Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

GINGIVEKTOMI
KEPANITERAAN KLINIK PERIODONSIA

Operator : Gagah Kusuma A


Pembimbing : drg. Ade Ismail, MDsC, Sp.Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS


ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

Pembesaran gingiva didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana ukuran gingiva


bertambah dari normal yang dapat menimbulkan masalah estetis dan kebersihan gigi
geligi. Peningkatan ukuran gingiva merupakan gambaran umum terjadinya penyakit gingiva.
Istilah untuk kondisi tersebut adalah gingival enlargement atau gingival overgrowth. Keadaan
tersebut merupakan respon tubuh terhadap berbagai rangsangan mulai dari plak yang
terinduksi sistemik, gangguan hormonal, obat yang diinduksi dan genetik (Newman, 2006 ;
Pinto dkk, 2017).
Pengaruh piranti orthodontik cekat terhadap kondisi jaringan periodontal secara
umum adalah terdapatnya kondisi yang memungkinkan untuk terjadinya penumpukan
plak. Hal ini diperberat oleh sulitnya menjaga oral hygiene yang berkaitan dengan
menurunnya kesehatan periodontal pada pengguna piranti orthodontik cekat. Mekanisme
terjadinya gingival enlargement pada pemakaian piranti orthodontik belum dipahami
sepenuhnya, namun penelitian terdahulu menunjukkan hubungan positif antara
penggunaan piranti orthodontik cekat dengan gingivitis dan gingival enlargement (Pinto dkk,
2017)
Gingival Enlargement menyebabkan lebih banyak akumulasi plak dan peradangan.
Dengan demikian, kemungkinan ada transformasi dari sulkus gingiva menjadi poket
periodontal. Perawatan periodontal diawali dengan initial phase therapy yang meliputi dental
health education (DHE), scaling dan root planning, serta kuretase bila terdapat keradangan
atau poket. Pembesaran gingiva yang tidak mengecil setelah dilakukan tahapan perawatan
tersebut, maka diperlukan suatu tindakan pembedahan pada gingiva (Newman, 2006 ;
Kavitha, 2019).
Tindakan yang dapat dilakukan pada pasien dengan gingival enlargement yaitu
gingivektomi. Gingivektomi adalah prosedur eksisi gingiva/ pemotongan jaringan gingiva
dengan membuang dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan
keradangan gingiva, sehingga mendapatkan gingiva yang fisiologis, fungsional dan
estetikbaik. Keuntungan gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat mengeliminasi poket
secara sempurna, meningkatkan aksesibilitas dan visibilitas untuk eliminasi kalkulus
secara menyeluruh, morfologi gingiva dapat diprediksi sesuai keinginan (Kavitha, 2019).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gingivectomi
Gingivectomi merupakan sebuah eksisi gingival, dengan cara menghilangkan dinding pocket.

 Tujuan Gingivectomi

Gingivectomi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan visibilitas dan akses


untuk tindakan scaling dan root planning secara keseluruhan, menciptakan
lingkungan yang baik untuk penyembuhan gingival, dan pengembalian kontur
fisiologis.

 Indikasi
 Eliminasi poket suprabony, yang dalam jika poket terasa kenyal dan fibros.
 Eliminasi perbesaran gingiva
 Kontraindikasi
 Jika diperlukan bedah tulang alveolar
 Situasi dimana dasar pocket ada di bawah dari mucogingival junction
 Poor oral hygiene
 Inflamsi akut
 Frekuensi karies tinggi

B. Teknik Gingivectomi
Teknik gingivectomi dapat dilakuakan dengan scalpel, electrode, laser beam atau
bahan kimia.
 Step 1
Lakukan anastesi, setelah itu pocket ditelusuri dengan menggunakan periodontal
probe ditandai dengan pocket marker. Setiap pocket ditandai di beberapa area
membentuk outline pada permukaan gingival. Buat titik-titik perdarahan diseluruh
daerah yang memiliki poket.
 Step 2

Insisi menggunakan Periodontal knives (ex. Kirkland knives) untuk menginsisi


bagian permukaan fasial, mesial serta pada bagian distal. Insisi dimulai dari daerah
apical terlebih dahulu dilanjutkan ke bagian korona pada titik diantara dasar poket
pertemuan tulang. Sedekat mungkin dengan tulang alveolar tanpa menghilangkan
jaringan lunak yang melindungi tulang. Insisi dilakukan 45 derajat pada permukaan
gigi.

 Step 3

Dinding poket yang telah diinsisi dibuang, bersihkan daerah operasi dengan kasa
steril dan tampon

 Step 4

Dengan berhati-hati lakukan kuretase pada jaringan granulasi dan hilangkan sisa
calculus di cementum nekrotik, hingga permukaan bersih dan halus.

 Step 5

Recontouring gingiva dengan menggunakan periodontal knives

 Step 6

Irigasi dengan saline dan tutup area operasi dengan surgical pack/ periodontal pack.
C. Medikasi Pasca Gingivectomi

Pasca operasi pemberian resep obat antibiotic, antinflamasi dan analgesik

1. Instruksi kepada pasien Hindari makan atau minum selama 1 jam.

2. Hindari makan dan minum-minuman panas .

3. Jangan makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan kunyahlah makanan dengan
sisi yang tidak dioperasi.

4. Minumlah analgesik bila anda merasa sakit setelah efek anestesi hilang. Aspirin
merupakan kontraindikasi selama 24 jam.

5. Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan kumur
klorheksidin di pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan pengontrolan
plak secara mekanis. Larutan ini dapat langsung digunakan pada hari pertama setelah
operasi asalkan tidak dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut. Teh, kopi dan rokok
harus dihindari bila anda menggunakan larutan kumur klorheksidin untuk mengurangi
stain.

6. Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu
tangan bersih. hubungi dokter anda bila perdarahan tidak juga berhenti.

7. Sikat gigi untuk sementara bagian mulut yang tidak dioperasi saja.

8. Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan bengkak timbul
2-3 hari kemudian, segeralah hubungi dokter.
D. Komplikasi Gingivectomi

Setiap tindakan bedah yang dilakukan selalu ada kemungkinan untuk terjadi

komplikasi, begitu pula pada tindakan gingivectomi. Beberapa komplikasi yang dapat

muncul pasca gingivectomi antara lain rasa sakit, timbulnya rasa tidak enak pasca operasi

(ketidaknyamanan), hematoma, pembengkakan yang berlebihan, proses penyembuhan

yang lambat,

a. Rasa Sakit dan Ketidak nyamanan

Rasa sakit dan tidak nyaman muncul pada waktu kembalinya sensasi (saat kerja obat

anestesi telah usai). Oleh karena itu, analgesic diperlukan untuk mengontrol rasa sakit

dan tidak nyaman setelah operasi dilakukan.

b. Pembengkakan yang berlebihan

Pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam sesudah pembedahan.

Pembengkakan dapat bertahan 1 minggu. Aplikasi dingin dilakukan pada daerah wajah

dekat dengan daerah yang dilakukan pembedahan.

c. Hematoma

Hematoma terjadi akibat adanya hemorrhage kapiler yang berkepanjangan. Pada

hematoma, darah berakumulasi di dalam jaringan tanpa bisa keluar dari luka yang

tertutup maupun flap yang telah dijahit. Hematoma yang terjadi dapat hematoma

submukosal, subperiosteal, intramuskular dan fasial. Terapi untuk hematoma adalah

dengan aplikasi dingin pada 24 jam pertama, lalu diikuti dengan aplikasi panas. Kadang

pemberian antibiotik dianjurkan untuk mencegah supurasi dari hematoma, dan analgesik

untuk mengurangi rasa sakitnya.


KASUS
A. Identitas Pasien
1. Nama Inisial : EEW
2. No. Rekam Medis : 030417
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tanggal Lahir : 17 Oktober 1999
5. Alamat : Jepara
6. Kewarganegaran : Indonesia
7. Pekerjaan : Mahasiswi

B. Informasi Medis
1. Golongan darah :-
2. Penyakit gastrointestinal : Tidak ada
3. Penyakit jantung : Tidak ada
4. Penyakit diabetes : Tidak ada
5. Haemofilia : Tidak ada
6. Hepatitis : Tidak ada
7. Penyakit lainnya : Tidak ada
8. Alergi terhadap obat : Tidak ada
9. Alergi terhadap makanan : Tidak ada

C. Pemeriksaan Klinis
1. Subjektif
Seorang pasien perempuan berusia 23 tahun dating ke RSIGM SA dengan
keluhan gusi depan bagian bawah tampak membesar sejak kurang lebih 1 tahun
yang lalu Pasien tidak memiliki keluhan nyeri dengan adanya gusi membesar
tersebut. Pasien telah melakukan pembersihan karang gigi 2 minggu yang lalu.
Pasien menyikat gigi 2x sehari pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.
Pasien memiliki kebiasaan buruk mengunyah satu sisi pada sisi kanan. Pasien
tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, alergi obat-obatan, maupun makanan.
2. Objektif
KU : Baik
TD : 98/70 mmHg
TB : 165 cm
BB : 52 cm
OHI : 1,16 (Baik)
GI : 1,03 (Gingivitis ringan)
Kontur gingiva : Unstipling
Warna gingiva : Kemerahan pada regio 3 dan 4
Konsistensi gingiva : Kenyal
Papila interdental : Membulat
Pocket Depth :-
Missing teeth :-
Sisa akar :-
Karies : Gigi 16, 17, 36, 37, 47
Enlargement : Interdental gigi 31,32,41,42 (Grade 1 Miller)
BOP : (+) gigi 31, 37, 41 (distal), 47 (mesial)
Resesi gingiva : (-)

D. Assessment  Ginggivitis Kronis

E. Rencana Perawatan Pasien / Planning


Kunjungan ke I  22 April 2022  Indikasi gingivektomi
Kunjungan ke II  20 Mei 2022  Tindakan gingivektomi
Terapi Periodontal:
Fase I  DHE, Scaling dan Root Planing
Fase II  Gingivektomi interdental gigi 31, 32, 41, 42
Fase III  (-)
Fase IV  Cek OHI, GI, Oklusi dan Mobilitas gigi, serta Kondisi Patologis lainnya
F. Foto Klinis
KONTROL

A. Identitas Pasien
1. Nama Inisial : EEW
2. No. Rekam Medis : 030417
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tanggal Lahir : 17 Oktober 1999
5. Alamat : Jepara
6. Kewarganegaran : Indonesia
7. Pekerjaan : Mahasiswi

B. Informasi Medis
1. Golongan darah :-
2. Penyakit gastrointestinal : Tidak ada
3. Penyakit jantung : Tidak ada
4. Penyakit diabetes : Tidak ada
5. Haemofilia : Tidak ada
6. Hepatitis : Tidak ada
7. Penyakit lainnya : Tidak ada
8. Alergi terhadap obat : Tidak ada
9. Alergi terhadap makanan : Tidak ada

C. Pemeriksaan Klinis
1. Subjektif
Seorang pasien perempuan berusia 23 tahun datang ke RSIGM SA untuk
kontrol setelah dilakukan gingivektomi 6 hari lalu. Pasien mengaku tidak merasakan
sakit pasca tindakan, penyembuhan sudah baik. Pasien menyikat gigi pagi dan malam
sebelum tidur. Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk. Pasien tidak memiliki penyakit
sistemik, alergi obat, dan makanan.
2. Objektif
KU : Baik
TD : 113/79 mmHg
TB : 165 cm
BB : 52 cm
OHI : 1,16 (Baik)
GI : 1,03 (Gingivitis ringan)
Kontur gingiva : Unstipling
Warna gingiva : Kemerahan pada regio 3 dan 4
Konsistensi gingiva : Kenyal
Papila interdental : Membulat
Pocket Depth :-
Missing teeth :-
Sisa akar :-
Karies : Gigi 16, 17, 36, 37, 47
Enlargement : Interdental gigi 31,32,41,42 (Grade 1 Miller)
BOP : (+) gigi 31, 37, 41 (distal), 47 (mesial)
Resesi gingiva : (-)

A. Assesment
Gingivitis Kronis disertai gingival enlargement
B. Planning
- Fase I (Initial Therapy) : DHE , scaling dan root planing
- Fase II (Non – Surgical / Surgical Therapy) : Gingivektomi gigi 11,12,13,22
- Fase III (Reconstruction Therapy) : protesa gigi 16,37,46
- Fase IV (Maintanance Therapy) : Cek kembali OHI dan GI
C. Prosedur
1. Persiapan alat dan bahan :
 Saline  Povidone iodine
 Spuit 3 ml  Cotton roll
 Asam hyaluronat 0,2%  Kasa
 Scalpel  Od set, probe
 Blade #15
2. Desinfeksi daerah yang akan dianestesi dan gingiva menggunakan povidone
iodine

3. Aplikasikan anestesi topical

4. Anestesi infiltrasi pada daerah yang akan dilakukan tindakan dan cek anastesi

5. Tandai batas tepi gingiva yang akan dieksisi dengan poket marker bagian
fasial, mesial, distal (bleeding point)
6. Melakukan eksisi gingiva secara discontinu dengan blade no.15

7. Irigasi
8. Lakukan root planing jika terdapat kalkulus

9. Irigasi dan reconturing gingiva


10. Aplikasikan oxyfresh gell pada area luka selama 30 menit
11. Instruksi kepada pasien
- Tidak boleh makan dan minum min. 30 menit
- Tidak makan dan minum panas selama 24 jam
- Tidak boleh memainkan daerah operasi

- Tetap menjaga kebersihan rongga mulut dengan sikat gigi 2 kali sehari pada

pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur

- Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi berbulu lembut dan pasta

gigi berflouride

- Membersihkan sela-sela gigi dengan interdental brush

- Edukasi pasien untuk mengkonsumsi obat

- Kontrol H+7
Hasil Kontrol
1. Tidak ada keluhan dari pasien
2. Tidak ada kemerahan
3. Pasien tidak merasakan nyeri
4. Kondisi jaringan lunak baik, tidak menunjukan adanya iritasi
5. Pasien mengaku merasa nyaman, tidak menggangu fungsi pengunyahan, fungsi
bicara
BAB III

PROGNOSA

Hasil perawatan diperkirakan baik dengan alasan :

1. Keadaan umum pasien baik

2. Tidak memiliki penyakit sistemik dan tidak mengkonsumsi obat yang berpengaruh
terhadap jaringan periodontal

3. Tidak memiliki kebiasaan buruk

4. Pasien kooperatif dan komunikatif

LEMBAR PENGESAHAN DISKUSI


GINGIVEKTOMI
KEPANITERAAN KLINIK PERIODONSIA

Disusun Oleh :
Nabella Devyanna
21102100049

Telah disetujui oleh :

Semarang, 18 Mei 2022


Pembimbing Klinik, Operator

drg. Ade Ismail, MDsC, Sp.Perio Gagah Kusuma A

Anda mungkin juga menyukai