Anda di halaman 1dari 61

Edisi 2

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Islam sultan agung

BUKU PETUNJUK SKILLS LAB


MODUL 5.2
Management of Dental Diseases 1

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung


Alamat: JL. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112 PO Box 1054/SM
Telepon. (024) 6583584 ext. 592
Facsimile: (024) 6582455
MODUL 5.2
Management of Dental Diseases 1

BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Copyright @ by Faculty of Dentistry, Islamic Sultan Agung University.


Printed in
Semarang
Second Edition: 2019
Designed by: team Modul
Cover Designed by: team Modul
Published by Faculty of Dentistry, Islamic Sultan Agung University
All right reserved

This publication is protected by Copyright law and permission should be obtained from
publisher prior to any prohibited reproduction, storage in a retrieval system, or
transmission in any form by any means, electronic, mechanical, photocopying, and
recording or likewise
SKILL LAB MODUL 5.2

KOORDINATOR :
drg. Febia Astiawati Sugiarto, MH.Kes
Dr. drg. Sandy Christiono, Sp.KGA

TUTOR MODUL :
SGD 1 : drg. Rochman
SGD 2 : drg. Emil
SGD 3 : drg. Adisty Poetri
SGD 4 : drg. M. Dian
SGD 5 : drg. Mutia C
SGD 6 : drg. Ninuk
SGD 7 : drg. Rudi
SGD 8 : drg. Linda

REVIEWER :
drg. Musri Amurwaningsih, M.MedEd

KONTRIBUTOR
1. Bagian Kedokteran Gigi Anak
2. Bagian Orthodonsia
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, Robb seluruh alam yang
telah memberikan karunia kepada kami hingga kami dapat menyelesaikan Buku Petunjuk
Skill Lab Modul Management of Dental Diseases 1 Edisi ke 2. Sholawat dan salam
kepada Rasulullah Muhammad sholallahu alaihi wa salam beserta keluarga dan paa
sabatnya.
Buku petunjuk skill lab ini disusun dengan maksud memberikan tuntunan kepada
mahasiswa dalam melaksanakan skill lab pada modul 5.2 ini. Modul Management of
Dental Diseases 1 adalah modul yang mempelajari proses perkembangan psikologi anak
dalam menunjang perawatan operative dentistry terhadap penyakit jaringan keras gigi
dan jaringan keras selain gigi pada anak. Mahasiswa diharapkan telah memahami dasar-
dasar teori sebelum memulai skill lab.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku ini.
Oleh karena itu, saran-saran dari tutor maupun dari mahasiswa akan kami terima dengan
terbuka.
Semoga Petunjuk Skills Lab dalam modul 5.2 ini dapat bermanfaat dan membantu
siapa saja yang membutuhkannya.

Jazakumullhahi khoiron.

Tim Penyusun Modul


TATA TERTIB SKILLS LAB DAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa harus hadir di ruang skill lab/praktikum pada waktu yang telah
ditentukan dengan batas toleransi keterlambatan maksimal 20 menit.
2. Mahasiswa WAJIB berpakaian dan bersepatu rapi serta memakai jas praktikum.
3. Mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruangan tanpa seizin pembimbing.
4. Mahasiswa yang tidak hadir harus izin pada pembimbing.
5. Sebelum skills lab/ praktikum dilakukan, mahasiswa WAJIB membaca petunjuk
praktikum.
6. Setiap praktikum/skills lab harus membawa kain bersih (putih) +/- ukuran 40 x 40
cm yang akan digunakan untuk alas pada meja praktikum.
7. Selama skills lab berlangsung, mahasiswa WAJIB menjaga kebersihan dan
ketenangan ruangan.
8. Mahasiswa wajib menjaga peralatan yang disediakan
9. Kerusakan / kehilangan yang terjadi harus segera dilaporkan kepada petugas. Bila
tidak dilaporkan, kemudian diketahui oleh petugas/pembimbing, mahasiswa yang
bersangkutan akan menerima sanksi tambahan.
10. Sebelum bekerja menggunakan alat-alat, wajib mempelajari terlebih dahulu serta
mengerti cara penggunaannya

TATA TERTIB PERMINTAAN BAHAN DAN PEMINJAMAN ALAT


1. Permintaan bahan praktikum dilakukan maksimal 2 kali aplikasi/permintaan, jika
lebih dari itu maka mahasiswa WAJIB menyediakan sendiri.
2. Bahan dapat diambil pada petugas.
3. Mahasiswa harus menulis nota peminjaman alat yang dibutuhkan dan
mengambilnya pada petugas yang telah ditunjuk. Jika mengembalikan harus
tanda tangan pada nota pengembalian. Setiap peminjaman dan pengembalian
alat, dilakukan pengecekan alat oleh petugas dan disaksikan mahasiswa.
4. Selama pemakaian / praktikum, alat menjadi tanggung jawab mahasiswa
sepenuhnya, apabila terdapat kerusakan atau kehilangan maka mahasiwa WAJIB
menghadap Kepala Laboratrium dan MENGGANTI alat yang hilang/rusak.
SANKSI
Mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib diatas akan diberikan sanksi akademik
sesuai dengan jenis pelanggarannya.

BOBOT NILAI SKILL LAB


Selama kegiatan ketrampilan medik harian, mahasiswa akan dinilai penguasaan
tekhniknya (sistematis dan lege artis). Hasil penilaian harian ketrampilan medik akan
dipakai sebagai syarat untuk mengikuti ujian OSCE yang pelaksanaannya akan
dilaksanakan pada akhir semester.
Kelulusan OSCE didasarkan pada kelulusan tiap station. Jika mahasiswa tidak
lulus pada station tertentu, mahasiswa diwajibkan mengulang dan nilai skill belum dapat
dikeluarkan sebelum mahasiswa lulus skill tersebut.
Ketentuan bagi mahasiswa :
1. Bobot nilai Skill Lab
a. Nilai skills lab harian 50% dari nilai akhir skill lab
b. Nilai ujian OSCE 50% dari total nilai akhir skill lab
2. Mahasiswa dapat mengikuti ujian OSCE setelah menyelesaikan administrasi.
3. Apabila mahasiswa berhalangan hadir pada kegiatan Skills Lab dikarenakan:
a. Menjadi delegasi atau utuan mewakili institusi dalam sebuah acara dengan
menunjukkan Surat Tugas dari Fakultas
b. Rawat inap di rumah sakit dengan menunjukkan Surat Keterangan Rawat Inap
c. Melaksanakan ibadah Umroh/Haji dengan menunjukkan surat keterangan
peserta Umroh/haji dari biro yang digunakan serta menunjukkan copy paspor
setelah pelaksanaan ibadah umroh/haji
d. Duka cita dengan menunjukkan copy surat keterangan Kematian dari RT/RW
setempat
Maka mahasiswa diberikan penggantian kegiatan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
4. Prosedur penggantian KBM
Pengajuan permohonan penggantian dilakukan maksimal 1 minggu setelah
ketidakhadiran dengan regulasi sbb:

Mengambil form Surat keterangan (Surat


penggantian di TU Tugas/SKRI/dll)

Kaprodi PSPDG

ACC form
penggantian KBM

Pengajuan penggantian KBM


oleh PJ modul/pengampu
mata kuliah
DAFTAR SKILL LAB MODUL 5.2

Durasi
LBM Materi Skill Lab Departemen
(menit)
1 Anastesi intraligament pada decidui KGA 1 x 170
Interpretasi radiografis kelainan pulpa KGA 1 x 170
2
Perawatan Saluran Akar Gigi Decidui (Pulpotomi) KGA 2 x 170
3 Restorasi SSC KGA 2 x 170
Space Maintainer Ortho 1 x 170
4 Pembuatan Alat Space Maintainer Ortho 2 x 170
Pembuatan Klamer Ortho 2 x 170
PETUNJUK SKILL LAB

LBM 1
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1

ANASTESI INTRALIGAMENT PADA DECIDUI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu melakukan prosedur anestesi intraligamen pada decidui

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN


DISEDIAKAN MAHASISWA DISEDIAKAN KAMPUS
1. Kaca mulut 1. Handscoon
2. Sonde 2. Masker
3. Pinset 3. Citoject perSGD 1bh
4. Ekscavator 4. Carpule (larutan anestesi) jumlah
5. Bengkok ampul sesuai jumlah mahasiswa
6. Stopwatch 5. Jarum citoject sesuai jumlah
mahasiswa
6. Betadine
7. Topical anestesi
8. Kapas
9. Tampon
10. Phantom gigi dengan kasus gigi
persistensi

KETERAMPILAN YANG HARUS DISELESAIKAN

1. Pretest
2. Mempersiapkan Alat dan Bahan
3. Melakukan anestesi intraligament pada phantom
MATERI SKILL LAB

INJEKSI LIGAMEN PERIODONTAL

Injeksi teknik intraligament periodontal sebagai salah satu metode anestesi yang
digunakan ketika anestesi teknik supraperiosteal atau teknik blok gagal dilakukan dan
merupakan salah satu metode yang efektif untuk anak-anak. Teknik anestesi ini adalah
metode injeksi intraosesous dengan anestesi local yang mencapai “cancellous space” di
tulang melalui ligament periodontal. Teknik intaligament ini juga sebagai metode yang
baik untuk mendapatkan anestesi primer untuk satu atau dua gigi.
Teknik ini sederhana, hanya membutuhkan sedikit larutan anestesi dengan
prosedur yang instan. Jarum ditempatkan di sulkus gingiva dengan sudut 30 derajat
terhadap sumbu gigi, biasanya pada permukaan mesial, dan sepanjang permukaan akar.
Kemudian larutan anestesi dideponir sebanyak 0,2 ml ke ligamen periodontal. Untuk gigi
berakar lebih dari satu, injeksi dilakukan baik pada sisi mesial maupun distal. Tekanan
yang besar diperlukan untuk mempercepat masuknya larutan anestesi. Dosis yang
dianjurkan adalah sebanyak 0,2 ml untuk setiap akar.
Dental syringe dengan lengan logam atau teflon yang dapat membungkus
cartridge dan mencegah cartridge pecah. Syringe didesain secara khusus untuk injeksi
teknik ligament periodontal terdiri dari bagian jarum suntik, dan tuas press untuk
mendeponirkan larutan anesthesia dengan tekanan injeksi yang nyaman. Tuas press
pada syringe dapat mendeponirkan sebanyak 0,14 ml-0,2ml sekali tekan, terdapat bentuk
tuas yang menyerupai pistol dan tuas yang bentuknya seperti pena.
Ada beberapa dampak psikologis teknik intraligament ini pada pasien, terutama pasien
anak yang belum pernah dilakukan anestesi dengan teknik ini. Anak dapat melihat jarum
suntik saat akan dilakukan anestesi dengan teknik ini. Selain itu tuas press yang
menyerupai pistol mungkin akan memberikan reaksi cemas pada anak. Selain itu teknik
ini cukup mahal dibandingkan dengan syringe konvensional.

Keuntungan anestesi teknik intraligament periodontal :


1. Membantu sebagai kontrol nyeri dengan cepat dan mudah.
2. Dapat digunakan sebagai anestesi pulpa selama 30 hingga 45 menit.
3. Lebih nyaman dibandingkan dengan teknik local anestesi lainnya
4. Menimbulkan sedikit rasa sakit
5. Hanya membutuhkan sedikit lauran anestesi
6. Tidak memerlukan aspirasi sebelum mendeponir lauratan anestesi
7. Dapat dilakukan tanpa melepas rubber dam
8. Dapat digunakan untuk pasien dengan kelainan darah
9. Dapat digunakan pada pasien muda atau pasien cacat yang berisiko terjadi
tarauma postoperative pada bibir dan lidah

ANESTESI TOPIKAL

Anestesi topikal berfungsi untuk mengurangi sedikit rasa tidak nyaman saat
dilakukan insersi jarum anestesi local. Anestesi topikal akan menganestesi permukaan
mukosa 2-3 mm. Anestesi topikal tersedia dalam bentuk gel, vairan, salep dan spary.
Seperti ethyl aminobenzoate, butacaine sulfate, kokain, dyclonine, lidocaine, dan
tetracaine Ethyl aminobenzoate (benzocaine). Namun, sediaan cairan, gel, atau sediaan
salep yang lebih disukai dan lebih cepat bereaksi. Meski demikian kekurangan anestesi
topikal adalah anak menjadi cemas karena waktu tindakan menjadi lama
Anestesi topikal diaplikasikan pada membran mukosa dengan menggunakan
cotton pellet. Anestesi topikal diaplikasi kira-kira 30 detik.

Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan ketika menggunakan anestesi topikal intraoral:
1. Area mukosa yang akan diaplikasi harus dikeringkan
2. Anastesi harus diaplikasikan di area yang terbatas.
3. Anastesi harus diaplikasikan untuk waktu yang cukup.

KOMPLIKASI ANESTETIK LOKAL


1. Reaksi Toksik Sistemik
Reaksi toksik sistemik dari anestesi loal jarang terjadi pada anak-anak. Namun,
reaksi toksik akan meningkat ketika anestesi lokal digunakan bersama dengan
obat penenang. Penggunaan anestesi local sesuai dengan dosis akan
mengurangi resiko toksik dari lauratan anestesi tersebut.
2. Trauma pada mukosa
Efek dari anestesi local terhadap mukosa akan berlangsung dalam jangka waktu
1 jam atau lebih. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan anaknya
setelah dilakukan anestesi local agar menghindari menggigit-gigit bibir, lidah
atau permukaan pipi karena sensasi tebal dari efek anestesi lokal. Dampak dari
anak-anak yang menggigir-gigit jaringan mukosa mulut akan menyebabkan
ulserasi atau ulkus traumatikus
Sumber :
1. McDonald, Ralph E., Avery, David R., Dean, Jeffrey A. 2004. Dentistry For The
Child And Adolescent, Ed:8. Mosby.
2. Welbury, Richard R., Duggal, MontyS., Hosey M.T. 2005. Paediatric Dentistry. Ed:3.
Oxford University Press.
TAHAPAN KETERAMPILAN
1. Lakukan informed concent pada pasien /orang tua/ keluarga pasien
2. Persiapankan alat dan bahan
3. Siapkan alat citoject untuk melakukan teknik anestesi intraligament

 Putar bagian handpiece citoject agar kunci terbuka sampai bagian


handpiece terpisah

 Kemudian masukkan catridge larutan anestesi

 Setelah catridge dimasukkan, kaitkan kembali handpiece citoject.


 Pasanglah needle/ carpul pada citoject.

 Tekanlah tuas citoject untuk mencoba cairan anestesi keluar


4. Lakukan desinfeksi dengan menggunakan povidon iodine dengan gerakan
sirkuler
5. Lakukan topical anestesi yang sebelumnya mukosa dikeringkan terlebih dahulu
selama 2 menit.

6. Lakukan intraligamen injection menggunakan citoject dengan deponir pelan-


pelan (sekitar 15s pertekanan tuas) pada mesial dan distal.

7. Cek menggunakan sonde pada gingiva, ekscavator untuk mengetahui jaingan


sudah teranestesi atau belum
PETUNJUK SKILL LAB

LBM 2
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1

INTERPRETASI RADIOGRAFIS KELAINAN PULPA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi radiografis kelainan pulpa

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN MAHASISWA


DISEDIAKAN MAHASISWA DISEDIAKAN KAMPUS
1. Laptop 1. Foto Radiografis Periapikal
2. Kertas Folio 2. Foto Klinis
3. Bulpoin
4. Pensil

KETERAMPILAN YANG HARUS DISELESAIKAN


1. Persiapan alat dan bahan
2. Membaca dan menilai foto radiografis periapikal
3. Melakukan interpretasi foto radiografis periapikal
4. Melakukan radiodiagnosis
5. Menentukan rencana perawatan pada kasus

MATERI
No Ketrampilan Klinis
Evaluasi kualitas mutu radiograf
1
Identifikasi struktur gigi
a. Email
2
b. Dentin
c. Pulpa
Identifikasi struktur jaringan pendukung
a. Lamina dura
3 b. Alveolar crest
c. Periodontal ligament space
d. Cancellous bone
Identifikasi struktur maksila
a. Sutura intermaksilaris
b. Spina nasalis anterior
4 c. Nasal aperture
d. Foramen insisivus
e. Foramen nasopalatinus
f. Fossa lateral
g. Nasal
h. Kanal nasolakrimalis
i. Sinus maksilaris
j. Processus zigomatikus dan Os
Zigoma
k. Nasolabial fold
l. Pterygoid plates

Identifikasi struktur mandibula


a. Simfisis mandibula
b. Tuberkel genialis
c. Foramen lingualis
d. Ridge mentalis
e. Fossa mentalis
f. Foramen mentalis
g. Kanalis mandibula
h. Nutrient canal
i. Ridge mylohyoid
j. Fossa glandula submandibularis
k. Ridge oblique eksternal
l. Tepi inferior mandibula

TAHAPAN KETERAMPILAN
1. Membaca foto radiografis periapikal
Foto Klinis dan Radiografis Periapikal (foto klinis dan radografis akan diberikan
saat skill lab dimulai)
2. Lakukan penilaian kualitas foto meliputi :
b. Kontras film radiograf
c. Resolusi film radiograf
d. Densitas film radiograf
e. Posisi pasien
3. Lakukan interpretasi radiografis pada foto periapikal tersebut
Spesifik view
a. Gigi
1. Elemen gigi
2. Mahkota
3. Akar
4. Kamar pulpa
5. Saluran akar
b. Jaringan pendukung gigi
1. Puncak alveolar crest
2. Lamina dura
3. Membrane periodontal
4. Furkasi
5. Periapikal
c. Evaluasi spesifik
1. Lesi periapikal
2. Lokasi
3. Bentuk
4. Efek sekitar
4. Tentukan radiodiagnosis pada gigi dalam foto rontgen periapikal tersebut !
5. Lakukan perencanaan perawatan pada gigi dalam foto rontgen periapikal
tersebut sesuai keadaan radiografisnya !
PETUNJUK SKILL LAB

LBM 2
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1

PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI DECIDUI


(PULPOTOMI)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu melakukan perawatan pulpotomi

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN


DISEDIAKAN MAHASISWA DISEDIAKAN KAMPUS
1. 3 elemen gigi Molar bebas karies 1. Handscoon
yang sudah di ACC dan sudah 2. Masker
DITANAM PADA MODEL 3. Kapas
AKRILIK 4. High Speed
5. Mikromotor low speed
2. Kaca mulut
6. Zinc Okside cement
3. Sonde 7. Eugenol
4. Pinset 8. CHKM
9. Formocresol
5. Ekscavator
10. Tumpatan sementara
6. Endo akses bur 11. Zinc phospat cement
7. Bengkok 12. Spuit 5 ml
13. Larutan irigasi NAOCl
8. Glass plate
14. syiringe
9. Dapen glass 15. air
10. Kain putih
11. Semen spatula
12. Plastic instrument
13. Semen stopper
14. Diamond bur untuk low speed dan
highspeed

KETRAMPILAN YANG HARUS DISELESAIKAN


1. Pretest
2. Sebelum perawatan
3. Melakukan pembukaan atap pulpa
4. Melakukan sterilisasi (cat: pada kasus pulpotomi Non Vital)
5. Melakukan pengisian pulpotomi
6. Melakukan basis

Materi:

Pulpotomy adalah suatu tindakan pengambilan jaringan pulpa pada koronal gigi
dengan tujuan menghilangkan semua jaringan yang terinfeksi.
Indikasi Pulpotomi :
1. Kondisi pulpa reversible dan minimal inflamasi.
2. Marginal ridge gigi molar 1 decidui telah rusak
3. Secara radiografis nampak kedalam karies lebih dari 2/3 terhadap dentin.
4. Jika ragu terhadap kondisi pulpa terekspose atau tidak (secara mekanikal maupun
karies)

Teknik pulpotomi : setelah pemberian anestesi lokal dan diberi ruber dam,seluruh
karies superfisial harus dihilangkan untuk mencegah kontaminasi bakteri selama
perawatan. Atap pulpa dihilangkan dengan menggunakan bur. Sedangkan bagian dasar
pulpa dibersihkan dengan menggunakan ekskavator tajam atau dengan bur putaran
ringan.
Selama proses pengambilan bagian dasar pulpa,1 atau 2 cotton pellets harus
diletakkan disetiap sisi bagian yang diambil,kemudian dilakukan penekanan pada bagian
itu selama beberapa menit. Setelah cotton pellets diambil akan tampak jendalan darah
dari proses pembekuan darah,tapi terkadang masih tampak perdarahan ringan. pada
jaringan pulpa yang berwarna ungu gelap menandakan bahwa proses iinflamasi telah
meluas kejaringan radikuler. Tanda tersebut berarti bahwa gigi tersebut tidak indikasi
untuk perawatan pulpotomi formokresol.
Perdarahan pada pulptomi tidak dapat dihentikan dengan menggunakan anestesi
lokal atau obat-obatan untuk menghentikan perdarahan lainnya. Karena perdarahan
pulpa merupakan pertanda vitalitas pulpa. Restorasi akhir untuk gigi post pulpotomi
adalah mahkota stainless steel.
TAHAPAN KETRAMPILAN

1. Lakukan pembuangan jaringan karies menggunakan round bur.

2. Lakukan pembukaan atap pulpa dengan menggunakan round bur sampai atap
pulpa terbebas.

NB : Aplikasikan cotton pellet yang sudah diberikan


medikamen (formokresol) pada jaringan pulpa untuk
mengkontrol perdarahan.
3. Lakukan pengecekan dengan cara mengunakan sonde ,dengan syarat : tidak ada
sonde yang menyangkut di atap pulpa

4. Irigasi NaOCl kemudian dibilas dengan Aquades steril sampai sisi serbuk dentin
terangkat.
5. Setelah itu dikeringan dengan kapas sampai kondisi atap pulpa kering

6. Dilakukan sterilisasi dengan menggunakan CHKM ,dengan carane ambil sedikit


cairan CHKM dalam kapas ( cairan CHKM dalam kapas tidak boleh terlalu basah
karena dapat mengiritasi pulpa, ambil hanya sedikit saja). Kemudian letakkan
diatas atap pulpa yang telah dikeringkan dan lakukan penumpatan sementara.
Kemudian kontrol setelah 5 hari.

7. Kunjungan kedua setelah sterilisai, dilakukan pembonkaran tambalan sementara


lalu pengisian dengan menggunakan ZOE. 1:1, dengan mengunakan plastic filling
instrumen .untuk mengambil bahan
8. Letakkan bahan pengisi di atas atap pulpa dan ratakan bahan dengan
mengunakan semen stoper. Tekan bahan sampai masuk pada bagian orifice
saluran akar .

ZOE

9. Kemudian setelah itu lakukan basis dengan menggunakan zinc phosphat cement
sampai atap pulpa tertutup

Zinc phospat
cement

10. Setelah itu lakukan penumpatan sementara


PETUNJUK SKILL LAB

LBM 3
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1

RESTORASI STAINLESS STEEL CROWN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu melakukan preparasi dan restorasi SSC

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN


DISEDIAKAN MAHASISWA DISEDIAKAN KAMPUS
1. Kaca mulut 1. Handscoon
2. Sonde 2. Masker
3. Pinset 3. Crimping tang
4. Ekscavator 4. Elemen gigi decidui artificial
5. High Speed
5. Bengkok
6. GIC tipe 2
6. Glass plate 7. SSC
7. Kain putih 8. Model study untuk SSC
9. Gunting potong SSC
8. Semen spatula
9. Plastic instrument
10. Fissure bur , tapered diamond
untuk highspeed
11. stone bur atau rubber whell

KETRAMPILAN YANG HARUS DISELESAIKAN


1. Pretest
2. Preparasi SSC
3. Konturing SSC
4. Penyemenan SSC
GAMBARAN SETELAH PERAWATAN SALURAN AKAR SAMPAI KE APLIKASI SSC

RESTORASI STAINLESS STEEL CROWN ( SSC )


Merupakan restorasi untuk gigi posterior decidui atau permanent muda yang sudah tidak
memungkinkan untuk dirawat dengan restorasi amalgam dan restorasi gigi decidui
setelah dialkukan perawatan saluran akar
Langkah 1.
Mengurangi tinggi oklusal
Mengurangi permukaan oklusal
Fisur – fisur yang dalam pada permukaan oklusal diambil sampai kedalaman 1 – 1,5
mm dengan tapered diamond bur.
Langkah 2
Mengurangi bagian proksimal
Tempatkan tapered diamond bur berkontrak dengan gigi pada embrasur bukal atau
lingual denganposisi sudut kira – kira 20° dari vertikal dan ujungnya pada margin gingiva.
Preparasi dilakukan dengan suatu gerakkan bukolingual mengikuti kontour proksimal gigi.
Tujuan pengurangan permukaan proksimal: menghilangkan kecembungan gigi yang
menghalangi masuknya SSC sepanjang servikal, mensejajarkan bidang proksimal mesial
distal sehingga SSC masuk tanpa halangan, dan untuk ketebalan bahan SSC

Langkah 3
Membulatkan tepi yang tajam
Pinggir – pinggir yang tajam bagian proksimal mengakibatkan SSC sukar beradapatasi
dengan gigi. Bagian pinggir yang tajam dari preparasi harus dibulatkan dengan
mengunakan bur fissure
Langkah 4
Seleksi dan mencoba crown
SSC dipilih sesuai jarak mesio-distal gigi susu sebelum preparasi. Jika jarak mesio-distal
dari gigi yang akan dipreparasi sudah tidak dapat diukur, dapat diambil jarak gigi tetangga
sebelah mesial ke gigi tetangga sebelah distal dari gigi yang dipreparasi.
Bila gigi tetangga tidak ada, dapat diambil ukuran dari gigi yang kontra lateral pada satu
rahang. Pengukuran SSC bisa dengan menggunakan caliper
Ukuran crown yang dipilih harus cukup besar untuk disisipkan diantara gigi di bawah
gingival margin dan sedikit bisa berotasi

Langkah 5
Menyesuaikan crown
Pemotongan SSC
Letakkan SSC yang sudah dipilih di atas gigi yang telah dipreparasi.
Tekan SSC ke arah gingiva :

gingiva.
Periksa apakah tepi SSC pada daerah aproksimal sudah baik

Tentukan kelebihan SSC, kemudian buang dengan stone bur atau potong
dengan gunting.

SSC dicobakan lagi dan perhatikan :

perlu pemotongan bagian servikalnya

Langkah 6
Membentuk tepi crown
Pembentukan tepi crown SSC
Diperlukan tang – tang khusus :
Tempatkan tang dengan paruh cembung sebelah dalam dan paruh cekung
sebelah luar mahkota yang akan dibentuk.
Bagian bukal dan lingual serta servikal dibentuk dengan konfigurasi yang
sesuai dengan giginya. Bagian servikal harus benar menempel pada posisi gigi
untuk mendapatkan retensi yang maksimal.

Penghalusan SSC
Penghalusan merupakan langkah terakhir dan penting jika SSC telah sesuaiPermukaan
kasar akan mengiritasi gingiva dan memudahkan penumpukan plak. Untuk tindakan ini
daerah margin SSC diasah ke arah gigi supaya pinggirnyatidak mengiritasi gingiva,
kemudian pinggir dihaluskan dan dilicinkan denganstone bur atau rubber whell.
Langkah 7
Penyemenan dengan Glass Ionomer Cement (Luting Agent)
Setelah gigi selesai dipreparasi, SSC dipersiapkan, gigi dikeringkan dandiisolasi dengan
gulungan kapas. Gunakan adhesif semen misalnya GIC tipe 2 diaduk sampai
konsistensiseperti krim dan dialirkan ke dinding sebelah dalam SSC hingga hampir
penuh.Arah pemasangan SSC dari arah lingual/ palatal ke arah bukal.

Langkah 8
Pembersihan Semen
Jika semen telah mengeras, bersihkan semua kelebihan bahan terutama pada celah
gingiva dan daerah interdental papil dengan menggunakan skeler. Semen yang
berlebihan dapat mengakibatkan inflamasi gingiva dan ketidaknyamanan. Pasien
diinstruksikan untuk diet setengah lunak selama satu hari dan dianjurkan untuk
membersihkan celah gingiva dan daerah interdental papil dengan dental floss.

Langkah 9
Pengecekan Oklusi
Setelah SSC terpasang maka di lakukan pengecekan Oklusi .

Bentuk adaptasi crown gigi posterior


PETUNJUK SKILL LAB

LBM 4
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1

SPACE MAINTAINER

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu melakukan analisis Space maintainer

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

DISEDIAKAN MAHASISWA DISEDIAKAN KAMPUS


1. Pensil 1. Model studi kasus
2. BRUSH WIRE (Kawat tembaga
kecil diameter 0,1-0,2 mm, 2. Foto Rontgen
panjang 30 cm)
3. Kertas perhitungan Space
3. Penggaris
Maintener
4. Jangka sorong / caliper
5. penghapus 4. Table prediksi Moyers
6. Spidol merah, hitam, hijau

KETRAMPILAN YANG HARUS DISELESAIKAN


1. Pre test
2. Perhitungan space maintener
3. Perhitungan ruang yang tersedia
4. Perhitungan ruang yang dibutuhkan
5. Perhitungan diskrepansi model
6. Membuat kesimpulan hasil perhitungan
7. Desain alat space maintener
MATERI

Space maintainer adalah suatu alat uang bersifat pasif yang berfungsi untuk
mempertahankan space hingga gigi permanen erupsi tempat untuk pencegahan
terjadinya maloklusi. Klasifikasi SM berdasarkan cara pemasangannya, yaitu SM lepasan
dan Sm cekat. Syarat SM harus dapat mempertahankanukuran lengkung mesio distal gigi
yang tanggal, harus dapat mencegah over erupsi gigi antagonisnya, sederhana dan kuat,
tidak memberikan tekanan berlebihan pada gigi yang masih ada, mudah dibersihkan dan
konstruksinya sederhana sehingga tidak mengganggu fungsi gigi dan mulut. suatu
perencanaan untuk analisa tempat yang terdiri dari tempat yang dibutuhkan dan tempat
yang tersedia. Tempat yang tersedia dapat diperoleh melalui lengkungan kawat atau
dapat menggunakan jangka dimana lengkung dibagi menjadi 6 bagian. Tempat yang
dibutuhkan dengan mengukur jumlah mesial distal tiap-tiap gigi. Dan jika terdapat gigi
yang belum tumbuh dapan menggunakan lengkung foto atau menggunakan prediction
table.

1. The Band and Loop Maintainer

Band and loop adalah salah satu jenis space maintainer yang ekonomis dan
mudah untuk di buat serta mudah penggunaannya terhadap perubahan pada gigi
bercampur. Tetapi kekurangan pada jenis SM ini adalah tidak dapat mengembalikan
fungsi pengunyahan dan tidak dapat mencegah erupi dari gigi antagonis. Space
Maintainer ini diindikasikan untuk kasus kehilangan gigi decidui Molar 1, Molar 2 dan
caninus dengan gigi abutmen pada molar permanen pertama. Pada kondisi gigi abutmen
posterior dengan karies yang luas yang dilakukan perawatan pulpa dan restorasi crown
dapat menggunakan stainless steel crown and loop maintainer.
2. The Distal Shoe Appliance
Distal shoe adalah salah satu jenis space maintainer yang diindikasikan pada kasus
hilangnya gigi molar 2 decidui sebelum erupsinya gigi molar permanen pertama.
Gerakan kearah mesial dan migrasi molar permanen pertama sering kali terjadi pada
kasus premature loss gigi molar 2 decidui. Distal shoe ini berguna untuk
mempertahankan ruangan dan mempengaruhi erupsi aktif dari gig molar permanen
pertama. Penggunaan alat ini dengan gigi molar pertama decidui sebagai penyangga
menggunakan stainless steel crown.

3. Removable Partial Denture (akrilik partial denture)


Removable partial denture diindikasikan pada kasus Premature Loss gigi incisivus
decidui. Penggunaan alat ini bertujuan untuk memperbaiki fungsi estetik, mencegah
kesalahan bicara dan posisi lidah yang abnormal akibat hilangnya gigi anterior
decidui. Alat ini digunakan pada pasien yang kooperatif.
PERENCANAAN SPACE MAINTAINER

1. Relasi molar tetap pertama 2. Relasi Insisiv


( ) Klas I ( ) Baik
( ) End to End

3. Tempat yang tersedia (Maxilla)


a. Dengan lengkungan kawat : mm
b. Dengan pengukuran :

Jumlah

4. Tempat yang dibutuhkan (Maxilla)


2 1 1 2 (Diukur) : mm

543 34 5 (perkiraan) : mm +

Jumlah yang dibutuhkan : mm


Jumlah yang tersedia : mm -
Kekurangan/kelebihan : mm

Jumlah

5. Tempat yang tersedia (Mandibula)


a. Dengan lengkungan kawat : mm
b. Dengan pengukuran
Tempat yang dibutuhkan (Mandibula)

2 1 1 2 (Diukur) : mm

543 34 5 (perkiraan) : mm +
Jumlah yang dibutuhkan : mm
Jumlah yang tersedia : mm -
Kekurangan/kelebihan : mm

Kesimpulan:
Prediction table moyers
Desain

KETERANGAN:
PETUNJUK SKILL LAB

LBM 4
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1

PEMBUATAN ALAT SPACE MAINTAINER


(PEMBUATAN BUSUR LABIAL, ADAM KLAMER DAN PEMBUATAN MODEL
MALAM)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan alat Space Maintainer

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

DISEDIAKAN MAHASISWA DISEDIAKAN KAMPUS


1. Lap putih/handuk putih kecil 1. Model Gips Space maintainer
2. Tang universal, dipergunakan untuk sejumlah mahasiswa
semua pembengkokan kecuali 2. Kawat diameter 0,7 mm
pembuatan loop atau coil 3. Malam merah
3. Tang setengah bulat, dipergunakan 4. Spirtus
untuk pembuatan U loop labial arch
4. Tang pemotong kawat, dipergunakan
untuk memotong kawat
5. Spidol permanen kecil, dipergunakan
untuk tanda pada kawat
6. Lampu spirtus
7. Le crown
8. Waxmes ( pisau malam)
9. Alas kertas ( kertas Koran)
10. Korek api
11. Pensil dan penghapus

KETRAMPILAN YANG HARUS DISELESAIKAN


1. Pretest
2. Pembuatan Klamer adams : 2 buah
3. Pembuatan Busur Labial : 1 buah
4. Space maintener model malam

TAHAPAN KETERAMPILAN
1. Pembuatan Klamer Adam
Klamer Adams merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum digunakan .
Biasanya dikenakan pada gigi molar kanan dan kiri serta pada gigi premolar atau gigi
anterior.
Diameter kawat yang digunakan : 0,7 mm untuk gigi molar dan premolar serta
0,6 mm untuk gigi anterior.
Bagian-bagiannya terdiri dari :
• Cross bar :
Merupakan bagian kawat sepanjang 2/3 mesiodistal gigi anchorage yang akan dipasangi,
posisi sejajar permukaan oklusal, terletak 1 mm disebelah bukal permukaan bukal , tidak
tergigit ketika gigi beroklusi.
• U loop :
Terletak diujung mesial dan distal cross bar. Menempel pada permukaan gigi di
daerah undercut bagian mesiobukal dan distobukal.
• Pundak: Merupakan lanjutan dari U loop yang melewati daerah interdental dibagian
oklusal sisi mesial dan distal gigi anchorage.Tidak tergigit sewaktu gigi beroklusi.
• Basis :
Ujung kawat pada kedua sisi tertanam didalam plat akrilik, diberi bengkokan untuk retensi.

Cara pembuatan :
a. Sebelum klamer adam dibuat, maka kedua titik mesio-aproksimal dan disto-
aproksimal di bawah kontur terbesar gigi yang diberi klamer ditentukan
terlebih dahulu dengan spidol.
b. Apabila kedua titik tersebut tidak terlihat karena tertutup oleh gingiva, maka
model gingiva sebelah interdental harus dikurangi sesuai dengan bentuk
giginya sampai kedua titik yang dimaksud dapat terlihat.
c. Gambarlah kedua titik pada model dimana kedua ujung U loop harus kontak
d. Kawat dibengkokkan dengan kekuatan jari sedangkan tang hanya untuk
memegang saja. Bengkokan merupakan sudut lancip kurang lebih 70-80
derajat.
e. Berilah tanda untuk bengkokan yang kedua. Jarak antara bengkokan
pertama dan kedua sama dengan jarak antara kedua titik mesio dan
distoaproksimal yang telah tergambar.
f. Pembuatan salah satu dari U loop. Panjang U loop tergantung pada panjang
mahkota dan posisi dari gigi yang akan diberi klamer. Bidang yang terbentuk
oleh kedua kaki U loop membuat sudut kurang lebih 45 derajat dengan
crossbar (bagian kawat klamer antara bengkokan pertama dan kedua).
g. Gambar kedua U loop selesai dibuat selanjutnya disesuaikan dengan
model, kedua ujung U loop harus tepat mengenai kedua titik mesio dan
disto-aproksimal

h. Menurut Adam, kaki klamer sebelah mesial selalu harus selesai lebih dulu
karena akan dipakai sebagai patokan. Meskipun klamer belum selesai,
tetapi bila betul pembuatannya,maka klamer tidak akan jatuh bila model
dibalikkan
i. Kaki klamer sebelah mesial selesai dibuat, dilihat dari oklusal
j. Buatlah kaki klamer sebelah dista
k. Secara skematis pembuatan klamer Adam dapat digambarkan sebagai
berikut :

2. Pembuatan Busur Labial


Pemilihan penggunaan busur tergantung pada operator yang besarnya jumlah retraksi
yang dikehendaki.
Busur labial biasanya dibuat dari kawat berpenampang 0,7 mm, apabila dipergunakan
untuk menarik gigi-gigi anterior ke lingual/palatal atau sebagai retainer
Sesuai dengan namanya busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel
pada
permukaan labial gigi-gigi.
• Fungsi Busur labial :
a. Untuk meretraksi gigi-gigi depan ke arah lingual/palatianal.
b. Untuk mempertahankan lengkung gigi dari arah labial.
c. Untuk mempertinggi retensi dan stabilitas alat.
d. Untuk tempat pematrian pir-pir (auxilliary springs)

• Bagian-bagiannya :
a. Basis : merupakan bagian yang tertanam dalam plat akrilik.
b. Pundak :Merupakan kawat lanjutan dari basis keluar dari plat akrilik di ujung Verkeilung
melewati daerah interdental gigi.
c. Lup : berbentuk huruf “U” sehingga disebut U loop

Cara pembuatan :
1. Membuat gambar disain labial arch pada model gigi dengan pensil

2. Kawat stainless stell berpenampang 0,7 mm dipotong sesuai kebutuhan. Dibentuk


busur sesuai lengkung gigi ideal dengan menggunakan kedua ibu jari (jangan
menggunakan tang klamer)
3. Busur kawat harus dibuat horisontal. Apabila dilihat dari samping, kedua kaki busur
harus terlihat berimpit

4. Dilihat dari atas busur terlihat melengkung halus tanpa ada lekukan-lekukan tajam
dan terlihat simetri

5. Sesuaikan busur dengan model cetakan gigi sebelah anterior. Buatlah dua tanda
titik pada salah satu sisi busur yang menunjukkan lebar loop yang diinginkan (dari
mesial c hingga mesial m1). Titik distal merupakan proyeksi titik pada model yang
menunjukkan tempat masuknya busur ke dalam plat akrilik setelah loop selesai
dibuat. Titik mesial (yang akan dibengkokkan) didapatkan setelah dilakukan
pengukuran dari titik distal selebar loop yang diinginkan.

6. Pembuatan loop dimulai dengan membengkokkan busur pada tanda titik sebelah
mesial.
7. Loop dibuat dengan menggunakan tang setengah bulat atau bulat. Panjang loop
dibuat sesuai dengan fungsinya atau sesuai dengan dalamnya vestibulum oris
(ujung tidak boleh menyentuh batas mukosa bergerak dan tidak bergerak).

8. Loop harus dibuat satu persatu


a. Busur labial selesai dibuat, dilihat dari oklusal. Perhatikan kedua loopnya,
tidak boleh menekan ataupun terlalu jauh letaknya dari gingiva. Busur
menempel dengan baik pada permukaan labial dari gigi-gigi anterior.
j. Kawat bagian interproksimal harus menempel dengan baik pada gigi
sehingga tidak mengganggu oklusi, Jarak antara kaki busur dan model
harus merata.
9. Pembuatan model malam /plat
Lembaran malam dilunakkan di atas lampu spiritus kemudian diletakkan di atas
permukaan oklusal gigi-gigi pada model rahang. Malam ditekan dengan ibu jari
mengikuti kontur palatum RA atau permukaan lingual RB. Dengan le crown malam
dipotong mengikuti tepi cervical permukaan palatinal/lingual gigi-gigi dan bagian
posterior sesuai dengan batas palatum molle. Malam dihaluskan diatas lampu
spirtus.
PETUNJUK SKILL LAB

LBM 4
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1

PEMBUATAN KLAMER
(PEMBUATAN KLAMER C, FINGER SPRING, SIMPLE SPRING)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan Klamer

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN MAHASISWA


Disediakan Mahasiswa Disediakan Kampus
1. Tang Potong
2. Tang Pipih 1. Kawat Stainless Steel Diameter
3. Tang bulat 0.6 mm
4. Tang Universal 2. Kawat Stainless Steel Diameter
5. Tang setengah bulat 0.7 mm
6. Spidol atau pensil 3. Model gigi Rahang Atas dan
Rahang Bawah

KETERAMPILAN :
1. Pembuatan Klamer C
2. Pembuatan finger spring
3. Pembuatan simple spring

Materi Klamer C

Klamer C (Simple/Bukal Clasp) Klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan
dan kiri tetapi bisa juga pada gigi yang lain. Pembuatannya mudah, tidak memerlukan
tang khusus, tidak memerlukan banyak
8
materi kawat, tidak melukai mukosa , retensinya cukup, tetapi tidak efektif jika dikenakan
pada gigi desidui atau gigi permanen yang baru erupsi. Ukuran diameter kawat yang
dipakai : untuk gigi molar 0,8 – 0,9 mm, sedangkan untuk gigi premolar dan gigi anterior
0,7 mm.
Bagian-bagiannya terdiri dari:
• Lengan: Berupa lengkung kawat dari ujung membentuk huruf C memeluk leher gigi di
bagian bukal dari mesial ke distal di bawah lingkaran terbesar (daerah undercut), satu
milimeter di atas gingiva dengan ujung telah ditumpulkan.
• Pundak: Merupakan lanjutan dari lengan dibagian distal gigi berbelok ke
lingual/palatinal menelusuri daerah interdental. kawat di daerah ini hindari jangan
sampai tergigit.
• Basis: Merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik, ujungnya diberi
bengkokkan untuk retensi.
Materi Finger Spring
Pir jari atau finger spring merupakan bagian aktif dari alat ortodontik lepasan yang
menyerupai jari-jari sebuah lingkaran, memanjang dari pusat lingkaran ke sisi lingkaran
(lengkung gigi). Pir ini berfungsi untuk menggerakkan gigi ke arah mesial atau distal dan
biasanya digunakan untuk gigi-gigi anterior. Cara aktivasi finger spring seperti yang
tertera pada gambar:

Gambar 1. Cara aktivasi finger spring. Memberikan defleksi sebesar 1-2 mm

Klamer ini terdiri dari bagian-bagian:


a) Lengan : bagian yang memeluk mahkota gigi kemudian memanjang ke arah pusat
lingkaran berfungsi untuk mendorong gigi ke arah mesial dan distal sepanjang
lengkung gigi
b) Koil: lanjutan lengan yang membentuk lingkaran satu atau dua kali putaran
dengan diameter 2 mm. Koil merupakan sumber kelentingan pir yang
menghasilkan kekuatan aktif untuk menggerakkan gigi
c) Basis: bagian pir yang merupakan lanjutan dari koil yang dipatrikan pada plat
akrilik

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


a) Koil terletak dipusat lingkaran atau disepanjang garis bisektris yang membagi
sudut laintasan gigi dari titik awal (starting point) ke titik akhir (finishing point)

Gambar 2. Garis Bisektris


b) Untuk pir yang ditanam dalam plat akrilik, posisi koil diusahakan sedekat mungkin
dengan tepi plat sebelum masuk ke dalam plat agar pusat gerakan lengan terletak
pada koil.
c) Jika posisi koil tidak tepat, gerakan gigi akan menyimpang dari lengkung gigi
d) Diameter kawat yang digunakan adalah 0.5-0.6 mm.

TAHAPAN KETERAMPILAN FINGER SPRING


a) Mula-mula buat koil (1 atau 2 kali putaran) diameter 2-3 mm dengan tang
universal/setengah bulat/tang bulat. Posisi koil terletak pada garis bisektris dan
berlawanan arah dengan arah gerak gigi (apabila ingin menggerakkan gigi ke mesial,
maka koil berada pada sisi distal dan begitu sebaliknya)
Gambar 3. Posisi Koil
b) Buatlah lengan yang di sesuaikan dengan proksimal gigi, kemudian memeluk
mahkota gigi (seperti klamer C) menggunakan tang universal/tang setengah bulat.
Ujung lengan diberi bengkokan agar tidak melukai gingival menggunakan tang
universal

Gambar
4
c) Buatlah tekukan pada bagian ujung basis finger spring.

Gambar 5. Tampilan Finger spring dari arah oklusal

TAHAPAN KETERAMPILAN SIMPLE SPRING:


Cara membuatnya :
1 Siapkan kawat berpenampang 0,6 mm
2 Kawat dipaskan pada permukaan palatinal gigi yang akan di dorong ke arah
labial. Dengan spidol beri tanda pada kawat tepat pada sisi distal gigi kemudian
buat tekukan pertama dengan menggunakan tang universal/tang bulat/tang
setengah bulat, ditekuk ke mesial mengikuti permukaan palatinal sepanjang
lebar mesiodistal gigi.
3 Kemudian buat tekukan kedua dengan tang yang sama, ditekuk ke distal
mengikuti permukaan palatinal gigi sampai pertengahan mesiodistal gigi lalu
ditekuk ke arah palatal utnutk membentuk basis (lengan yang tertanam dalam
plat).
4 Posisi Pegas adalah tegak lurus permukaan palatinal gigi yang akan didorong.

Anda mungkin juga menyukai