Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH JURNAL RADIOLOGI

“Detection Of Mandibular Incisive Canal by Panoramic Radiographs“


Selin Ergün, Pelin Güneri and Hayal Boyacıoğlu

Disusun Oleh :

Saly Salim Alatas 1406572523

DEPARTEMEN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS INDONESIA
2020

1
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan.................................................................................................................3
BAB II Metode dan Persiapan................................................................................................4
BAB III Hasil Penelitian…….….............................................................................................6
BAB IV Pembahasan………………………………………………………………………...8
BAB V Kesimpulan................................................................................................................10
Daftar Pustaka........................................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN

Keberhasilan prosedur bedah memerlukan pengetahuan tentang anatomi terutama


pengetahuan keberadaan neurovascular disekitar region pembedahan. oleh karena itu
identifikasi radiografi pra operasi dianggap paling penting. Percabangan dari saraf trigeminal
masuk foramen mandibula Kanal mandibula /mandibular canal (MC) memanjang secara
bilateral dari foramen mandibula ke foramen mental yang membawa saraf alveolaris inferior,
arteri dan vena. Saraf mental/Mental nerve (MN) adalah cabang terminal dari saraf alveolar
inferior yang umumnya muncul dari foramen mental di tiga cabang di saluran mental.

Penelitian mengkonfirmasi terdapat variasi anatomi dari kanal mandibular. Kanalis


mandibula yang melewati insisif disebut sebagai kanal insisive mandibula (MIC) yang
merupakan perpanjangan dari kanalis mandibula yang berisi salah satu cabang terminal dari
saraf alveolar inferior yang memberikan persarafan ke gigi insisif lateral, insisif sentral,
caninus, dan premolar pertama mandibular.

MC dan foramen mental adalah struktur anatomi penting yang mungkin rentan selama
prosedur bedah yang melibatkan mandibula, seperti operasi ortognatik, rekonstruksi rahang,
anestesi mandibula, pengangkatan molar ketiga/odontektomi atau penempatan implan
endosseous. Komplikasi dapat terjadi karena variasi anatomi pada saraf alveolar inferior.
Perubahan saraf di dagu dan bibir bawah adalah salah satu komplikasi yang mungkin tidak
disengaja bisa terjadi selama prosedur bedah.

Radiograf panoramik paling sering digunakan untuk memeriksa struktur gigi dan
tulang, untuk menemukan landmark anatomis untuk perencanaan perawatan sebelum
prosedur bedah dilakukan. Meskipun cone-beam computed tomography (CBCT) digunakan
untuk menggantikan rpanoramik terutama untuk kasus pemasangan implan karena
membutuhkan analisis tiga dimensi dari struktur. Meskipun begitu, banyak ahli bedah gigi
hanya menggunakan radiografi panoramik untuk prosedur pemasangan implan mandibula,
terutama karena daerah anterior selalu dianggap relatif aman untuk prosedur ini. Selain itu,
mengingat paparan radiasi yang tinggi, biaya tinggi dan tidak semua klinik gigi mempunyai
CBCT, pemeriksaan tiga dimensi dan analisis cross-sectional tidak direkomendasikan secara
rutin.

3
BAB II
METODE DAN PERSIAPAN

Sebanyak 221 radiograf panoramik pasien digunakan dalam penelitian ini. Para pasien
menerima informasi tertulis mengenai prosedur dan mereka menandatangani formulir
persetujuan. Semua radiografi panoramik diambil dengan menggunakan unit X-ray
ORTOPANTOMOGRAPH OP200 D (potensial tabung: 57-85 kV, arus tabung: 2-16 mA,
ukuran titik fokus: 0,5 mm, waktu bukaan: 14,1 dt dan faktor perbesaran 1: 1,25 )
(Instrumentarium Dental, Tuusula, Finlandia). Semua gambar diperiksa oleh dua ahli
radiologi oral dan maksilofasial yang memiliki pengalaman klinis minimal 10 tahun.

Peneliti mengamati keberadaan kanal insisivus mandibula (MIC) di sisi kanan dan kiri
mandibula pada gambar (ada / tidak ada) (Gambar 3a dan 3b). Dengan demikian, semua
gambar diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: a) MIC tidak ada, b) MIC ada, dan c)
Kanalis mandibula dan foramen mental tidak terlihat. Status pertumbuhan gigi setiap pasien
juga dicatat sebagai 1) bergigi, 2) bergigi sebagian, dan 3) edentulus.

Gambar 3. a) Penampilan umum dari mandibula


kanal dan foramen mental pada
radiografi panoramik bilateral. b)
Kanal insisivus mandibula yang dapat
diidentifikasi pada radiograf
panoramik bilateral.

Film-film yang memiliki kualitas diagnostik optimal, dengan batas mandibula yang

4
terlihat, memiliki detail dan kontras yang dapat diterima, dengan kesalahan penentuan posisi
minimal atau tidak ada superimposisi struktur dimasukkan ke dalam penelitian.

Gambar 4. Kanal insisivus mandibula yang terlihat pada radiograf panoramic secara bilateral.

BAB III
HASIL PENELITIAN

5
Uji tes Kappa diterapkan untuk penilaian perjanjian antar pengamat dan koefisien
Kappa hampir sempurna (0,81-1,0). Dalam semua tes, p ditetapkan sebagai 0,05.Peniliti
memeriksa radiograf panoramik dari 221 pasien. Para pasien terdiri dari 91 laki-laki dan 130
perempuan yang usianya berkisar antara 14 dan 81 tahun. Jumlah pasien bergigi/seluruh
lengkap adalah 138 orang, pasien bergigi sebagian atau ada beberapa gigi yang hilang 83
orang, dan tidak ada dari 221 pasien yang edentulous.

Gam
bar 5. a & b) MIC terdeteksi rahang di sisi kanan pasien yang berbeda; ini terjadi pada 37 pasien (16,74%)

Peneliti mengamati MIC pada rahang sebelah kanan dan MIC terlihat pada 37 pasien
(16,74%) (Gambar 5a dan 5b). Pasien-pasien ini sebagian besar laki-laki (15 perempuan dan
22 laki-laki). Kanalis mandibula dan foramen mentale tidak terlihat dengan jelas pada 57
pasien lainnya (25,79%). Dengan mayoritas perempuan (41 adalah perempuan dan 16 adalah
laki-laki). Dalam kelompok ini, Kesepakatan antara pengamat hampir sempurna untuk
evaluasi sisi kanan (Kappa = 0,843, p = 0,000).

Gambar 6. a & b) MIC terlihat di sisi kiri pasien yang berbeda; menurut kedua pengamat, MIC terlihat

6
pada 32 pasien (14,48%).

Pada rahang sebelah kiri MIC dianggap "tidak ada" pada 125 pasien (56,56%) oleh
kedua pengamat. Dari mereka, 72 adalah perempuan dan 53 laki-laki. Pada kelompok pasien
ini, 42 adalah pasien yang kehilangan beberapa gigi dan 83 adalah pasien yang bergigi utuh.
Menurut kedua pengamat, MIC terlihat pada 32 pasien (14,48%); dari mereka, 14 adalah
perempuan dan 18 laki-laki (Gambar 6a dan 6b). Dalam kelompok ini, 14 adalah pasien yang
kehilangan beberapa gigi sedangkan 18 adalah pasien bergigi utuh.

BAB IV
PEMBAHASAN

Mandibular incisive canal (MIC) terbukti merupakan struktur anatomi penting yang
perlu dipertimbangkan ketika merencanakan prosedur bedah di daerah sekitar mandibula.
Beberapa penelitian telah membahas mengenai gambar radiograf panoramik, karena
panoramik memiliki beberapa keuntungan termasuk biaya rendah, dan ketersediaan yang
lebih mudah di dapatkan. Namun, radiografi panoramik adalah gambar dua dimensi (2D)
sehingga tidak dapat melihat gambaran dalam arah bucco-lingual . Selain itu, gambaran
panoramik dapat sangat bervariasi karena tergantung pada operator dan posisi pasien.

7
Keakuratan panoramik dalam mengidentifikasi perpanjangan saraf mental pun terbatas.

Dalam studi pemeriksaan radiograf panoramik, tingkat identifikasi MIC yang terlihat
pada radiografnya dilaporkan berkisar antara 2,7% - 51,7% . Jacobs et al. melaporkan bahwa
MIC diidentifikasi hanya pada 15% dari 545 radiograf panoramik. Romanos et al.
menemukan adanya MIC dalam pemeriksaan radiograf panoramik rutin hanya 2,7% dari
kasus.

Ada kemungkinan bahwa alasan identifikasi MIC oleh pemeriksa tidak terlihat adalah
insisif canal memiliki kepadatan yang lebih rendah dan memiliki diameter yang lebih kecil
daripada saluran mandibula yang akan membuat identifikasi lebih sulit. Selain itu, angulasi
sinar-X dalam radiograf panoramik dibawah 7-8 ° yang mengakibatkan distorsi terjadi pada
anatomi mandibular, ini akan mengakibatkan kesalahan dalam interpretasi radiograf.

Hasil penelitian menggunakan CT dan CBCT dibandingkan dengan panoramik.


memberikan gambaran yang lebih baik dan struktur anatomi yang lebih spesifik. Studi
sebelumnya mengungkapkan bahwa MIC dapat diidentifikasi atau terihat pada 83,1% -94%
dari gambar CBCT dan CT. para peneliti juga tidak menemukan perbedaan signifikan antara
pengaruh jenis kelamin dengan gambaran yang dihasilkan.

Menurut data yang disajikan dalam penelitian ini, pada gambaran radiograf
panoramik, MIC yang terlihat sebanyak 16,74% pada sisi kanan mandibula dan 14,48% pada
sisi kiri mandibula dari seluruh populasi yang diperiksa. Keadaan gigi geligi pasien baik ada
semua gigi maupun kehilangan beberapa gigi, tidak mempengaruhi dalam mendeteksi
keberadaan MIC.

8
BAB IV
KESIMPULAN
Gambaran radiograf panoramik adalah gambaran standar dan paling umum untuk
perencanaan perawatan implan atau bedah lainnya yang melibatkan mandibular. Hal ini
dikarenakan kemungkinan tingginya biaya CBCT.Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa
radiograf panoramik tampaknya kurang cocok untuk mendeteksi insisif canal, dan untuk
perencanaan pra operasi atau sebelum oprasi bedah lebih disarankan menggunakan CT atau
CBCT. Ada kemungkinan bahwa alasan identifikasi MIC oleh pemeriksa tidak terlihat adalah
insisif canal memiliki kepadatan yang lebih rendah dan memiliki diameter yang lebih kecil
daripada saluran mandibula yang akan membuat identifikasi lebih sulit.

9
Beberapa penelitian telah membahas mengenai gambar radiograf panoramik, karena
panoramik memiliki beberapa keuntungan termasuk biaya rendah, dan ketersediaan yang
lebih mudah di dapatkan. Namun, radiografi panoramik adalah gambar dua dimensi (2D)
sehingga tidak dapat melihat gambaran dalam arah bucco-lingual . Selain itu, gambaran
panoramik dapat sangat bervariasi karena tergantung pada operator dan posisi pasien.
Keakuratan panoramik dalam mengidentifikasi perpanjangan saraf mental pun terbatas.
Keadaan gigi geligi pasien baik ada semua gigi maupun kehilangan beberapa gigi, tidak
mempengaruhi dalam mendeteksi keberadaan MIC.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ergün, S., Güneri, P. and Boyacıoğlu, H., 2019. Detection of Mandibular


İncisive Canal by Panoramic Radiographs. International Journal of
Radiography Imaging & Radiation Therapy, [online] tersedia pada:
<https://www.scitcentral.com> [diakses pada 10 April 2020].
2. White SC. Pharoah MJ. Oral Radiology Principles and Interpretation. 6 th ed., St.
Louis: Sauders Elsevier., 2009

10

Anda mungkin juga menyukai