Anda di halaman 1dari 97

SOP PEMERIKSAAN FAKTOR

RESIKO KARIES

Setiap pasien perlu dilakukan pemeriksaan faktor risiko karena


belum tentu kalau saat ini free caries, beberapa lama setelah itu
juga akan free caries. Juga penting untuk menentukan rencana
preventif dan edukasi (tambahan drg Ike & drg Wisnu)
FAKTOR RISIKO KARIES?

 Perlu diketahui untuk menentukan


rekomendasi perawatan personal untuk
meningkatkan kesgimul masing-masing
individu
TRAFFIC LIGHT-MATRIX (TL-M) RISK ASSESSMENT MODEL
• Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi keadaan rongga mulut untuk dapat
mengendalikan keadaan rongga mulut
• Traffic light-matrix dibagi menjadi 2 komponen:
1) Traffic light system
2) Matrix
• Model ini mencaritahu 16 faktor resiko yang akan diberi skor:
 merah
 kuning
 hijau
 bergantung dari masing-masing kriteria yang sudah ditetapkan
TRAFFIC LIGHT SYSTEM
16 faktor risiko yang digunakan dalam TL-M model:
 Saliva  Fluoride
1) Kemampuan kelenjar saliva minor 8) Paparan fluoride
dalam memproduksi saliva
2) Konsistensi unstimulated saliva  Oral biofilm
3) pH unstimulated saliva 9) Perbedaan staining
4) Laju aliran saliva terstimulasi 10) Komposisi
5) Kemampuan buffering saliva 11) Aktivitas
terstimulasi
 Faktor modifikasi
 Diet 12) Riwayat kesehatan gigi
6) Jumlah gula yang dikonsumsi setiap 13) Riwayat penyakit sistematik
harinya 14) Pemenuhan
7) Jumlah asam yang dikonsumsi setiap 15) Gaya hidup
harinya
16) Status sosial ekonomi
MATRIX
Sikap:
a) Self-motivated: menjaga kesehatan gigi sbg prioritas tinggi.
b) Dentally aware: tetap bergantung pada tim dokter gigi untuk
mendapatkan motivasi dan bantuan untuk tetap sehat
c) Unmotivated: tingkat kesadaran gigi rendah dan kesehatan gigi
dianggap prioritas rendah

Disease Status:
1) Tidak ada penyakit yang jelas: tidak ada perawatan yang
diperlukan saat ini tapi mungkin ada restorasi/bukti penyakit lalu.
2) Penyakit terkontrol: mungkin ada perawatan yang diperlukan
untuk alasan fungsional seperti restorasi, tetapi tidak ada tanda
penyakit aktif
3) Penyakit aktif: ada lesi baru atau aktivitas penyakit di sekitar
restorasi
3 fungsi utama saliva:
1. Membersihkan asam dan gula pada rongga mulut
SALIVA 2. Sebagai buffer produk asam pada biofilm dan
permukaan gigi
3. Sebagai reservoir ion untuk remineralisasi

 Unstimulated saliva  dilihat sebelum dilakukan tes saliva untuk melihat


fungsional dari kelenjar saliva minor, konsistensi, dan pH
 Stimulated saliva  untuk melihat flow rate, dan kapasitas buffer

Pemeriksaan Saliva
• Fungsi kelenjar saliva minor
• Konsistensi saliva unstimulated
• PH dari unstimulated saliva
• Laju aliran saliva stimulated
• Kemampuan buffering stimulated saliva
FUNGSI KELENJAR SALIVA MINOR (UNSTIMULATED)
Tahapan:
1. Pasien didudukkan, tarik bibir bawah dan keringkan dengan kain kassa
2. Hitung waktu yang dibutuhkan droplet saliva untuk muncul dari orifis duktus
kelenjar minor
3. Taruh tisu untuk membantu melihat droplet saliva

• Red: dehidrasi parah, terjadi kerusakan kelenjar, efek samping medikasi


• Yellow: dehidrasi, dapat dikarenakan efek samping medkasi
• Green: normal
FUNGSI KELENJAR SALIVA MINOR (UNSTIMULATED)
KONSISTENSI SALIVA (UNSTIMULATED)
Tahapannya:
1. Pasien didudukan, pasien diminta untuk tidak mengunyah selama 30 detik
2. Tundukkan kepala, dan minta pasien membuka mulut, lidah menyentuh palatal
3. Lihat penampakan mukosa lantai mulut dan pembentuk film yang bening saliva,
lakukan web test
KONSISTENSI SALIVA (UNSTIMULATED)
PH (UNSTIMULATED)
Tahapannya:
1. Ambil sampel dengan meminta
pasien meludah pada wadah
plastik
2. Teteskan saliva ke kertas pH
3. Setelah 10 detik, cocokkan
pada kertas dari pabrik dan
lihat berapa pHnya
4. Pastikan hanya meneteskan
cairan saliva, bukan busa
LAJU ALIRAN SALIVA (STIMULATED)
Tahapannya:
1. Dudukkan pasien, minta pasien untuk mengunyah wax paraffin tak berasa selama
30 detik, ludahkan dan buang saliva (hal ini dilakukan untuk menghindari bias dari
makanan sebelumnya dsb)
2. Set waktu hingga 5 menit, kumpulkan saliva yang ada pada gelas pengukur, dan
ukur berapa volumenya setelah waktu habis
3. Sampel ini juga digunakan untuk tes buffering dan bacteria count
KEMAMPUAN BUFFERING (STIMULATED)
Tahapannya:
1. Ambil sampel laju alir saliva sebelumnya,
teteskan 1 tetes pada setiap kotak pada
kertas (3 whole drops, 1 each square)
2. Pastikan cara mempipet 90o
3. Buang kelebihan saliva dengan menegakkan
kertas tegak lurus di atas tisu
4. Biarkan strip berdiri tegak selama 5 menit
5. Bandingkan warna strip dengan panduan
pabrik
Hubungan antara perhitungan S. Mutans
pada saliva dan karies:

PENILAIAN BIOFILM  Konsentrasi s.mutans pada saliva


terstimulasi merefleksikan konsentrasinya
pada biofilm
 Rendahnya jumlah s. Mutans pada saliva
Tahapan: merepresentasikan rendahnya aktivitas
1. Ambil sampel saliva yang karies
 Tingginya jumlah s. Mutans pada saliva
dikumpulkan untuk tes stimulated flow mungkin memiliki aktivitas karies tinggi
rate atau rendah
2. Basahi kedua sisi strip tes dengan
hati-hati, tempatkan tablet NaHCO3
ke dalam wadah
3. Tutup wadah dengan rapat dan
masukkan ke dalam incubator selama
48 jam
4. Baca hasilnya dan buang strip
dengan aman
ORAL BIOFILM
Perbedaan warna staining-komposisi plak (menggunakan disclosing gel)
Komposisi plak (bakteri dikultur dan diberi natrium bikarbonat selama 48 jam)
pH plak (menggunakan GC indikator – tunggu 5 menit)
 Warna merah  plak tipis, mudah dibersihkan
 Warna biru-ungu  plak tebal, sulit dibersihkan saliva
DIETARY ANALYSIS
• Tidak hanya mencatat
seberapa banyak
karbohidrat yang
dikonsumsi
• tetapi juga melihat
bagaimana cara
mengkonsumsinya
SUGARS & ACID
• Konsumsi gula menyebabkan perubahan pH
yang drastis dapat diilustrasikan pada kurva
Stephan
• Jumlah asupan karbohidrat yang dapat
difermentasi akan meningkatkan risiko karies
• Individu dengan diet gula tinggi menunjukkan
peningkatan kadar S. mutans dan Lactobacilli.

• Konsumsi asam: minuman karbonasi, jus buah, sport drinks yang memiliki pH < pH
kritis kristal apatite (pH=5.5) menyebabkan peningkatan karies serta erosi email
• Biasanya makanan/minuman ini juga mengandung gula yang tinggi yang dapat
meningkatkan risiko karies
TAHAPAN PEMERIKSAAN
1. Mintalah pasien untuk mencatat apa yang masuk melalui mulutnya selama 5 hari,
contoh: 3 hari kerja dan 2 hari libur
2. Tandai paparan yang mengandung gula atau asam (merah untuk gula, kuning
untuk asam)
3. Gunakan satu tanda centang untuk setiap 30 menit paparan
4. Jumlah makanan yang dikonsumsi diantara sarapan, makan siang dan makan
malam selama 5 hari tersebut digunakkan untuk mengklasifikasikan profil risiko
pasien
FLUORIDE
3 level proteksi fluoride:
1. Meningkatkan resistensi enamel dari demineralisasi
2. Meningkatkan reservoir ion untuk remineralisasi
3. Mengganggu metabolisme sel bakteri pada plak
FAKTOR MODIFIKASI
Riwayat Kesehatan Dental (Dental History)  ada restorasi atau karies aktif (risiko tinggi)
Gaya Hidup  pola perilaku individu, merupakan predisposisi karies
 Riwayat Kesehatan Umum
 Preskripsi Medikasi
 Pengobatan mandiri  contoh: obat demam dan asma mempengaruhi laju alir saliva
dan menurunkan pH
 Recreational Drugs  kafein, tobacco, alkohol, mariyuana, amfetamin mengurangi laju
alir saliva dan adiktif
Status sosio-ekonomi  sosio ekonomi rendah  edukasi rendah  risiko lebih tinggi
Compliance
 Sikap pasien memperbaiki kesehatan mulut mereka sendiri
 Kemampuan tim dokter gigi menyusun rencana perawatan
FAKTOR MODIFIKASI
• Terdapat restorasi atau karies aktif  risiko karies tinggi.
Riwayat dental • Dapat juga dilihat dari lokasi karies yang ada, jika ada karies pada
tempat yang memiliki aliran saliva yang baik (anterior bawah, sisi
bukal dari molar atas)  resiko tinggi

• Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kepedulian


pasien
• Penyakit sistematik yang dapat mengganggu aliran saliva
 diabetes, depresi, rematik, terapi radiasi pada head and
Gaya Hidup neck cancer.
• Obat-obatan yang memiliki efek samping pada salivary
flow (anti-depresan, anti-hipersensitivitas, anti-kolinergik)
• Kafein, tembakau, alcohol, marijuana  adiktif,
menurunkan produksi saliva
FAKTOR MODIFIKASI
• Sangat mempengaruhi kesehatan secara
umum
Sosial-Ekonomi • Anak terpengaruh pemahaman dan motivasi
orang tuanya yang berpendidikan rendah.
• Pertimbangan biaya

• Kemauan pasien untuk mengambil perubahan untuk


menghilangkan atau mengurangi faktor resiko.
Compliance • Bergantung pada perilaku pasien dan kemampuan
operator dalam membuat rencana perawatan.
TAMBAHAN SL INTEGRASI
 Mengapa harus dibedakan saliva  Pemeriksaan faktor risiko karies, perlu, namun
unstimulated dan stimulated? Karena tidak wajib  penting untuk menentukan
contoh untuk pH  digunakan unstimulated prognosis dan memastikan OH baik sehingga
karena pH penting pada keadaan apapun tumpatan akan tahan lama
 Buffer  karena kalau makan, ada  Kandungan obat tidur? Penting diketahui karena
stimulasi, disitulah buffer bekerja banyak dipakai, mengandung antidepresan yang
 Jika paparan gula > 5 namun asam 0  dapat menurunkan laju alir saliva.
Merah  Begitu pula obat alergi dan obat batuk yang
 Jika hijau semua namun ada kavitas, mengandung antihistamin
termasuk? tetap tinggi, karena sudah ada  Faktor modifikasi:pekerja, hormonal, tingkat stres
lesi, berarti sudah ada plak dan bakteri dan  Dental floss wajib terutama untuk pasien
juga faktor modifikasi yang harus crowding, dapat juga instruksikan minum air putih,
diperhatikan seperti diet atau medikasi mengunyah xylitol, dan sikat interdental untuk
pasien ortho
KLASIFIKASI KARIES

Tambahan SL Integrasi:

o D4  kavitas dentin terbatas sampai CEJ


o D5  kavitas dentin meluas melebihi CEJ
KLASIFIKASI BLACK
KLASIFIKASI MOUNT & HUME
Site 1 Site 2 Site 3

• Pit, fissure, dan • Permukaan • Permukaan


enamel pada proksimal sepertiga servikal
permukaan berhubungan mahkota atau
oklusal gigi dengan area yang permukaan akar
posterior berkontak dengan yang terkespos
• Pit cingulum pada gigi sebelahnya, setelah resesi
gigi anterior baik pada gigi gingiva
• Smooth surface anterior maupun
lainnya gigi posterior
(CONT) SIZE
SIZE 0 SIZE 1 SIZE 2 SIZE 3 SIZE 4

• Lesi paling • Kavitasi • Keterlibatan • Lesi dentin • Karies yang


awal yang permukaan dentin lebih dari luas atau
dapat minimal moderate moderate kehilangan
diidentifikasi dengan • Struktur gigi • Struktur gigi struktur gigi
pada tahap keterlibatan yang tersisa yang tersisa yang besar,
pertama dentin yang cukup kuat telah melemah misalnya
demineralisasi tidak dapat untuk sehingga cusp kehilangan
• Masih bisa dirawat hanya mendukung atau tepi penuh suatu
remineralisasi dengan restorasi yang incisal mungkin cusp atau
• progressing remineralisasi. terbatas rusak jika incisal edge
[P], non- dibiarkan
progressing terekspos
[N], atau beban oklusal
reversed [R].
ICDAS (INTERNATIONAL CARIES DETECTION AND
ASSESSMENT SYSTEM)

0 = Sound tanpa kerusakan enamel


1 = lesi di enamel, terlihat saat kering 5 = kavitas jelas dengan dentin terekspos
2 = lesi di enamel, terlihat saat basah 6 = kavitas dentin yang luas
3 = kerusakan enamel yang terlokalisasi
4 = bayangan gelap dari dentin dengan ataupun
SOP GIC
Powder Calcium
Fluoroaluminosiliat Glass

GIC
10% asam
polialkenoat/poliakrilik
Liquid
Asam tartar yang dapat mempercepat setting time
(working time tetap) dengan mempercepat pelepasan
kation dari partikel bubuk
REAKSI SETTING GIC
Ketika pencampuran Ion Ca2+ bereaksi Air yang semula terikat

HIDRASI GARAM
PRESIPITASI GARAM
DISSOLUTION

powder dan liquid, cepat dalam cairan secara longgar,


terjadi penetrasi ion membentuk jembatan perlahan-lahan akan
hydrogen dari cairan garam di antara gugus menghidrasi matriks
liquid yang asam ke karboksil ikatan silang sehingga
permukaan partikel 4-10 menit setalh menguatkan kekuatan
bubuk, dan kemudian mixing akan terbentuk semen dan struktur gel
iion Ca2+, Al3+, Na+, garam kalsium akan menjadi lebih
dan F dilepaskan ke stabil
matriks Proses maturase akan
berlangsun selama 24
jam, dalam proses ini
ikatan yang terjadi
akan lebih stabil dan
membuat semen menjadi
lebih kaku
Tipe IV: Fissure
Sealant

Tipe V:
Orthodontic
cement

Tipe VI: Core


Build Up

Tipe VII:
Fluoride
Releasing

Tope VIII:
Atraumatic
Restoration
Technique

Tipe IX:
Deciduous
teeth
SIFAT GIC

Berikatan dengan dentin dan email melalui Kekurangan :


ikatan fisiko-kimia
Compressive strength dan tensile strength
Keunggulan : lebih rendah dari resin komposit dan
Biokompatibilitas baik amalgam
Estetis  Tambalan sewarna gigi dan Mudah terpengaruh cairan  butuh
translusen tetapi warna tidak sebaik resin moisture control
komposit
Mudah larut jika terapar lingkungan
Koefisien muai GIC hampir sama dengan dengan pH asam
gigi sehingga menurunkan kebocoran tepi
Resistensi terhadap fraktur rendah atau
Antikariogenik  Fluoride release brittle
TEKNIK DASAR PENUMPATAN GIC
Persiapan Kavitas
Prinsip  Minimal Intervention, yaitu pengambilan hanya sampai infected dentin,
affected dentin dibiarkan
Pembersihan jaringan karies (preparasi minimal tanpa desain retensi)
Preparasi kavitas sesuai dengan perluasan karies
Aplikasi dentin conditioner (10% asam poliakrilat) untuk menghilangkan smear
layer sehingga meningkatkan adesi
Bilas dengan air dan pastikan kavitas dalam keadaan lembab saat
penumpatan. Bisa dengan cotton pellet basah ditaruh di kavitas.
 Karena pertukaran ion membutuhkan air  agar reaksi pengerasan GIC
terjadi
 Jika kering, GIC akan mengambil air dari tubuli dentin  sensitivitas
pada penumpatan
Teknik Dasar Penumpatan GIC
Persiapan bahan
 Manipulasi GIC hingga homogen dengan konsistensi putty like dan permukaan
glossy.

Penumpatan
 Isolasi daerah kerja (terbebas dari saliva dan darah)
 Masukkan GIC ke kavitas hingga penuh lalu bentuk sesuai anatomis
 Cek oklusi dan artikulasi, rapikan bila perlu.

Aplikasi varnish
Untuk mencegah water in/water out  GIC rentan menyerap dan melepas air yang dapat
mengganggu sifat fisik dan translusensi GIC.

Pemolesan
Dilakukan 24 jam setelah penumpatan, untuk menunggu GIC setting sempurna
RESTORASI GIC SITE 1
Untuk Restorasi Site 1 Size 1 (1.1) dan Size 2 (1.2)

Tambahan SL integrasi (drg.Ike & drg.Wisnu) :

Mengapa site 1 size 3 & 4 tidak indikasi GIC?


 Karena compressive strength dan tensile strength GIC rendah
 GIC bersifat hidrofilik  komposisinya berubah setelah terkena saliva
 Tidak tahan beban kunyah
 Size 3 = hampir 1 cusp, size 4 = >1 cusp  GIC tidak bisa untuk membentuk cusp
Metal round bur
PROSEDUR PELAKSANAAN

Ekskavasi jaringan gigi yang sudah melunak dengan bur


metal bulat low speed atau ekskavator  ambil hanya Round diamond bur
infected dentin, tinggalkan affected dentin
Preparasi kavitas dengan bur intan bulat pada gigi
sesuai kedalaman karies.
Preparasi kavitas dengan bur silindris mengikuti
perluasan karies sesuai prinsip minimal intervention. Cylinder diamond bur
Preparasi dilakukan secara intermitten dengan bur high
speed dalam keadaan basah.
Bilas kavitas dengan air, kemudian buang kelebihan air.
Keterangan : Color coding pada bur
intan menandakan ukuran serpihan
intan.
PROSEDUR PELAKSANAAN

Pastikan kavitas dalam keadaan lembab saat


penumpatan, dengan cara :
Jika kavitas masih basah, keringkan dengan
three way syringe.
 Jika kavitas sudah kering saat ingin ditumpat,
maka ambil kapas butir yang dibasahi air 
peras dengan cara dijepit menggunakan
kapas gulung  oleskan kedalam kavitas
sehingga kavitas terlihat mengkilap (shiny)

Aplikasikan 10% asam poliakrilat atau dentin


conditioner selama 20 detik untuk menghilangkan
smear layer.
PROSEDUR PELAKSANAAN (CONT..)
Letakkan satu sendok takar bubuk Fuji IX pada
kertas pengaduk, letakkan 1 tetes liquid di
sebelahnya (rasio P:L sesuai aturan pabrik)
Bagi bubuk menjadi 2 bagian lalu campurkan
separuh bagian GIC ke likuid dengan gerakan
cepat dan radius kecil, kemudian campurkan sisanya
sampai didapat konsistensi putty like dan homogen
lalu kumpulkan di ujung spatula.
Segera ambil dengan instrumen plastis lalu letakkan
GIC ke kavitas, bentuk sesuai anatomi oklusal gigi.
Buang kelebihan GIC dan pastikan tidak ada step
antara tepi restorasi dengan gigi
PROSEDUR PELAKSANAAN
(CONT..)
Tunggu 3-4 menit (initial set) lalu periksa oklusi
pasien, jika dirasa mengganjal lakukan contouring
menggunakan stone putih dan menggunakan air dari
3 way syringe. Aplikasi Varnish
 Celupkan kapas butir pada botol varnish GIC
dengan pinset, oleskan pada permukaan
restorasi lalu keringkan. Lakukan sebanyak 1x
Lakukan pemolesan dengan rubber putih dengan
tekanan ringan, secara intermitten dan dalam
keadaan basah (lebih baik prosedur pemolesan
ditunda 24 jam/kunjungan berikutnya)
RESTORASI GIC SITE 3
PROSEDUR PELAKSANAAN
Preparasi
Ekskavasi jaringan gigi yang sudah melunak dengan bur
metal bulat (slow speed) atau ekskavator  ambil hanya
infected dentin, tinggalkan affected dentin pada dinding
pulpa.
Preparasi kavitas dengan bur intan bulat pada gigi sesuai
kedalaman karies.
Preparasi kavitas dengan bur silindris mengikuti perluasan
karies sesuai prinsip minimal intervention.
Preparasi dilakukan secara intermitten menggunakan bur
high speed dan dalam keadaan basah (menggunakan
air/water spray).
PROSEDUR PELAKSANAAN
Periksa kedalaman preparasi menggunakan pocket
probe.
Aplikasikan 10% asam poliakrilat selama 20 detik
untuk menghilangkan smear layer.
Menciptakan keadaan kavitas yang lembab :
Cuci kavitas menggunakan air, lalu keringkan
dengan three way syringe.
Ambil kapas butir basah yang diperas dengan
dijepit kapas gulung untuk mengambil kelebihan
air pada kavitas.
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan Bahan Tambal
Letakkan satu takar bubuk GC Fuji II LC pada paper pad
dan satu tetes likuid di sebelahnya (rasio P:L sesuai
aturan pabrik).
Untuk meneteskan likuid, gerakkan botol horizontal agar
likuid dapat mengalir ke arah dispensing tip, lalu ke arah
vertikal untuk meneteskan likuid, pastikan tidak ada
gelembung udara saat diteteskan.
Bagi bubuk menjadi dua bagian sama besar dengan
spatula GIC, lalu campurkan separuh bagian ke likuid
dengan gerakan memutar yang cepat dan radius kecil.
Campurkan sisanya sampai homogen, lalu kumpulkan di
ujung spatula.
PROSEDUR PELAKSANAAN

Ambil campuran dengan alat plastis berujung


bulat (plastic filling) lalu masukan bahan ke
kavitas dan bentuk sesuai anatomis gigi.
Untuk membentuk bagian labial dapat
digunakan bantuan matriks Mylar, lalu fiksasi
dengan jari dan tunggu sampai material
mengeras.
Tunggu 3-4 menit (initial set) sebelum
melakukan finishing dan polishing.
PROSEDUR PELAKSANAAN

Finishing
Material yang berlebih segera bersihkan menggunakan stone putih,
namun harus tetap mempertahankan bentuk anatomis gigi (tidak over-
carved).

Aplikasi Varnish
 Celupkan kapas butir pada botol varnish GIC dengan pinset,
oleskan pada permukaan restorasi lalu keringkan. Lakukan
sebanyak 1x.

Polishing/Pemolesan
•Pemolesan menggunakan ultrafine diamond bur atau stone dan karet
abrasif putih dengan tekanan ringan, bur low-speed, secara intermitten,
dan dalam keadaan basah.
Lebih baik prosedur pemolesan ditunda hingga kunjungan berikutnya,
yaitu setelah 24 jam untuk menunggu complete reaction setting
SOP RESIN KOMPOSIT
SIFAT RESIN KOMPOSIT
Setting time Water sorption and solubility  RK
 two-paste chemically activated = 3-6 menit setelah menyerap air sehingga bisa ekspansi namun
pengadukan, tidak cukup besar untuk mengkompensasi
 one-paste chemically activated = tergantung sumber polymerisation shrinkage
cahaya dan waktu pemaparan
 tipe light-cure = 3-40 detik (tergantung intensitas Stabilitas warna  ada perubahan warna
sumber cahaya, shade, dan ketebalan material) selama polimerisasi cahaya shg disarankan
saat pemilihan shade, dilakukan konfirmasi
Depth of cure = untuk tipe light-cure. RK warna dengan melakukan polimerisasi pada
harus di cure dengan inkrementasi ≤ 2mm sedikit material di permukaan gigi yang
dan jarak ujung alat curing 3-4 mm dari basah disamping kavitas
permukaan restorasi untuk mendapatkan
efek maksimum.
SIFAT RESIN KOMPOSIT (CONT.)
oPolymerisation shrinkage  merupakan phosphoric acid selama 15 detik.
masalah pada material restoratif resin-based.
Untuk menguranginya dapat dilakukan:  Ke dentin
Penempatan inkremental RK Hibridisasi melalui etsa, primer, dan adhesive.
Penempatan glass-ionomer base untuk mengurangi Lebih sulit dibandingkan ke email karena
volume komposit yang digunakan strukturnya yang heterogen
Glass-ionomer liner sebagai shock absorber Dentine bonding system yang saat ini paling
banyak digunakan adalah menggunakan 3
Pengembangan bonding agent yang lebih kuat
komponen yaitu asam etsa, primer, dan adhesive.
oBonding RK Teknik total-etch system merupakan sistem paling
efektif, dimana mengetsa email dan dentin secara
 ke enamel = micromechanical (adhesi paling kuat bersamaan.
dibandingkan yang lain) melalui etsa dan bonding
resin, dimana margin enamel di etsa dengan 37%
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI RK KELAS I
Indikasi Kontraindikasi
Restorasi ukuran kecil-sedang, lebih area kerja tidak dapat diisolasi dengan
disarankan yang dengan margin email baik
Restorasi gigi P/M1 yang butuh estetika ada tekanan oklusal yang berat
Restorasi yang menjadi fondasi untuk MTP kontak seluruh oklusal hanya di RK
atau crown
Restorasi sangat besar yang digunakan untuk Untuk restorasi yang meluas hingga
menguatkan struktur gigi yang sudah lemah permukaan akar / tidak ada margin enamel.
(untuk alasan ekonomis / restorasi interim) Akan terbentuk V-Shaped Gap diantara akar dan
komposit akibat polymerization shrinkage
Alternatif crown karena faktor ekonomi dll.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RK UNTUK
MATERIAL RESTORATIF KELAS I
Kelebihan Kekurangan
Estetik Terkait material
 Localized wear lebih besar  Efek polymerization
Pengangkatan struktur giginya konservatif shrinkage
Mudah, preparasi gigi tidak terlalu kompleks  Linear coefficient of thermal expansion
Ekonomis (dibandingkan MTP atau restorasi Membutuhkan waktu lebih saat penempatannya
indirek lain)
Insulasi (mengurangi perpindahan panas) Technique-sensitive
 Penempatan etsa, primer, adhesive
Kelebihan bonding  mengurangi
microleakage, karies rekuren dan sensitivitas  Penempatan komposit
postoperatif dan meningkatkan retensi serta  Mendapatkan kontak proksimal
kekuatan struktur gigi tersisa
 Finishing dan Polishing

Lebih mahal dibandingkan material amalgam


TAHAPAN SECARA UMUM
1. Prosedur klinis awal: pemeriksaan lengkap, diagnosis, pembuatan rencana perawatan  sebelum
pasien dijadwalkan untuk pertemuan operatif
2. Anestesi lokal (apabila dibutuhkan)
3. Mempersiapkan area yang akan direstorasi  contohnya dengan menggunakan pumis untuk
menghilangkan plak, pelikel, dan stain superfisial
4. Pemilihan warna
5. Isolasi area kerja (dengan rubber dam, atau dengan cotton roll)
6. Preparasi gigi, secara umum:
-Menghilangkan karies, defek, restorasi lama, dan struktur gigi yang rapuh
-Membuat tepi preparasi enamel dengan sudut 90 derajat atau lebih (lebih baik di atas 90 derajat)
-Membuat margin cavosurvace sebesar 90 derajat (atau butt-joint) pada permukaan akar
TAHAPAN SECARA UMUM (CONT..)
7. Aplikasi Etsa biasanya dengan asam fosfat 32%-37%. Pasang matriks dulu jika di site 2.
8. Aplikasi Bonding
9. Pemasangan Matriks untuk restorasi site 2:
- Anterior menggunakan strip poliester (seluloid)
- Posterior dapat menggunakan Tofflemire matrix system atau matriks seksional
10. Penumpatan RK secara inkremental dengan tebal 1-2 mm untuk memastikan seluruh material telah
terpolimerisasi dengan baik, dan mengurangi efek shrinkage, terutama pada dasar gingival
11. Konturing  dapat dilakukan segera setelah komposit dipolimerisasi
-Bur intan kasar dapat digunakan untuk membuang kelebihan komposit yang banyak
-Bur intan finishing dapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang sangat baik
12. Pemolesan  dengan very fine polishing disk, fine rubber points or cups, diamond-impregnated
polishers, atau composite polishing pastes
SOP UNTUK RK SITE 1
1. Preparasi kavitas dengan diamond bur bulat peras dengan dijepit menggunakan kapas
pada pit gulung. Masukkan ke dalam kavitas agar tetap
lembab.
2. Preparasi kavitas dengan bur silindris dengan
membuang seluruh infected dentin, dan 7. Kavitas dibonding, ditunggu 20 detik, kemudian
meninggalkan affected dentin. Dinding bukal ditipiskan dengan udara. Setelah itu dilakukan
dan lingual/palatal sejajar atau divergen ke polimerisasi selama 10 detik
oklusal. Bevel tepi kavitas mesial dan distal
untuk mengekspos enamel rod. 8. RK ditumpat secara inkremental maksimum
2mm. Polimerisasi dilakukan setiap 2 mm
3. Kavitas dibilas dengan air, kemudian selama 20 detik
dikeringkan dengan kapas butir
9. Oklusi dan artikulasi pasien diperiksa
4. Etsa seluruh kavitas dan tepi preparasi,
kemudian biarkan selama 15 detik 10. Dilakukan finishing untuk memperbaiki kontur
restorasi
5. Etsa dibilas sampai bersih dengan air mengalir
selama kurang lebih 5 detik 11. Dilakukan pemolesan dengan rubber putih
6. Ambil kapas butir, basahi dengan air, kemudian
SOP UNTUK RK SITE 2
1. Preparasi kavitas dengan diamond bur bulat 6. Etsa dibilas sampai bersih dengan air mengalir
pada pit
7. Ambil kapas butir, basahi dengan air, kemudian
2. Preparasi kavitas dengan bur silindris dengan peras (dijepit menggunakan kapas gulung).
membuang seluruh infected dentin, dan Masukkan ke dalam kavitas agar tetap lembab.
meninggalkan affected dentin. Dinding bukal
dan lingual/palatal sejajar/divergen ke oklusal.8. Kavitas dibonding, tunggu 20 detik, kemudian
Bevel tepi kavitas mesial dan proksimo bukal ditipiskan dengan udara. Polimerisasi selama
dan linguopalatal. Kedalaman preparasi dinilai 10 detik
dengan pocket probe. 9. RK ditumpat secara inkremental maksimum
3. Memasang matriks sectional 2mm. Polimerisasi dilakukan setiap 2 mm
selama 20 detik
4. Kavitas dibilas dengan air, kemudian
dikeringkan dengan kapas butir 10. Oklusi dan artikulasi pasien diperiksa

5. Etsa seluruh kavitas sampai 2 mm di email 11. Dilakukan finishing untuk memperbaiki kontur
sekitarnya, biarkan selama 15 detik restorasi
12. Poles dengan rubber putih
PROSEDUR AWAL
Prosedur preoperatif
Bersihkan gigi dengan pasta pumice dan air untuk
menghilangkan plak dan debtis untuk memastikan
shade yang dipiluh tetap
Persiapan preparasi gigi (outiline form), hubungan
oklusal pada gigi yang akan direstorasi,
preoperative wedging
Pemilihan shade
Teknik yang paling reliabel adalah dengan
melakukan cure ke sedikit RK di gigi yang terlibat
sebelum kering sepenuhnya
PROSEDUR
Pemilihan matriks Wedging
T/ untuk meningkatkan adaptasi Wedging matriks yang baik akan
restorasi ke margin gingiva dan menghasilkan
menyediakan kontur di permukaan  Membantu menjaga kontak yang baik khususnya
proksimal di restorasi posterior
Untuk gigi anterior: pakai mylar (untuk  Menjaga jaringan gingiva interproksimal
kelas III & IV) / plastic strip wedge  Meningkatkan bentuk, kontur proksimal dan
embrasure space
Untuk gigi posterior: pakai precontoured
transparent matrix
Matriks seksional akan meningkatkan
kontur dan kontak di proksimal
PEMASANGAN MATRIKS SECTIONAL
1. Pasang rubber dam. Metode pre-wedging digunakan
sebelum preparasi. Wedge dimasukkan ke interproximal gigi.
2. Selesaikan preparasi selagi wedge menekan ruang
interproximal
3. Genggam matriks dengan pin tweezer di bagian occlusal tab
dan pasang di interproximal. Occlusal tab dibengkokan pada
ridge marginal gigi sebelahnya. Kemudian gunakan forcep
untuk menempatkan occlusal ring ke wedges.
4. Pastikan bahwa ring berkontak langsung dengan wedge dan
tidak ada gerakan berlebih ke arah apikal
5. Setelah resin ditumpat, lepas ring menggunakan forcep dan
lepas wedge dan matriks.
PRINSIP PREPARASI UNTUK RESTORASI DENGAN RK
-Outline form : preparasi harus meliputi struktur sekitar yang masih sehat
(sekonservatif mungkin), namun kedalaman preparasi tetap dipertahankan
-Retention form : didapatkan dengan kemampuan micromechanical bonding yang
dimiliki RK
-Resistance form : didapatkan dengan kemampuan micromechanical bonding yang
dimiliki RK, dan dapat ditingkatkan dengan dasar preparasi yang datar dan tegak
lurus dengan beban oklusal, serta bentuk box like
PREPARASI GIGI
Prinsip minimal intervention  ambil infected dentine, tinggalkan affected dentine
(namun terbatas jika menggunakan teknik sandwich dimana menggunakan GIC juga)
Menggunakan diamond bur  dapat mengasarkan struktur gigi shg meningkatkan
retensi RK ke gigi.
Bentuk burnya bisa dengan flat-tipped atau inverted cone cutting with rounded corners
(lebih diprefer karena menyediakan dasar yang rata, hasil konfigurasi margin
oklusal merupakan margin email terkuat, meningkatkan retensi dengan menyediakan
dinding preparasi yang konvergen ke oklusal, dan lebar preparasi fasiolingual lebih
konservatif
PREPARASI GIGI
Untuk preparasi gigi kelas 1 yang luas
Bur masuk dari area distal pit pada
permukaan oklusal dengan bur inverted cone
diposisikan paralel ke sumbu panjang
mahkota
Preparasi panjang mesiodistal dahulu
Preparasi dasar pulpa dengan kedalaman
inisial sebesar 1,5 mm diukur dari central
groove. Setelah central groove diangkat,
ukuran fasial dan lingual biasanya menjadi
lebih besar yaitu sekitar 1.75 mm (namun
tergantung ketajaman inklinasi cusp).
Pelebaran ke fasial dan lingual tergantung dengan
karies/material restorasi lama. Jaga kekuatan cusp
dan area marginal ridge sebanyak mungkin.
Perpanjangan ke marginal ridge sebaiknya
menghasilkan ketebalan minimal 1.6 mm jaringan
tersisa (dikur dari perpanjangan internal ke tinggi
kontur proksimal) untuk P dan 2 mm untuk M  agar
menjaga support dentin di marginal ridge dan cusp
tips.
Lakukan bevel di enamel margin untuk meningkatkan seal antara RK dan email
Jika estetika dibutuhkan, perbesar bevel agar didapatkan transisi yang halus dari
RK ke struktur gigi
Jangan lakukan bevel di margin oklusal untuk menghindari adanya bagian restorasi
yang tipis dan terkena beban oklusal
ETSA - BONDING

Etsa seluruh kavitas hingga ±2 mm di sekitarnya, diamkan selama 15 detik


Cuci kavitas hingga seluruh bahan etsa hilang
Serap kelebihan air pada kavitas menggunakan kapas basah yang telah diperas (untuk
menjaga kelembaban kavitas)
Meneteskan bahan bonding agent ke microbrush, oleskan ke seluruh kavitas, tunggu 20 detik,
tipiskan dengan chipblower, sinari selama 10 detik
PROSEDUR BONDING
Rekomendasi: 37% orthophosphoric acid dalam bentuk gel dengan waktu aplikasi 15 detik untuk email dan
10 detik untuk dentin
Jika teretsa dengan baik  white, frosted appearance (terlihat doff)
Sangat technique-sensitive shg keberhasilannya tergantung: tipe dan konsentrasi asam, lama etsa,
pembersihan bahan asam dan debri etsa yang baik, permukaan bebas dari kontaminasi, aplikasi adhesive
low viscosity akan memungkinkan penetrasi optimum dan adhesive harus setipis mungkin tanpa ada pooling
di margin
Penempatan primer tidak dibutuhkan jika seluruh margin di email
Adhesive akan berpenetrasi kedalam mikroporositas di email  proses etching  micromechanical union
dengan adhesi yang sangat baik antara RK dan struktur gigi
Jika menggunakan teknik laminasi antara RM-GIC dengan RK maka ikatan yang terjadi adalah ikatan
kimia dengan adanya HEMA / hydroxyethylmethacrylate
PENEMPATAN RK
1. Penumpatan dilakukan secara incremental (memaksimalkan proses curing dan menurunkan
kemungkinan adanya polimerisasi shrinkage)
2. Penumpatan kedalam kavitas dengan plastic filling setiap 2 mm dan durasi curing selama 20-40
detik.
3. Dilakukan penumpatan lagi hingga kavitas terisi semua dan dicuring kembali.
4. Lepaskan matriks

Penempatan efektif RK tergantung 2 faktor yaitu kontrol polymerisation shrinkage dan full cure RK
Sebaiknya RK ditempatkan secara inkremental dengan ketebalan tidak melebihi 2 mm di 1 kali
inkrementasi. Tiap layer harus dibuat rapat agar tidak terjadi void
Depth of cure dipengaruhi oleh: ketebalan inkrementasi resin, durasi pemaparan cahaya, ukuran
partikel filler, persentase volume filler, shade RK, dan jarak ujung tip cahaya ke RK
CONTOURING, FINISHING, POLISHING
CONTOURING, FINISHING, POLISHING
FINISHING
Penggunaan matrix yang baik diikuti
penempatan RK secara inkrementasi akan
mengurangi prosedur finishing
Instrumen yang digunakan adalah
 Cutting instruments  tungsten carbide burs
 Instrumen abrasif  bonded, coated, loose
abrasives
 Alat finishing dan polishing

Kelebihan di area proksimal dan servikal


bisa dihilangkan dengan #12 blade
scalpel. Periksa juga kontak oklusal
FINISHING DAN POLISHING
Saat finishing, perhatikan oklusi dan pastikan restorasi tidak terlalu tinggi dan
mengganggu oklusi
Memperbaiki bentuk anatomi dengan fine bur
Poles dengan rubber komposit
SOP SITE 1, SIZE 0
Gambaran lesi  fisur oklusal di gigi posterior (umumnya),
cingulum pits di lingual I2 RA, buccal pits di M RB.
Lesi ini tidak butuh restorasi, cukup di indentifikasi
Penting untuk mendiagnosis penyebab lesi dan resiko karies
untuk menghindari perkembangan lesi lebih lanjut
Disarankan untuk mencatat size 0 jika fisurnya kompleks
namun tidak ada bukti dekalsifikasi, dicatat untuk
mengingatkan bahwa fisur harus diobservasi dan dilakukan
sealing jika ada tanda perubahan atau tingkat aktivitas
karies berbahaya (terhitung sbg preventif)
SOP SITE 1 SIZE 1 (1.1)
Letak lesi sama dengan 1.0 umumnya
Termasuk juga erosi dan atrisi lesi di permukaan oklusal posterior dan incisal edge anterior
jika meluas dan membutuhkan restorasi
Karena anatomi yang kompleks, bisa saja terjadi demineralisasi yang tidak terlihat dari luas
Lakukan instrumentasi hanya di area fisure yang berkavitas dan terdemineralisasi dan
lakukan sealing di jaringan yang tersisa dengan resin sealants atau glass-ionomer sealants
Untuk melakukan reduksi seminimal mungkin, bisa digunakan very fine tapered diamond stone
(paling sederhana dan efektif  operator mendapatkan visualisasi dan rasa tactile shg tidak
overextension), tungsten carbide bur, dan laser / air abrasion
Tujuan selama preparasi  untuk mendapatkan akses ke area karies secukupnya,
mendapatkan dinding yang bersih sehingga adhesinya baik
SOP SITE 1 SIZE 2 (1.2)
Jika ada tambalan lama, dibongkar dengan Tungsten carbide bur menggunakan high
speed
Tappered atau parallel side diamond silinder, digunakan dengan kecepatan
intermediate high bersama dengan semprotan air/udara untuk mengetahui
perkembangan kavitas
Round bur kecil, untuk membersihkan gigi dari jaringan karies. Namun, tidak
dibolehkan menghilangkan daerah dentin yang telah berubah menjadi zona
affected.
SOP SITE 1 SIZE 2 (1.2)
Glass ionomer merupakan material terbaik untuk restorasi inisial dan dapat dilaminasi
sesuai kebutuhan dengan RK jika beban oklusalnya tinggi. Kombinasi keduanya cukup
untuk mengembalikan sifat fisik gigi mendekati kondisi asli.
RK sebaiknya tidak digunakan sendiri di kasus ini karena sifat shrinkage saat curing 
resiko microleakage
Dilakukan restorasi menggunakan glass ionomer terlebih dahulu dengan menyisakan 2-3
mm untuk ruang RK.
Prosedur: bersihkan margin email dari semen, lakukan polishing dan beveling jika
dibutuhkan. Etsa email dan semen selama 15 detik dan bersihkan dengan air dan
keringkan namun jangan sampai terlalu kering / dehidrasi. Tempatkan bahan enamel
bonding diikuti dengan penempatan RK secara inkremental. Lakukan curing, lalu cek
oklusi dan polishing.
SOP SITE 2 SIZE 1
jika lesi enamel terletak setidaknya 2 mm dari incisal edge atau dari puncak
marginal ridge, maka pendekatannya bisa menggunakan fossa oklusal, medial dari
marginal ridge menggunakan internal occlusal fossa atau tunnel approach
Untuk gigi posterior  menggunakan bur diamond taper high speed, penetrasi fossa
oklusal di pertengahan marginal ridge dan arahkan ke lesi karies.
Untuk gigi anterior  gunakan bur diamond silinder high speed, penetrasi di
pertengahan marginal ridge. Penetrasi dari sisi lingual supaya estetis lebih baik
Penggunaan RK diindikasi jika area load bearing restorasi melibatkan seluruh oklusal
, dengan menggunakan teknik laminasi
Dikarenakan membutuhkan waktu 1 minggu agar GIC mature maka sebaiknya
laminasi dilakukan setelah menunggu GIC mature
SOP SITE 2 SIZE 1
Jika jarak lesi ke puncak marginal ridge kurang dari 2mm,
maka aksesnya bisa dari marginal ridge langsung. Desain ini
disebut dengan slot cavity dan banyak digunakan di gigi
anterior
Buka lesi menggunakan fine tapered diamond bur dengan
intermediate high speed, luaskan hingga lesi karies terlihat
dengan baik dan seluruh kavitas email terangkat
Jangan diperluaske medial kebih dari setengah marginal
ridge dari desain kavitas
Restorasi dilakukan dengna bantuan mylar strip dan wedge.
Indikasi menggunakan RK jika beban oklusal tinggi dengan
teknikn laminasi
SOP SITE 2 SIZE 1
Jika gigi sebelahnya memiliki lesi size 3 atau size 4 dengan seluruh permukaan
proksimalnya hilang, mungkin bisa dilakukan akses langsung ke lesi size 1 dengan
menggunakan proximal approach
Permukaan oklusal dan marginal ridge bisa tetap utuh dan kavitas bisa didesain
dengan sangat konservatif dan hanya mengangkat permukaan berkaries saja
Dilakukan dengan bur small tapered diamond cylinder dengan intermediate high speed.
Restorasi dilakukan dengan menggunakan matrix strip interproximally dengan
bantuan wedge.
SOP SITE 2 SIZE 2 (2.2)
Jika menggunakan RK dan/atau GIC, maka tidka perlu untuk membuka fisur oklusal
lebih dari rekomendasi untuk site 1.1
Cukup pengangkatan jaringan karies dan perluasan outline kavitas termasuk seluruh
cavitated enamel.
Email yang lemah atau terdemineralisasi sekitar proximal box disekitar dasar gingiva
dapat didukung dengan glass ionomer namun email di fasial dan lingual harus utuh
dentinnya jika ingin dijadikan faktor retensi di restorasi RK
PREPARASI 2.2
Untuk lesi baru, akses menggunakan bur small cylindrical diamond bur, dari medial
marginal ridge menuju lesi karies. Perluas ke fasial, lingual dan medial sejauh
dibutuhkan sampai karies terekspos. Tidak perlu melibatkan sistem fisure jika
menggunakan RK.
Angkat karies dengan small round burs dengan slow speed. Bersihkan dinding fasial,
lingual dan dasar gingiva dengan prinsip MI.
Jika menggunakan RK, maka retensi mekanis tidak diperlukan karena adhesi
didapatkan dari email melalui etsa. Jika ada undercut minor, maka direstorasi
dengan GIC, bukan dengan pengambilan lebih lanjut.
RESTORASI 2.2
Jika restorasi dengan RK, maka penempatan RK harus menggunakan teknik laminasi
bersama GIC. Tidak diperlukan penggunakaan liner kalsium hdiroksia dikarenakan
GIC akan menyediakan seal yang tahan akan microleakage dan cukup bioaktif
dalam membantu remineralisasi dan menghindari respon pulpa.
Teknik laminasi diindikasikan jika beban oklusal tinggi dan GIC sendiri tidak mampu
menahannya. Biasanya pada kasus gigi posterior, jika anterior maka tidak dengan
RK / teknik laminasi, cukup GIC saja.
SOP SITE 2 SIZE 1
Internal Occlusal Fossa (tunnel)
: jika lesi enamel terletak
setidaknya 2 mm dari incisal
edge atau dari puncak
marginal ridge

Gigi posterior : gunakan bur Gigi anterior : gunakan bur


diamond taper high speed, diamond silinder high speed,
penetrasi fossa oklusal di penetrasi di pertengahan
pertengahan marginal ridge marginal ridge. Penetrasi dari
dan arahkan ke lesi karies. sisi lingual supaya estetis lebih
baik
SOP SITE 2 SIZE 2

Membuat akses dengan bur diamond silindris high speed dari pertengahan marginal ridge
mengarah ke lesi kariesnya
Membuang jaringan karies dengan small round bur low speed
SOP SITE 2 SIZE 3 GIGI ANTERIOR
Pertahankan enamel yang masih mungkin dapat
diselamatkan walaupun tidak didukung oleh dentin
agar akses tetap kuat
Menghaluskan permukaan enamel margin dan
buang sedikit enamel rods
Bevel permukaan untuk memperkuat retensi dengan
RK
Polish enamel margins dengan bur diamond ukuran
25 mikro (menambah sifat adhesi)
SOP SITE 2 SIZE 3 GIGI POSTERIOR
Membuka kavitas (dengan memperhatikan asas
konservatif) menggunakan diamond silinder bur kecil
dengan kecepatan ultra tinggi bersamaan dengan
semprotan air/udara
Bongkar restorasi yang sudah lama menggunakan tungsten
carbide bur dengan kecepatan ultra tinggi
Buang semua jaringan karies yang ada, kecuali jaringan
dentin yang terafeksi. Perhatikan pula sejauh mana karies
telah merambah sehingga tidak membuang jaringan yang
seharusnya tidak perlu
Bevel permukaannya untuk memperkuat retensi
Polish enamel margins dengan bur diamond ukuran 25
mikro (menambah sifat adhesi)
SOP SITE 2 SIZE 4 GIGI ANTERIOR

Preparasi minimal karena lesi


biasa disebabkan oleh trauma.
Margin enamel dibevel untuk Untuk karies  buang jaringan
memaksimalkan adhesi Dentin yg terekspos ditutup karies tetapi pertahankan
• Potong sudut M-I dengan bur intan
dengan basis glass ionomer affected dentin pada pulpal
silindris, bevel tepi labial dan wall
lingual/palatal selebar ±1mm
SOP SITE 2 SIZE 4 GIGI POSTERIOR
Buka kavitas dan restorasi lama dengan
bur diamond silinder / bur tungsten
carbide high speed.
Buang semua jaringan karies tetapi
pertahankan affected dentin di axial wall
dan pulpal floor.
Retensi di gingival floor ditingkatkan di
gingival dengan membuat groove atau
alur dengan bur fissure taper.
TAMBAHAN SL INTEGRASI
oJika karies D4 dan ada hipersensitivitas, perlu diberi liner.
oJika penggunaan basis dengan RMGIC  bisa langsung ditumpat. Jika penggunaan
basis dengan GIC  tunggu 24 jam dulu baru ditumpat (reaksi setting GIC 24 jam).
oBonding agent di light cure selama 10 detik.
oPenumpatan RK secara inkremental 2 mm.
oJika affected dentin dibiarkan (tidak diekskavasi), gunakan sandwich technique.
oMatriks yang digunakan untuk anterior: seluloid, posterior: sectional. Baik anterior
maupun posterior, gunakan wedge untuk stabilisasi.

Anda mungkin juga menyukai