BPSL
BUKU PANDUAN SKILL’S LAB
PENYAKIT PULPA
PERIAPIKAL 2
BLOK 6
SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
NAMA KLP
NIM
SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
PENYUSUN :
1. Drg. Yuliana Ratna Kumala, Sp.KG
2. Drg. Chandra Sari Kurniawati, Sp.KG
3. Drg. Rahmavidyanti Priyanto, Sp.KG
1. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti semua ujian praktikum/skill’s lab pada waktu yang telah
ditentukan.
2. Mahasiswa yang berhalangan mengikuti ujian harus melapor paling lambat 2 (dua) hari sesudah hari
ujian kepada penanggungjawab Mata Ajar yang bersangkutan dengan mengajukan alasan tertulis yang
dapat dipertanggungjawabkan.
3.1.2 ALAT
1. Kaca mulut
2. Sonde lurus dan bengkok
3. Pinset
4. Ekskavator
5. Plastic filling
6. Mikromotor Low speed dan handpiece contra angle
7. Bur untuk cavity entrance (endo acces, bur bulat, bur fissure panjang menguncup)
8. Konektor bur jet
9. Pensil tinta
10. Jarum miller halus untuk mengukur panjang kerja/mencari orifice gigi
11. Jarum eksterpasi untuk mengeluarkan jaringan pulpa yang nekrotik
12. File tipe K no. 15-40, panjang 21 mm & 25 mm untuk preparasi saluran akar
13. File tipe K no. 45-80, panjang 21 mm & 25 mm untuk preparasi saluran akar
14. Protaper 1 set ukuran 25
15. Jarum lentulo untuk mengoleskan pasta pengisian saluran akar
16. Papper point no. 15-40
17. Papper point no. 45-80
18. Plugger
19. Gutta percha no. 15-40
20. Gutta percha no. 45-80
21. Gutta percha protaper (F1, F2, F3)
22. Glass lab tebal (± 1 cm)
23. Dappen glass
24. Cement spatula
25. Penumpat plastis
26. Petridish bersekat
27. Chip blower
3.1.3 BAHAN
3.1.4 TEORI (tergantung ada atau tidak)
Keberhasilan perawatan saluran akar salah satunya didukung oleh access opening (pembukaan jalan masuk)
yang tepat. Untuk memperoleh pembukaan jalan masuk yang tepat, operator harus mengetahui anatomi dan
konfigurasi pulpa masing-masing elemen gigi. Ketepatan pembukaan jalan masuk akan memudahkan operator
untuk menemukan saluran akar dan mencegah pembuangan jaringan keras gigi yang berlebihan.
Gambar Outline Pembukaan Jalan Masuk Untuk Geligi Rahang Atas dan Rahang Bawah
- Tunjukkan instruktur
Patokan oklusal untuk gigi saluran akar ganda adalah tonjol (cusp) yang tertinggi
PANJANG KERJA
Kemudian dilakukan penghitungan panjang gigi dengan rumus:
PGS = PGF X PAS
PAF
Keterangan: PGS = panjang gigi sesungguhnya
PGF = panjang gigi pada foto
PAS = panjang alat sesungguhnya
PAF = panjang alat pada foto
Panjang kerja adalah panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar gigi. Panjang kerja
alat preparasi saluran akar diukur 0,5-1mm lebih pendek dari panjang saluran akar sebenarnya, hal ini
untuk menghindari rusaknya penyempitan saluran akar di apikal (apical constriction) atau masuknya
alat preparasi ke jaringan periapikal
Tunjukkan instruktur
Teknik Crown Down Presureless, merupakan modifikasi dari teknik step down, menghasilkan preparasi
berbentuk corong / tirus menggunakan instrument endodontic Protaper.
D. Finishing
1. Menggunakan file F1.
Memasukkan file F1 sesuai dengan panjang kerja. File F1 digunakan tanpa tekanan vertical
2. K-file #20 dimasukkan ke dalam saluran akar untuk mengukur diameter apikal.
3. Bila K-file terasa rapat pada panjang kerja, maka ukuran apikal adalah 20, sehingga preparasi
selesai sampai F1.
4. Bila K-file #20 terasa longgar saat dimasukkan sesuai panjang kerja, gunakan K-file #25. Bila K-
file terasa rapat pada panjang kerja, maka ukuran apikal adalah 25, sehingga preparasi selesai
sampai F2, demikian seterusnya. Pada praktikum ini, finishing sampai dengan file F.3
5. Setiap pergantian file, saluran akar harus diirigasi menggunakan NaOCl dan file diulasi lubrikan
menggunakan EDTA. Irigasi menggunakan spuit dan jarum irigasi dengan cara jarum irigasi
dibengkokkan hingga dapat memasuki saluran akar sekitar 2-3 mm dari panjang kerja.
3. Penentuan File Terbesar yaitu file terakhir. Preparasi secara bertahap menggunakan file satu nomer
lebih besar dari FAU/MAF dan panjang kerja dikurangi 1 mm. File Terbesar (FT) didapatkan dengan
cara naik kurang lebih 3 nomor file lebih besar dari FAU/MAF, sebagai berikut :
a. K-File # 30
Preparasi dilanjutkan dengan file nomer #30 dengan panjang kerja dikurangi 1 mm dari MAF.
b. K-File #35
Preparasi dilanjutkan dengan file nomer #35 dengan panjang kerja dikurangi 2 mm dari MAF.
c. K-File #40
Preparasi dilanjutkan dengan file nomer #40 dengan panjang kerja dikurangi 3 mm dari MAF
5. Setiap pergantian file setelah dicapai FAU/MAF, perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja semula
dengan menggunakan file nomer 25. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyumbatan saluran
akar oleh serbuk dentin yang terasah.
6. Selama preparasi dan setiap pengeluaran file dari saluran akar perlu dilakukan irigasi dengan NaOCl yang
dimasukkan dalam syringe untuk membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang
terasah. Irigasi menggunakan spuit dan jarum irigasi dengan jara jarum irigasi dibengkongkan hingga
dapat memasuki saluran akar sekitar 2-3 mm dari panjang kerja.
7. Setiap penggunaan file untuk preparasi digunakan pelumas/pelunak dentin untuk mengatasi penyumbatan
saluran akar (Gel EDTA, RC-Prep).
8. Tahapan preparasi selesai, jika jaringan dentin telah bersih dan halus (dapat dilihat dari bersihnya jarum
preparasi setelah dikeluarkan dari dalam saluran akar). Setelah preparasi selesai, keringkan dengan paper
point yang telah disterilkan.
Tunjukkan instruktur.
BASIS
- Terakhir dasar kavitas ditutup dengan basis semen yang merata dan halus.
- Tunjukkan instruktur.
8.2.2 ALAT
--
8.2.3 BAHAN
--
8.2.4 TEORI
Gigi Insisivus Sentral Maksiler
Panjang gigi rata-rata 21, 8 mm
Kamar pulpa terletak pada pusat mahkota, sama jauhnya dari dinding-dinding dentin.
Kamar pulpa ovoid ke arah mesiodistal.
Mempunyai satu akar dengan satu saluran akar. Saluran akarnya luas bagian labiopalatal,
besar dan sederhana dalam garis bentuk, berbentuk konis dan terletak di pusat.
Mayoritas akarnya lurus (75%), beberapa membengkok ke distal (8%), mesial (4%),
palatal (4%) atau labial (9%). Saluran akar biasanya mengikuti arah akar yang
membengkok.
Foramen apical terletak di pusat pada apeks anatomik pada hanya 12% kasus, dan suatu
delta apical pada 1% kasus.
PANJANG KERJA
Kemudian dilakukan penghitungan panjang gigi dengan rumus:
PGS=PGF X PAS
PAF
Keterangan:
PGS = panjang gigi sesungguhnya
PGF = panjang gigi pada foto
PAS = panjang alat sesungguhnya
PAF = panjang alat pada foto
Panjang kerja adalah panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar gigi. Panjang
kerja alat preparasi saluran akar diukur 0,5-1mm lebih pendek dari panjang saluran akar sebenarnya,
hal ini untuk menghindari rusaknya penyempitan saluran akar di apikal (apical constriction) atau
masuknya alat preparasi ke jaringan periapikal.
Tunjukkan instruktur.
Diperiksa apakah guttap percha telah sesuai panjang dan diameternya dengan mencoba menariknya
keluar dengan menggunakan pinset, apakah sudah menunjukkan initial fit di daerah apikal yang baik.
Tunjukkan instruktur.
Lakukan Rontgen foto untuk Trial Guttap
- Tunjukkan instruktur.
STERILISASI RUANG PULPA
- Sterilisasi ruang pulpa dengan obat saluran akar dilakukan setelah preparasi saluran akar selesai
atau setiap antar kunjungan walaupun preparasi saluran akar belum selesai.
- Teteskan ChKM pada cotton pellet, peras dengan menjepitkan pada cotton roll, letakkan pada
orifice. Tunjukkan instruktur
- Tumpatkan bahan tumpatan sementara pada kavitas sampai penuh dan padat.
- Tunjukkan instruktur
--
3.1.3 BAHAN
--
3.1.4 TEORI (tergantung ada atau tidak)
3.1.5 TAHAPAN PEKERJAAN
1. Pengukuran panjang kerja Pasak
Persyaratan pasak yaitu diameter pasak pasak adalah 1/3 luas penampang akar dengan panjang pasak
2/3 panjang akar atau minimal sepanjang mahkota klinis gigi.
Panjang Pasak (DL) harus sama dengan panjang mahkota klinis (CL) atau 2/3 panjang akar. Sementara panjang sisa
gutta percha di apikal (AF) minimal 4 mm.
PK PSA
: 25mm
P. Ferrule :
P.Mahkota 4mm
Klinis :
P. dekaputasi
10mm
Mahkota : 6mm
Kemudian,
Panjang kerja pasak : (2/3 X 15 mm) + 4 mm
Dengan demikian alat GGD atau Peeso reamer yang dipakai diukur sepanjang 14 mm dan diberi
stopper.
2. Dekaputasi mahkota
a. Membuat outline berupa dua titik pada permukaan bidang labial setinggi interdental papil (+ 4 mm
dari servikal, sebagai ferrule)
b. Membuat dua lubang sesuai outline menggunakan round bur sebagai pedoman
c. Kemudian lubang tersebut ditembuskan ke arah palatal menggunakan fissure diamond bur sambil
digerakkan ke mesial distal sampai saluruh mahkota patah. Kontra bevel pada occluso-axial line angle
menggunakan bur flame Tunjukkan instruktur.
d. Finishing line di servikal dibentuk tepat setinggi margin gingival dengan akhiran chamfer
menggunakan mata bur round end diamond bur di bagian palatal dan shoulder menggunakan mata
bur flat end diamond bur di bagian labial. Tunjukkan instruktur.
c. Dilakukan foto untuk memastikan panjang gutta percha yang terambil sudah sesuai dengan
persyaratan pasak. Tunjukkan instruktur.