PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Menurut Putri dkk (2012) alat yang digunakan untuk skeling manual terdiri
dari:
a. Sickle scaler
Sickle scaler mempunyai bentuk seperti bulan sabit. Working end-nya
mempunyai permukaan yang datar dan dua sisi potong yang mengerucut
dan membentuk sudut lancip pada ujungnya. Sickle scaler digunakan untuk
mengambil kalkulus supragingiva atau subgingiva pada permukaan
proksimal gigi anterior dan posterior.
sehingga antara tangkai dan gigi ada 2 titik yang berkontak. Hal ini
d. File scaler
File scaler mempunyai bentuk seperti kikir. Fungsi utamanya dalah
untuk menghancurkan kalkulus yang besar. File scaler dapat menyebabkan
permukaan akar menjadi kasar jika penggunaanya tidak tepat. Dengan
demikian, alat ini tidak tepat digunakan untuk melakukan skaling yang halus
atau menghaluskan permukaan akar.
e. Chisel scaler
Chisel scaler didesain untuk bagian proksimal gigi-gigi anterior.
Skeler ini mempunyai bentuk seperti pahat. Chisel dimasukkan dari
permukaan labial. Adanya lekukan di bagian tangkainya menyebabkan alat
ini stabil ketika masuk ke bagian proksimal dan sisi potongnya dapat
mencapai kalkulus tanpa membuat takikan pada gigi. Alat diaktifkan dengan
cara mendorong.
kasus infeksi.
Keuntungan skeler ultrasonik:
1. Praktis
2. Cepat, baik operator maupun pasien lebih
menyukainya Kerugian skeler utrasonik:
1. Harganya mahal
2. Pengunaannya harus hati-hati tidak boleh jatuh
3. Tidak boleh basah
Gambar 8. Ultrasonic scaler
Skeling dengan menggunakan skeler ultrasonik/sonik dilakukan sebagai
berikut :
a. Alat diatur sedemikian rupa sehingga semburan air cukup memadai dan
vibrasi tidak melebihi yang dibutuhkan untuk penyingkiran kalkulus.
b. Instrumen dipegang dengan teknik modified pen grasp.
c. Sandaran jari dibuat sebagai mana pada penskeleran manual
d. Alat dihidupkan dengan menginjak pedal kaki atau menyetel pada hand-
piece, tergantung tipe alatnya
e. Tip atau ujung alat yang telah bergetar digerakkan dengan sapuan vertikal
pendek-pendek dengan tekanan ringan melintasi deposit yang hendak
disingkirkan. Tekanan latera1 yang kuat tidak dibutuhkan. karena yang
melepaskan deposit adalah vibrasi dari alat.
f. Tip harus senantiasa bergerak, dan bagian ujungnya tidak boleh diarahkan
tegak lurus ke permukaan gigi untuk menghindari terjadinya guratan-
guratan pada permukaan gigi.
a. Angulasi
2. POLISHING
DAFTAR PUSTAKA
Krismariono, A., 2009, Prinsip-prinsip dasar scaling dan root planing dalam
perawatan periodontal, Periodontic Journal., 1(1): 1-5.
Malik, I., 2008, Kesehatan Gigi dan Mulut, Bagian Ortodonti Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Padjajaran, Bandung.
Mohan R., Chowdhary Z., Sharma V., Rai R., 2015, Air Polishing: An Update,
International Journal of Maxillofacial Research, 1 : 34-35
Paramitha, A. 2011. Pengaruh Pemberian Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora Percica)
Terhadap Pembentukan Plak Gigi: UNDIP.