Anda di halaman 1dari 90

SKILLS LAB

INTEGRASI
KONSERVASI
z
Oleh :
- Caroline Jessica Gedalya
- Florentia Hanum
- Hardiati Nur Wahyuni
- Pratiwi Dwi Hartanti
- Sabrina Amira
- Saly Alatas
- Stacia Ariella
- Vira Octavira
- Vira Vanessa
z
PEMERIKSAAN FAKTOR RESIKO
KARIES
PEMERIKSAAN HIDRASI SALIVA
1. Retraksi bibir bawah pasien dan keringkan
2. Dengan bantuan selembar tisue, perhatikan
erapa detik bibir pasien kembali basah karna
droplet saliva
PEMERIKSAAN FAKTOR RESIKO
z KARIES

PEMERIKSAAN KONSISTENSI /
VISKOSITAS UNSTIMULATED SALIVA

1. Pasien diminta untuk tidak menelan ludah selama


30 detik
2. Mitingkan kepala pasien sedikit ke depan
3. Buka mulut, minta pasien untuk menyentuh
palatum dengan ujung lidah
4. Lihat keadaan mukosa pada lantai mulut
5. Web test dilakukan dan hasil dicatat
z
PEMERIKSAAN FAKTOR RESIKO
KARIES
PEMERIKSAAN pH UNSTIMULATED SALIVA
1. Kumpulkan sampel unstimulated saliva
2. Celupkan kertas pH
3. Tunggu hingga 10 detik, cek level pH
z
PEMERIKSAAN FAKTOR RESIKO
KARIES
PEMERIKSAAN LAJU ALIRAN SALIVA
1. Pasien diminta duduk tegak lurus
2. Minta pasien untuk mengunyah wax (non
flavoured)
3. Keluarkan saliva pertama setelah 30 detik
4. Atur waktu untuk 5 menit kemudian, biarkan
pasien terus mengunyah
5. Pasien harus terus mengunyah selama 5 menit
dan keluarkan saliva ke gelas ukur
6. Ukur volume saliva yang terkumpul
z
PEMERIKSAAN FAKTOR RESIKO
KARIES
PEMERIKSAAN KAPASITAS BUFFER
1. Sampel yang digunakan adalah saliva yang
dikumpulkan saat tes kuantitas
2. Masing-masing strip tes ditetesi saliva
3. Kelebihan saliva dibuang untuk memasitikan
volume yang ada sama
4. Bandingkan dengan warna strip test dari pabrik
z
PEMERIKSAAN FAKTOR RESIKO
KARIES
PEMERIKSAAN AKTIVITAS PLAK
1. Dilihat menggunakan disclosing solution
2. Berwarna biru : red
3. Not applicable : yellow
4. Bewarna merah : green
PEMERIKSAAN FAKTOR RESIKO
z KARIES

PEMERIKSAAN DIET PAPARAN FLUORIDE


PEMERIKSAAN FAKTOR RESIKO
z
PEMERIKSAAN INDEKS PLAK KARIES
1. Mwngukur dengan penilaian Silness & Loe
2. Tiap 4 permukaan dari gigi diberi skor 0-3, skor
dari 4 area tersebut ditambahkan dan dibagi 4
untuk melihat indeks plak pada gigi tersebut
3. Kemudian indeks plak dari 6 gigi dijumlahkan dan
dibagi 6
PEMERIKSAAN FAKTOR RESIKO
z KARIES
PEMERIKSAAN INDEKS Kalkulus

1. Masing-masing rahang dihitung jumlah debris


dan kalkulus dari permukaan bukal/labial dan
lingual
2. Kemudian ditotal lalu dibagi 6 segmen
z
DEFINISI KAVITAS SITE 3

 Kavitas site 3 adalah kavitas di bagian servikal permukaan labial, bukal, palatal, atau
lingual.

 Lesi dapat terjadi pada permukaan yang terbuka (fasial atau lingual) berhubungan
dengan kontur jaringan gingiva atau interproksimal, tetapi tidak berhubungan dengan
area akibat resesi gingiva.

 Karies dapat terjadi di sekeliling permukaan gigi akibat OH buruk dan akumulasi plak.
Lesi karies
z
RAGANGAN
 Kavitas site 3 seringkali terjadi karena abfraksi yang diperberat oleh sikat gigi.

 Sebelum ditemukan tumpatan adesif, bahan tumpat yang digunakan adalah amalgam
untuk gigi posterior dan silikat untuk gigi anterior.

 Retensi untuk tumpatan jenis ini didapat melalui retensi mekanis, seperti kavitas bentuk
box dan undercut.

 Dengan digunakannya bahan tumpat adesif, maka retensi mekanis tidak diperlukan lagi,
dan mengubah prinsip preparasi untuk kavitas site 3.

 Umumnya ragangan kavitas hanya mengikuti bentuk kavitas, kecuali bila telah terjadi
karies, dalam hal ini ragangan kavitas akan mengikuti perluasan karies.
z
PENUMPATAN (RESTORASI)

 Hal – hal yang perlu diperhatikan pada penumpatan dengan GIC:


 Kavitas tidak boleh terlalu kering (harus lembab) karena pada waktu ionomer mengeras dapat
menarik cairan dalam tubuli dentin yang akan menimbulkan hipersensitivitas setelah
penumpatan.

 Dinding yang menghadap pulpa dan dalam dilapisis dengan Ca(OH)2. Bahan pelindung
dentin yang tidak boleh digunakan adalah pernis, karena akan menghalangi reaksi fisiko kimia
yang diperlukan antara semen ionomer dengan dinding kavitas.
z
TAHAP PENUMPATAN (RESTORASI)

1. Pembersihan kavitas

2. Pemasangan matriks Mylar

3. Pemberian pelindung dentin

4. Pencampuran bahan tumpatan

5. Penumpatan

6. Aplikasi pelindung tumpatan

7. Pemolesan
z
SITE 3, SIZE 1
 Lesi karies biasanya ditemukan pada margin gingiva yang terkait dengan resiko karies
tinggi dan Oral Hygiene yang buruk.
z
z
SITE 3, SIZE 2
 Lesi mirip dengan lesi site 3 size 1, namun lebih ekstensif dan lebih kompleks untuk
direstorasi.
z
z
SITE 3, SIZE 4
 Kombinasi dari dua atau lebih kavitas pada sekeliling margin gingiva dari beberapa gigi.
z
z
RAGANGAN
 Kavitas site 3 seringkali terjadi karena abfraksi yang diperberat oleh sikat gigi.

 Sebelum ditemukan tumpatan adesif, bahan tumpat yang digunakan adalah amalgam
untuk gigi posterior dan silikat untuk gigi anterior.

 Retensi untuk tumpatan jenis ini didapat melalui retensi mekanis, seperti kavitas bentuk
box dan undercut.

 Dengan digunakannya bahan tumpat adesif, maka retensi mekanis tidak diperlukan lagi,
dan mengubah prinsip preparasi untuk kavitas site 3.

 Umumnya ragangan kavitas hanya mengikuti bentuk kavitas, kecuali bila telah terjadi
karies, dalam hal ini ragangan kavitas akan mengikuti perluasan karies.
z
PENUMPATAN (RESTORASI_
 Hal – hal yang perlu diperhatikan pada penumpatan dengan GIC:
 Kavitas tidak boleh terlalu kering (harus lembab) karena pada waktu ionomer mengeras dapat
menarik cairan dalam tubuli dentin yang akan menimbulkan hipersensitivitas setelah
penumpatan.

 Dinding yang menghadap pulpa dan dalam dilapisis dengan Ca(OH)2. Bahan pelindung
dentin yang tidak boleh digunakan adalah pernis, karena akan menghalangi reaksi fisiko kimia
yang diperlukan antara semen ionomer dengan dinding kavitas.
z
TAHAP PENUMPATAN
1. Pembersihan kavitas

2. Pemasangan matriks Mylar

3. Pemberian pelindung dentin

4. Pencampuran bahan tumpatan

5. Penumpatan

6. Aplikasi pelindung tumpatan

7. Pemolesan
Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006.

z
KLASIFIKASI KARIES
menurut G.J. Mount dsn W.R. Hume

SITE SIZE
 Size 0 : Lesi tahap awal demineralisasi
 Site 1 : Karies pada pit dan fissure di
berupa white spot.
permukaan oklusal gigi anterior maupun
posterior.
 Size 1 : Kavitas permukaan minimal.
Bersifat reversibel.
 Site 2 : Karies pada permukaan
approximal gigi anterior maupun
 Size 2 : Kavitas yang sedikit melibatkan
posterior.
dentin. Berukuran sedang dan masih
menyisakan struktur email yang didukung
 Site 3 : Karies pada 1/3 mahkota dari
dengan baik oleh dentin dan cukup kuat
akar (servikal) sejajar dengan gingiva.
untuk menyokong restorasi.

 Size 3 : Struktur gigi yang tersisa lemah


dan cusp atau incisal edgenya telah
rusak sehingga tidak dapat beroklusi
dengan baik dan kurang mampu
menyokong restorasi.
PERBANDINGAN KLASFIIKASI Mount
z
& Hume dengan Black
z
KARIES SITE 1
Site 1-
• Pit atau fissure dari gigi atau lesi erosi pada incisal edge yang perlu
size 0 observasi.
(1.0)

Site 1-
• Small defect pada pit dan fissure dan akan direstrorasi dengan fissure
size 1 seal.
(1.1)

Site 1- • Lesi berukuran sedang dengan keterlibatan semua fisur


size 2
(1.2)

Site 1-
• Lesi yang lebih besar membutuhkan penggabungan proteksidari satu
size 3 atau lebih cusp dalam desain.
(1.3)

Site 1- • Extensive lesion


size 4
(1.4)
SOP RESTORASI DIREK RK SITE 1
z

1. Preparasi kavitas dengan bur


intan bulat pada pit gigi 5. Cuci kavitas dengan akuades sampai
seluruh bahan etsa hilang dan buang
kelebihan air
2. Preparasi kavitas dengan bur
silindris mengikuti ragangan 6. Basahi kapas butir, peras, dan masukkan
kavitas. Dinding bukal dan ke dalam kavitas untuk menyerap
kelebihan air agar kavitas lembab
lingual/palatal sejajar/ divergen ke
oklsal. Bevel tepi kavitas mesial 7. Oleskan bahan bonding ke seluruh kavitas
dan distal. Cek kedalaman kavitas dan permukaan yg di etsa dengan
microbrush selama 20s, tipiskan dengan
dengan pocket probe triway syringe, sinari 10s

3. Cuci kavitas dengan akuades, 8. Pilih warna RK yang sesuai. Tumpat ke


kemudian keringkan kavitas dengan instrumen plastis, bentuk
sesuai anatomi, lalu sinari 20 detik.
4. Etsa seluruh kavitas sampai 9. Poles dgn rubber putih
±2mm di sekitarnya, biarkan 15
detik
KARIES SITE 2
z

Site 2- • Menunjukkan demineralisasi awal pada enamel tanpa kavitas


size 0
(2.0)

Site 2-
• Terdapat kavitas permukaan pada enamel sedikit mencapai dentin.
size 1 Dapat diidentifikasi dengan radiograf atau transiluminasi
(2.1)

Site 2- • Dentin meluas dengan marginal ridge telah melemah atau rusak
size 2
(2.2)

• Pada gigi posterior, telah mencapai dentin dengan split cusp atau paling
Site 2- tidak berpotensi menjadi split cusp. Pada gigi anterior, karies proksimal
size 3 meluas sehingga sokongan insical telah hilang.
(2.3)

Site 2-
• Kehilangan total satu atau lebih cusp pada gigi posterior atau hilangnya
size 4 incisal edge pada gigi anterior, bisa terjadi karena karies atau trauma
(2.4)
MANAJEMEN KARIES SITE 2
z

 pada 2.0
 dapat diaplikasikan resin sealant

 pada 2.1
 3 pendekatan preparasi menurut posisi lesi dan hub dengan
marginal ridge
 Internal occlusal fossa approach (tunnel)
 lesi enamel paling tidak 2 mm apikal dari puncak marginal ridge
atau tepi incisal

 Slot cavity
 lesinya kurang dari 2 mm dari puncak marginal ridge dan tunnel
approach kurang dapat memelihara ridge

 Proksimal approach
 Jika gigi sebelahnya telah memiliki lesi size 3 atau 4 dengan
keseluruhan permukaan proksimal hilang.
2.1 – internal occlusal fossa approach
z
(tunnel)
Pada gigi posterior
Restorasi Pada gigi anterior
• glass-ionomer
 adalah
gunakan small tapered pilihan
cylinder bahan
diamond bur restorasi yang baiklesi sama dengan pada gigi posterior,
akses menuju
dapat dicapai melalui enamel labial atau lingual.
• dapatdengan
dilapisi dengan
semprotan air atauresin komposithigh
udara (intermediate jika gigi tersebut memiliki beban oklusi yang
berat.speed)  Karena tidak ada material restorative yang sempurna
menggantikan struktur gigi, akan lebih baik jika
• Cuci
 dan keringkan kavitas
mulai bur pada oklusal fossa hingga mencapai lesi membuat akses dari lingual daripada labial untuk
• Gunakan autocure glass-ionomer type II.2 highmeminimalkan strengthmasalah yangestetik di kemudian hari.
bersifat radiopaque.
• Gunakan
 setelah mylar
mencapaistrip
lesi, masukkan
pendekbursebagai
yang sama matrix dan kaitkan
Pembuatan aksesuntuk menghasilkan
dari labial akan diperlukan pada kontur
dengan posisi yang lebih tegak menuju marginal kondisi-kondisi tertentu. Misalnya karena crowding,
proksimal
ridge
yang baik kesulitan mendapat akses dari keduanya (labial dan
• Tempatkan semen dalam dua lapisan menggunakan syringe
lingual), serta jika lesinya terdapat pada lower anterior
tooth.
• Padatkan
 arahkanlapisan
bur ke facialpertama padamembuat
dan lingual untuk bagian dalam kavitas menggunakan sponge
funnel shaped (bentuk cerobong asap) akses 
plastic kecil yang kering Masuki lesi dengan very small diamond cylinder bur
(intermediate high speed) dengan semprotan air atau
menuju lesi
• Tambahkan lapisan kedua dan padatkan lagi pada seluruh
udara pada dinding
pertengahan marginal kavitas
ridge.
• Setelah
 kariessemen set,hilangkan
dapat terlihat, ambil dengan
matrix dan
small rapikan
round

restorasi untuk mendapatkan oklusi
Hilangkan karies dengan small round bur
yangburbaik
• Lapisi

dengan resin komposit
sebagai catatan, jangan hilangkan semua bagian
affected dentin, sisakan lapisan tipis untuk
menghindari terexposenya pulpa.

 glass-ionomer dapat menjadi pilihan yang baik


untuk restorasi kasus ini
z
z
Karies 2.1

Slot cavity Proximal approach


Preparasi Preparasi

 buka lesi dengan fine tapered diamond bur (high speed)


 gunakan small tapered diamond cylinder bur (intermediate high speed) dengan
semprotan air atau udara
 perluas dengan hati-hati sampai lesi karies terlihat jelas

 hilangkan enamel sebanyak yang dibutuhkan untuk mencapai karies


 hilangkan karies dengan small round bur dan pastikan kavitas bersih

 gunakan small round bur dengan tangkai panjang untuk membersihkan kavitas
Restorasi

 autocure glass-ionomer high strength type II.2 saja dapat digunakan pada gigi dengan beban oklusal ringan Restorasi

 kondisikan kavitas seperti biasa, masukkan semen menggunakan syringe atau kapsul  karena restorasi tidak berada di bawah beban oklusi, masalah estetik tidak menjadi
masalah. Autocure cement high strength type II.2 dapat dipakai
 biarkan 3 menit sampai set

 kondisikan kavitas seperti biasa, tempatkan lembaran kecil matrix pada interproximal
 bentuk konturnya jika perlu

 isi kavitas dengan semen


 lapisi dengan resin komposit jika beban oklusal pada gigi tersebut berat

 setelah semen set, angkat matrix


z
Manajemen karies 2.2

Preparasi Restorasi
 untuk lesi baru, akses dibuka dengan small cylindrical diamond bur  jika amalgam yang digunakan dan karies telah berkembang menuju
dengan semprotan air atau udara (ultra high speed) kamar pulpa, lining atau base harus ditempatkan pada dinding axial

 mulai bur pada tengah marginal ridge hingga mencapai lesi karies  glass-ionomer high strength adalah pilihan ideal karena bahan ini
menyediakan pertukaran ion-ion yang merangsang remineralisasi pada
dinding axial
 perluas ke arah facial, lingual, dan medial dengan bur yang sama

 lapisi kavitas dengan copal varnish atau resin atau glass-ionomer


 jika menggunakan amalgam, perluas kavitas sepanjang oklusal fissure amalgam bonding agent
dengan diamong cylinder tadi

 setelah itu tempatkan matrix


 jika menggunakan resin komposit, fissure tidak perlu dilibatkan. Namun
jika memang fisssurenya terinfeksi, buka dengan very fine tapered
diamond point  jika restorasi akhirnya adalah resin komposit, tempatkan resin
setelah glass-ionomer sebagai dasar
 hilangkan karies dengan small round bur (low speed)
 jika restorasi akhirnya adalah glass-ionomer, dapat dilapisi dengan resin
komposit jika diperlukan
 bersihkan dinding facial dan lingual dan gingival floor, tapi tinggalkan
affected dentin agar teremineralisasi
z
Manajemen karies 2.3 gigi anterior

Preparasi restorasi
 Jika hanya resin komposit yang digunakan, enamel masih memiliki dentin
 Untuk mendapatkan akses yang kuat, pertahankan enamel yang masih karena jika tidak restorasinya akan mengalami fraktur sebagai hasil dari
mungkin dapat diselamatkan walaupun tidak didukung oleh dentin. shrinkage dari penggunaan resin karena resin hanya akan berikatan dengan
serat kolagen dentin.
 Buang bagian dari restorasi yang lama dan buang bagian karies dari dinding
kavitas dengan menggunakan bur bulat kecil. TIdak perlu menghilangkan  Lindungi bagian dentin yang terekspos dengan modified resin atau autocure
seluruh bagian dentin yang terafeksi dari dinding horizontal kavitas. high strength GIC sebagai pengganti dentin.

 Retensi dengan menggunakan mekanikal interlock, seperti dovetail yang  Perlekatan mikromekanikal antara komposit resin dengan enamel melalui
perpanjangannya kea rah lingual enamel adalah tidak perlu karena akan etching akan memperkuat retensi restorasi.
ditempatkan material yang bersifat adhesive dengan seluruh permukaan gigi
yang masih dapat dipertahankan.
 Etsa bagian enamel dan semen, lapisi dengan lapisan tipis bonding enamel
yang viskositasnya rendah, kemudian keringkan dengan dry air dan sinar.
 Haluskan permukaan enamel margin dan buang sedikit enamel rods.

 Jika kavitas terlalu besar dan gingival enamel juga terlalu lemah untuk
 Bevel permukaannya untuk memperkuat retensi dengan resin komposit. mengimbangi adhesi dari restorasi, maka restorasi seharusnya
menggunakan GIC sebagai pengganti dentin. GIC tersebut harus diracik
 Jika mungkin, polish enamel margins dengan bur diamond ukuran 25 mikro dengan liquid dan powder yang tinggi untuk mendapatkan kekuatan terkuat.
untuk menambah sifat adhesi.
 Segera sebelum semen mengeras, semen tersebut dapat disingkirkan
 Pins tidak digunakan karena akan menghasilkan bayangan samara-samar sebagian sehingga enamel margins dapat terlihat dan dapat disisakan
sepanjang restorasi. Disamping itu, pins juga akan menyebabkan timbulnya ruangan untu komposit resin.
mikroleakage.
 Etsa enamel dan lapisi dengan lapisan tipis resin enamel bonding. Pada lesi
yang lebih besar, enamel bonding digunakan pada bagian labial dan lingual
untuk memperkuat retensi dari restorasi.

 Buat resin komposit secara incremental, dimulai dari permukaan lingual dan
gunakan hybrid resin untuk menambah kekuatan. Lapisi permukaan labial
dengan mikrofil komposit untuk menambah estetik.
Manajemen karies 2.3 gigi posterior
z
restorasi
Preparasi
 Kavitas pada klasifikasi ini pada umumnye merupakan kavitas besar
sehingga penggunaan GIC sebagai base akan sangat dianjurkan
 Buka kavitas (dengan memperhatikan asas konservatif) dengan menggunakan diamond
silinder bur kecil dengan kecepatan ultra tinggi dibarengi dengan semprotan air/udara.
untuk memungkinkan adanya bioaktifitas. Jika kedalaman kavitas
telah hamper mencapai kamar pulpa, akan sangat dianjurkan untuk
 Untuk membongkar restorasi yang sudah lama, gunakan tungsten carbide bur dengan menggunakan sublining yang berflouride, light enhanced, dan
kecepatan ultra tinggi. autocure GIC untuk membantu proses remineralisasi.

 Buang semua jaringan karies yang ada, tetapi jangan jaringan dentin yang terafeksi
jangan dibuang. Pada saat ini juga, kita harus dapat mengira sejauh mana karies telah  Karena sizenya yang besar, penggunaan amalgam menjadi pilihan.
merambah sehingga tidak membuang jaringan yang seharusnya tidak perlu. Setelah menyiapkan kavitas, kondensasikan amalgam dengan hati-
hati dan overfill hingga mencapai 1-2 mm diatas tinggi cusp yang
 Identisifikasi adanya split pada dasar cusp.
dijadikan acuan.

 Untuk cusp yang memiliki split atau memiliki risiko timbulnya split, modifikasilah outline
kavitas dengan memperkuat dinding facial atau lingual kearah luar segaris lurus dari  Lingkarkan matrix band pada gigi yang akan direstorasi kemudian
gingival floor menuju permukaan cusp tertinggi. Perlindungan ini sangat berguna untuk
struktur gigi yang sudah melemah.
singkirkan amalgam yang melewati tinggi matrix tersebut dengan
menggunakan probe sampai permukaan enamel dapat terlihat.
 Pemertahanan satu cusp akan sangat berguna untuk memberikan indikasi seberapa
tinggi cusp yang dimiliki oleh gigi yang bersangkutan sehingga dapat dijadikan acuan
untuk membentuk struktur anatomi yang semirip-miripnya.  Buat terlebih dahulu shape bagian bukal dan lingual sebelum
membuat kontur bagian oklusal.
 Retensi auxiliary sangat dianjurkan sedangkan penggunaan pins tidak dianjurkan.

 Cusp yang masih tersisa dapat dijadikan acuan untuk menentukan


 Retensi dari kasus ini didapatkan dari prinsip laid-down, tergantung dari bahan apa yang tinggi permukaan oklusal. Saat mempertemukan permukaan oklusal
ajan digunakan sebagai bahan restorasi, misalnya : GIC menggunakan adhesi kimiawi
dengan cara mikroporus, dll. yang satu dengan yang lainnya (pada saat oklusi) sebaiknya
dilakukan oklusi dengan cara yang sempurna sehingga dapat dibuat
 Jika memungkinkan, polish enamel margin dengan menggunakan diamond bur ukuran tekstur permukaan oklusal yang tidak mengganggu kenyamanan
25 mikro untuk menciptakan adhesi yang semakin kuat
pasien saat mengunyah.

 Jika yang digunakan adalah resin komposit, maka GIC harus


digunakan sebagai base atau sebagai pengganti dentin. Kemudian
baru dilapisi dengan resin komposit sebagai pengganti enamel.
z
Manajemen karies 2.4 gigi anterior
Preparasi
Restorasi
 Dentin yang terekspos dapat dilindungi dengan
menggunakan strong GIC sebagai pengganti dentin dan
base dari restorasi.  Komposit resin sangat dianjurkan dalam kasus ini
dengan penggunaan GIC sebagai pengganti dentin
 Enamel margin harus dibevel untuk mengoptimalkan proses dan penunjang interaksi adhesi.
adhesi yang ada dengan komposit resin sedmikian rupa
sehingga terjadi ‘percampuran’ yang baik dan tercipta  Isi kavitas dengan high strength modify GIC dan
estetik yang cukup. sinari.

 Pada karies yang berkelanjutan, pembuangan restorasi  Singkirkan semen yang berlebih untuk mengekspos
lama harus sangat memperhatikan agar jangan sampai enamel margin, atau gingiva margin, jika tidak ada
original enamelnya terbuang. enamel yang tersisa atau terlalu sedikit untuk
mengimbangi retensi dengan resin.
 Enamel yang tidak lagi disokong oleh dentin dapat dibantu
dengan sokongan GIC sehingga dapat memperkecil margin  Bevel enamel untuk menciptakan adhesi yang
dan dapat memperlihatkan perlekatan yang halus. optimum dengan resin dan untuk meciptakan
perlekatan yang baik antara resin dengan enamel
 Buang jaringan karies dari sekitar dinding dan pertahankan sehingga akan tercipta estetik yang cukup.
daerah yang terafeksi karena masih diharapkan akan terjadi
remineralisasi.  Pilihlah warna resin yang cocok dengna warna
enamel. Buat resin secara incremental. Mulailah
 Jika mungkin, polish enamel margin dengan menggunakan dengan meletakkan hybrid resin pada bagian lingual
diamond bur ukuran 25 mikro untuk memperkuat adhesi. untuk menciptakan kekuatan yang optimum dan
lapisi dengan mikrofill resin pada bagian labial untuk
 Jangan gunakan pin untuk retensi karena hanya akan menambah estetik.
menimbulkan masalah dimasa depan seperti timbulnya
z
Manajemen karies 2.4 gigi posterior
Preparasi Restorasi
 Buka kavitas dan buang semua bagian dari
 Pada kasus ini, amalgam menjadi bahan restorasi pilihan karena
restorasi yang sudah lama dengan menggunakan estetik tidak menjadi pertimbangan mengingat amalgam memiliki
kekuatan terkuat dan fleksibilitas yang baik.
bur kecil diamond silinder atau tungsten carbide
bur yang sesuai, dengan kecepatan ultra tinggi  Penempatan matrix dan kondensasi yang cukup sangat diperlukan.
dibarengi dengan penggunaan spray udara/air.
 Tumpatkan bahan restorasi sampai overbuild dan buatlah kontur
sesuai dengan bentuk anatominya.
 Buang jaringan karies disekitar dinding kavitas
dan lihat sejauh mana karies telah merambah  Carve bagian facial dan lingual terlebih dahulu.
dengan memegang pada prinsip konservatif
 Perhatikanlah bagian interproksimal karena pada bagian ini sangat
dimana pembuangan jaringan (baik dentin mudah terjadi overkontour bahan restorasi dan juga sangat sulit
maupun pulpa) yang terafeksi adalah tidak perlu untuk menentukan mengembalikan titik kontak antar gigi selayaknya
normal.

 Pertahankan cusp yang mungkin masih ada.  Penggunaan resin komposit sangat dibatasi dalam kasus ini karena
banyak alasan. Salah satunya adalah karena sisa enamel yang ada
hanya tinggal sedikit untuk memungkinkan tejadinya etsa untuk
 Retensi harus diciptakan pada gingival floor, atau adhesi. Sehingga akan menyulitkan terjadinya mikroporus.
Penggunaan GIC dapat mempermudah keadaan ini karena dapat
dimana saja yang memungkinkan, dengan berperan sebagai pengganti dentin, namun tetap saja membutuhkan
menggunakan ditches dan grooves cut dengan support dari struktur gigi.

tepered fissure bur kecil.


 Pembentukan shrinkage yang dihasilkan dari penyinaran resin
komposit dapat dikompensasikan dengan melakukan kondensasi
 Jika memungkan, polish enamel margin dengan incremental. Namun pada kasus ini dimana kavitasnya sudah terlalu
besar, penggunaan teknik incremental akan semakin sulitt dilakukan
menggunakan diamond bur ukuran 25 mikro dan jumlah shrinkage akan malah bertambah banyak.
untuk memperkuat terjadinya adhesi.
z
SOP Restorasi Direk RK Site 2

1. Preparasi kavitas dengan bur intan bulat pd 5. Basahi kapas butir, peras, dan masukkan
pit gigi ke dalam kavitas untuk menyerap
kelebihan air agar kavitas lembab
2. Preparasi kavitas dengan bur silindris
mengikuti ragangan kavitas hingga ke 6. Letakkan RMGIC dengan intrumen
distal dan dalamkan kavitas proximal. berujung bulat secara merata dengan
Dinding bukal dan lingual /palatal sejajar ke gerakan memutar pada dinding aksiopulpa
oklusal. Bevel tepi kavitas mesial dan setebal ±0,5mm. Sinari 20s. Oleskan
proximal-bukal. Cek kedalaman dengan bahan bonding ke seluruh kavitas dan
pocket probe permukaan yg di etsa dengan microbrush
selama 20s, tipiskan dengan triway
3. Pasang matrix sectional di distal. Etsa syringe, sinari 10s
seluruh kavitas sampai ±2mm di
sekitarnya, biarkan 15 detik 7. Pilih warna RK yang sesuai. Tumpat ke
kavitas dengan instrumen plastis, bentuk
4. Cuci kavitas dengan akuades sampai sesuai anatomi, lalu sinari 20 detik.
seluruh bahan etsa hilang dan buang
kelebihan air 8. Poles dgn rubber putih
z
PSA Non Vital
 Tidak perlu anestesi

 Pembuangan jaringan pulpa cukup dengan irigasi


 Jaringan pulpa sudah hancur pada gigi yang nekrosis

 Invasi bakteri ke tubuli dentin saluran akar


 Preparasi saluran akar harus maksimal sampai saat irigasi terlihat
bubuk dentin yang sehat  tidak coklat pada kasa
Prosedur PSA Instrumen ISO
z

1. Foto rontgen dental gigi yang akan dirawat


– Ukur panjang gigi pada radiograf, lalu kurangi 2 mm  panjang kerja
estimasi

2. Bersihkan jaringan sisa karies dan restorasi dengan bur


3. Preparasi akses kamar pulpa
– Preparasi dengan bur intan bulat sampai terasa tembus ke kamar
pulpa.
– Bur tidak boleh mengenai orifis
• Mencegah terjadinya step atau perforasi lateral
– Gunakan bur diamendo untuk meratakan dan menghaluskan dinding
kavitas
Prosedur PSA Instrumen ISO
z

4. Irigasi
– Menggunakan spuit dengan cairan NaOCl 2.5%

5. Penjajakan saluran akar dan ekstirpasi jaringan pulpa


– Tempatkan stopper pada file (#10 / #15). Instrumen diolesi gel EDTA
sebelum digunakan.
– Penjajakan saluran akar dilakukan dengan gerakan watch winding
hingga sepanjang kerja estimasi
– Irigasi kavitas dengan NaOCl 2.5%
– Ekstirpasi dengan jarum ekstirpasi sesuai diameter saluran akar,
masukkan sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi, putar 180o lalu tarik.
Ulangi hingga saat ditarik jarum ekstirpasi sudah bersih dan ketika
diirigasi tidak terlihat sisa-sisa jaringan pulpa
Prosedur PSA Instrumen ISO
z

6. Preparasi koronal 2/3 panjang kerja (Crown Down)


 Menggunakan GGD dimulai dari nomor terbesar yang dapat masuk
hingga 2 mm pada orifis

 Dilanjutkan nomor yang lebih kecil berturut-turut hingga 2/3 panjang


kerja

 Irigasi dengan NaOCl 2.5% setiap pergantian alat


Prosedur PSA Instrumen ISO
z

7. Penentuan panjang kerja sebenarnya


 Masukkan file sepanjang kerja dengan gerakan reaming. Gerakan
diulang hingga file terasa longgar
 Dilanjutkan file yang lebih besar hingga file #20. Irigasi setiap
pergantian file.
 Lakukan foto alat menggunakan file minimal #20
 Panjang gigi sebenarnya = panjang gigi radiograf : panjang file
radiograf x panjang file sebenarnya
 Panjang kerja definitif: panjang gigi sebenarnya – 1mm
 Mencegah rusaknya konstriksi apikal
Prosedur PSA Instrumen ISO
z

8. Preparasi apikal & percobaan KGU


– Tentukan file awal (file terbesar yang dapat masuk sepanjang kerja
pada saluran akar yang belum dipreparasi & terasa pas di 1/3 apikal)
– Preparasi dengan gerakan reaming
– Irigasi
– Preparasi dengan file satu nomor lebih besar sepanjang kerja
– Ulangi sampai diperoleh FAU (file terbesar yang dapat masuk
sepanjang kerja setelah preparasi & terasa pad di 1/3 apikal)
• Minimal FAU #30  memastikan infected dentin sudah terambil dan
mempermudah akses serta pengisian saluran akar)
– Preparasi step back
• Preparasi menggunakan file satu, lalu dua, lalu tiga nomor lebih besar dari
FAU. Panjang kerja dikurangi 2,3,4 mm. Gerakan circumferential filling
– Lakukan pengecekan dengan kon utama sepanjang kerja. Foto
radiograf KGU
Prosedur PSA Instrumen ISO
z

9. Pemeriksaan hasil preparasi


 Dilakukan dengan memasukan #KGU = #FAU sepanjang kerja
bersama spreader berukuran satu nomor dibawah kon utama
sepanjang 2mm lebih pendek dari panjang kerja

 Terdapat tug back

 Foto radiograf: KGU berada pada konstriksi apikal

10. Medikasi antar kunjungan


 Ca(OH)2
Prosedur PSA Instrumen ISO
z

11. Pengisian saluran akar


– Buang tumpatan sementara, irigasi
– Pengadukan sealer (Endomethasone)
– Kon utama diolesi sealer dimasukkan ke saluran akar perlahan
– Kon utama ditekan dengan spreader sampai rapat ke dinding saluran
akar
– Kon tambahan dimasukkan setelah spreader keluar dari saluran akar.
Dilakukan hingga spreader tidak dapat dimasukkan lagi

12. Restorasi paska PSA


z
Tahap perawatan endodontik pada gigi
vital (ISO)
1. Foto rontgen dental pada gigi yang akan dirawat

2. Ukur panjang kerja estimasi  panjang gigi pada radiograf - 2mm

3. Anastesi gigi  masih vital

4. Bersihkan sisa jaringan karies dengan bur metal bulat

5. Preparasi akses kamar pulpa


 Menggunakan bur bulat sampai tembus ke kamar pulpa
 Kemudian ambil seluruh atap pulpa
 Ekstirpasi jar. pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator agar orifis dapat terlihat
jelas
 Irigasi dengan NaOCl 2,5%
z
Tahap perawatan endodontik pada gigi
6. Irigasi vital (ISO)
 Irigasi kavitas menggunakan spuit dengan NaOCl 2,5%
 Untuk membersihkan debris, bersifat bakterisidal, pelarut organik (ex: jar. Pulpa)

7. Penjajakan saluran akar dan ekstirpasi jaringan pulpa


 Penjajakan akar dengan gerakan watch winding serta back and forth hingga panjang
kerja estimasi  pada PSA vital gerakan ini berfungsi u/ melepaskan perlekatan jar.
Pulpa dari dinding saluran akar
 Irigasi dengan NaOCl 2,5%
 Ekstirpasi menggunakan jarum ekstipasi sesuai dengan diameter saluran akar
 Jarum ekstirpasi dimasukan sampai 2/3 panjang kerja karena bentuk anatomis di 1/3
apikal bulat dan sempit  beresiko jarum terjepit dan patah
z
Tahap perawatan endodontik pada gigi
vital (ISO)
8. Preparasi koronal 2/3 panjang kerja (Crown
down/Step down) teknik ISO
 Menggunakan gates glidden drill (GGD)
 Dimulai dari nomor terbesar yang dapat masuk hingga
2mm pada orifis, dilanjutkan dengan nomor yang lebih
kecil berturut-turut hingga 2/3 panjang kerja.
z
Tahap perawatan endodontik pada gigi
vital (ISO)
9. Penentuan panjang kerja sebenarnya
 Masukan file sepanjang kerja dengan gerakan reaming, putar ± 20° searah
jarum jam, kemudian tarik ±2-3 mm, dan putar kembali ke posisi semula.
Gerakan diulang hingga file terasa longgar

 Preparasi dilanjutkan dengan file yang lebih besar hingga file #20

 Lakukan foto alat menggunakan file #20 sepanjang panjang kerja estimasi

 Rumus:

Panjang gigi sebenarnya = panjang gigi radiograf x panjang file


sebenarnya
Panjang file radiograf
z
Tahap perawatan endodontik pada gigi
vital (ISO)
10. Preparasi apikal dan percobaan KGU teknik ISO
 Tentukan file awal  file terbear yang dapat masuk sepanjang kerja
pada 1/3 apikal
 Preparasi dilakukan dengan gerakan reaming
 Dilanjutkan dengan file 1 nomor lebih besar
 Ulangi sampai diperolah file apikal utama (FAU)
 Oleskan file dengan EDTA sebelum digunakan dan irigasi NaOCl
2,5% setiap pergantian instrumen
 Untuk memastikan FAU sudah sesuai, dilakukan pemeriksaan retensi
dan resistensi dengan kon utama, bila dimasukan sepanjang kerja
maka kon akan tertahan
z
Tahap perawatan endodontik pada gigi
 Preparasi stepback vital (ISO)
 Preparasi dengan file 1 nomor lebih besar dari FAU, sedalam panjang
kerja dikurangi 2 mm, gerakan circumferential filling

 Dilanjutkan dengan preparasi file 2 nomor lebih besar dari FAU,


panjang kerja dikurangi 3mm, gerakan circumferential filling

 Dilanjutkan dengan preparasi file 3 nomor lebih besar dari FAU,


panjang kerja dikurangi 4 mm, gerakan circumferential filling

 Rekapitulasi dengan file utama sepanjang kerja untuk memastikan


bahwa panjang kerja tidak berubah

 Cek dengan kon utama  bila dimasukan sepanjang kerja spreader


masih dapat mausk 2mm lebih pendek dari panjang kerja sebenarnya
 jikabisa berearti saluran akar telah berbentuk corong
z
Tahap perawatan endodontik pada gigi
vital (ISO)
11. Pemeriksaan hasil preparasi teknik ISO
 Dengan memasukan KGU sesuai nomor (#KGU = #FAU) dan
sepanjang ekrja bersama dengan soreader berukuran satu nomor
dibawah kon utama yang dapat dimasukkan 2mm lebih pendek
dari panjang kerja

 Seluruh dinding saluran akar halus

 Terdapat apical stop dan tug back

 Pada foto radiograf, KGU berada oada konstriksi apikal kurang


lebih 1mm dari ujung apikal
Perawatan Saluran
Akar Gigi Vital dengan
z instrumen non ISO
z

Prosedur perawatan saluran akar dengan instrumen Non


ISO(teknik fully crown down) dilakukan dengan menggunakan
protaper. Indikasi protaper adalah:

 Saluran akar sempit

 Saluran akar bengkok

 Terdapat glyde path (tidak buntu)


z
Tahapan Perawatan

1. Lakukan foto rontgenuntuk mengukur panjang gigi pada


radiograf(jarak titik acuan ke apeks - 2mm panjang kerja
estimasi)

2. Anestesi gigi

3. Daerah kerja diisolasi dengan kapas gulung selama pekerjaan

4. Bersihkan sisa jaringan karies dan restorasi dengan bur bulat


z

5. Preparasi akses kamar pulpa:


 preparasi dengan bur inta bulat no. 10 sampai terasa tembus
kamar pulpa sesuai dengan pedoman bentuk regangan kavitas
anatomis gigi
 Preparasi dilanjutkan dengan gerakan latero-incisal untuk
mengangkat seluruh atap pulpa
 Irigasi dengan NaOCl 2,5%
 Gunakan bur diamendo/endo z untuk meratakan dan
menghaluskan seluruh dinding kavitas tanpa mengambil dasar
kamar pulpa untuk menghindari step atau perfor
z
6. Irigasi dengan spuit dan cairan NaOCl 2,5%

7. Penjajakan Saluran akar dan ekstirpasi jaringan pulpa. Tempatkan


stopper yang sudah diolesi gel EDTA pada file #10/#15, sepanjang
panjang kerja estimasi

8. Lakukan penjajakan sesuai dengan gerakan watch winding serta back


and forth hingga panjang kerja estimasi.

9. Ekstirpasi jaringan pulpa sesuai diameter saluran akar (perbandingan foto


radiograf praoperatif) sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi. Putar 180
derajat lalu tarik. Ulangi hingga jaringan pulpa bersih.

10. Irigasi dengan NaOCl 2,5%


z
Preparasi koronal 2/3 panjang kerja teknik
Protaper
1. preparasi saluran akar menggunakan file S1 sepanjang 2/3 panjang
kerja, kemudian dilanjutkan dengan S2(pada saluran akar besar, bisa
dilanjutkan dengan SX, etiap instrumen diolesi EDTA) dengan
gerakan seperti menyerut pensil

2. Irigasi saluran akar, rekapitulasi degan file #15 setiap pergantian alat.

3. Penentuan panjang kerja: masukan file sepaanjang kerja dengan


gerakan reaming hingga file terasa longgar

4. Lakukan foto alat dengan menggunakan file minimal #20 agar terlihat
jelas di radiograf.

5. Hitung panjang kerja dengan rumus


z

6. Setelah didapatkan panjang kerja sebenarnya, panjang kerja


definitf didapat dari pengurangan panjang kerja sebenarnya-
1mm

7. Preparasi apikal pada percobaan KGU


 Preparasi menggunakan S1 sepanjang kerja, dilanjutkan S2
sepanjang kerja, lalu F1,F2,F3 dst sepanjang kerja

 Rekapitulasi dengan file #15 (untuk S1), #20 (S2 dan F1), #25(F2)
DAN #30(F3) Preparasi dilakukan hingga mencapai dentin sehat.

 Lakukan foto radiograf untuk kon gutap utama


z

 Pemeriksaan hasil preparasi dengan memasukan KGU sesuai


dengan nomor dan panjang kerja hingga didapat apical stop dan
tug back cocokan dengan radiograf(kurang lebih 1mm dari
ujung apeks
z SOP Perawatan
Saluran Akar Gigi
Non-Vital dengan
Alat Non-ISO
z
1. Persiapan

 Gunakan masker, cuci tangan, gunakan gloves, siapkan alat dan bahan
 Alat standar(2 kaca mulut, sonde, pinset)

 Set bur(bur metal bulat, bur diamond bulat, bur diamond silindris fland end, bur
safe end)

 GGD

 Set endo(k-files, edta gel, clean stand)

 Handpiece

 Cotton roll dan cotton pellet

 Set irigasi(spuit dan jarum irigasi, NaOCL 2,5%)

 Foto pre-op
z
2. Preparasi Akses

1) Pembersihan jaringan karies menggunakan metal bur hingga bersih

2) Gunakan bur intan bulat sejajar sumbu gigi sampai terasa tembus ke ruang
pulpa

3) Lanjutkan gerakkan lateraloklusal untuk mengangkat seluruh atap pulpa


dengan bur silindris

4) Preparasi seluruh dinding sesuai dengan akses menggunakan safe end bur

5) Periksa menggunakan sonde berkait untuk memastikan seluruh atap pulpa


apakah sudah tidak ada undercut

6) Periksa orifis dengan sonde lurus

7) Irigasi kavitas dengan NaOCL 2,5%)


z
Preparasi akses dikatakan selesai jika

 Jaringan karies atau restorasi yang buruk sudah tidak ada

 Atap pulpa terangkat semua

 Jarum endo dapat masuk dengan mudah tanpa hambatan

 Sesuai bentuk regangan kavits

 Pandangan orifis terlihat jelas

 Bentuk kavitas menyediakan retensi untuk tambalan sementara


z
3. Preparasi saluran akar

1) Eksplorasi saluran akar dengan K-file no,8, no.10, no.15,


sepanjang seberapa file tersebut dapat masuk lalu masukkan
shapping file no.1(F1) dengan handle identifiksdi berwarna
ungu sepanjang shapping file dapat masuk

2) Setelah saluran akar besar dan longgar eksplorasi saluran


akar dengan K-file no.15 dengan gerakkan naik turun
sepanjang panjang kerja.

3) Irigasi dengan NaOCL 2,5%


z
3. Preparasi saluran akar

4) Gunakan shaper X(SX) digunakan untuk membersihkan dentin, merelokasi saluran akar
dari bahaya perforasi dan mencapai akses tegak lurus ke radikular

5) Kemudian SX dimasukkan dalam saluran akar ampai ada tugback, lalu lakukan gerakan
yang sama dengan file S1 dari apikal kearah coronal

6) Irigasi dengan NaOCL 2,5%

7) Setelah prosedur pre-enlargement selesai dengan akses 2/3 koronal gunakan precurved K-
file no.10 untuk preparasi saluran akar lalu masukkan S1 untuk konfirmasi panjang kerja
z
3. Preparasi saluran akar

7) Gunakan shapping file 2(S2) dengan handle identifikasi berwarna putih sampai
panjang kerja

8) Saluran akar dirigasi kembali lalu gunakan finishing file no.1(S1) dengan
handle berwarna kuning masukkan sepanjang panjang-kerja

9) Irigasi dengan NaOCL 2,5%

10) Periksa ukuran foramen apikal menggunakan K-file no.20 sepanjang panjang
– kerja. Jika panjang kerja sesuai maka disiapkan untuk obturasi. F1
merupakan ukuran minimum, jika masih longgar gunakan F2 dan F3
masukkan kembali sampai panjang kerja

11) Irigasi dengan NaOCL 2,5%

12) Keringkan saluran akar menggunakan paper point


z
4. Pemberian medikamen dan Restorasi
sementara

 Berikan medikamen sesuai kasus

 Lakukan tambalan sementara


z
4. Pemberian medikamen dan Restorasi
sementara

 Berikan medikamen sesuai kasus

 Lakukan tambalan sementara


z
5. Obturasi

1) Dilakukan setelah seminggu dari pemberian medikamen

2) Sebelum dilakukan pengisian saluran akar, lakukan pemeriksaan


subyektif dan obyektif yang meliputi palpasi dan perkusi

3) Bongkar tumpatan sementara dengan bur metal bulat lowspeed

4) Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll

5) Irigasi dengan NaOCL 2,5%

6) Keringkan dengan paper point

7) Pengadukan sealer(endomethason+eugenol)
z
5. Obturasi

8) Oleskan KGU dengan sealer masukkan sepanjang kerja

9) Gunakan finger spreader terbesar masukkan kedalam saluran akar dengan


panjang dikurangi 2mm dari panjang kerja untuk kondensasi lateral

10) Angkat spreader dan masukkan guttap percha yang sudah dioleskan sealer
pada saluran akar

11) Potong guttap percha menggunakan ekskavator yang telah dipanaskan 1mm
dibawah orifis

12) Tekan gutta percha dengan plugger

13) Isi kavitas dengan kapas dan tumpat sementara

14) Lakukan foto radiograf


z
5. Obturasi

15) Setelah hasil radiograf selesai dan obturasi dinilai bagus,


berikan basis sementara(zinc fosfat)

16) Tumpat sementara

17) Instruksikan pasien untuk kontrol 1 minggu setelah obturasi

18) Restorasi tetap


ONLAY

Restorasi sewarna gigi yang dibuat di luar rongga


mulut  restorasi sewarna gigi indirek

z
Onlay adalah kombinasi dari restorasi tuang intrakoronal dan ekstrakoronal yang
menutupi 1 atau lebih cusp

Restorasi ini didesain untuk mendistribusikan tekanan oklusal gigi sebagai


cara meminimalkan kemungkinan fraktur di kemudian hari
z
Indikasi Kontraindikasi
 Estetik biasannya pada restorasi kelas I  Gaya oklusal yang berat
dan kelas II yang berlokasi pada area
 Ketidakmampuan mempertahankan area
estetik bagi pasien
yang kering
 semua cusp dari gigi posterior rusak atau
 Preparasi subgingival yang dalam
telah menjadi lemah baik karena karies atau
restorasi sebelumnya yang rusak

 setelah terapi endodontik


z
Keuntungan Kerugian

 kemampuan memperkuat struktur gigi yang tersisa,  biaya dan waktu bertambah
 dapat mengurangi shrinkage yang terjadi pada
saat polimerisasi  dibutuhkan keterampilan khusus dalam
 dapat membentuk kontur dan kontak yang lebih
prosesnya di laboratorium untuk
akurat mendapatkan restorasi yang akurat.
 Biokompatibel
 Aus pada gigi atau restorasi pada gigi
 keadaan fisik lebih baik, tidak terkontaminasi saliva lawannya
pada saat pengerjaan

 Wear resistance  berpotensi rendah untuk diperbaiki


z
Tahapan Restorasi Onlay
z

 Pasien dianestesi

 Area gigi diisolasi sebaiknya menggunakan rubber dam

 Restorasi yang rusak atau sebelumnya (jika ada) seluruhnya dihilangkan dan seluruh karies
diekskavasi.

 Seluruh preparasi onlay dibuat untuk memberikan ketebalan yang memadai bagi materi
restorasi dan memicu insersi secara pasif dengan rounded internal angel dan margin yang
baik

 Seluruh margin sebaginya 90 derajat terhadap joint cavosurface angle untuk memastikan
kekuatan marginal restorasi

 Seluruh garis dan titik sudut, baik internal dan eksternal sebaiknya membulat untuk
menghindari stress yang terkonsentrasi dalam restorasi dan gigi dan mengurangi resiko
fraktur
z
Preparasi Gigi
 Preparasi untuk pembuatan onlay
1. Mengisolasi gigi sebaiknya menggunakan rubber dam untuk
memberikan visibiltas yang lebih baik, retraksi jaringan, dan
kemudahan operasi.
2. Preparasi 2 mm dari groove central
3. preparasi dinding kavitas ke oklusal divergen sekitar 2-5° ( cast
metal onlay) menggunakan bur taper. Gingival-occusal divergen
untuk insersi pasif dan menghilangkan restorasi
4. Pengurangan bidang oklusal dilakukan kurang lebih 1,5-2 mm
5. Pembuatan step oklusal sebesar 0,5 mm pada margin
fasial,lingual dan gingival
6. semua dinding kavitas dibevel sekitar 30° pada tepi fasial dan
lingual
z

Pengurangan
oklusal 1,5-
2mm
Semua sudut cusp
dibulatkan
z

 Bersihkan preparasi dengan udara / air semprot atau dengan


kapas pelet dan periksa untuk menghilangkan debris dan
periksa kembali dari semua sudut cavosurface dan margin. .
 Kavitas dibersihkan dan dikeringkan selanjutnya dilakukan
pencetakan dengan teknik double impression
 Pengecekan oklusi dan pengecekan dengan malam biru
z
Restorasi sementara
 Setelah dilakukan pencetakan,kavitas dibersihkan dan ditutup
dengan restorasi sementara

 Bertujuan untuk
 Melindungi pulp-dentin complex pada gigi vital

 mempertahankan posisi gigi yang dipreparasi pada lengkung gigi

 melindungi jaringan lunak disekitar area yang dipreparasi

 Pengecekan oklusi setelah pemasangan mahkota sementara


z
Try-in dan Sementasi
 Dalam tahapan try-in,gunakan tenaga yang sangat kecil.

 Karena restorasi ini sangat fragile makan evaluasi oklusi dan


penyesuaian setelah sementasi
z
Preliminary steps
 Penggunaan rubber dam sangat di rekomendasikan untuk
meningkatkan akses dan visibilitas selama sementasi dan
pelaksanaan restorasi

 Sesudah menghilangkan. Restorasi sementara, seluruh semen


ratorasi sementara tersebut di bersihkan dari dinding preparasi
z
Try-in dan Penyesuaian kontak
proksimal
 Insersi dilakukan dengan tekanan ringan

 Jika restorasi tidak menempati duduk dengan baik  overcontour permukaan proksimal

 Dapat digunakan kaca mulut jika dibutuhkan , embrasure sebaiknya terlihat dari aspek
fasial,lingual dan oklusal untuk menilai apakah proximal contour membutuhkan penyesuaian
atau tidak untuk menempatan akhir dari restorasi, menghasilkan posisi dan bentuk yang
benar dari kontak proksimal

 Articulating paper dapat digunakan untuk mengidentifikasi overtight proximal contacts.

 Abrasive disk digunakan untuk penyesuaian proximal contour dan hubungan kontak gigi

 Jika proximal contour tidak overcontoured dan restorasi masih tidak fit dengan
baik,preparasi dapat diperiksa kembali untuk melihat residu temporary material atau debris

 Jika preparasi bersih, internal atau marginal interference juga dapat menhambat
penempatan restorasi dengan baik
z
sementasi
 Onlays keramik biasanya menggunakan asam hydrofluric 10%
untuk etsa permukaan internal restorasi selama 2 menit

 Keramik diberikan silane coupling agent untuk membentuk ikatan


kimia dengan semen komposit

 Strip Matrix plastik dapat diletakan diantara area kontak proximal

 Tahapan terakhir adalah bonding system diaplikasikan pada


permukaan internal restorasi

 Semen Dual cure composit dicampurkan dan diletakan pada area


preparasi.
 Setelah pemeriksaan ketepatan onlay pada kavitas gigi yang telah dipreparasi dilakukan
zdengan menggunakan self adhesive resin cement untuk merekatkan onlay
insersi tetap
pada kavitas gigi secara permanen.

 Setelah pasien merasa nyaman dan tidak ada kontak prematur, kemudian operator
mempersiapkan untuk sementasi.

 Daerah kerja di isolasi dengan cotton roll, diaplikasikan etsa 37% , kemudian dibersihkan
dan dikeringkan

 Lakukan sementasi pada onlay dan gigi

 Insersi dilakukan dengan tekanan ringan sampai bahan semen keluar dan onlay berkontak
dengan baik, dan bersihkan sisa semen

 Setelah diinsersi tetap pengecekan oklusi dilakukan kembali. Kontrol dilakukan 1-2 minggu
setelah insersi permanen.
Finishing dan
Polishing
z

 Sesudah sementasi dilakukan


penyinaran.

 Strip Matriks plastik dapat


dilepaskan

 Seluruh margin di cek dengan


ekspoler

 Sesudah seluruh kelebihan semen


komposit dihilangkan, marginal
integrity diverfikasi dan restorasi
dipoles dan rubber dam dapat
dilepaskan

 Dilakukan pengecekan oklusi dan


penyesuaian jika diperlukan.
z

 pada waktu kontrol , jika pasien tidak merasa ada keluhan,


pemeriksaan intra oral jaringan sekitarnya terlihat normal,
pemeriksaan perkusi, tekan dan kegoyangan negatif maka gigi
dapat berfungsi dengan baik

Anda mungkin juga menyukai