Anda di halaman 1dari 16

MODUL KETERAMPILAN MEDIK KG SEMESTER 7

SKELING DAN ROOT PLANING


Standar Kompetensi :
Mahasiswa mampu melakukan perawatan scaling root planing (SRP)
manual dan ultrasonic
Kompetensi Dasar :
1. Mahasiswa mengetahui posisi operator dan pasien yang benar dan
mampu menerapkannya dalam perawatan scaling root planing
2. Mahasiswa mampu
mengenal dan menyebutkan alat-alat dan
bahan yangdiperlukan dalam perawatan scaling root planing
3. Mahasiswa mampu mendeteksi kalkulus yang akan dihilangkan
a. Pemeriksaan visual
b. Eksplorasi taktil
4. Mahasiswa mampu
menggunakan alat-alat dan bahan yang
diperlukan dalam perawatan scaling root planing (Manual) secara
benar
a. Cara pemegangan alat
b. Cara tumpuan dan sandaran jari
c. Gerak pergelangan tangan dan lengan
d. Cara adaptasi mata pisau
e. Angulasi
f. Sapuan mata pisau (stroke)
5. Mahasiswa mampu mengenal dan menggunakan alat-alat dan
bahan yang diperlukan dalam perawatan scaling root planing
(Ultrasonic)
6. Mahasiswa mampu melakukan tahap-tahap perawatan scaling root
planing (SRP) secara benar baik manual maupun ultrasonik

ALAT DAN BAHAN


Alat

: 1. Kaca mulut
2. Pinset
3. Sonde halfmoon
4. Tempat antiseptik
5. Tools Tray
6. Curet gracey/universal
7. scaler sickle
8. scaler file
9. scaler chisel
10. scaler hoe

Bahan : 1. Sarung tangan


2. Masker
3. Larutan antiseptik
4. Brush
5. Pasta gigi
6. Cotton pellet

DASAR TEORI :
Scaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus dihilangkan
baik dari permukaan supra maupun subgingiva, tetapi tidak dimaksudkan
untuk menghilangkan/mengurangi substansi gigi yang tertutup kalkulus.
Root planing adalah proses menghilangkan kalkulus yang tertanam
pada akar gigi dan sebagian sementum dari akar gigi untuk menghasilkan
permukaan gigi yang keras, bersih dan licin.
Tujuan
utama
scaling
dan
root
planing
adalah
untuk
mengembalikan/memulihkan
kesehatan
gingiva
dengan
jalan
menghilangkan secara menyeluruh faktor-faktor yang dapat menimbulkan
inflamasi yaitu plak, kalkulus, dan sementum yang telah berubah (tidak
normal. Scaling dan root planing bukan merupakan prosedur yang
terpisah, prinsip-prinsip yang berlaku padsa scaling juga berlaku pada root
planing. Perbedaannya hanyalah pada derajat materinya. Sifat dan
permukaan gigilah yang menentukan apakah permukaan gigi discaling
atau dihaluskan.
Plak dan calculus yang menempel pada permukaan enamel dapat
menyebabkan terjadinya inflamasi gingiva. Dibanding pit dan groove
permukaan enamel lebih licin dan seragam. Bila plak dan kalkulus
terbentuk pada enamel, deposit-deposit biasanya superfisial pada
permukaan enamel dan tidak terkunci pada daerah yang tidak teratur.
Agar tercipta permukaan enamel yang licin dan bersih, scaling saja tidak
mencukupi untuk menghilangkan`plak dan kalkulus dari enamel.
Keterampilan Mendeteksi :
Sebelum melakukan scaling root planing, operator harus mendeteksi
kalkulus yang hendak disingkirkan. Untuk itu dituntut adanya
keterampilan mendeteksi. Cara mendeteksi kalkulus dengan cara
pemeriksaan visual dan eksplorasi taktil.
1. Keterampilan visual
Kalkulus supragingiva dan subgingiva yang berada dekat tepi
gingiva tidak sukar dideteksi secara visual, asal saja pencahayaan
baik dan lapangan kerja bersih. Tumpukan kalkulus supragingiva
2

yang sedikit sukar terlihat bila basah dengan air ludah. Untuk
mendeteksinya permukaan gigi disemprot dengan semprotan udara
sampai kalkulus menjadi kering dengan warna keputih-putihan
seperti kapur sehingga mudah terlihat. Untuk mendeteksi kalkukus
subgingiva yang berada tidak jauh dari tepi gingiva , semprotan
udara diarahkan ke subgingiva sehingga gingiva bebas sedikit
terkuak dan kalkulus subgingiva terlihat.
2. Keterampilan eksplorasi taktil
Eksplorasi permukaan gigi pada daerah subgingiva, pocket, furcatio
dancekungan-cekungan lebih sulit. Hal ini memerlukan keterampilan
untuk menggunakan instrumen sonde dan probe. Sonde dipegang
dengan metode modified pens grasp dengan pegangan yang
ringantetapi stabil. Hal ini akan menyediakan sensitivitas taktil yang
maksimum untuk mendeteksi kalkulus subgingiva.
Setelah alat dipegang dengan benar, kemudian ujung ujung
instrumen secara hati-hati diinsersikan pada daerah subgingival
menuju dasar pocket. Instrumen diaktifkan dengan gerakan yang
ringan dalam arah vertikal dari atas ke bawah pada permukaan akar
gigi. Bila terasa adanya kalkulus, instrumen selanjutnya digerakkan
ke arah apikal sampai batas apikal kalkulus pada akar gigi. Jarak
antara ujung apikal dengan dasar pocket biasanya berkisar antara
0,2 -1,0 mm. Instrumen sedapat mungkin ditempelkan ke gigi. Hal
ini untuk mendapatkan sensitifitas taktil yang maksimum dan juga
untuk menghindari trauma. Bila memeriksa daerah proksimal,
gerakan harus melebar paling tidak menyeberangi separuh daerah
kontak agar memungkinkan mendeteksi daerah interproksimal
secara sempurna. Bila sonde digunakan pada daerah linew angle
pada daerah cekung dan cembung, sonde harus diputar sehingga
ujungnya dapat beradaptasi sesuai dengan kontur gigi tersebut.
Disamping pemeriksaan visual dan eksplorasi sensitifitas taktil, hal
yang tak kalah penting adalah interpretasi berbagai macam
kekasaran gigi berupa adnya tonjolan, cekungan, gumpalan
kalkulus, adanya butiran-butiran seperti lapisan putih pada
permukaan gigi, tambalan overhanging atau kurang, karies dll yang
harus dibedakan dengan kalkulus subgingival sehingga perlu latihan
dan pengalaman agar dapat mendeteksi kalkulus dengan baik.
INSTRUMEN UNTUK SCALING (SCALER) DAN KURET
1. Sickle scaler
Desain :
Permukaan scaler sabit (sickle scaler) adalah datar dengan dua sisi
pemotong (cutting edge) yang akan menyatu membentuk ujung
yang runcing. Penampang melintangnya berbentuk segitiga dan sisi
pemotong pada kedua sisi. Karena disainnya, alat ini hanya
digunakan untuk menyingkirkan kalkulus supragingiva.
Jenis-jenis scaler sabit ada yang lurus dan ada yang bengkok. Yang
lurus untuk scaling anterior dan biasanya ujung kerjanya satu
(single ended), tapi dibuat sepasang (sepasang) yang satu untuk
3

scaling permukaan mesial dan yang lain untuk distal. Yang shanknya
bengkok, dapat digunakan untuk scaling anterior mupun posterior
dan biasanya ujung kerjanya dua (double ended), ujung kerja yang
satu untuk scaling permukaan mesial dan satunya untuk distal.
Ujung sickle scaler lancip dan tajam sehingga alat ini mampu
mencapai daerah-daerah kontak yang rapat. Kerugian dari ujung
yang tajam dan cutting end yang lurus pada scaler mengakibatkan
alat ini sulit beradaptasi dengan permukaan gigi yang bentuknya
melengkung atau membulat.
Penggunaan : dengan memegang scaler dengan modified pen
grasp yang stabil, tumpuannya relatif lebih dekat dengandaerah
kerja. Aktivasi alatnya yaitu dengan gerakan tarikan (pull stroke)
dalam arah vertikal atau miring.
2. Kuret
Desain dan penggunaan : Kuret dapat digunakan untuk scaling
supra dan sub-gingiva, root planing dan menghilangkan jaringan
lunak pada dinding dalam pocket. Karakteristik dasar dari alat kuret,
bentuk bladenya menyerupai sendok dan ujungnya membulat. Kuret
lebih tipis dibanding sickle scaler, tidak memiliki bentukan yang
tajam dan runcing. Bentuknya yang pipih, melengkung dan
ujungnya yang membulat menyebabkan potensi trauma minimal
pada jaringan maupun pada gigi. Selain itu juga mudah
diadaptasikan pada permukaan gigi.
Pada dasarnya terdapat dua jenis kuret :
a. Kuret universal
Dapat digunakan pada seluruh daerah di rongga mulut. Ukuran
blade, angulasi dan panjang dari shanknya bermacam-macam.
Blade kuret universal memiliki dua sisi cutting edge yang paralel,
membentuk permukaan blade yang pipih cekung/melengkung
(seperti sendok). Kedua sisi cutting edge saling bertemu
membentuk terminal yang membulat.
b. Kuret daerah spesifik (Gracey Currete)
Instrumen ini didisain 1 set dan digunakan untuk berbagai
daerah tertentu pada gigi geligi yang anatomisnya spesifik. Alat
ini paling cocok untuk scaling subgingival dan root planing,
karena dapat beradaptasi dengan baik pada anatomi akar yang
kompleks.

Gambar 1. : A. Cutting edge kuret universal, B. Handle tidak


parallel dengan shank bagian bawah

Gambar 2. Kuret Gracey


3. Hoe scaler
Digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan akar
gigi yang memerlukan penghilangan sisa-sisa kalkulus dan
sementum yang rusak.
Bladenya bengkok membentuk sudut 99-100 derajat. Cutting
endnya dibentuk oleh pertemuan antara permukaan ujung yang
datar dengan aspek dalam dari blade. Cutting edgenya menyerong
45 derajat.
Hoe scaler ada yang single maupun double ended. Shanknya
bervariasi, ada yang panjang, ada yang pendek, ada yang sedikit
melengkung, dan ada yang sangat melengkung.
Penggunaan : Cutting edge dari blade diinsersikan pada dasar
pocket diapikal deposit sedemikian rupa sehingga terdapat kontak
di dua titik pada gigi, instrumen diaktifkan dengan gerakan tarikan
yang kuat dalam arah vertikal dengan selalu mempertahankan
kontak dua titik pada gigi.
5

Gambar 3. Scaler Hoe


4. File scaler
Desain :Desain serupa hoe scaler. Bladenya bengkok membentuk
sudut antara 90-105 derajat terhadap shanknya. File kini tidak
banyak digunakan untuk scaling dan rootplaning karena ukurannya
dan menyebabkan permukaan akar menjadi kasar. File kadang
digunakan
untuk
menghilangkan
margin
restorasi
yang
overhanging.

Gambar 4. File scaler


5. Chisel scaler
Chisel scaler adalah instrumen doble ended, shanknya ada yang
lurus ada pula yang bengkok. Bladenya menyambung dengan
shank, ujungnya menyerong membentuk sudut 45 derajat. Alat ini
hanya
digunakan
untuk
mendorong/menggiring
kalkulus
interproksimal yang keras, biasanya di daerah proximal gigi anterior
bawah. Jarang digunakan dokter gigi.

Gambar 5. Chisel scaler

Gambar 6: Jenis scaler : 1. Kuret, 2. Sickle, 3. File, 4. Chisel,


5. Hoe

Gambar 7. Sickle scaler, A. Sickle melengkung, B. Sickle


Posterior, C. Sickle Morris
INSTRUMEN ULTRASONIK
Instrumen ultrasonic dapat digunakan untuk scaling, kuretase dan
menghilangkan stain. Mekanisme kerjanya berasal dari fibrasi (getaran)
fisikal dari alat tersebut. Frekuensi getarannya berkisar antara 20.000
jutaan
getaran/detik.
Untuk
instrumentasi
periodontal,
getaran
instrumennya bisa mencapai 29.000 getaran perdetik.
Ultrasonik tip dalam bentuk berbeda-beda digunakan untuk scaling,
kuretase, root planing, dan membersihkan debridemen pada daerah
periodontal. Semua tip di desain untuk dioperasikan pada keadaan yang
basah, dan pada tip tersebut terdapat lubang tempat keluarnya air.
Pancaran air dari ujung tiptersebut dimaksudkan untuk mengatasi panas
yang ditimbulkan oleh getaran alat.
Instrumen ini digunakan dengan sentuhan ringan dengan jumlah gerakan
tertentu/terbatas perunit area. Penggunaan yang kurang hati-hati dapat
mencederai dan membuat kasar permukaan akar gigi., atau dapat dapat
menimbulkan panas yang berlebihan pada gigi. Ujung kerjanya paling baik
digunakan untuk menghilangkan kalkulus, tetapi dapat juga untuk
jaringan gingiva. Untuk keperluan kuretase dengan alat ultrasonic, giniva
dapat dibuat lebih kaku dengan cara menginjeksikan larutan anastetikum
pada gingiva tersebut. bila ditempatkan pada gigi atau jaringan lunak,
instrumen ini secara mekanisakan membersihkan debris atau jaringan
nekrotik. Pancaran air dari vibrating tip membantu efek pembersihan
mekanis. Instrumen ini harus harus dijauhkan dari tulang untuk
menghindari nekrosis dan sequestrasi. Instrumen ultrasonic tidak boleh
digunakan untuk jaringan muda yang sedang berkembang, karenanya
penggunaan alat ini untuk anak tidak dianjurkan.
Alat ultrasonik efektif untuk menghilangkan kalkulus dan membersihkan
dinding epitel pocket. Alat ini menimbulkan sedikit jaringan nekrotik
(mikrokauterisasi) yang terkelupas dario dinding epitel pocket. Bila
digunakan untuk membersihkan pocket, alat ini cenderung kurang dapat
membersihkan jaringa ikat, juga tidak dapat menghaluskan permukaan
akar dengan lebih baik dibandin manual. Alat ini cenderung menyebabkan
8

peremukaan akar menjadi kasar dan menghilangkan substansi gigui lebih


banyak. Volume dan banyaknya struktur gigi yang hilang dapat dikurangi
dengan menyetel instrumen sehingga kekuatannya lebih rendah dan
menggunakan dengan sentuhan yang ringan. Skor kekasaran permukaan
gigi yang dihaluskan dengan alat ini dua kali lebih besar dibanding
menggunakan instrumen kuret manual.

Gambar 8. Tip Ultrasonic


INSTRUMEN PEMBERSIH DAN DAN PEMOLES
Rubber cup, bristle brush, pasta dan bubuk abrasif digunakan untuk
pembersih dan pemoles permukaan gigi.
Rubber cup terdiri selongsong karet ada yang bentuknya melebar, mereka
digunakan
dengan
handpiecedengan
sudut
propilasis
khusus.
Menggunakannya diberi pasta pembersih (pumice) yang harus dijaga
tetap basah untuk mengurangi panas gesekan ketika cups digunakan.
Penggunaan rubber cup yang terlalu agresif dapat merusak lapisan
sementum yang tipis di daerah servikal. Britle brush digunakan dengan
handpiece dan diberi pasta pembersih (cryth). Karena bulu-bulu sikatnya
keras, penggunaan sikat hanya pada mahkota gigi untuk menghindari
trauma pada sementum.

Gambar 9. Instrumen pemoles A. Rubber polishing Cup, B. Polishing Brush


PRINSIP DASAR PENGGUNAAN INSTRUMEN
A. Stabilisasi Instrumen
Stabilisasi instrumen dan tangan merupakan hal utama yang diperlukan
untuk mengontrol instrumentasi sehingga instrumentasi dapat efektif dan
injuri pada pasien maupun operator dapat dihindari. Faktor utama yang

menentukan stabilitas adalah cara


tumpuan/sandaran jari (finger rest).

memegang

instrumen

dan

1. Cara memegang Instrumen


Cara memegang instrumen yang paling efektif dan stabil adalah
modified pen grasp. Metode ini merupakan modifikasi cara
memegang pena standar (standar pen grasp). Ibu jari, jari telunjuk
dan jari tengah digunakan untuk memegang instrumen seperti
layaknya memegang pena, tetapi jari tengah diletakkansedemikian
rupa sehingga bagian samping jari tengah menempel pada
instrumen (shank). jari telunjuk diletakkan di atas jari tengah pada
sisi yang sama pada handle. ibu jari terletak diantara jari telunjuk
dan jari tengah pada sisi handle yang lain. Hal ini akan menciptakan
kekuatan pada tiga daerah (segitiga) dan akan meningkatkan
kontrol karena dapat mengantisipasi gerakan instrumen yang tidak
terkontrol khususnya pada prosedur scaling.
palm dan thumb grasp (memegang dengan menggunakan kedua
telapak tangan dan ibu jari). Metode ini biasanya digunakan saat
mengasah instrumen atau untuk memanipulasi syring udara dan air.
Metode ini tidak dianjurkan dalam instrumentasi periodontal.
2. Sandaran Jari (Finger Rest)
Finger rest akan memberikan stabilisasi tangan dan instrumen
dengan jalan menyediakan tumpuan yang kuat pada saat instrumen
diaktifkan. finger rest yang paling sering digunakan adalah jari
manis.
finger rest diklasifikasikan menjadi :
1. Finger rest intra oral
2. Finger rest extra oral
Finger rest intra oral dengan cara meletakkan tumpuan jari-jari pada
gigi. variasi finger rest intra oral dan tumpuan extra oral digunakan
bila angulasidan pergerakan instrumen yang memadai tidak dapat
dicapai dengan finger rest di dekat daerah kerja.

Gambar 10 : Modified Pen Grasp, telapak jari tengah diletakkan


pada shank instrument

10

Gambar 11: Standar pen Grasp, Bagian sisi dari jari tengah
diletakkan pada shank instrumen
B. Aktivasi Instrumen
1. Adaptasi
Adaptasi adalah cara menempatkan ujung kerja instrumen (Working
end) instrumen periodontal pada permukaan gigi.
2. Angulasi
Angulasi merupakan penyudutan antara permukaan blade instrumen
dan permukaan gigi (tooth-blade-relationship). Untuk scaling dan
root planing angulasi yang optimal adalah 45 -90 derajat. Insersi
subgingival dari blade instrumen seperti kuret angulasinya sedapat
mungkin mendekati 0 derajat.
3. Tekanan lateral :
Adalah tekanan yang diciptakan bila suatu kekuatan dikenakan pada
permukaan gigi dengan menggunakan ujung pemotong ujung blade
instrumen. tekanan dapat bersifat kuat, sedang atau ringan. untuk
pengambilan kalkulus mula-mula dilakukan dengan tekan kuat dan
sedang, berangsur-angsur tekanan dikurangi sampai akhirnya
menggunakan tekanan ringan untuk mengakhiri root planing.
4. Stroke
terdapat 3 tipe dasar gerakan instrumentasi :
a. Exploratory stroke
Adalah
gerakan
yang
ringandisertai
perasaan
dengan
menggunakan probe atau sonde untuk memeriksa dimensi pocke,
kalkulus dan ketidakteraturan permukaaan gigi. Instrumen
dipegang dengan ringan dan diadaptasikan dengan tekanan
ringan terhadap gigi untuk mendapatkan sensitifitas taktil yang
maksimum.
b. Scaling stroke
Adalah gerakan pendek disertai tarikan dengan kekuatan penuh
menggunakan blade instrumen untuk menghilangkan baik supra
maupun subgingival-kalkulus. Otot-otot jari tangan direnggangkan
untuk mendapatkan pegangan dan tekanan lateral yang kuat
terhadap permukaan gigi. ujung pemotong instrumen dikaitkan
pada batas apikal kalkulus dan menariknya ke koronal dengan
gerakan yang kuat. Gerakan scaling harus diawali dengan lengan
11

dan ditransmisikan dari pergelangan tangan dengan sedikit


melipat (flexing) jari. Rotasi dari pergelangan tangan disesuaikan
dengan pergerakan tangan. Gerakan scaling tidak diawali dari
gerakan pergelangan tangan atau jari-jari secara terpisah tanpa
menggunakan lengan.
c. Root planing stroke
Adalah gerakan menarik yang bersifat sedang sampai ringan,
digunakan pada tahap akhir yaitu menghaluskan permukaan akar.
Instrumen yang paling sering digunakan adalah kuret. Kuret
dipegang secara sedang-kuat dengan diadaptasikan ke gigi
bahkan dapat dengan memberikan tekanan lateral. dengan
gerakan seperti mencukur kuret diaktifkan. Bila permukaan gigi
telah halus berangsur-angsur tekanan lateral dikurangi.
Gerakan dasar yang lain mungkin berupa menarik, mendorong
dalam arah vertikal, miring atau horisontal. Geraklan dalam arah
vertikal dan miring paling sering dilakukan. Arah, lama dan gerakan
yang dibutuhkan pada saat scaling dan root planing ditentukan oleh
4 faktor : posisi dan tone ginggiva, bentuk dan kedalaman pocket,
kontur gigi, jumlah dan sifat serta kekasaran kalkulus.
TEKNIK SCALING ROOTPLANING :
Scaling supragingival :
Kalkulus supragingival biasanya kurang keras dan kurang
mengalami kalsifikasi bila dibandingkan dengan kalkulus subgingiva.
Instrumentasi dilakukan di coronal margin gingiva, dan gerakan scaling
tidak dibatasi oleh jaringan sekitarnya. Hal ini membuat adaptasi dan
angulasi lebih mudah dilakukan, juga memungkinkan penglihatan secara
langsung. Instrumen yang paling sering digunakan untuk menghilangkan
kalkulus supragingival adalah sickle, kuret dan instrumen ultrasonic. Hoe
dan chisel jarang digunakan.
Sickle atau kuret dipegang dengan menggunakan metode modified
pen grasp dengan tumpuan jari-jari yang kuat diletakkan pada gigi-gigi
sekitar daerah kerja tersebut. Blade diadaptasikan dengan angulasi sedikit
kurang dari 90 derajat terhadap permukaan yang discaling. Ujung
instrumen harus dikaitkan dengan
pada margin apikal kalkulus
supragingival. Aktivasi instrumen dengan gerakan vertikal ke arah koronal
atau miring. Ujung sickle yang tajam dapat dengan mudah melukai
jaringan marginal atau akar gigi, oleh karenanya harus digunakan secara
berhati-hati. Permukaan gigi discaling sampai seluruh deposit
supragingival
yang
hilang.
Apabila
jaringan
gingiva
mudah
diretraksi/dibuka sehingga mudah untuk dimasuki blade instrumen, maka
sickle mungkin dapat digunakan untuk daerah di apikal gingiva bebas.
Dan bila digunakan sickle untuk mengakhiri pekerjaan scaling dan root
planing harus selalu disertai dengan penggunaan kuret.
Scaling subgingiva dan root planing
12

Scaling subgingiva dan rootplaning jauh lebih kompleks dan lebih sulit
dibanding scaling supragingiva. Kalkuklus subgingiva biasanya lebih keras
dan sering terkunci dalam struktur yang tidak berarturan. Sehingga hal ini
membuat kalkulus lebih cekat dan sulit untuk dihilangkan.
Disamping itu jaringan sekitar yang menutupi kalkulus tersebut juga
menimbulkan problem tersendiri selama instrumentasi. Lapangan
pandang/ penglihatan sering terhalang oleh genangan darah, juga oleh
jaringan itu sendiri. Operator harus berkonsentrasi sepenuhnya pada
sensitifitas taktil sebagai petunjuk blade instrumen. Untuk mendeteksi
kalkulus dan struktur-struktur yang tak beraturan. Dan lagi arah serta
lama gerakan instrumen dibatasi oleh dinding pocket. Untuk menjaga
jaringan lunak dibutuhkan adaptasi alat terhadap gigi yang benar.
Adaptasi yang akurat sulit dicapai tanpa disertai pengetahuan tentang
morfologi gigi. Operator harus dapat mereka-reka gambaran tentang
permukaan gigi. untuk mengantisipasi variasi kontur dan selanjutnya
memastikan atau memperkirakan respon sensitifitas taktil dan gambaran
visual dimana handle atau shank instrumen akan ditempatkan. Kemudian
operator harus menentukan adaptasi dan angulasi ujung kerja instrumen.
Jadi dalam hal instrumentasi subgingiva ini dibutuhkan koordinasi yang
teliti dan kompleks antara kejelian mata, mental dan keterampilan
tangan.
Instrumen kuret banyak dipakai untuk scaling subgingival dan
rootplaning
karena
desainnya
yang
menguntungkan.
Bladenya
melengkung, ujungnya membulat dan bagian belakangnya melengkung.
Sehingga memungkinkan kuret diinsersikan pada dasar pocket dan dapat
beradaptasi dengan berbagai kontur gigi dengan resiko trauma dan
kerusakan jaringan yang minimal.
Hoe, file dan instrumen ultrasonic juga digunakan untuk scaling
subgingival untuk kalkulus yang keras, tetapi tidak dianjurkan untuk
rootpalning. Hoe dan file tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus
seperti kuret. Disamping itu hoe, file dan instrumen ultrasonic
kesemuanya lebih berbahaya dibandingkan kuret dalam hal menimbulkan
trauma terhadap permukaan akar dan jaringan di sekitarnya.
Scaling subgingiva dan root planing yang dilakukan dengan kuret
mengikuti prosedur sebagai berikut : kuret dipegang dengan metode
modified pen grasp disertai tumpuan stabil. Ujung kerja diadaptasikan ke
gigi dan shank yang lebih rendah dijaga agar paralel dengan permukaan
gigi. Kemudian shank tersebut digerakkan ke gigi sehingga mata blade
hampir menempel dengan permukaan gigi. Blade kemudian diinsersikan
pada gingiva dan dilanjutkan sampai ke dasar pocket dengan gerakan
eksplorasi ringan. Bila ujung kerja instrumen mencapai dasar pocket,
angulasi antara 45- 90 derajat, dan tekanan diberikan dari arah lateral
terhadap permukaan gigi. Kalkulus diambil dengan cara bertahap ,
dengan gerakan terkontrol, dengan tenaga penuh menggunakan gerakan
pergelangan tangan. Ketika kalkulus diambil, tahanan terhadap ujung
kerja instrumen dikurangi
sampai hanya sedikit kekasaran yang
tertinggal. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan root planing yang lama,
ringan dengan tekanan lateral yang lebih ringan sampai permukaan gigi
benar-benar halus dan keras. Handle instrumen harus diputar secara hati13

hati antara ibu jari dan jari untuk menjaga agar blade beradaptasi
mendekati permukaan gigi pada line angle, cekungan-cekungan dan
perubahan-perubahan lain pada kontur gigi.
Gerakan scaling root planing harus dibatasi pada daerah ditemukan
kalkulus atau sementum yang telah berubah (tidak normal). Daerah
tersebut disebut sebagai instrumentation zone.

14

Checklist Keterampilan Medik Scaling Root Planing (SRP)


Nama :
NIM :
N
o

Aspek yang Dinilai


0

Nilai
1

Persiapan Umum
1. Meminta Izin dan menjelaskan maksud dan tujuan
pemeriksaan pada pasien
2. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
3. Mengatur posisi duduk pasien sesuai pemeriksaan
Anamnesis
4. Mencatat keluhan utama
5. Mencatat riwayat medis umum
6. Mencatat riwayat medis gigi
Pemeriksaan
fisik
Umum
dan
sistem
stomatognathy
7. Keadaan umum
8. Pemeriksaan extraoral
9. Pemeriksaan intraoral
10 Diagnosis
.
Keterampilan prosedural
11 Aplikasi antiseptik pada area kerja
.
12 Mendeteksi kalkulus
.
13 Menggunakan
instrumen
melepaskan
kalkulus
.
supragingiva
a. Pemilihan alat yang sesuai
b. Cara memegang instrumen (instrumen grasp)
c. Finger rest
d. Adaptasi instrumen
e. Angulasi
f. stroke
14 Menggunakan
instrumen
melepaskan
kalkulus
.
subgingiva dan penghalusan akar
a. Pemilihan alat yang sesuai
b. Cara memegang instrumen (instrumen grasp)
c. Finger rest
d. Adaptasi instrumen
e. Angulasi
f. stroke
14 Melakukan polishing gigi geligi yang sudah discaling
.
15 Irigasi larutan antiseptik pada seluruh area yang
15

.
discaling
16 Instruksi ke pasien dan mencatat perawatan pada
rekam medis

16

Anda mungkin juga menyukai