: 1. Kaca mulut
2. Pinset
3. Sonde halfmoon
4. Tempat antiseptik
5. Tools Tray
6. Curet gracey/universal
7. scaler sickle
8. scaler file
9. scaler chisel
10. scaler hoe
DASAR TEORI :
Scaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus dihilangkan
baik dari permukaan supra maupun subgingiva, tetapi tidak dimaksudkan
untuk menghilangkan/mengurangi substansi gigi yang tertutup kalkulus.
Root planing adalah proses menghilangkan kalkulus yang tertanam
pada akar gigi dan sebagian sementum dari akar gigi untuk menghasilkan
permukaan gigi yang keras, bersih dan licin.
Tujuan
utama
scaling
dan
root
planing
adalah
untuk
mengembalikan/memulihkan
kesehatan
gingiva
dengan
jalan
menghilangkan secara menyeluruh faktor-faktor yang dapat menimbulkan
inflamasi yaitu plak, kalkulus, dan sementum yang telah berubah (tidak
normal. Scaling dan root planing bukan merupakan prosedur yang
terpisah, prinsip-prinsip yang berlaku padsa scaling juga berlaku pada root
planing. Perbedaannya hanyalah pada derajat materinya. Sifat dan
permukaan gigilah yang menentukan apakah permukaan gigi discaling
atau dihaluskan.
Plak dan calculus yang menempel pada permukaan enamel dapat
menyebabkan terjadinya inflamasi gingiva. Dibanding pit dan groove
permukaan enamel lebih licin dan seragam. Bila plak dan kalkulus
terbentuk pada enamel, deposit-deposit biasanya superfisial pada
permukaan enamel dan tidak terkunci pada daerah yang tidak teratur.
Agar tercipta permukaan enamel yang licin dan bersih, scaling saja tidak
mencukupi untuk menghilangkan`plak dan kalkulus dari enamel.
Keterampilan Mendeteksi :
Sebelum melakukan scaling root planing, operator harus mendeteksi
kalkulus yang hendak disingkirkan. Untuk itu dituntut adanya
keterampilan mendeteksi. Cara mendeteksi kalkulus dengan cara
pemeriksaan visual dan eksplorasi taktil.
1. Keterampilan visual
Kalkulus supragingiva dan subgingiva yang berada dekat tepi
gingiva tidak sukar dideteksi secara visual, asal saja pencahayaan
baik dan lapangan kerja bersih. Tumpukan kalkulus supragingiva
2
yang sedikit sukar terlihat bila basah dengan air ludah. Untuk
mendeteksinya permukaan gigi disemprot dengan semprotan udara
sampai kalkulus menjadi kering dengan warna keputih-putihan
seperti kapur sehingga mudah terlihat. Untuk mendeteksi kalkukus
subgingiva yang berada tidak jauh dari tepi gingiva , semprotan
udara diarahkan ke subgingiva sehingga gingiva bebas sedikit
terkuak dan kalkulus subgingiva terlihat.
2. Keterampilan eksplorasi taktil
Eksplorasi permukaan gigi pada daerah subgingiva, pocket, furcatio
dancekungan-cekungan lebih sulit. Hal ini memerlukan keterampilan
untuk menggunakan instrumen sonde dan probe. Sonde dipegang
dengan metode modified pens grasp dengan pegangan yang
ringantetapi stabil. Hal ini akan menyediakan sensitivitas taktil yang
maksimum untuk mendeteksi kalkulus subgingiva.
Setelah alat dipegang dengan benar, kemudian ujung ujung
instrumen secara hati-hati diinsersikan pada daerah subgingival
menuju dasar pocket. Instrumen diaktifkan dengan gerakan yang
ringan dalam arah vertikal dari atas ke bawah pada permukaan akar
gigi. Bila terasa adanya kalkulus, instrumen selanjutnya digerakkan
ke arah apikal sampai batas apikal kalkulus pada akar gigi. Jarak
antara ujung apikal dengan dasar pocket biasanya berkisar antara
0,2 -1,0 mm. Instrumen sedapat mungkin ditempelkan ke gigi. Hal
ini untuk mendapatkan sensitifitas taktil yang maksimum dan juga
untuk menghindari trauma. Bila memeriksa daerah proksimal,
gerakan harus melebar paling tidak menyeberangi separuh daerah
kontak agar memungkinkan mendeteksi daerah interproksimal
secara sempurna. Bila sonde digunakan pada daerah linew angle
pada daerah cekung dan cembung, sonde harus diputar sehingga
ujungnya dapat beradaptasi sesuai dengan kontur gigi tersebut.
Disamping pemeriksaan visual dan eksplorasi sensitifitas taktil, hal
yang tak kalah penting adalah interpretasi berbagai macam
kekasaran gigi berupa adnya tonjolan, cekungan, gumpalan
kalkulus, adanya butiran-butiran seperti lapisan putih pada
permukaan gigi, tambalan overhanging atau kurang, karies dll yang
harus dibedakan dengan kalkulus subgingival sehingga perlu latihan
dan pengalaman agar dapat mendeteksi kalkulus dengan baik.
INSTRUMEN UNTUK SCALING (SCALER) DAN KURET
1. Sickle scaler
Desain :
Permukaan scaler sabit (sickle scaler) adalah datar dengan dua sisi
pemotong (cutting edge) yang akan menyatu membentuk ujung
yang runcing. Penampang melintangnya berbentuk segitiga dan sisi
pemotong pada kedua sisi. Karena disainnya, alat ini hanya
digunakan untuk menyingkirkan kalkulus supragingiva.
Jenis-jenis scaler sabit ada yang lurus dan ada yang bengkok. Yang
lurus untuk scaling anterior dan biasanya ujung kerjanya satu
(single ended), tapi dibuat sepasang (sepasang) yang satu untuk
3
scaling permukaan mesial dan yang lain untuk distal. Yang shanknya
bengkok, dapat digunakan untuk scaling anterior mupun posterior
dan biasanya ujung kerjanya dua (double ended), ujung kerja yang
satu untuk scaling permukaan mesial dan satunya untuk distal.
Ujung sickle scaler lancip dan tajam sehingga alat ini mampu
mencapai daerah-daerah kontak yang rapat. Kerugian dari ujung
yang tajam dan cutting end yang lurus pada scaler mengakibatkan
alat ini sulit beradaptasi dengan permukaan gigi yang bentuknya
melengkung atau membulat.
Penggunaan : dengan memegang scaler dengan modified pen
grasp yang stabil, tumpuannya relatif lebih dekat dengandaerah
kerja. Aktivasi alatnya yaitu dengan gerakan tarikan (pull stroke)
dalam arah vertikal atau miring.
2. Kuret
Desain dan penggunaan : Kuret dapat digunakan untuk scaling
supra dan sub-gingiva, root planing dan menghilangkan jaringan
lunak pada dinding dalam pocket. Karakteristik dasar dari alat kuret,
bentuk bladenya menyerupai sendok dan ujungnya membulat. Kuret
lebih tipis dibanding sickle scaler, tidak memiliki bentukan yang
tajam dan runcing. Bentuknya yang pipih, melengkung dan
ujungnya yang membulat menyebabkan potensi trauma minimal
pada jaringan maupun pada gigi. Selain itu juga mudah
diadaptasikan pada permukaan gigi.
Pada dasarnya terdapat dua jenis kuret :
a. Kuret universal
Dapat digunakan pada seluruh daerah di rongga mulut. Ukuran
blade, angulasi dan panjang dari shanknya bermacam-macam.
Blade kuret universal memiliki dua sisi cutting edge yang paralel,
membentuk permukaan blade yang pipih cekung/melengkung
(seperti sendok). Kedua sisi cutting edge saling bertemu
membentuk terminal yang membulat.
b. Kuret daerah spesifik (Gracey Currete)
Instrumen ini didisain 1 set dan digunakan untuk berbagai
daerah tertentu pada gigi geligi yang anatomisnya spesifik. Alat
ini paling cocok untuk scaling subgingival dan root planing,
karena dapat beradaptasi dengan baik pada anatomi akar yang
kompleks.
memegang
instrumen
dan
10
Gambar 11: Standar pen Grasp, Bagian sisi dari jari tengah
diletakkan pada shank instrumen
B. Aktivasi Instrumen
1. Adaptasi
Adaptasi adalah cara menempatkan ujung kerja instrumen (Working
end) instrumen periodontal pada permukaan gigi.
2. Angulasi
Angulasi merupakan penyudutan antara permukaan blade instrumen
dan permukaan gigi (tooth-blade-relationship). Untuk scaling dan
root planing angulasi yang optimal adalah 45 -90 derajat. Insersi
subgingival dari blade instrumen seperti kuret angulasinya sedapat
mungkin mendekati 0 derajat.
3. Tekanan lateral :
Adalah tekanan yang diciptakan bila suatu kekuatan dikenakan pada
permukaan gigi dengan menggunakan ujung pemotong ujung blade
instrumen. tekanan dapat bersifat kuat, sedang atau ringan. untuk
pengambilan kalkulus mula-mula dilakukan dengan tekan kuat dan
sedang, berangsur-angsur tekanan dikurangi sampai akhirnya
menggunakan tekanan ringan untuk mengakhiri root planing.
4. Stroke
terdapat 3 tipe dasar gerakan instrumentasi :
a. Exploratory stroke
Adalah
gerakan
yang
ringandisertai
perasaan
dengan
menggunakan probe atau sonde untuk memeriksa dimensi pocke,
kalkulus dan ketidakteraturan permukaaan gigi. Instrumen
dipegang dengan ringan dan diadaptasikan dengan tekanan
ringan terhadap gigi untuk mendapatkan sensitifitas taktil yang
maksimum.
b. Scaling stroke
Adalah gerakan pendek disertai tarikan dengan kekuatan penuh
menggunakan blade instrumen untuk menghilangkan baik supra
maupun subgingival-kalkulus. Otot-otot jari tangan direnggangkan
untuk mendapatkan pegangan dan tekanan lateral yang kuat
terhadap permukaan gigi. ujung pemotong instrumen dikaitkan
pada batas apikal kalkulus dan menariknya ke koronal dengan
gerakan yang kuat. Gerakan scaling harus diawali dengan lengan
11
Scaling subgingiva dan rootplaning jauh lebih kompleks dan lebih sulit
dibanding scaling supragingiva. Kalkuklus subgingiva biasanya lebih keras
dan sering terkunci dalam struktur yang tidak berarturan. Sehingga hal ini
membuat kalkulus lebih cekat dan sulit untuk dihilangkan.
Disamping itu jaringan sekitar yang menutupi kalkulus tersebut juga
menimbulkan problem tersendiri selama instrumentasi. Lapangan
pandang/ penglihatan sering terhalang oleh genangan darah, juga oleh
jaringan itu sendiri. Operator harus berkonsentrasi sepenuhnya pada
sensitifitas taktil sebagai petunjuk blade instrumen. Untuk mendeteksi
kalkulus dan struktur-struktur yang tak beraturan. Dan lagi arah serta
lama gerakan instrumen dibatasi oleh dinding pocket. Untuk menjaga
jaringan lunak dibutuhkan adaptasi alat terhadap gigi yang benar.
Adaptasi yang akurat sulit dicapai tanpa disertai pengetahuan tentang
morfologi gigi. Operator harus dapat mereka-reka gambaran tentang
permukaan gigi. untuk mengantisipasi variasi kontur dan selanjutnya
memastikan atau memperkirakan respon sensitifitas taktil dan gambaran
visual dimana handle atau shank instrumen akan ditempatkan. Kemudian
operator harus menentukan adaptasi dan angulasi ujung kerja instrumen.
Jadi dalam hal instrumentasi subgingiva ini dibutuhkan koordinasi yang
teliti dan kompleks antara kejelian mata, mental dan keterampilan
tangan.
Instrumen kuret banyak dipakai untuk scaling subgingival dan
rootplaning
karena
desainnya
yang
menguntungkan.
Bladenya
melengkung, ujungnya membulat dan bagian belakangnya melengkung.
Sehingga memungkinkan kuret diinsersikan pada dasar pocket dan dapat
beradaptasi dengan berbagai kontur gigi dengan resiko trauma dan
kerusakan jaringan yang minimal.
Hoe, file dan instrumen ultrasonic juga digunakan untuk scaling
subgingival untuk kalkulus yang keras, tetapi tidak dianjurkan untuk
rootpalning. Hoe dan file tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus
seperti kuret. Disamping itu hoe, file dan instrumen ultrasonic
kesemuanya lebih berbahaya dibandingkan kuret dalam hal menimbulkan
trauma terhadap permukaan akar dan jaringan di sekitarnya.
Scaling subgingiva dan root planing yang dilakukan dengan kuret
mengikuti prosedur sebagai berikut : kuret dipegang dengan metode
modified pen grasp disertai tumpuan stabil. Ujung kerja diadaptasikan ke
gigi dan shank yang lebih rendah dijaga agar paralel dengan permukaan
gigi. Kemudian shank tersebut digerakkan ke gigi sehingga mata blade
hampir menempel dengan permukaan gigi. Blade kemudian diinsersikan
pada gingiva dan dilanjutkan sampai ke dasar pocket dengan gerakan
eksplorasi ringan. Bila ujung kerja instrumen mencapai dasar pocket,
angulasi antara 45- 90 derajat, dan tekanan diberikan dari arah lateral
terhadap permukaan gigi. Kalkulus diambil dengan cara bertahap ,
dengan gerakan terkontrol, dengan tenaga penuh menggunakan gerakan
pergelangan tangan. Ketika kalkulus diambil, tahanan terhadap ujung
kerja instrumen dikurangi
sampai hanya sedikit kekasaran yang
tertinggal. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan root planing yang lama,
ringan dengan tekanan lateral yang lebih ringan sampai permukaan gigi
benar-benar halus dan keras. Handle instrumen harus diputar secara hati13
hati antara ibu jari dan jari untuk menjaga agar blade beradaptasi
mendekati permukaan gigi pada line angle, cekungan-cekungan dan
perubahan-perubahan lain pada kontur gigi.
Gerakan scaling root planing harus dibatasi pada daerah ditemukan
kalkulus atau sementum yang telah berubah (tidak normal). Daerah
tersebut disebut sebagai instrumentation zone.
14
Nilai
1
Persiapan Umum
1. Meminta Izin dan menjelaskan maksud dan tujuan
pemeriksaan pada pasien
2. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
3. Mengatur posisi duduk pasien sesuai pemeriksaan
Anamnesis
4. Mencatat keluhan utama
5. Mencatat riwayat medis umum
6. Mencatat riwayat medis gigi
Pemeriksaan
fisik
Umum
dan
sistem
stomatognathy
7. Keadaan umum
8. Pemeriksaan extraoral
9. Pemeriksaan intraoral
10 Diagnosis
.
Keterampilan prosedural
11 Aplikasi antiseptik pada area kerja
.
12 Mendeteksi kalkulus
.
13 Menggunakan
instrumen
melepaskan
kalkulus
.
supragingiva
a. Pemilihan alat yang sesuai
b. Cara memegang instrumen (instrumen grasp)
c. Finger rest
d. Adaptasi instrumen
e. Angulasi
f. stroke
14 Menggunakan
instrumen
melepaskan
kalkulus
.
subgingiva dan penghalusan akar
a. Pemilihan alat yang sesuai
b. Cara memegang instrumen (instrumen grasp)
c. Finger rest
d. Adaptasi instrumen
e. Angulasi
f. stroke
14 Melakukan polishing gigi geligi yang sudah discaling
.
15 Irigasi larutan antiseptik pada seluruh area yang
15
.
discaling
16 Instruksi ke pasien dan mencatat perawatan pada
rekam medis
16