This publication is protected by Copyright law and permission should be obtained from
publisher prior to any prohibited reproduction, storage in a retrieval system, or
transmission in any form by any means, electronic, mechanical, photocopying, and
recording or likewise
SKILL LAB MODUL 5.2
KOORDINATOR :
drg. Febia Astiawati Sugiarto, MH.Kes
Dr. drg. Sandy Christiono, Sp.KGA
TUTOR MODUL :
SGD 1 : drg. Rochman
SGD 2 : drg. Emil
SGD 3 : drg. Adisty Poetri
SGD 4 : drg. M. Dian
SGD 5 : drg. Mutia C
SGD 6 : drg. Ninuk
SGD 7 : drg. Rudi
SGD 8 : drg. Linda
REVIEWER :
drg. Musri Amurwaningsih, M.MedEd
KONTRIBUTOR
1. Bagian Kedokteran Gigi Anak
2. Bagian Orthodonsia
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, Robb seluruh alam yang
telah memberikan karunia kepada kami hingga kami dapat menyelesaikan Buku Petunjuk
Skill Lab Modul Management of Dental Diseases 1 Edisi ke 2. Sholawat dan salam
kepada Rasulullah Muhammad sholallahu alaihi wa salam beserta keluarga dan paa
sabatnya.
Buku petunjuk skill lab ini disusun dengan maksud memberikan tuntunan kepada
mahasiswa dalam melaksanakan skill lab pada modul 5.2 ini. Modul Management of
Dental Diseases 1 adalah modul yang mempelajari proses perkembangan psikologi anak
dalam menunjang perawatan operative dentistry terhadap penyakit jaringan keras gigi
dan jaringan keras selain gigi pada anak. Mahasiswa diharapkan telah memahami dasar-
dasar teori sebelum memulai skill lab.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku ini.
Oleh karena itu, saran-saran dari tutor maupun dari mahasiswa akan kami terima dengan
terbuka.
Semoga Petunjuk Skills Lab dalam modul 5.2 ini dapat bermanfaat dan membantu
siapa saja yang membutuhkannya.
Jazakumullhahi khoiron.
Kaprodi PSPDG
ACC form
penggantian KBM
Durasi
LBM Materi Skill Lab Departemen
(menit)
1 Anastesi intraligament pada decidui KGA 1 x 170
Interpretasi radiografis kelainan pulpa KGA 1 x 170
2
Perawatan Saluran Akar Gigi Decidui (Pulpotomi) KGA 2 x 170
3 Restorasi SSC KGA 2 x 170
Space Maintainer Ortho 1 x 170
4 Pembuatan Alat Space Maintainer Ortho 2 x 170
Pembuatan Klamer Ortho 2 x 170
PETUNJUK SKILL LAB
LBM 1
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1
1. Pretest
2. Mempersiapkan Alat dan Bahan
3. Melakukan anestesi intraligament pada phantom
MATERI SKILL LAB
Injeksi teknik intraligament periodontal sebagai salah satu metode anestesi yang
digunakan ketika anestesi teknik supraperiosteal atau teknik blok gagal dilakukan dan
merupakan salah satu metode yang efektif untuk anak-anak. Teknik anestesi ini adalah
metode injeksi intraosesous dengan anestesi local yang mencapai “cancellous space” di
tulang melalui ligament periodontal. Teknik intaligament ini juga sebagai metode yang
baik untuk mendapatkan anestesi primer untuk satu atau dua gigi.
Teknik ini sederhana, hanya membutuhkan sedikit larutan anestesi dengan
prosedur yang instan. Jarum ditempatkan di sulkus gingiva dengan sudut 30 derajat
terhadap sumbu gigi, biasanya pada permukaan mesial, dan sepanjang permukaan akar.
Kemudian larutan anestesi dideponir sebanyak 0,2 ml ke ligamen periodontal. Untuk gigi
berakar lebih dari satu, injeksi dilakukan baik pada sisi mesial maupun distal. Tekanan
yang besar diperlukan untuk mempercepat masuknya larutan anestesi. Dosis yang
dianjurkan adalah sebanyak 0,2 ml untuk setiap akar.
Dental syringe dengan lengan logam atau teflon yang dapat membungkus
cartridge dan mencegah cartridge pecah. Syringe didesain secara khusus untuk injeksi
teknik ligament periodontal terdiri dari bagian jarum suntik, dan tuas press untuk
mendeponirkan larutan anesthesia dengan tekanan injeksi yang nyaman. Tuas press
pada syringe dapat mendeponirkan sebanyak 0,14 ml-0,2ml sekali tekan, terdapat bentuk
tuas yang menyerupai pistol dan tuas yang bentuknya seperti pena.
Ada beberapa dampak psikologis teknik intraligament ini pada pasien, terutama pasien
anak yang belum pernah dilakukan anestesi dengan teknik ini. Anak dapat melihat jarum
suntik saat akan dilakukan anestesi dengan teknik ini. Selain itu tuas press yang
menyerupai pistol mungkin akan memberikan reaksi cemas pada anak. Selain itu teknik
ini cukup mahal dibandingkan dengan syringe konvensional.
ANESTESI TOPIKAL
Anestesi topikal berfungsi untuk mengurangi sedikit rasa tidak nyaman saat
dilakukan insersi jarum anestesi local. Anestesi topikal akan menganestesi permukaan
mukosa 2-3 mm. Anestesi topikal tersedia dalam bentuk gel, vairan, salep dan spary.
Seperti ethyl aminobenzoate, butacaine sulfate, kokain, dyclonine, lidocaine, dan
tetracaine Ethyl aminobenzoate (benzocaine). Namun, sediaan cairan, gel, atau sediaan
salep yang lebih disukai dan lebih cepat bereaksi. Meski demikian kekurangan anestesi
topikal adalah anak menjadi cemas karena waktu tindakan menjadi lama
Anestesi topikal diaplikasikan pada membran mukosa dengan menggunakan
cotton pellet. Anestesi topikal diaplikasi kira-kira 30 detik.
Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan ketika menggunakan anestesi topikal intraoral:
1. Area mukosa yang akan diaplikasi harus dikeringkan
2. Anastesi harus diaplikasikan di area yang terbatas.
3. Anastesi harus diaplikasikan untuk waktu yang cukup.
LBM 2
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1
MATERI
No Ketrampilan Klinis
Evaluasi kualitas mutu radiograf
1
Identifikasi struktur gigi
a. Email
2
b. Dentin
c. Pulpa
Identifikasi struktur jaringan pendukung
a. Lamina dura
3 b. Alveolar crest
c. Periodontal ligament space
d. Cancellous bone
Identifikasi struktur maksila
a. Sutura intermaksilaris
b. Spina nasalis anterior
4 c. Nasal aperture
d. Foramen insisivus
e. Foramen nasopalatinus
f. Fossa lateral
g. Nasal
h. Kanal nasolakrimalis
i. Sinus maksilaris
j. Processus zigomatikus dan Os
Zigoma
k. Nasolabial fold
l. Pterygoid plates
TAHAPAN KETERAMPILAN
1. Membaca foto radiografis periapikal
Foto Klinis dan Radiografis Periapikal (foto klinis dan radografis akan diberikan
saat skill lab dimulai)
2. Lakukan penilaian kualitas foto meliputi :
b. Kontras film radiograf
c. Resolusi film radiograf
d. Densitas film radiograf
e. Posisi pasien
3. Lakukan interpretasi radiografis pada foto periapikal tersebut
Spesifik view
a. Gigi
1. Elemen gigi
2. Mahkota
3. Akar
4. Kamar pulpa
5. Saluran akar
b. Jaringan pendukung gigi
1. Puncak alveolar crest
2. Lamina dura
3. Membrane periodontal
4. Furkasi
5. Periapikal
c. Evaluasi spesifik
1. Lesi periapikal
2. Lokasi
3. Bentuk
4. Efek sekitar
4. Tentukan radiodiagnosis pada gigi dalam foto rontgen periapikal tersebut !
5. Lakukan perencanaan perawatan pada gigi dalam foto rontgen periapikal
tersebut sesuai keadaan radiografisnya !
PETUNJUK SKILL LAB
LBM 2
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1
Materi:
Pulpotomy adalah suatu tindakan pengambilan jaringan pulpa pada koronal gigi
dengan tujuan menghilangkan semua jaringan yang terinfeksi.
Indikasi Pulpotomi :
1. Kondisi pulpa reversible dan minimal inflamasi.
2. Marginal ridge gigi molar 1 decidui telah rusak
3. Secara radiografis nampak kedalam karies lebih dari 2/3 terhadap dentin.
4. Jika ragu terhadap kondisi pulpa terekspose atau tidak (secara mekanikal maupun
karies)
Teknik pulpotomi : setelah pemberian anestesi lokal dan diberi ruber dam,seluruh
karies superfisial harus dihilangkan untuk mencegah kontaminasi bakteri selama
perawatan. Atap pulpa dihilangkan dengan menggunakan bur. Sedangkan bagian dasar
pulpa dibersihkan dengan menggunakan ekskavator tajam atau dengan bur putaran
ringan.
Selama proses pengambilan bagian dasar pulpa,1 atau 2 cotton pellets harus
diletakkan disetiap sisi bagian yang diambil,kemudian dilakukan penekanan pada bagian
itu selama beberapa menit. Setelah cotton pellets diambil akan tampak jendalan darah
dari proses pembekuan darah,tapi terkadang masih tampak perdarahan ringan. pada
jaringan pulpa yang berwarna ungu gelap menandakan bahwa proses iinflamasi telah
meluas kejaringan radikuler. Tanda tersebut berarti bahwa gigi tersebut tidak indikasi
untuk perawatan pulpotomi formokresol.
Perdarahan pada pulptomi tidak dapat dihentikan dengan menggunakan anestesi
lokal atau obat-obatan untuk menghentikan perdarahan lainnya. Karena perdarahan
pulpa merupakan pertanda vitalitas pulpa. Restorasi akhir untuk gigi post pulpotomi
adalah mahkota stainless steel.
TAHAPAN KETRAMPILAN
2. Lakukan pembukaan atap pulpa dengan menggunakan round bur sampai atap
pulpa terbebas.
4. Irigasi NaOCl kemudian dibilas dengan Aquades steril sampai sisi serbuk dentin
terangkat.
5. Setelah itu dikeringan dengan kapas sampai kondisi atap pulpa kering
ZOE
9. Kemudian setelah itu lakukan basis dengan menggunakan zinc phosphat cement
sampai atap pulpa tertutup
Zinc phospat
cement
LBM 3
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1
Langkah 3
Membulatkan tepi yang tajam
Pinggir – pinggir yang tajam bagian proksimal mengakibatkan SSC sukar beradapatasi
dengan gigi. Bagian pinggir yang tajam dari preparasi harus dibulatkan dengan
mengunakan bur fissure
Langkah 4
Seleksi dan mencoba crown
SSC dipilih sesuai jarak mesio-distal gigi susu sebelum preparasi. Jika jarak mesio-distal
dari gigi yang akan dipreparasi sudah tidak dapat diukur, dapat diambil jarak gigi tetangga
sebelah mesial ke gigi tetangga sebelah distal dari gigi yang dipreparasi.
Bila gigi tetangga tidak ada, dapat diambil ukuran dari gigi yang kontra lateral pada satu
rahang. Pengukuran SSC bisa dengan menggunakan caliper
Ukuran crown yang dipilih harus cukup besar untuk disisipkan diantara gigi di bawah
gingival margin dan sedikit bisa berotasi
Langkah 5
Menyesuaikan crown
Pemotongan SSC
Letakkan SSC yang sudah dipilih di atas gigi yang telah dipreparasi.
Tekan SSC ke arah gingiva :
gingiva.
Periksa apakah tepi SSC pada daerah aproksimal sudah baik
Tentukan kelebihan SSC, kemudian buang dengan stone bur atau potong
dengan gunting.
Langkah 6
Membentuk tepi crown
Pembentukan tepi crown SSC
Diperlukan tang – tang khusus :
Tempatkan tang dengan paruh cembung sebelah dalam dan paruh cekung
sebelah luar mahkota yang akan dibentuk.
Bagian bukal dan lingual serta servikal dibentuk dengan konfigurasi yang
sesuai dengan giginya. Bagian servikal harus benar menempel pada posisi gigi
untuk mendapatkan retensi yang maksimal.
Penghalusan SSC
Penghalusan merupakan langkah terakhir dan penting jika SSC telah sesuaiPermukaan
kasar akan mengiritasi gingiva dan memudahkan penumpukan plak. Untuk tindakan ini
daerah margin SSC diasah ke arah gigi supaya pinggirnyatidak mengiritasi gingiva,
kemudian pinggir dihaluskan dan dilicinkan denganstone bur atau rubber whell.
Langkah 7
Penyemenan dengan Glass Ionomer Cement (Luting Agent)
Setelah gigi selesai dipreparasi, SSC dipersiapkan, gigi dikeringkan dandiisolasi dengan
gulungan kapas. Gunakan adhesif semen misalnya GIC tipe 2 diaduk sampai
konsistensiseperti krim dan dialirkan ke dinding sebelah dalam SSC hingga hampir
penuh.Arah pemasangan SSC dari arah lingual/ palatal ke arah bukal.
Langkah 8
Pembersihan Semen
Jika semen telah mengeras, bersihkan semua kelebihan bahan terutama pada celah
gingiva dan daerah interdental papil dengan menggunakan skeler. Semen yang
berlebihan dapat mengakibatkan inflamasi gingiva dan ketidaknyamanan. Pasien
diinstruksikan untuk diet setengah lunak selama satu hari dan dianjurkan untuk
membersihkan celah gingiva dan daerah interdental papil dengan dental floss.
Langkah 9
Pengecekan Oklusi
Setelah SSC terpasang maka di lakukan pengecekan Oklusi .
LBM 4
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1
SPACE MAINTAINER
Space maintainer adalah suatu alat uang bersifat pasif yang berfungsi untuk
mempertahankan space hingga gigi permanen erupsi tempat untuk pencegahan
terjadinya maloklusi. Klasifikasi SM berdasarkan cara pemasangannya, yaitu SM lepasan
dan Sm cekat. Syarat SM harus dapat mempertahankanukuran lengkung mesio distal gigi
yang tanggal, harus dapat mencegah over erupsi gigi antagonisnya, sederhana dan kuat,
tidak memberikan tekanan berlebihan pada gigi yang masih ada, mudah dibersihkan dan
konstruksinya sederhana sehingga tidak mengganggu fungsi gigi dan mulut. suatu
perencanaan untuk analisa tempat yang terdiri dari tempat yang dibutuhkan dan tempat
yang tersedia. Tempat yang tersedia dapat diperoleh melalui lengkungan kawat atau
dapat menggunakan jangka dimana lengkung dibagi menjadi 6 bagian. Tempat yang
dibutuhkan dengan mengukur jumlah mesial distal tiap-tiap gigi. Dan jika terdapat gigi
yang belum tumbuh dapan menggunakan lengkung foto atau menggunakan prediction
table.
Band and loop adalah salah satu jenis space maintainer yang ekonomis dan
mudah untuk di buat serta mudah penggunaannya terhadap perubahan pada gigi
bercampur. Tetapi kekurangan pada jenis SM ini adalah tidak dapat mengembalikan
fungsi pengunyahan dan tidak dapat mencegah erupi dari gigi antagonis. Space
Maintainer ini diindikasikan untuk kasus kehilangan gigi decidui Molar 1, Molar 2 dan
caninus dengan gigi abutmen pada molar permanen pertama. Pada kondisi gigi abutmen
posterior dengan karies yang luas yang dilakukan perawatan pulpa dan restorasi crown
dapat menggunakan stainless steel crown and loop maintainer.
2. The Distal Shoe Appliance
Distal shoe adalah salah satu jenis space maintainer yang diindikasikan pada kasus
hilangnya gigi molar 2 decidui sebelum erupsinya gigi molar permanen pertama.
Gerakan kearah mesial dan migrasi molar permanen pertama sering kali terjadi pada
kasus premature loss gigi molar 2 decidui. Distal shoe ini berguna untuk
mempertahankan ruangan dan mempengaruhi erupsi aktif dari gig molar permanen
pertama. Penggunaan alat ini dengan gigi molar pertama decidui sebagai penyangga
menggunakan stainless steel crown.
Jumlah
543 34 5 (perkiraan) : mm +
Jumlah
2 1 1 2 (Diukur) : mm
543 34 5 (perkiraan) : mm +
Jumlah yang dibutuhkan : mm
Jumlah yang tersedia : mm -
Kekurangan/kelebihan : mm
Kesimpulan:
Prediction table moyers
Desain
KETERANGAN:
PETUNJUK SKILL LAB
LBM 4
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1
TAHAPAN KETERAMPILAN
1. Pembuatan Klamer Adam
Klamer Adams merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum digunakan .
Biasanya dikenakan pada gigi molar kanan dan kiri serta pada gigi premolar atau gigi
anterior.
Diameter kawat yang digunakan : 0,7 mm untuk gigi molar dan premolar serta
0,6 mm untuk gigi anterior.
Bagian-bagiannya terdiri dari :
• Cross bar :
Merupakan bagian kawat sepanjang 2/3 mesiodistal gigi anchorage yang akan dipasangi,
posisi sejajar permukaan oklusal, terletak 1 mm disebelah bukal permukaan bukal , tidak
tergigit ketika gigi beroklusi.
• U loop :
Terletak diujung mesial dan distal cross bar. Menempel pada permukaan gigi di
daerah undercut bagian mesiobukal dan distobukal.
• Pundak: Merupakan lanjutan dari U loop yang melewati daerah interdental dibagian
oklusal sisi mesial dan distal gigi anchorage.Tidak tergigit sewaktu gigi beroklusi.
• Basis :
Ujung kawat pada kedua sisi tertanam didalam plat akrilik, diberi bengkokan untuk retensi.
Cara pembuatan :
a. Sebelum klamer adam dibuat, maka kedua titik mesio-aproksimal dan disto-
aproksimal di bawah kontur terbesar gigi yang diberi klamer ditentukan
terlebih dahulu dengan spidol.
b. Apabila kedua titik tersebut tidak terlihat karena tertutup oleh gingiva, maka
model gingiva sebelah interdental harus dikurangi sesuai dengan bentuk
giginya sampai kedua titik yang dimaksud dapat terlihat.
c. Gambarlah kedua titik pada model dimana kedua ujung U loop harus kontak
d. Kawat dibengkokkan dengan kekuatan jari sedangkan tang hanya untuk
memegang saja. Bengkokan merupakan sudut lancip kurang lebih 70-80
derajat.
e. Berilah tanda untuk bengkokan yang kedua. Jarak antara bengkokan
pertama dan kedua sama dengan jarak antara kedua titik mesio dan
distoaproksimal yang telah tergambar.
f. Pembuatan salah satu dari U loop. Panjang U loop tergantung pada panjang
mahkota dan posisi dari gigi yang akan diberi klamer. Bidang yang terbentuk
oleh kedua kaki U loop membuat sudut kurang lebih 45 derajat dengan
crossbar (bagian kawat klamer antara bengkokan pertama dan kedua).
g. Gambar kedua U loop selesai dibuat selanjutnya disesuaikan dengan
model, kedua ujung U loop harus tepat mengenai kedua titik mesio dan
disto-aproksimal
h. Menurut Adam, kaki klamer sebelah mesial selalu harus selesai lebih dulu
karena akan dipakai sebagai patokan. Meskipun klamer belum selesai,
tetapi bila betul pembuatannya,maka klamer tidak akan jatuh bila model
dibalikkan
i. Kaki klamer sebelah mesial selesai dibuat, dilihat dari oklusal
j. Buatlah kaki klamer sebelah dista
k. Secara skematis pembuatan klamer Adam dapat digambarkan sebagai
berikut :
• Bagian-bagiannya :
a. Basis : merupakan bagian yang tertanam dalam plat akrilik.
b. Pundak :Merupakan kawat lanjutan dari basis keluar dari plat akrilik di ujung Verkeilung
melewati daerah interdental gigi.
c. Lup : berbentuk huruf “U” sehingga disebut U loop
Cara pembuatan :
1. Membuat gambar disain labial arch pada model gigi dengan pensil
4. Dilihat dari atas busur terlihat melengkung halus tanpa ada lekukan-lekukan tajam
dan terlihat simetri
5. Sesuaikan busur dengan model cetakan gigi sebelah anterior. Buatlah dua tanda
titik pada salah satu sisi busur yang menunjukkan lebar loop yang diinginkan (dari
mesial c hingga mesial m1). Titik distal merupakan proyeksi titik pada model yang
menunjukkan tempat masuknya busur ke dalam plat akrilik setelah loop selesai
dibuat. Titik mesial (yang akan dibengkokkan) didapatkan setelah dilakukan
pengukuran dari titik distal selebar loop yang diinginkan.
6. Pembuatan loop dimulai dengan membengkokkan busur pada tanda titik sebelah
mesial.
7. Loop dibuat dengan menggunakan tang setengah bulat atau bulat. Panjang loop
dibuat sesuai dengan fungsinya atau sesuai dengan dalamnya vestibulum oris
(ujung tidak boleh menyentuh batas mukosa bergerak dan tidak bergerak).
LBM 4
MODUL 5.2
MANAGEMENT OF DENTAL DISEASES 1
PEMBUATAN KLAMER
(PEMBUATAN KLAMER C, FINGER SPRING, SIMPLE SPRING)
KETERAMPILAN :
1. Pembuatan Klamer C
2. Pembuatan finger spring
3. Pembuatan simple spring
Materi Klamer C
Klamer C (Simple/Bukal Clasp) Klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan
dan kiri tetapi bisa juga pada gigi yang lain. Pembuatannya mudah, tidak memerlukan
tang khusus, tidak memerlukan banyak
8
materi kawat, tidak melukai mukosa , retensinya cukup, tetapi tidak efektif jika dikenakan
pada gigi desidui atau gigi permanen yang baru erupsi. Ukuran diameter kawat yang
dipakai : untuk gigi molar 0,8 – 0,9 mm, sedangkan untuk gigi premolar dan gigi anterior
0,7 mm.
Bagian-bagiannya terdiri dari:
• Lengan: Berupa lengkung kawat dari ujung membentuk huruf C memeluk leher gigi di
bagian bukal dari mesial ke distal di bawah lingkaran terbesar (daerah undercut), satu
milimeter di atas gingiva dengan ujung telah ditumpulkan.
• Pundak: Merupakan lanjutan dari lengan dibagian distal gigi berbelok ke
lingual/palatinal menelusuri daerah interdental. kawat di daerah ini hindari jangan
sampai tergigit.
• Basis: Merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik, ujungnya diberi
bengkokkan untuk retensi.
Materi Finger Spring
Pir jari atau finger spring merupakan bagian aktif dari alat ortodontik lepasan yang
menyerupai jari-jari sebuah lingkaran, memanjang dari pusat lingkaran ke sisi lingkaran
(lengkung gigi). Pir ini berfungsi untuk menggerakkan gigi ke arah mesial atau distal dan
biasanya digunakan untuk gigi-gigi anterior. Cara aktivasi finger spring seperti yang
tertera pada gambar:
Gambar
4
c) Buatlah tekukan pada bagian ujung basis finger spring.