan dan lebih akurat untuk mengekplorasi komponen horizontal pada lesi furkasi
(Carranza, 1990).
Ket. Eksplorasi dengan probe periodontal (kiri); Nabers probe (kanan) (Carranza, 1990)
Selain kedalaman poket, hal lain yang penting dalam diagnostik adalah penentuan tingkat perlekatan (level of
attachment). Kedalaman poket adalah jarak antara dasar poket dan margin gingiva. Kedalaman poket dapat
berubah dari waktu ke waktu walaupun pada kasus yang tidak dirawat sehingga posisi margin gingiva pun
berubah. Poket yang dangkal pada 1/3 apikal akar memiliki kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan
poket dalam yang melekat pada 1/3 koronal akar. Cara untuk menentukan tingkat perlekatan adalah pada saat
margin gingiva berada pada mahkota anatomis, tingkat perlekatan ditentukan dengan mengurangi kedalaman
poket dengan jarak antara margin gingiva hingga cemento-enamel junction (Carranza, 1990).
Insersi probe pada dasar poket akan mengeluarkan darah apabila gingiva mengalami inflamasi dan epithelium
poket atrofi atau terulserasi. Untuk mengecek perdarahan setelah probing, probe perlahan-lahan dumasukkan
ke dasar poket dan dengan berpindah sepanjang dinding poket. Perdarahan seringkali muncul segera setelah
penarikan probe, namun perdarahan juga sering tertunda hingga 30-60 detik setelah probing (Carranza, 1990).
12

Anda mungkin juga menyukai