Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SCALLING

Oleh :
Dwi Farhatun Nisa ( 2112402045 )

Dosen pengampu:
Drg. Erni Gultom, MH.SM

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


D3 KEPERAWATAN GIGI
2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini menyajikan materi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh
pembaca. Makalah ini juga dapat membantu kita untuk menggali ilmu secara
mandiri, mencari untuk menemukan aspirasi, motivasi dan dapat berkarya
sehingga bermanfaat bagi kita semua.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan
adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga makalah ini lebih
mendekati sempurna. Semoga makalah ini dapat berguna pagi pembacanya.

Bandar Lampung, 05 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Scalling

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara
menyeluruh (Malik, 2008). Kesehatan gigi dan mulut sangat mempengaruhi
kulitas hidup, termasuk fungsi bicara, pengunyahan, dan rasa percaya diri
(Putri dkk, 2012). Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah
tingkat kebersihan dari rongga mulut. Hal ini dapat dilihat dari ada atau
tidaknya deposit-deposit organik berupamateri alba, kalkulus sisa makanan,
dan plak gigi (Pharamitha, 2011).
Karang gigi merupakan kumpulan plak gigi dan sisa-sisa makanan yang
tidak dibersihkan dalam waktu lama sehingga mengalami pengerasan. selain
itu karanggigi juga dapat menyebabkan gusi berdarah hingga menyebabkan
kerusakan jaringan penyangga gigi (peridontal dan tulang), sehingga gigi
goyang dan pasien beresikokehilangan gigi baik secara spontan maupun
karena pencabutan.
Karang gigi tidak dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi biasa,
melainkan dengan bantuan profesional dari dokter gigi. Karang gigi ini
dapat dibersihkan dengan scaling & polishing. Scaling dan polishing
merupakan prosedur pembersihan karang gigi dengan menggunakan alat
khusus sehingga prosesnyamenjadi aman, efisien, dan nyaman untuk pasien.
Pasien dapat melakukan scaling minimal setiap & bulan sekali atau
tergantung kasus masing-masing individu. Scaling adalah salah satu
perawatan gigi dan mulut yang tujuan utamanya membersihkan karang gigi.
Peralatan yang biasa dipakai adalah hands instruments scaler atau manual
scaler, dan ultrasonic scaler

B. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian Scalling
2. Mahasiswa mengetahui teknik-teknik scalling
BAB II
ISI

A. Scaling
Scaling merupakan tindakan perawatan untuk menghilangkan plak,
kalkulus dan stain pada permukaan mahkota dan akar gigi. sedangkan root
planing merupakan suatu tindakan untuk membersihkan dan menghaluskan
permukaan akar dari jaringan nekrotik maupun sisa bakteri dan produknya
yang melekat pada permukaan akar (sementum) (Krismariono, 2009).
Pada kasus periodontitis, scaling dan root planing tidak dapat
dipisahkan. Tindakan scaling perlu diikuti dengan root planing dengan
harapan permukaan akar menjadi halus sehingga menghambat akumulasi
plak dan perlekatan kalkulus. Scaling dan root planing merupakan terapi
mendasar untuk perawatan penyakit periodontal. Meskipun perawatan ini
mempunyai keterbatasan, antara lain : tidak dapat mencapai daerah poket
dengan kedalaman lebih dari 3 mm dan tidak dapat mencapai daerah
bifurkasi yang merupakan cekungan pada akar gigi, namun scaling dan root
planing masih tetap merupakan perawatan utama, karena dapat mengurangi
inflamasi dan mengurangi kolonisasi bakteri di dalam sulkus gingival
(Krismariono,2009).
Tujuan utama scaling adalah untuk mengembalikan kesehatan gingiva
dengan jalan menghilangkan semua elemen yang menyebabkan radang
gingiva dari permukaan gigi, seperti plak, kalkulus dan sementum yang
tercemar (Putri, dkk, 2012).
Adapun teknik-teknik scaling menurut Krismariono (200) adalah
sebagai berikut:
1. Teknik scaling manual
a. Teknik scaling kalkulus supragingiva
Kalkulus supragingiva tidak sekeras kalkulus subgingiva.
Keuntungan lain adalah pada kalkulus subgingiva tidak dibatasi oleh
jaringan yang mengelilinginya. Hal ini merupakan kemudahan dalam
aplikasi dan penggunaan alat. Sickle lebih umum digunakan untuk
scaling supragingiva, sedangkan hoe dan chisel lebih jarang
digunakan.
Tata cara scaling supragingiva diawali dengan penempatan alat pada
apikal dari kalkulus supragingiva, membentuk sudut 45 0 - 900
terhadap area permukaan gigi yang akan dibersihkan. /engan gerakan
yang kuat dan dalam jarak pendek arah vertikal (koronal), horisontal
maupun oblique mendorong maupun mengungkit kalkulus sampai
terlepas dari gigi. Scaling dilakukan sampai permukaan gigi terbebas
dari kalkulus baik secara visual maupun perabaan dengan bantuan
alat (misalnya: sonde).
Scaling dikatakan bersih jika tidak ada kalkulus pada permukaan gigi
dan permukaan gigi tidak ada yang kasar. Alat dengan ujung yang
tajam (sickle) hendaknya digunakan secara hati-hati karena lebih
mudah melukai jaringan lunak di bawahnya.

b. Teknik scaling dan root planing kalkulus subgingiva


Scaling subgingiva jauh lebih kompleks dan rumit dibandingkan
scaling supragingiva. Kalkulus subgingiva umumnya lebih keras
daripada supragingiva, selain itu kalkulus subgingiva kadang
melekat pada permukaan akar yang sulit dijangkau (misalnya daerah
bifurkasi). Jaringan lunak yang membatasi kalkulus subgingiva juga
merupakan masalah, karena pandangan operator menjadi terhalang,
terutama jika saat tindakan scaling, darah yang keluar cukup banyak
maka pandangan menjadi semakin tidak jelas. Oleh karena itu
operator dituntut menggunakan kepekaan perasaan dengan bantuan
scaler untuk mengetahui keberadaan dan posisi kalkulus subgingiva.
Pada scaling subgingiva, arah dan keleluasaan menjadi sangat
terbatas dengan adanya dinding poket yang mengelilinginya. Oleh
karena itu untuk mencegah trauma dan kerusakan jaringan yang
lebih besar, maka alat scaler harus diaplikasikan dan digunakan
secara hati-hati serta yang lebih penting lagi adalah pemilihan alat
dengan penampang yang tipis agar mudah masuk kedalam
subgingiva. selain itu operator dituntut untuk menguasai morfologi
gigi per gigi dengan berbagai kemungkinan variasinya. Hal ini
penting untuk membedakan antara adanya kalkulus atau karena
adanya bentukan yang variatif dari permukaan akar.
Daerah lain yang sulit dijangkau adalah kalkulus di bawah titik
kontak antara 2 gigi, yaitu daerah batas sementum dan enamel
(cemento-enamel junction / CEJ ) karena pada daerah ini terdapat
cekungan yang lebih dalam dibanding CEJ pada permukaan fasial
maupun lingual/palatal. Kalkulus pada daerah ini umumnya melekat
erat pada cekungan, sehingga diperlukan berbagai variasi gerakan
scaler secara vertikal, oblique maupun horisontal agar kalkulus dapat
terlepas.
Tata cara scaling kalkulus subgingiva mirip dengan scaling kalkulus
supragingiva, hanya ada batasan-batasan tertentu seperti yang
tersebut di atas. Scaling subgingiva diawali dengan penempatan
scaler sedapat mungkin pada apikal dari kalkulus subgingiva,
membentuk sudut 450 - 900 terhadap area permukaan gigi yang akan
dibersihkan. Dengan gerakan yang kuat dan dalam jarak pendek arah
vertikal (koronal), maupun obli5ue mengungkit dan menarik
kalkulus terlepas dari gigi.
Menurut Putri dkk (2012) alat yang digunakan untuk skeling manual
terdiridari:
1) Sickle scaler, sickle scaler mempunyai bentuk seperti bulan
sabit. Working end-nya mempunyai permukaan yang datar dan
dua sisi potong yang mengerucut dan membentuk sudut lancip
pada ujungnya. Sickle scaler digunakan untuk mengambil
kalkulus supragingiva atau subgingiva pada permukaan
proksimal gigi anterior dan posterior.

Gambar 1. Sickle scaler


2) Kuret, Kuret adalah alat yang mempunyai bentuk seperti sendok
dan digunakan untuk mengambil kalkulus subgingiva,
menghaluskan permukaan akar dari jaringan sementum yang
nekrotik, dan mengkuret jaringan lunak nekrotik pada dinding
poket. Kuret mempunyai dua sisi potong yang bertemu pada
ujung alat dengan bentuk membulat. Ada dua jenis dasar kuret,
yaitu kuret universal dan kuret area spesifik (Gracey). Kuret
universal memiliki sisi potong yang dapat dimasukkan pada
sebagian besar area gigi geligi dengan cara mengubah dan
mengadaptasikan jari-jari, fulkrum, dan posisi tangan operator.
Kuret Gracey adalah satu set kuret yang terdiri dari beberapa
instrumen yang didesain dan diberi lekukan untuk dapat
beradaptasi pada area anatomis tertentu pada gigi geligi. Kuret
Gracey terdiri dari berbagai nomor yaitu:
Gracey 1-2 dan 3-4 : gigi anterior
Gracey 5-6 : gigi anterior dan premolar
Gracey 7-8 dan 9-10: gigi posterior bagian bukal dan lingual
Gracey 11-12 : gigi posterior bagian mesial
Gracey 13-14 : gigi posterior bagian distal.
3) Hoe scaler
Merupakan skeler yang mempunyai bentuk seperti cangkul.
Digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan akar
sehingga bebas dari sisa-sisa kalkulus. soe scaler digunakan
dengan cara sebagai berikut:
a) Tangkai dimasukkan hingga mencapai dasar saku
periodontal sehingga antara tangkai dan gigi ada 2 titik yang
berkontak. Hal ini akan membuat instrumen menjadi stabil
dan mencegah terbentuknya tarikan pada akar.
b) Instrumen diaktivasi dengan gerakan menarik yang cukup
kuat ke arah mahkota sepanjang akar.

4) File scaler
File scaler mempunyai bentuk seperti kikir. :ungsi utamanya
dalah untuk menghancurkan kalkulus yang besar. File scaler
dapat menyebabkan permukaan akar menjadi kasar jika
penggunaanya tidak tepat. Dengan demikian, alat ini tidak tepat
digunakan untuk melakukan skaling yang halus atau
menghaluskan permukaan akar.
5) Chisel scaler
Chisel scaler didesain untuk bagian proksimal gigi-gigi anterior.
skeler ini mempunyai bentuk seperti pahat. Chisel dimasukkan
dari permukaan labial. Adanya lekukan di bagian tangkainya
menyebabkan alat ini stabil ketika masuk ke bagian proksimal
dan sisi potongnya dapat mencapai kalkulus tanpa membuat
takikan pada gigi. Alat diaktifkan dengan cara mendorong.

2. Scaling dengan ultrasonic scaler


Scaling dengan alat ultrasonic scaler lebih mudah untuk
menghilangkan kalkulus pada permukaan gigi dibanding scaling dengan
alat manual. Alat ini mempunyai ujung (tip) yang dapat bergetar
sehingga dapat melepaskan kalkulus dari permukaan gigi. Alat ini dapat
mengeluarkan air sehingga daerah perawatan menjadi lebih bersih
karena permukaan gigi langsung dicuci dengan air yang keluar dari alat
ini.
Gerakan alat sama dengan gerakan dengan scaler manual tetapi
tidak boleh ada gerakan mengungkit. ;jung scaler hanya digunakkan
untuk memecah kalkulus yang besar dengan cara ditempelkan pada
permukaan kalkulus dengan tekanan ringan sampai kalkulus terlepas.
selanjutnya untuk menghaluskan permukaan gigi dari sisa kalkulus,
maka tepi blade ultrasonic scaler ditempelkan pada permukaan gigi
kemudian digerakkan dalam arah lateral (vertikal, horisontal dan
oblique) ke seluruh permukaan sampai diperkirakan halus. Kepekaan
alat ini untuk mendeteksi sisa kalkulus tidak sebagus manual scaler,
sehingga umumnya setelah dilakukan scaling dengan ultrasonic, maka
tetap disarankan scaling dan root planing dengan manual scaler. Perlu
ketrampilan khusus dalam penggunaanya, karena alat ini dijalankan
dengan mesin yang kadang sulit kita kontrol gerakannya.
Macam-macam alat skeler ultrasonik menurut Putri dkk. (2012),
yaitu:
a. Hoe insert gunanya untuk kalkulus supragingival dan stain.
b. Uniwersal scaler bentuknya segitiga pada potongan melintang
gunanya untuk kalkulus bagian proximal.
c. Fine scaler bentuknya, seperti periodontal probe, gunanya untuk
kalkulus subgingival.
d. Flushing dewice gunanya untuk menyemprot sulkus gingiva pada
kasus-kasus infeksi.

Keuntungan skeler ultrasonik :


a. Praktis
b. Cepat, baik operator maupun pasien lebih menyukainya

Kerugian skeler utrasonik:


a. Harganya mahal
b. Pengunaannya harus hati-hati tidak boleh jatuh
c. Tidak boleh basah
Skeling dengan menggunakan skeler ultrasonik/sonik dilakukan
sebagai berikut :
a. Alat diatur sedemikian rupa sehingga semburan air cukup memadai
dan vibrasi tidak melebihi yang dibutuhkan untuk penyingkiran
kalkulus.
b. Instrumen dipegang dengan teknik modijied pen grasp.
c. sandaran jari dibuat sebagai mana pada penskeleran manual
d. alat dihidupkan dengan menginjak pedal kaki atau menyetel pada
handpiece, tergantung tipe alatnya
e. Tip atau ujung alat yang telah bergetar digerakkan dengan sapuan
vertikal pendek-pendek dengan tekanan ringan melintasi deposit
yang hendak disingkirkan. Tekanan latera1 yang kuat tidak
dibutuhkan. karena yang melepaskan deposit adalah vibrasi dari
alat.
f. Tip harus senantiasa bergerak, dan bagian ujungnya tidak boleh
diarahkan tegak lurus ke permukaan gigi untuk menghindari
terjadinya guratan- guratan pada permukaan gigi.

3. Aktivasi Instrumen (gerakan skeling)


a. Angulasi
Angulasi adalah sudut antara permukaan sisi potong alat dengan
permukaan gigi. Angulasi sering disebut sebagai relasi gigi-sisi
potong skaler. Angulasi yang benar penting untuk membuang
kalkulus. Untuk alat-alat yang masuk ke dalam subgingival
misalnya kuret, angulasi seharusnya mencapai 0 derajat atau yang
mendekati 0 derajat. selama skeling dan root planning, angulasi
optimal adalah antara 450 - 900. Angulasi sisi potong skeler
bergantung pada jumlah dan sifat kalkulus, prosedur yang
dilakukan, dan kondisi jaringan lunak di sekitarnya. ika
kalkulusnya banyak dan melekat kuat, selama pergerakan menarik,
angulasi lebih baik kurang dari 900 sehingga sisi potong alat akan
“menggigit” kalkulus. Pada angulasi yang kurang dari 45 0, sisi
potong kurang dapat mengambil kalkulus, sebaliknya hanya akan
meluncur di atas kalkulus dan menghaluskannya. sehingga sisi
potong alat akan menyentuh dan menghilangkan dinding saku gusi
yang nekrotik (Putri dkk.,2012).
b. Tarikan atau tekanan
Ada 3 jenis tarikan atau tekanan yang digunakan selama
instrumentasi, yaitu : (1) tekanan eksplorasi ; (2) tarikan skeling,
dan (3) tarikan root planning. Masing-masing tarikan tersebut
dapat diaktivasi dengan gerakan menarik atau mendorong dalam
arah vertikal, horizontal maupun oblik (miring). Yang paling sering
digunakan adalah tarikan vertikal dan oblik, sedangkan tarikan
horizontal dipakai secara selektif pada sudut gigi atau pada saku
dalam dimana tarikan vertikal maupun oblik sulit dilakukan.
Tarikan skeling adalah tarikan yang pendek dan kuat menggunakan
alat tajam untuk menghilangkan kalkulus supra- dan subgingival.
sisi potong alat menyentuh batas apikal kalkulus dan
melepaskannya dengan gerakan yang kuat mengarah ke koronal.
Gerakan skeling seharusnya diawali di lengan bawah dan
diteruskan dari pergelangan tangan pada telapak tangan dan
menggerakkan dengan lentur jari-jari tangan (Putri dkk.,2012).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Scaling merupakan tindakan perawatan untuk menghilangkan plak,
kalkulus dan stain pada permukaan mahkota dan akar gigi. sedangkan root
planing merupakan suatu tindakan untuk membersihkan dan menghaluskan
permukaan akar dari jaringan nekrotik maupun sisa bakteri dan produknya
yang melekat pada permukaan akar (sementum)
Adapun teknik-teknik yang dialukan pada scalling adalah Scaling
dengan ultrasonic scaler dan Teknik scaling manual.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sadar betul akan banyaknya
kekurangan baik itu dalam segi isi maupun cara penulisan. Maka dari itu
penuli menyarankan kepada pembaca agar dapat memperbanyak sumber
bacaan agar ilmu yang didapat lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Krismariono, A., 2009, Prinsip-prinsip dasar scaling dan root planing dalam
perawatan periodontal, Periodontic Journal., 1(1): 1-5.
Malik, I., 2008, Kesehatan Gigi dan Mulut, Bagian Ortodonti Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung.
Mohan D., Chowdhary Z., Sharma V., Rai R., 2015, Air Polishing: An Update,
International Journal of Maxillofacial Desearch, 1 : 34-35
Paramitha, A. 2011. Pengaruh Pemberian Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora
Percica) Terhadap Pembentukan Plak Gigi: UNDIP.
Putri, M.H., Herijulianti, E, Nurjannah, N. 2012, Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai