Anda di halaman 1dari 29

K

BPSL
BUKU PANDUAN SKILL’S LAB

PENYAKIT PULPA
PERIAPIKAL 2

BLOK 6
SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

NAMA KLP

NIM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1
BUKU PANDUAN SKILL’S LAB
BLOK 6

PENYAKIT PULPA PERIAPIKAL 2

SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

PENYUSUN :
1. Drg. Yuliana Ratna Kumala, Sp.KG
2. Drg. Chandra Sari Kurniawati, Sp.KG
3. Drg. Rahmavidyanti Priyanto, Sp.KG

CETAKAN : OKTOBER 2019


FKG UB

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2


BAB 1

1.1 TATA TERTIB PRAKTIKUM/SKILL’S LAB


1. Datang tepat waktu sesuai jadwal praktikum, keterlambatan minimal 15 menit, jika lebih tidak boleh
mengikuti kegiatan praktikum.
2. Memakai pakaian yang sopan dan rapi, tidak diperbolehkan memakai kaos oblong, celana jeans, rok
mini, dan sandal atau sepatu terbuka.
3. Memakai jas praktikum yang bersih dan rapi, lengkap dengan name tag, dan membawa perlengkapan
yang diperlukan.
4. Bacalah buku petunjuk praktikum/skill’s lab sehingga dapat menguasai hal yang harus dikerjakan
atau dipahami.
5. Setiap kali akan mengerjakan/ memulai praktikum, periksa dulu kelengkapan praktikum yang
disediakan apakah dalam keadaan baik atau tidak.
6. Jika ada kekurangan segera lapor kepada instruktur.
7. Jika berhalangan mengikuti SL dimohon menyerahkan surat ijin, dan tidak ada pergantian hari SL.
8. Selama praktikum mahasiswa tidak diperbolehkan merokok, makan, bermain handphone atau
memasukkan jari/benda lain ke dalam mulut.
9. Apabila terjadi kecelakaan sekecil apapun (misal mendapat luka) segera lapor kepada instruktur.
10. Bersihkan meja praktikum dan semua peralatan yang dipakai.

1.2 TATA TERTIB UJIAN PRAKTIKUM/SKILL’S LAB

1. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti semua ujian praktikum/skill’s lab pada waktu yang telah
ditentukan.
2. Mahasiswa yang berhalangan mengikuti ujian harus melapor paling lambat 2 (dua) hari sesudah hari
ujian kepada penanggungjawab Mata Ajar yang bersangkutan dengan mengajukan alasan tertulis yang
dapat dipertanggungjawabkan.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3


BAB 2
MODUL KEGIATAN SKILL’S LAB ILMU KONSERVASI GIGI 2

2.1. MODUL 1 PERAWATAN SALURAN AKAR


2.1.1. KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI
Di akhir praktikum, mahasiswa mampu menguasai :
1. Prosedur Perawatan Saluran Akar Ganda, dengan :
Preparasi teknik Konvensional serta pengisian dengan teknik Single Cone.
Preparasi teknik Crown Down Presureless serta pengisian dengan teknik Single Cone.
Preparasi teknik Step Back serta pengisian dengan teknik Kondensasi Lateral.

2. Prosedur Perawatan Saluran Akar Tunggal, dengan :


Konvensional serta pengisian dengan teknik Single Cone.
Preparasi teknik Crown Down Presureless serta pengisian dengan teknik Single Cone.
Preparasi teknik Step Back serta pengisian dengan teknik Kondensasi Lateral.

2.1.2. SASARAN PEMBELAJARAN PENUNJANG


1. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Perawatan Saluran Akar Ganda dengan :
Preparasi teknik Konvensional serta pengisian dengan teknik Single Cone, dengan tahap pekerjaan
membuat outline form, cavity entrance, mengukur panjang gigi, ekstirpasi jaringan pulpa, preparasi
saluran akar dengan teknik konvensional, Trial Guttapercha, sterilisasi ruang pulpa dan pengisian
saluran akar dengan teknik single cone pada phantom.

2. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Perawatan Saluran Akar Ganda dengan :


Preparasi teknik Crown Down Presureless serta pengisian dengan teknik Single Cone, dengan tahap
pekerjaan membuat outline form, cavity entrance, mengukur panjang gigi, ekstirpasi jaringan pulpa,
preparasi saluran akar dengan teknik Crown down presureless, Trial Guttapercha, sterilisasi ruang
pulpa dan pengisian saluran akar dengan teknik single cone pada phantom.

3. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Perawatan Saluran Akar Ganda dengan :


Preparasi teknik Step Back serta pengisian dengan teknik Kondensasi Lateral, dengan tahap
pekerjaan membuat outline form, cavity entrance, mengukur panjang gigi, ekstirpasi jaringan pulpa,
preparasi saluran akar dengan teknik Step back, Trial Guttapercha, sterilisasi ruang pulpa dan
pengisian saluran akar dengan teknik kondensasi lateral pada phantom.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 4


4. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Perawatan Saluran Akar Tunggal dengan :
Preparasi teknik Konvensional serta pengisian dengan teknik Single Cone, dengan tahap pekerjaan
membuat outline form, cavity entrance, mengukur panjang gigi, ekstirpasi jaringan pulpa, preparasi
saluran akar dengan teknik konvensional, Trial Guttapercha, sterilisasi ruang pulpa dan pengisian
saluran akar dengan teknik single cone pada phantom.

5. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Perawatan Saluran Akar Tunggal dengan :


Preparasi teknik Crown Down Presureless serta pengisian dengan teknik Single Cone, dengan tahap
pekerjaan membuat outline form, cavity entrance, mengukur panjang gigi, ekstirpasi jaringan pulpa,
preparasi saluran akar dengan teknik Crown down presureless, Trial Guttapercha, sterilisasi ruang
pulpa dan pengisian saluran akar dengan teknik single cone pada phantom.

6. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Perawatan Saluran Akar Tunggal dengan :


Preparasi teknik Step Back serta pengisian dengan teknik Kondensasi Lateral, dengan tahap
pekerjaan membuat outline form, cavity entrance, mengukur panjang gigi, ekstirpasi jaringan pulpa,
preparasi saluran akar dengan teknik Step back, Trial Guttapercha, sterilisasi ruang pulpa dan
pengisian saluran akar dengan teknik kondensasi lateral pada phantom.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 5


2.2. MODUL 2
RESTORASI PASCA PERAWATAN SALURAN AKAR
2.2.1. KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI
Di akhir praktikum, mahasiswa mengetahui prosedur perawatan Bleaching (pemutihan gigi) secara
eksternal dan menguasai prosedur pembuatan restorasi Dowel Cast Crown pasca perawatan saluran
akar.

2.2.2. SASARAN PEMBELAJARAN PENUNJANG


1. Mahasiswa menyaksikan peragaan / demo video perawatan Bleaching (pemutihan gigi) secara
eksternal
2. Mahasiswa mampu melakukan prosedur pembuatan restorasi Dowel Cast Crown dengan tahap
pekerjaan, pengukuran panjang kerja pasak, pengurangan guttap percha, preparasi pasak,
pembuatan seat dan finishing line serta pembuatan model pasak dan inti.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 6


BAB 3
POKOK BAHASAN

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


PERSIAPAN PHANTOM

Untuk pekerjaan phantom dibutuhkan alat sebagai berikut :


- 1 set phantom (disediakan oleh fakultas)
- Gigi
Insisive 1 RA sebanyak 2 buah
Premolar 1 RA sebanyak 2 buah
Molar 1 RB sebanyak 2 buah

ALAT DAN BAHAN (DISEDIAKAN FAKULTAS)


1. Micromotor & handpiece contra angle
2. Film viewer
3. Aquadest
4. NaOCl 2,5%
5. EDTA
6. ChKM
7. Cavit
8. Fletcher (powder+liquid)
9. ZnPO4 (powder+liquid)
10. Endomethasone (powder+liquid)
11. Inlay wax
12. Vaseline

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7


ALAT YANG DISIAPKAN MAHASISWA :
NO LIST ALAT SKILL'S LAB BLOK 6 JUMLAH
1 Lap Putih 2
2 Sarung Tangan
3 Masker
4 Tray Melamin 1
6 Kaca Mulut no 4 2
7 Sonde Halfmoon 1
8 Sonde Lurus 1
9 Pinset 1
10 Endodontik Pinset/Endo Plier/Endodontik tweezer 1
11 Ekskavator 1
12 Spatula GIC (biru) 1
13 Spatula Semen (logam) 1
14 Plastis filling instrument plastik 1
15 Plastis filling instrument logam 1
16 Konektor bur jet 1
Bur untuk cavity entrance : endo acces, bur bulat, bur fissure panjang
17 1
menguncup
Bur untuk preparasi mahkota : round, fissure, flat end tappered, round end
18 Min.@1
tappered, flame
19 Peeso Reamer 1
20 Gates glidden drill 1
21 Jarum Ekstirpasi 1
22 Jarum Lentulo 1
23 Spreader 1
24 Root canal plugger 1
25 File C+ assorted, panjang 21 mm & 25 mm 1
26 File tipe K no.8, panjang 21 mm & 25 mm 1
27 File tipe K no.10, panjang 21 mm & 25 mm 1
28 File tipe K no. 15-40, panjang 21 mm & 25 mm 1
29 File tipe K no. 45-80, panjang 21 mm & 25 mm 1
30 File tipe K no. 90-140 1
31 File Protaper 1 box
32 Paper point no. 15-40 1 box
33 Paper point no. 45-80 1 box
34 Gutapperca no. 15-40 1 box
35 Gutapperca no. 45-80 1 box
3 box/kelp
36 Gutapperca Protapper (uk. F1, F2, F3 dalam 1 box)
SL
37 Alat irigasi (syringe jarum suntik 3 cc) dan tutupnya Min. 6
38 Jarum irigasi (lubang samping) Min. 6
39 Endo box logam 1
40 Endo block 1
41 Cotton pellet

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 8


42 Cotton roll
43 Glass slab 1
44 Dappen Glass 1
45 Petridisk bersekat 1
46 Chip Blower 1
47 Gunting kecil 1
48 Kaca Mata Kerja 1
49 Rubber Bowl 1
50 Spatula alginate (karet) 1
51 Spatula gips (logam) 1
52 Pisau Gips 1
53 Pisau Model / Lecron 1
54 Tempat sampah kecil 1
55 Handpiece contra angle dan straight 1
56 Bunsen brander 1
57 Sendok cetak penuh 1 psg
58 Sendok cetak sebagian 1 psg
59 Drawing pen 0.1 1
60 Penggaris pendek 1

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 9


3.1 MODUL 1 PERAWATAN SALURAN AKAR
TOPIK : PERAWATAN SALURAN AKAR GANDA DENGAN TEKNIK
PREPARASI CROWN DOWN PRESURELESS DAN STEPBACK
3.1.1 SASARAN PEMBELAJARAN
Pada akhir kegiatan pembelajaran SL diharapkan :
1. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Perawatan Saluran Akar Ganda dengan :
Preparasi teknik Crown Down Presureless serta pengisian dengan teknik Single Cone, dengan tahap
pekerjaan membuat outline form, cavity entrance, mengukur panjang gigi, ekstirpasi jaringan pulpa,
preparasi saluran akar dengan teknik Crown down presureless, Trial Guttapercha, sterilisasi ruang
pulpa dan pengisian saluran akar dengan teknik single cone pada phantom.

2. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Perawatan Saluran Akar Ganda dengan :


Preparasi teknik Step Back serta pengisian dengan teknik Kondensasi Lateral, dengan tahap
pekerjaan membuat outline form, cavity entrance, mengukur panjang gigi, ekstirpasi jaringan pulpa,
preparasi saluran akar dengan teknik Step back, Trial Guttapercha, sterilisasi ruang pulpa dan
pengisian saluran akar dengan teknik kondensasi lateral pada phantom.

3.1.2 ALAT
1. Kaca mulut
2. Sonde lurus dan bengkok
3. Pinset
4. Ekskavator
5. Plastic filling
6. Mikromotor Low speed dan handpiece contra angle
7. Bur untuk cavity entrance (endo acces, bur bulat, bur fissure panjang menguncup)
8. Konektor bur jet
9. Pensil tinta
10. Jarum miller halus untuk mengukur panjang kerja/mencari orifice gigi
11. Jarum eksterpasi untuk mengeluarkan jaringan pulpa yang nekrotik
12. File tipe K no. 15-40, panjang 21 mm & 25 mm untuk preparasi saluran akar
13. File tipe K no. 45-80, panjang 21 mm & 25 mm untuk preparasi saluran akar
14. Protaper 1 set ukuran 25
15. Jarum lentulo untuk mengoleskan pasta pengisian saluran akar
16. Papper point no. 15-40
17. Papper point no. 45-80
18. Plugger
19. Gutta percha no. 15-40
20. Gutta percha no. 45-80
21. Gutta percha protaper (F1, F2, F3)
22. Glass lab tebal (± 1 cm)
23. Dappen glass
24. Cement spatula
25. Penumpat plastis
26. Petridish bersekat
27. Chip blower

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 10


28. Cotton pellet dan cotton roll
29. Spreader untuk pengisian saluran akar dengan teknik kondensasi lateral
30. Gunting kecil dan penggaris pendek
31. Alat irigasi (syringe jarum suntik 2,5 ml) dan tutupnya sebanyak 2 buah
32. Bunsen brander
33. Endo box logam
34. Kain putih dan bersih
35. Kacamata kerja
36. Masker dan Sarung Tangan

3.1.3 BAHAN
3.1.4 TEORI (tergantung ada atau tidak)
Keberhasilan perawatan saluran akar salah satunya didukung oleh access opening (pembukaan jalan masuk)
yang tepat. Untuk memperoleh pembukaan jalan masuk yang tepat, operator harus mengetahui anatomi dan
konfigurasi pulpa masing-masing elemen gigi. Ketepatan pembukaan jalan masuk akan memudahkan operator
untuk menemukan saluran akar dan mencegah pembuangan jaringan keras gigi yang berlebihan.

Gambar Outline Pembukaan Jalan Masuk Untuk Geligi Rahang Atas dan Rahang Bawah

Gigi Molar Pertama Mandibular


 Panjang gigi rata-rata 21,9 mm.
 Atap kamar pulpa sering berbentuk persegi panjang. Dinding mesial lurus, dinding distal bulat dan
dinding bukal serta lingual berkumpul untuk bertemu dengan dinding mesial dan distal serta
membentuk suatu dasar jajaran genjang.
 Atap kamar pulpa mempunyai empat tanduk pulpa: mesiobukal, mesiolingual, distobukal dan
distolingual. Atap kamar pulpa terletak pada sepertiga servikal mahkota tepat di atas serviks gigi, dan
dasar terletak pada sepertiga servikal akar.
 Tiga orifice yang terlihat jelas terletak pada dasar pulpa: mesiobukal, mesiolingual dan distal.
 Orifice mesiobukal terletak di bawah cusp mesiobukal dan biasanya sukar untuk ditemukan dan
dimasuki bila tidak cukup struktur gigi yang diambil. Orifice mesiolingual terletak pada suatu
penurunan yang dibentuk oleh dinding mesial dan lingual, orifice ini dapat dieksplorasi dari arah
distobukal. Suatu alur biasanya menghubungkan orifice mesiobukal dan mesiolingual. Orifice
mesiobukal dan mesiolingual mungkin berdekatan di bawah cusp mesiobukal.
 Orifice distal, yang berbentuk oval dengan diameter terlebar arah bukolingual, dapat dieksplorasi
dengan dimulai dari arah mesial. Bila orifice distal ditembus dari pada arah distobukal atau

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 11


distolingual, harus dicari suatu orifice dan saluran tambahan pada akar distal. Orifice multiple pada
akar distal biasanya ditemukan pada bagian bukal dan lingual saluran akar koronal yang ovoid.
 Biasanya terdapat 2 akar yang sangat berbeda pada gigi tersebut, 1 mesial dan 1 distal. Kedua akar
lebar dan datar ke arah bukolingual, dengan penurunan pada tengah-tengah akar arah bukolingual.
Ciri anatomik ini lebih menonjol pada akar mesial. Pada beberapa kasus dijumpai akar ketiga, baik di
bagian distal maupun dibagian mesial (5,3%). Akar mesial membengkok ke distal (84%) dan lurus
(16%). Akar distal lurus (74%), membengkok ke distal (21%) dan membengkok ke mesial (5%).
 Meskipun gigi ini mempunyai 2 akar, biasanya terdapat 3 saluran. Akar mesial mempunyai 2 saluran
yang keluar pada 2 foramen (14%), 2 saluran yang bergabung keluar pada 1 foramen (28%), 2 saluran
yang bergabung membentuk membentuk 1 saluran bercabang 2 dan keluar pada 2 foramen (10%) dan
1 saluran yang bercabang 2 dan keluar pada 2 foramen (8%). Pada kasus yang jarang terjadi, 3 saluran
keluar pada 3 foramen.
 Akar distal mempunyai 1 saluran yang keluar pada 1 foramen (70%), 1 saluran bercabang 2 dan keluar
pada 2 foramen (8%), 2 saluran bergabung dan keluar pada 1 foramen (15%), 2 saluran keluar pada
2 foramen (5%) dan 2 saluran bersatu membentuk 1 saluran dan kemudian bercabang dan keluar pada
2 foramen (2%).
 Pada potongan melintang, ketiga saluran ovoid pada sepertiga servikal dan tengah serta bulat pada
sepertiga apikal. Dua saluran yang terdapat pada akar distal biasanya bulat pada potongan melintang
dari sepertiga servikal sampai sepertiga apikal.

Gigi molar mandibular (D dan E)

3.1.5 TAHAPAN PEKERJAAN


 OUT LINE CAVITY ENTRANCE
- Membuat outline cavity entrance dengan bolpoin tinta, pada permukaan oklusal gigi molar satu
mandibular dengan bentuk empat persegi panjang.
- Outline preparasi digambarkan sesuai dengan lebar dan bentuk ruang pulpa, serta saluran akar yang
akan dituju waktu pembukaan akses dalam kavitas gigi
- Tunjukkan instruktur

 PEMBUKAAN JALAN MASUK


- Pembukaan jalan masuk untuk gigi molar pertama mandibular mengikuti bentuk anatomi kamar
pulpa
- Email dan dentin ditembus dengan bur bulat No.4 pada fossa sentral dengan sudut pengeburan ke
arah distal, yang memiliki kamar pulpa terbesar (gambar c)
- Setelah menembus email, digunakan bur yang sama untuk menembus dentin sampai kamar pulpa
tercapai (gambar d). Dapat dirasakan suatu ‘penurunan’ bur ke dalam kamar pulpa bila kamarnya
luas.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 12


- Pemotongan ke arah oklusal dari dalam kamar pulpa, adalah dengan mengambil bagian terbesar atap
kamar pulpa (gambar e). Bentuk dan ukuran anatomi internal kamar pulpa memandu pemotongan.
Digunakan bur fissure tappered untuk menghilangkan atap kamar pulpa yang tersisa (gambar f).
- Pembukaan jalan masuk meluas ke arah tonjol mesiobukal, untuk menemukan saluran mesiobukal,
ke arah lingual agak melebihi alur sentral untuk menemukan saluran mesiolingual, dan kembali ke
arah distal.
- Lubang jalan masuk biasanya trapezoidal dengan sudut-sudut bulat atau persegi panjang bila terdapat
saluran distal kedua (gambar h).
- Jalan masuk langsung diuji dengan menempatkan ujung lurus eksplorer endodontik ke dalam orifice
setiap saluran akar.
- Airilah kamar pulpa dengan NaOCl untuk membersihkan sisa-sisa organik, kemudian keringkan
dengan cotton pellet. Dengan eksplorer endodontik, pastikanlah letak orifice setiap saluran akar.

- Tunjukkan instruktur

Bentuk kamar pulpa gigi molar rahang bawah


A sampai H, langkah-langkah pada pembukaan jalan masuk gigi molar pertama mandibular, L lingual;
F fasial; D distal; M mesial

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 13


 DIAGNOSTIC WIRE PHOTO (DWP)
- Setelah semua orifice didapat, maka digunakan jarum C+ atau file nomor 10-15 ke dalam masing-
masing saluran akar yang diberi tanda stopper menggunakan bahan yang bersifat radiopaque (tampak
warna putih bila dibuat Rӧ photo) untuk pengukuran panjang gigi. Stopper diposisikan sesuai tonjol
yang tertinggi. Jarum C+ atau file yang dimasukkan ke dalam saluran akar diukur sesuai panjang gigi
rata-rata gigi molar, yaitu 21,9 mm.
- Lakukan rontgen foto
- Tunjukkan instruktur.

Patokan oklusal untuk gigi saluran akar ganda adalah tonjol (cusp) yang tertinggi

 PANJANG KERJA
Kemudian dilakukan penghitungan panjang gigi dengan rumus:
PGS = PGF X PAS
PAF
Keterangan: PGS = panjang gigi sesungguhnya
PGF = panjang gigi pada foto
PAS = panjang alat sesungguhnya
PAF = panjang alat pada foto

 Panjang kerja adalah panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar gigi. Panjang kerja
alat preparasi saluran akar diukur 0,5-1mm lebih pendek dari panjang saluran akar sebenarnya, hal ini
untuk menghindari rusaknya penyempitan saluran akar di apikal (apical constriction) atau masuknya
alat preparasi ke jaringan periapikal
 Tunjukkan instruktur

 EKSTIRPASI JARINGAN PULPA,


- Jarum ekstirpasi ditusukkan ke dalam pulpa sampai 2/3 dari panjang kerja.
- Gagangnya kemudian diputar beberapa kali lalu ditarik. Jangan gunakan lagi jarum ini jika
bengkok atau telah menyangkut. Sebaiknya memakai jarum yang baru.
- Jika jaringan pulpa tidak terangkat, cobalah dengan ukuran yang lebih besar.
- Pada saluran akar yang lebar, gunakan teknik ‘broach wrap’ Masukkan dua jarum ekstirpasi kecil,
gagangnya dililitkan beberapa kali satu sama lain. Ini akan bisa mengangkat jaringan pulpa.
- Tunjukkan instruktur

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 14


 PREPARASI SALURAN AKAR,

TEKNIK CROWN DOWN PRESURELESS

Teknik Crown Down Presureless, merupakan modifikasi dari teknik step down, menghasilkan preparasi
berbentuk corong / tirus menggunakan instrument endodontic Protaper.

A. Persiapan daerah 2/3 koronal

1. Pembukaan jalan masuk dengan endo access bur


2. Menggunakan K-file #8 atau #10.
File dimasukkan ke dalam saluran akar dengan kekuatan ringan, lalu menggerakkan memutar
searah jarum jam dengan sedikit tarikan untuk menelusuri saluran akar (negosiasi kanal)
3. Menggunakan K-file #15 dilanjutkan S1.
File dimasukkan ke dalam saluran akar dengan kekuatan ringan sepanjang 2/3 panjang saluran
akar, lalu menggerakkan memutar searah jarum jam dengan sedikit tarikan untuk menelusuri
saluran akar menggunakan K file #15 serta S1

B. Pembentukan daerah 2/3 koronal

1. Menggunakan File S1.


File dimasukkan ke dalam saluran akar 2/3 panjang kerja dengan gerakan memutar searah jarum
jam ¾ putaran, lalu berlawanan jarum jam ketika menarik file keluar. Cek debris pada flute.
2. Apabila S1 tidak bisa mencapai panjang yang sama dengan file #15 gunakan File Sx kemudian
rekapitulasi kembali menggunakan file #10 dan #15.
3. Menggunakan File S2.
4. File dimasukkan ke dalam saluran akar 2/3 panjang kerja dengan gerakan memutar searah jarum
jam ¾ putaran, lalu berlawanan jarum jam ketika menarik file keluar. Cek debris pada flute.
5. Konfirmasikan lagi panjang kerja dengan File #15
6. Setiap pergantian file harus diirigasi menggunakan NaOCl dan file diulasi lubrikan menggunakan
EDTA. Irigasi menggunakan spuit dan jarum irigasi dengan cara jarum irigasi dibengkongkan
hingga dapat memasuki saluran akar sekitar 2-3 mm dari panjang kerja.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 15


C. Persiapan 1/3 apikal
1. Menggunakan file #10 dengan lubrikan EDTA untuk mencapai 1/3 apikal dan mencapai panjang
kerja. Permukaan saluran akar dihaluskan hingga file terasa longgar.
2. Menggunakan file #15 sesuai panjang kerja.
3. Menggunakan File S1
File dimasukkan ke dalam saluran akar sesuai panjang kerja dengan gerakan searah jarum jam ¾
putaran lalu berlawanan jarum jam ketika menarik file. Permukaan saluran akar dihaluskan hingga
file terasa longgar.
4. Menggunakan File S2
File dimasukkan ke dalam saluran akar sesuai panjang kerja dengan gerakan searah jarum jam ¾
putaran lalu berlawanan jarum jam ketika menarik file. Permukaan saluran akar dihaluskan hingga
file terasa longgar.
5. Setiap pergantian file harus diirigasi menggunakan NaOCl dan file diulasi lubrikan menggunakan
EDTA. Irigasi menggunakan spuit dan jarum irigasi dengan jara jarum irigasi dibengkongkan
hingga dapat memasuki saluran akar sekitar 2-3 mm dari panjang kerja.

D. Finishing
1. Menggunakan file F1.
Memasukkan file F1 sesuai dengan panjang kerja. File F1 digunakan tanpa tekanan vertical
2. K-file #20 dimasukkan ke dalam saluran akar untuk mengukur diameter apikal.
3. Bila K-file terasa rapat pada panjang kerja, maka ukuran apikal adalah 20, sehingga preparasi
selesai sampai F1.
4. Bila K-file #20 terasa longgar saat dimasukkan sesuai panjang kerja, gunakan K-file #25. Bila K-
file terasa rapat pada panjang kerja, maka ukuran apikal adalah 25, sehingga preparasi selesai
sampai F2, demikian seterusnya. Pada praktikum ini, finishing sampai dengan file F.3
5. Setiap pergantian file, saluran akar harus diirigasi menggunakan NaOCl dan file diulasi lubrikan
menggunakan EDTA. Irigasi menggunakan spuit dan jarum irigasi dengan cara jarum irigasi
dibengkokkan hingga dapat memasuki saluran akar sekitar 2-3 mm dari panjang kerja.

TEKNIK STEP BACK


Teknik step-back, yaitu teknik preparasi saluran akar pada saluran akar bengkok dan sempit pada daerah 1/3
apikal. Pada teknik ini tidak dapat digunakan jarum reamer karena saluran akar bengkok sehingga preparasi
saluran akar harus dengan pull and push motion, tidak dapat dengan gerakan memutar.
Tujuan preparasi saluran akar dengan teknik step-back adalah untuk mencegah terjadinya salah arah serta
untuk mempertahankan bentuk apikal.

Tahap preparasi saluran akar Teknik Step Back :


1. Menentukan File Awal yaitu file yang diameter 1/3 apikalnya sama besar dengan diameter 1/3 apikal
saluran akar. Untuk menentukannya dapat mencocokkan dengan foto awal atau mencoba file sampai fit di
1/3 apikal sepanjang panjang kerja. Pada praktikum ini, File Awal menggunakan K-file #10.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 16


2. Menentukan File Apikal Utama (FAU) pada model. File Awal dimasukkan ke dalam saluran akar
sepanjang kerja. Nomor file dinaikkan kurang lebih 2-3 file di atas File Awal dengan gerakan
filling/reaming. Di setiap pergantian file lakukan irigasi saluran akar dengan NaOCL menggunakan jarum
irigasi. Lakukan rekapitulasi setiap pergantian file dengan file sebelumnya. Pada praktikum ini, FAU
menggunakan K-file #25.

3. Penentuan File Terbesar yaitu file terakhir. Preparasi secara bertahap menggunakan file satu nomer
lebih besar dari FAU/MAF dan panjang kerja dikurangi 1 mm. File Terbesar (FT) didapatkan dengan
cara naik kurang lebih 3 nomor file lebih besar dari FAU/MAF, sebagai berikut :
a. K-File # 30
Preparasi dilanjutkan dengan file nomer #30 dengan panjang kerja dikurangi 1 mm dari MAF.
b. K-File #35
Preparasi dilanjutkan dengan file nomer #35 dengan panjang kerja dikurangi 2 mm dari MAF.
c. K-File #40
Preparasi dilanjutkan dengan file nomer #40 dengan panjang kerja dikurangi 3 mm dari MAF

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 17


4. Kemudian dilanjutkan penghalusan saluran akar menggunakan FAU/MAF dengan gerakan
Circumferensial filling.

5. Setiap pergantian file setelah dicapai FAU/MAF, perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja semula
dengan menggunakan file nomer 25. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyumbatan saluran
akar oleh serbuk dentin yang terasah.
6. Selama preparasi dan setiap pengeluaran file dari saluran akar perlu dilakukan irigasi dengan NaOCl yang
dimasukkan dalam syringe untuk membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang
terasah. Irigasi menggunakan spuit dan jarum irigasi dengan jara jarum irigasi dibengkongkan hingga
dapat memasuki saluran akar sekitar 2-3 mm dari panjang kerja.
7. Setiap penggunaan file untuk preparasi digunakan pelumas/pelunak dentin untuk mengatasi penyumbatan
saluran akar (Gel EDTA, RC-Prep).
8. Tahapan preparasi selesai, jika jaringan dentin telah bersih dan halus (dapat dilihat dari bersihnya jarum
preparasi setelah dikeluarkan dari dalam saluran akar). Setelah preparasi selesai, keringkan dengan paper
point yang telah disterilkan.

Tunjukkan instruktur.

 FOTO TRIAL GUTTA PERCHA


Teknik Pengisian Single Cone
Menggunakan satu guttap percha untuk setiap satu saluran akar.
- Trial guttap percha.
Pada preparasi saluran akar crown down presureless, untuk mencoba guttap percha dilakukan
pemilihan guttap percha yang nomernya (diameter) sesuai dengan nomer file terakhir yang
digunakan pada preparasi saluran akar tersebut

Teknik Pengisian Kondensasi Lateral


Menggunakan gutta percha dengan nomor sesuai FAU/MAF.
- Trial guttap percha.
Pada preparasi saluran akar teknik stepback, untuk mencoba guttap percha dilakukan pemilihan
guttap percha yang nomernya (diameter) sesuai dengan nomer file FAU/MAF pada preparasi saluran
akar tersebut
- Guttap percha yang dipilih diberi tanda dengan pensil tinta sesuai dengan panjang kerja, kemudian
dengan menggunakan pinset dimasukkan ke dalam saluran akar. Tanda yang dibuat harus berada
tepat di puncak tonjol tertinggi (seperti posisi stopper saat preparasi saluran akar). Diperiksa apakah
guttap percha telah sesuai panjang dan diameternya dengan mencoba menariknya keluar dengan
menggunakan pinset, apakah sudah menunjukkan initial fit di daerah apikal yang baik.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 18


- Foto Trial Guttap Percha
Lakukan Rontgen foto untuk Trial Guttap
- Tunjukkan instruktur.

 STERILISASI RUANG PULPA


- Sterilisasi ruang pulpa dengan obat saluran akar dilakukan setelah preparasi saluran akar
selesai atau setiap antar kunjungan walaupun preparasi saluran akar belum selesai.
- Teteskan ChKM pada cotton pellet, peras dengan menjepitkan pada cotton roll, letakkan pada
orifice.
- Tunjukkan instruktur
- Tumpatkan bahan tumpatan sementara pada kavitas sampai penuh dan padat.
- Tunjukkan instruktur

 PENGISIAN SALURAN AKAR


o Bongkar tumpatan sementara dengan bur dan ekskavator
o Irigasi saluran akar dengan NaOCl
o Rekapitulasi saluran akar, untuk saluran akar yang dipreparasi dengan teknik crown
down presureless dengan menggunakan file terakhir saat preparasi. Hal ini bertujuan
untuk memastikan panjang kerja tetap tercapai serta memastikan tidak ada debris
yang tertinggal di saluran akar. Saluran akar yang dipreparasi dengan teknik step
back, rekapitulasi dilakukan menggunakan file sesuai MAF.
o Irigasi saluran akar dengan NaOCl
o Lakukan pencampuran pasta saluran akar sesuai petunjuk pabrik
o Tunjukkan instruktur

Pengisian SA Distal menggunakan Teknik Single cone


o Guttap percha sesuai nomor file terakhir yang digunakan diulasi dengan pasta
tersebut, sisa pasta dimasukkan ke dalam saluran akar dengan menggunakan jarum
lentulo.
o Masukkan guttap percha sampai panjang kerja pada saluran akar
o Guttap percha dipotong 1-2 mm dibawah dasar ruang pulpa (sebatas orifice) dengan
ekskavator yang ujungnya telah dipanaskan diatas api bunsen brander sampai
membara. Pilih diameter ekskavator yang dapat dengan mudah masuk kedalam
kavitas ruang pulpa.
o Tekan guttap percha dengan plugger sampai ± 1 mm di bawah orifice
o Tunjukkan instruktur

Pengisian SA Mesio bukal dan Mesiolingual menggunakan teknik Kondensasi Lateral


o Gutta percha sesuai MAF diulasi dengan pasta, dimasukkan sesuai panjang kerja
o Tambahkan gutta percha tambahan dengan nomor yang lebih kecil dari MAF. Tiap
penambahan gutta percha, mampatkan ke lateral dengan spreader sampai saluran akar
terisi penuh
o Gutta percha dipotong 1-2 mm dibawah dasar ruang pulpa (sebatas orifice) dengan
ekskavator yang ujungnya telah dipanaskan diatas api bunsen brander sampai
membara. Pilih diameter ekskavator yang dapat dengan mudah masuk kedalam
kavitas ruang pulpa.
o Tekan guttap percha dengan plugger sampai ± 1 mm di bawah orifice
o Tunjukkan instruktur
o Isi kavitas dengan cotton pellet sampai penuh
o Tunjukkan instruktur

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 19


 FOTO PENGISIAN
- Lakukan Rontgen Foto untuk foto pengisian.
- Tunjukkan instruktur.

 BASIS
- Terakhir dasar kavitas ditutup dengan basis semen yang merata dan halus.
- Tunjukkan instruktur.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 20


TOPIK 3.2 : PERAWATAN SALURAN AKAR TUNGGAL DENGAN
TEKNIK PREPARASI KONVENSIONAL
3.2.1 SASARAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Perawatan Saluran Akar Tunggal dengan :
Preparasi teknik Konvensional serta pengisian dengan teknik Single Cone, dengan tahap pekerjaan
membuat outline form, cavity entrance, mengukur panjang gigi, ekstirpasi jaringan pulpa, preparasi
saluran akar dengan teknik konvensional, Trial Guttapercha, sterilisasi ruang pulpa dan pengisian
saluran akar dengan teknik single cone pada phantom.

8.2.2 ALAT
--
8.2.3 BAHAN

--
8.2.4 TEORI
 Gigi Insisivus Sentral Maksiler
 Panjang gigi rata-rata 21, 8 mm
 Kamar pulpa terletak pada pusat mahkota, sama jauhnya dari dinding-dinding dentin.
Kamar pulpa ovoid ke arah mesiodistal.
 Mempunyai satu akar dengan satu saluran akar. Saluran akarnya luas bagian labiopalatal,
besar dan sederhana dalam garis bentuk, berbentuk konis dan terletak di pusat.
 Mayoritas akarnya lurus (75%), beberapa membengkok ke distal (8%), mesial (4%),
palatal (4%) atau labial (9%). Saluran akar biasanya mengikuti arah akar yang
membengkok.
 Foramen apical terletak di pusat pada apeks anatomik pada hanya 12% kasus, dan suatu
delta apical pada 1% kasus.

Gbr. Potongan melintang gigi insisivus sentral maksiler ( A dan B)

3.1.2. TAHAPAN KERJA


 OUT LINE CAVITY ENTRANCE
- Membuat outline cavity entrance dengan pensil tinta, di permukaan palatal gigi insisivus sentral
dengan bentuk triangular pada pusat mahkota.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 21


- Outline preparasi digambarkan sesuai dengan lebar dan bentuk ruang pulpa, serta saluran akar yang
akan dituju waktu pembukaan akses dalam kavitas gigi
- Tunjukkan instruktur

 PEMBUKAAN JALAN MASUK


- Dilakukan pembuatan akses ke arah ruang pulpa sesuai gambar outline, dilanjutkan pencarian orifice.
- Email ditembus di pusat permukaan palatal, pada sudut tegak lurus dengan email. Gunakan bur bulat
No.4 atau bur Endo access berujung bulat pada contra-angle untuk menembus email dan dentin
sampai ke kamar pulpa, untuk gigi yang kecil dengan kamar pulpa yang sempit dapat digunakan bur
bulat No.2. ( Gambar A dan B)
- Setelah menembus kamar pulpa, arah bur diubah searah sumbu gigi hingga membuka atap pulpa
menggunakan bur carbide bulat No. 4, Endo access atau bur silindris (Gambar C)
- Lakukan pembukaan berbentuk corong ke oklusal agar diperoleh bukaan langsung pada saluran akar.
Email dan dentin atap palatal kamar pulpa yang tersisa diambil, termasuk tanduk pulpa dengan bur
bulat No. 4. Bekerja dari dalam ke luar mengikuti anatomi internal. (Gambar D)
- Orifice adalah lubang akses ke dalam saluran akar yang terletak pada dasar ruang pulpa, yang perlu
diperhatikan letak dan jumlahnya.
- Mengambil atap pulpa menggunakan dril Gates Glidden dengan ukuran yang cocok (biasanya No.4),
gerakan dari dalam keluar dengan tekanan ringan. (Gambar E)
- Dengan mengambil atap palatal dan pundak palatal kamar pulpa, akan diperoleh jalan masuk
langsung ke daerah apikal saluran akar. (Gambar F)
- Jalan masuk diuji dengan menempatkan ujung lurus eksplorer endodontik ke dalam orifice saluran.
- Memasukkan K-file no kecil (#8 atau #10) sesuai panjang rata-rata gigi.
- Irigasi kamar pulpa dengan NaOCl menggunakan syringe untuk membersihkan sisa-sisa material
organis, kemudian keringkan dengan cotton pellet. Dengan eksplorer endodontik, pastikanlah letak
orifice saluran akar.
- Tunjukkan instruktur.
Gambar A sampai H langkah-langkah pembukaan jalan masuk gigi insisivus sentral maksiler

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 22


A. Jika preparasi kavitas terlalu kecil, file akan bengkok dan tidak dapat berkontak dengan dinding
saluran akar sebelah lingual.
B. Pembukaan seperti corong memungkinkan semua dinding saluran akar tercapai.

 DIAGNOSTIC WIRE PHOTO (DWP)


Setelah orifice didapat, maka file nomor 10-15 yang diberi stopper menggunakan bahan yang bersifat
radiopaque (tampak warna putih bila dibuat Rӧ photo) dimasukkan ke dalam saluran akar untuk
pengukuran panjang gigi. Stopper diletakkan setinggi puncak tertinggi bidang incisal.
File dimasukkan ke saluran akar sesuai dengan panjang rata-rata gigi.
Lakukan rontgen foto, untuk DWP.
Tunjukkan instruktur.

 PANJANG KERJA
Kemudian dilakukan penghitungan panjang gigi dengan rumus:
PGS=PGF X PAS
PAF
Keterangan:
PGS = panjang gigi sesungguhnya
PGF = panjang gigi pada foto
PAS = panjang alat sesungguhnya
PAF = panjang alat pada foto
Panjang kerja adalah panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar gigi. Panjang
kerja alat preparasi saluran akar diukur 0,5-1mm lebih pendek dari panjang saluran akar sebenarnya,
hal ini untuk menghindari rusaknya penyempitan saluran akar di apikal (apical constriction) atau
masuknya alat preparasi ke jaringan periapikal.
Tunjukkan instruktur.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 23


 EKSTIRPASI JARINGAN PULPA
- Jarum ekstirpasi ditusukkan ke dalam pulpa sampai sedikit lebih pendek (+ 2/3) dari panjang
kerja.
- Gagangnya kemudian diputar beberapa kali lalu ditarik. Jangan gunakan lagi jarum ini jika
bengkok atau telah menyangkut. Sebaiknya memakai jarum yang baru.
- Jika jaringan pulpa tidak terangkat, cobalah dengan ukuran yang lebih besar.
- Pada saluran akar yang lebar, gunakan teknik ‘broach wrap’ Masukkan dua jarum ekstirpasi
kecil, gagangnya dililitkan beberapa kali satu sama lain. Ini akan bisa mengangkat jaringan
pulpa.
- Tunjukkan instruktur

 PREPARASI SALURAN AKAR


TEKNIK KONVENSIONAL
Teknik Konvensional, yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada gigi dengan saluran akar
lurus. Alat preparasi yang digunakan biasanya jarum reamer atau file dimulai dari nomer kecil sampai
besar sesuai dengan diameter saluran akar dan sepanjang kerja preparasi saluran akar.
Tahap preparasi:
1. Preparasi saluran akar menggunakan K-File dengan gerakan memutar kemudian ditarik keluar
saluran akar. File diberi stopper sesuai panjang kerja. Preparasi dimulai dari K-file #15. Setiap
penggunaan file untuk preparasi diulasi pelumas/pelunak dentin untuk mengatasi penyumbatan
saluran akar (gel EDTA, RC-Prep).
2. K-file #15 dimasukkan ke dalam saluran akar sebatas stopper yang diletakkan setinggi puncak
tertinggi bidang incisal. Preparasi dilakukan sampai file terasa longgar digerakkan keluar-masuk
sepanjang saluran akar. Kemudian irigasi dengan NaOCl dan aquadest yang dimasukkan dalam
syringe untuk membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah.
3. Dilanjutkan dengan K-file #20, preparasi dengan gerakan sama seperti K-file #15 sesuai panjang
kerja. Bila file telah terasa longgar, dilanjutkan ke nomor file selanjutnya.
4. Dilanjutkan dengan K-file #25, preparasi dengan gerakan sama seperti K-file #15 sesuai panjang
kerja.
5. Dilanjutkan dengan K-file #30, preparasi sesuai panjang kerja.
6. Dilanjutkan dengan K-file #35, preparasi sesuai panjang kerja.
7. Dilanjutkan dengan K-file #40, preparasi sesuai panjang kerja.
8. Dilanjutkan dengan K-file #45, preparasi sesuai panjang kerja.
9. Dilanjutkan dengan K-file #50, preparasi sesuai panjang kerja.
10. Dilanjutkan dengan K-file #55, preparasi sesuai panjang kerja.
11. Dilanjutkan dengan K-file #60, preparasi sesuai panjang kerja. File untuk preparasi digunakan
secara berurutan mulai dari nomer terkecil yang dapat masuk ke dalam saluran akar sesuai panjang
kerja sampai nomer terbesar yang sesuai dengan diameter saluran akar (pada setiap gigi tidak
sama).

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 24


12. Bila terjadi penyumbatan dalam saluran akar sehingga panjang kerja tidak tercapai, maka diulangi
preparasinya menggunakan nomor file yang lebih kecil kembali. Setiap penggunaan file untuk
preparasi diulasi pelumas/pelunak dentin untuk mengatasi penyumbatan saluran akar (gel EDTA,
RC-Prep). Irigasi dengan NaOCl yang dimasukkan dalam syringe untuk membersihkan sisa
jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah dengan cara jarum irigasi dibengkokkan
hingga dapat memasuki saluran akar sekitar 2-3 mm dari panjang kerja.
13. Tahapan preparasi selesai, jika jaringan dentin telah bersih dan halus (dapat dilihat dari bersihnya
jarum preparasi setelah dikeluarkan dari dalam saluran akar). Setelah preparasi selesai, keringkan
dengan paper point yang telah disterilkan.
14. Tunjukkan instruktur.
 FOTO TRIAL GUTTAP
Teknik pengisian single cone, dilakukan pada gigi dengan saluran akar lurus dan diameter bulat sehingga
dapat digunakan satu gutta percha untuk setiap satu saluran akar.
Trial guttap percha. Pada preparasi saluran akar konvensional, untuk mencoba gutta percha dilakukan
pemilihan gutta percha yang nomernya (diameter) sesuai dengan nomer file terakhir yang digunakan
pada preparasi saluran akar tersebut.
Gutta percha yang dipilih diberi tanda dengan pensil tinta sesuai dengan panjang kerja, kemudian
dengan menggunakan pinset dimasukkan ke dalam saluran akar. Tanda yang dibuat harus berada tepat
di puncak tonjol tertinggi (seperti posisi stopper saat preparasi saluran akar). Diperiksa apakah guttap
percha telah sesuai panjang dan diameternya dengan mencoba menariknya keluar dengan
menggunakan pinset, apakah sudah menunjukkan initial fit yamg baik di daerah apikal.

Diperiksa apakah guttap percha telah sesuai panjang dan diameternya dengan mencoba menariknya
keluar dengan menggunakan pinset, apakah sudah menunjukkan initial fit di daerah apikal yang baik.
Tunjukkan instruktur.
Lakukan Rontgen foto untuk Trial Guttap
- Tunjukkan instruktur.
 STERILISASI RUANG PULPA
- Sterilisasi ruang pulpa dengan obat saluran akar dilakukan setelah preparasi saluran akar selesai
atau setiap antar kunjungan walaupun preparasi saluran akar belum selesai.
- Teteskan ChKM pada cotton pellet, peras dengan menjepitkan pada cotton roll, letakkan pada
orifice. Tunjukkan instruktur
- Tumpatkan bahan tumpatan sementara pada kavitas sampai penuh dan padat.
- Tunjukkan instruktur

 PENGISIAN SALURAN AKAR

 Bongkar tumpatan sementara dengan bur dan ekskavator


 Irigasi saluran akar dengan NaOCl
 Rekapitulasi saluran akar dengan menggunakan nomor K-file terakhir saat preparasi. Hal ini
bertujuan untuk memastikan panjang kerja tetap tercapai serta memastikan tidak ada debris yang
tertinggal di saluran akar.
 Irigasi saluran akar dengan NaOCl
 Lakukan pencampuran pasta saluran akar sesuai petunjuk pabrik
 Tunjukkan instruktur

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 25


 Kemudian ulasi guttap percha yang telah disiapkan dengan pasta tersebut, sisa pasta dimasukkan
ke dalam saluran akar dengan menggunakan jarum lentulo.
 Masukkan guttap percha sesuai panjang kerja pada saluran akar
 Guttap percha dipotong 1-2 mm di bawah dasar ruang pulpa (sebatas orifice) dengan ekskavator
yang ujungnya telah dipanaskan di atas api bunsen brander sampai membara. Pilih diameter
ekskavator yang dapat dengan mudah masuk ke dalam kavitas ruang pulpa.
 Tekan guttap percha dengan plugger sampai ± 1 mm di bawah orifice
 Tunjukkan instruktur
 Isi kavitas dengan cotton pellet sampai penuh
 Tunjukkan instruktur
 FOTO PENGISIAN
Lakukan Rontgen Foto untuk foto pengisian.
Tunjukkan instruktur.
 BASIS
Terakhir dasar kavitas ditutup dengan basis semen yang merata dan halus.
Tunjukkan instruktur.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 26


MODUL 2. RESTORASI PASCA PERAWATAN SALURAN AKAR
TOPIK : MAHKOTA PASAK
2.1 SASARAN PEMBELAJARAN
Pada akhir kegiatan pembelajaran SL diharapkan mahasiswa dapat menguasai prosedur pembuatan
restorasi pasak pasca perawatan saluran akar tunggal.
3.1.2 ALAT

--
3.1.3 BAHAN

--
3.1.4 TEORI (tergantung ada atau tidak)
3.1.5 TAHAPAN PEKERJAAN
1. Pengukuran panjang kerja Pasak
Persyaratan pasak yaitu diameter pasak pasak adalah 1/3 luas penampang akar dengan panjang pasak
2/3 panjang akar atau minimal sepanjang mahkota klinis gigi.

Panjang Pasak (DL) harus sama dengan panjang mahkota klinis (CL) atau 2/3 panjang akar. Sementara panjang sisa
gutta percha di apikal (AF) minimal 4 mm.

a) Perhitungan panjang kerja pasak

Panjang akar = PK PSA - Panjang mahkota klinis

Panjang kerja pasak = (2/3 x Panjang akar) + Panjang ferrule

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 27


Contoh :

Panjang kerja PSA (PK PSA) : 25 mm


Panjang mahkota klinis : 10 mm
Maka,
Panjang akar : 25 mm – 10mm = 15 mm

PK PSA
: 25mm

P. Ferrule :
P.Mahkota 4mm
Klinis :
P. dekaputasi
10mm
Mahkota : 6mm

Kemudian,
Panjang kerja pasak : (2/3 X 15 mm) + 4 mm
Dengan demikian alat GGD atau Peeso reamer yang dipakai diukur sepanjang 14 mm dan diberi
stopper.

2. Dekaputasi mahkota
a. Membuat outline berupa dua titik pada permukaan bidang labial setinggi interdental papil (+ 4 mm
dari servikal, sebagai ferrule)
b. Membuat dua lubang sesuai outline menggunakan round bur sebagai pedoman
c. Kemudian lubang tersebut ditembuskan ke arah palatal menggunakan fissure diamond bur sambil
digerakkan ke mesial distal sampai saluruh mahkota patah. Kontra bevel pada occluso-axial line angle
menggunakan bur flame Tunjukkan instruktur.
d. Finishing line di servikal dibentuk tepat setinggi margin gingival dengan akhiran chamfer
menggunakan mata bur round end diamond bur di bagian palatal dan shoulder menggunakan mata
bur flat end diamond bur di bagian labial. Tunjukkan instruktur.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 28


3. Preparasi pasak
a. Pengambilan gutta percha dapat dilakukan menggunakan alat peeso reamer atau gates gliden drill
yang memiliki ukuran #1- #6. Pemakaiannya tergantung dari besar saluran akar. Penggunaan alat
ini harus berurutan dari nomor yang terkecil. Alat yang digunakan harus diberi stopper sesuai
sesuai dengan hasil perhitungan.
b. Pelebaran dan penghalusan dinding saluran akar menggunakan peeso reamer atau gates glidden
drill dimulai dari nomor terakhir yang digunakan. Pelebaran disesuaikan dengan luas penampang
saluran akar hingga memenuhi persyaratan diameter pasak pasak adalah 1/3 luas penampang akar.
Tunjukkan instruktur.

c. Dilakukan foto untuk memastikan panjang gutta percha yang terambil sudah sesuai dengan
persyaratan pasak. Tunjukkan instruktur.

4. Pembuatan malam biru pasak dan inti


a. Siapkan paper clip atau tusuk gigi yang telah dikerat, pastikan dapat masuk ke dalam saluran akar
sesuai panjang pengambilan gutta percha dengan leluasa.
b. Panaskan malam biru (inlay wax), lalu ulaskan pada paper clip, kemudian sebelum malam mengeras
masukkan paper clip ke dalam saluran akar. Lakukan berulang sampai seluruh bagian preparasi pasak
tercetak dengan baik dan halus.Tunjukkan instruktur
c. Dilanjutkan dengan pembuatan inti pasak dibuat dengan malam biru sesuai bentuk anatomi gigi,
dinding axial berbentuk konvergen ke arah insisal dengan sudut + 6-8°. Diperhatikan oklusi dengan
antagonis dan inklinasinya. Tunjukkan instruktur,

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 29

Anda mungkin juga menyukai