OLEH:
TRI KHAIRUNNISA
NIM. 10612077
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara
menyeluruh (Malik, 2008). Kesehatan gigi dan mulut sangat mempengaruhi kulitas
hidup, termasuk fungsi bicara, pengunyahan, dan rasa percaya diri (Putri dkk, 2012).
Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan dari rongga
mulut. Hal ini dapat dilihat dari ada atau tidaknya deposit-deposit organik berupa
materi alba, kalkulus sisa makanan, dan plak gigi (Pharamitha, 2011).
Karang gigi merupakan kumpulan plak gigi dan sisa-sisa makanan yang tidak
dibersihkan dalam waktu lama sehingga mengalami pengerasan. Selain itu karang
gigi juga dapat menyebabkan gusi berdarah hingga menyebabkan kerusakan jaringan
penyangga gigi (peridontal dan tulang), sehingga gigi goyang dan pasien beresiko
kehilangan gigi baik secara spontan maupun karena pencabutan (Putri, dkk, 2012).
Karang gigi tidak dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi biasa,
melainkan dengan bantuan profesional dari dokter gigi. Karang gigi ini dapat
dibersihkan dengan scaling & polishing. Scaling dan polishing merupakan prosedur
pembersihan karang gigi dengan menggunakan alat khusus sehingga prosesnya
menjadi aman, efisien, dan nyaman untuk pasien. Pasien dapat melakukan scaling
minimal setiap 6 bulan sekali atau tergantung kasus masing-masing individu. Scaling
adalah salah satu perawatan gigi dan mulut yang tujuan utamanya membersihkan
karang gigi. Peralatan yang biasa dipakai adalah hands instruments scaler atau
manual scaler, dan ultrasonic scaler (Putri, dkk, 2012).
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Plak Dental
Plak dental adalah suatu lapisan lunak yang tidak terkalsifikasi terdiri dari
bakteri yang melekat pada permukaan gigi atau objek lainnya di rongga mulut seperti
restorasi, gigi tiruan dan kalkulus. Plak tampak sebagai suatu massa deposit berwarna
kekuning-kuningan atau keabu-abuan yang hanya dapat dihilangkan dengan
penyikatan gigi (Putri, dkk, 2012).
Pengertian Kalkulus
Kalkulus dental adalah plak dental terkalsifikasi yang melekat ke permukaan
gigi asli maupun gigi tiruan. Biasanya kalkulus terdiri dari plak bakteri yang telah
mengalami mineralisasi. Kerusakan awal pada margin gingiva pada penyakit
periodontal adalah disebabkan oleh efek patogenik mikroorganisme di dalam plak.
Namun, efeknya bisa menjadi lebih besar yang disebabkan oleh akumulasi kalkulus
karena lebih memberikan retensi mikroorganisme plak. Pada dasarnya,kalkulus
dibagi menjadi dua yaitu kalkulus supragingiva dan kalkulus subgingiva (Putri, dkk,
2012).
Klasifikasi Kalkulus
1. Kalkulus Supragingiva
Kalkulus supragingiva terletak di koronal margin gingiva.Kalkulus biasanya
berwarna putih kuningan dan keras dengan konsistensi liat dan mudah terlepas dari
permukaan gigi. Dua lokasi yang paling umum untuk perkembangan kalkulus
supragingiva adalah permukaan bukal molar rahang atas dan permukaan lingual dari
gigi anterior mandibular karena permukaan gigi ini mempunyai self-cleansing yang
rendah. Kalkulus supragingiva paling sering terbentuk dibagian permukaan lingual
dari gigi anterior mandibular dan di permukaan bukal dari molar pertama maksila.
Kalkulus supragingiva juga dikenal sebagai kalkulus saliva karena pembentukannya
dibantu oleh saliva (Putri, dkk, 2012).
2. Kalkulus Subgingiva
Kalkulus subgingiva terletak di bawah margina gingiva dan oleh karena itu,
kalkulus ini tidak terlihat terutama pada pemeriksaan klinis rutin.Lokasi dan luasnya
kalkulus subgingiva dapat dievaluasi atau dideteksi dengan menggunakan alat dental
halus seperti sonde. Kalkulus ini biasanya berwarna coklat tua atau hitam kehijauhijauan, dan konsistensinya keras seperti batu api, dan melekat erat ke permukaan
gigi. Kalkulus subgingiva juga terbentuk dari cairan sulkular sehingga kalkulus ini
disebut dengan kalkulus serumal (Putri, dkk, 2012).
stain
root planing
Scaling dilakukan
sampai permukaan gigi terbebas dari kalkulus baik secara visual maupun
perabaan dengan bantuan alat (misalnya: sonde).
Scaling dikatakan bersih jika tidak ada kalkulus pada permukaan gigi dan
permukaan gigi tidak ada yang kasar. Alat dengan ujung yang tajam (sickle)
hendaknya digunakan secara hati-hati karena lebih mudah melukai jaringan
lunak di bawahnya.
b. Teknik scaling dan root planing kalkulus subgingiva
Scaling subgingiva jauh lebih kompleks dan rumit dibandingkan scaling
supragingiva.
Kalkulus
subgingiva
umumnya
lebih
keras
daripada
Menurut Putri dkk (2012) alat yang digunakan untuk skeling manual terdiri
dari:
a. Sickle scaler
Gambar 4. Perbedaan antara sisi potong kuret universal dan kuret gracey, A
kuret universal lurus, B kuret gracey melengkung
c. Hoe scaler
Merupakan skeler yang mempunyai
ini stabil ketika masuk ke bagian proksimal dan sisi potongnya dapat
mencapai kalkulus tanpa membuat takikan pada gigi. Alat diaktifkan dengan
cara mendorong.
1.2.
kalkulus pada permukaan gigi dibanding scaling dengan alat manual. Alat ini
mempunyai ujung (tip) yang dapat bergetar sehingga dapat melepaskan kalkulus
dari permukaan gigi. Alat ini dapat mengeluarkan air sehingga daerah perawatan
menjadi lebih bersih karena permukaan gigi langsung dicuci dengan air yang
keluar dari alat ini.
Gerakan alat sama dengan gerakan dengan scaler manual tetapi tidak
boleh ada gerakan mengungkit. Ujung scaler hanya digunakkan untuk memecah
kalkulus yang besar dengan cara ditempelkan pada permukaan kalkulus dengan
tekanan ringan sampai kalkulus terlepas. Selanjutnya untuk menghaluskan
permukaan gigi dari sisa kalkulus, maka tepi
scaling dan
f. Tip harus senantiasa bergerak, dan bagian ujungnya tidak boleh diarahkan
tegak lurus ke permukaan gigi untuk menghindari terjadinya guratanguratan pada permukaan gigi.
1.3.
2. POLISHING
Polishing adalah pembersihan permukaan gigi dari stain ekstrinsik, kalkulus
atau plak yang mungkin masih tersisa setelah proses scaling agar permukaan gigi
menjadi lebih halus. Prosedurnya adalah dengan kombinasi handpiece low speed dan
rubber cup (untuk gigi bagian facial) dan bristle brush (untuk gigi permukaan
oklusal) dengan bahan abrasif yang mengandung natrium bikarbonat powder,
aluminium trihydroxide, kalsium natrium, bubuk phosphosilicate, atau kalsium
bubuk karbonat untuk menghapus noda ekstrinsik yang tersisa setelah scaling. Bahan
berbentuk pasta tetapi kasar seperti berpasir. Permukaan gig dioles dengan bahan
tersebut kemudian gigi disikat dengan rubber cup dan bristle brush . Untuk
mengontrol kecepatan putaran brush menggunakan foot control dengan handpiece
low speed untuk membuang sisa karang gigi, menghaluskan permukaan gigi dan
menimbulkan sensasi segar dalam mulut pasien, sehingga mulut terasa bersih dan
segar. Dengan permukaan gigi yang halus, diharapkan plak dan bakteri sulit
terakumulasi kembali, terbentuknya perlekatan gingivalbaru yang lebih baik, dan
berkurangnya kedalaman poket gingival yang menjadi media bakteri (Mohan dkk.,
2015).