Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

SCALLING MANUAL

Dosen Pembimbing:
drg. Inneke Cahyani, MDSc., Sp.Perio

Disusun Oleh:
Hani Kurnia Marlina
G4B016063

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI
PURWOKERTO
2021
LEMBARAN PENILAIAN BIDANG ILMU PERIODONSIA
REQUIRMENT : SCALLING MANUAL

Dosen Pembimbing:
drg. Inneke Cahyani, MDSc., Sp.Perio

Disusun Oleh:
Hani Kurnia Marlina
G4B016063

Komponen
Pembelajaran
Daring Resume Diskusi Tindakan Kontrol

Nilai

Tanda Tangan

DPJP

drg. Inneke drg. Inneke


drg. Inneke drg. Inneke Cahyani, Cahyani,
Cahyani, Cahyani, MDSc., MDSc.,
MDSc., MDSc., Sp.Perio Sp.Perio
Sp.Perio Sp.Perio

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI
PURWOKERTO
2021
PENDAHULUAN

A. Penyakit Periodontal
Jaringan peridontal merupakan jaringan yang mengelilingi gigi dan
berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi yang terdiri dari gingiva,
sementum, jaringan ikat peridontal dan tulang alveolar. Ada dua tipe
penyakit periodontal yang berkaitan dengan akumulasi plak yaitu
gingivitis dan periodontitis (Fedi dkk., 2000).
1. Gingivitis
Gingivitis merupakan inflamasi gingiva. Pada kondisi gingivitis
tidak terjadi kehilangan perlekatan. Gambaran klinis dari gingivitis
antara lain kemerahan di margin gingiva, terdapat pembengkakan
gingiva, perdarahan saat probing dengan tekanan ringan dan
perubahan bentuk gingiva. Pada kondisi ini terdapat penambahan
kedalaman probing dan biasanya pada gingivitis tidak ada rasa sakit
(Amaliya, 2000).
2. Periodontitis
Periodontitis adalah suatu penyakit inflamasi destruktif pada
jaringan penyangga gigi yang diakibatkan oleh mikroorganisme
spesifik sehingga menghasilkan kerusakan pada ligamen periodontal
dan tulang alveolar dengan terbentuknya poket, resesi gingiva maupun
keduanya. Periodontitis biasanya berkembang dari gingivitis,
meskipun tidak semua gingivitis berkembang menjadi periodontitis
(Kodir, 2014).
B. Perawatan untuk Gingivitis dan Periodontitis

1. Gingivitis
Perawatan terdiri dari tiga komponen yang dapat dilakukan secara
bersamaan meliputi (Eley dan Manson, 1993)
a) Instruksi kebersihan mulut
Pasien bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan mulutnya
sendiri. Dokter gigi berperan untuk memberikan instruksi kepada
pasien mengenai cara menjaga kebersihan mulut pada saat akan
dilakukan tindakan scalling.
b) Menghilangkan plak dan kalkulus dengan scalling
Scalling merupakan usaha membersihkan semua deposit pada
gigi, kalkulus supragingiva, kalkulus subgingiva, plak dan noda.
Tindakan scalling harus dilakukan secara menyeluruh meliputi
semua gigi. Teknik scalling hanya dapat dikuasai dengan latihan
yang teratur, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
dapat melakukan teknik ini secara efektif antara lain.
1) Tindakan ini harus dilakukan secara sistematis yaitu
menyeluruh meliputi semua gigi dan berurutan tiap gigi.
2) Harus menggunakan peralatan scalling yang tepat untuk
permukaan gigi yang akan dibersihkan.
3) Setiap gerakan alat harus digerakan dengan tepat dan efektif.
Penggunaan alat yang tidak tepat sering menimbulkan luka
goresan atau kerusakan permukaan gigi.
Berikut peralatan yang digunakan dalam tindakan scalling yaitu:
1) Scalling manual
Skeler merupakan alat untuk melakukan pembersihan karang
gigi dan untuk melakukan root planning. Skeler memiliki dua
ukuran yaitu skeler yang berukuran besar (makro skeler)
yang digunakan untuk mengambil kalkulus supragingiva dan
skeler yang berukuran kecil (mikro skeler) digunakan untuk
mengambil kalkulus subgingiva. Macam-macam alat skeler
manual antara lain (Putri dkk., 2010).
a) Sickle scaler
Sickle scaler memiliki bentuk seperti bulan sabit.
Working end memiliki permukaan datar dan dua sisi
potong yang mengerucut dan membentuk sudut lancip
pada ujungnya. Sickle scaler digunakan untuk
mengambil kalkulus supra atau subgingiva pada
permukaan proksimal gigi anterior dan posterior.
b) Kuret
Kuret merupakan alat yang bentuknya mirip
sendok dan digunakan untuk mengambil kalkulus
subgingival, menghaluskan permukaan akar dari jaringan
nekrotik, dan mengkuret jaringan lunak nekrotik pada
dinding poket. Kuret memiliki dua sisi potong yang
bertemu pada ujung alat dengan bentuk membulat.
Perbedaan dengan sickle skeler, kuret lebih tipis dan
tidak memiliki ujung yang tajam sehingga dapat
mencapai poket yang lebih dalam serta trauma yang
ditimbulkan pada jaringan lunak bersifat minimal.
Pada potongan melintang, kedua sisi potongnya
berbentuk setengah lingkaran sehingga mudah
beradaptasi dengan permukaan akar dibandingkan
dengan sickle skeler. Terdapat dua jenis kuret yaitu kuret
universal dan kuret khusus. Kuret universal memiliki sisi
potong yang dapat dimasukan pada sebagian besar area
gigi dengan cara mengubah dan mengadaptasikan jari-
jari dan posisi tangan operator. Kuret area khusus yaitu
kuret Gracey.
Kuret gracey adalah satu set kuret yang terdiri dari
beberapa instrumen yang didesain dan diberi lekukan
untuk dapat beradaptasi pada area anatomis tertentu pada
gigi geligi. Alat ini dan modifikasinya merupakan alat
yang paling tepat untuk tindakan scalling area
subgingiva maupun tindakan root planning karena dapat
beradaptasi secara maksimal pada berbagai anatomi akar
yang beragam. Kuret Gracey yang berujung ganda
(double ended) tersedia dengan nomor sebagai berikut.
1) Gracey #1-2 dan 3-4 : untuk gigi anterior
2) Gracey #5-6 : untuk gigi anterior dan
premolar
3) Gracey #7-8 dan 9-10 : untuk gigi posterior bagian
labial dan lingual
4) Gracey #11-12 : untuk gigi posterior bagian
mesial
5) Gracey #13-14 : untuk gigi posterior bagian
distal
c) Hoe scaler
Hoe skeler merupakan alat skeler yang memiliki bentuk
seperti cangkul. Alat ini berfungsi untuk meratakan dan
menghaluskan permukaan akar sehingga bebas dari sisa-
sisa kalkulus.
d) File
File merupakan skeler yang memiliki bentuk seperti
kikir. Alat ini berfungsi untuk menghancurkan kalkulus
yang besar. File dapat menyebabkan permukaan akar
menjadi kasar jika penggunaanya tidak tepat.
e) Chisel
Chisel merupakan alat yang bentuknya seperti pahat.
Chisel skeler didesain untuk bagian proksimal gigi-gigi
anterior. Chisel dimasukkan dari permukaan labial.
Berikut Gambar Instrumen Skeler Manual.

Gambar 1. Instrumen skeler manual


A. Kuret. B. Sickle. C. File. D. Chisel. E. Hoe
6) Scalling USS
Vibrasi ultrasonik (di atas 20.000 Hz) dapat digunakan untuk
membersihkan deposit gigi dan mengkuret jaringan lunak.
Ujung khusus biasanya berbentuk seperti kuret, digunakan
bersama semprotan air dingin karena vibrasi menimbulkan
panas. Semprotan air memberi efek efek deterjen yang
membantu pembersihan. Alat ini diaplikasikan pada
permukaan gigi dengan gerak menyapu ringan tanpa tekanan
terlalu keras. Alat ini dapat membersihakan stain pada
permukaan gigi. Keuntungan penggunaan scalling USS
antara lain praktis dan cepat. Kombinasi antara scalling USS
dan manual sebaiknya dilakukan karena scalling USS tidak
dapat melakukan tindakan root planning.
c) Memperbaiki faktor-faktor retensi plak
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan retensi plak diantaranya
(Eley dan Manson, 1993) :
1) Restorasi yang tidak baik
Restorasi gigi dapat menjadikan permukaan gigi menjadi
kasar. Kesalahan yang paling sering terjadi pada saat restorasi
gigi adalah tepi servikal yang berlebih yang mengakibatkan
deposit plak dan menghalangi pembersihan. Kelebihan bahan
restorasi yang sangat kecil dapat dihilangkan dengan bur poles.
2) Adaptasi yang kurang baik dari alat prosthodonti
Alat prostodonti dapat mengiritasi jaringan lunak melalui
berbagai cara. Alat ini dapat menekan gingiva secara langsung
sehingga dapat menciderai ginggiva. Geligi tiruan sebagian
lepasan harus didesain sedemikian rupa sehingga didukung
oleh gigi dan gingiva bebas. Alat harus didesain agar tidak
menimbulkan stagnasi plak atau menghalangi pembersihan
plak.
2. Periodontitis
Perawatan pada periodontitis diantaranya (Eley dan Manson, 1993):
a) Scalling
Semua pasien, selain yang menderita masalah akut, harus dirawat
pertama-tama dengan scalling supragingiva untuk mengurangi
gingivitis serta perdarahan. Sebelum dilakukan tindakan scalling
harus dibuat catatan tentang kedalaman poket. Scalling
merupakan metode perawatan paling konservatif untuk mereduksi
kedalaman poket. Apabila kedalaman poket lebih dari 4 mm atau
lebih diperlukan perawatan tambahan seperti tindakan root
planning dengan atau tanpa kuretase.
b) Root Planning
Root planning merupakan tindakan untuk membersihkan
sementum yang nekrosis dan kalkulus serta menghaluskan
permukaan akar. Tindakan ini juga berfungsi untuk
membersihkan sementum yang terinfiltrasi bahan-bahan toksik
bakteri seperti endotoksin.
c) Kuretase
Kuretase adalah tindakan yang berfungsi untuk membersihkan
permukaan dalam dinding jaringan lunak poket yang terdiri dari
epitel dan jaringan ikat yang terinflamasi. Penyusutan jaringan
yang terjadi setelah tindakan ini akan mengurangi kedalaman
poket.
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Pasien : Sdr. N.
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
B. SOAP
1. Subjektif
a) Chief complain : Pasien datang ingin dibersihkan karang giginya
b) Present illness : Pasien tidak mengeluhkan adanya perdarahan
saat menyikat gigi.
c) Past dental history : Pasien pernah melakukan tindakan
penambalan gigi
d) Past medical history: Pasien tidak memiliki kelainan sistemik
e) Family history : Keluarga pasien tidak dicurigai menderita
kelainan
f) Social history : Pasien seorang wirausahawan
2. Objektif
a) Resume pemeriksaan keadaan umum: compos mentis, tidak ada
kelainan
b) Resume pemeriksaan ekstraoral : tidak ada kelainan
c) Resume pemeriksaan intraoral
Tabel pemeriksaan intra oral.
Pemeriksaan Kunjungan I Kunjungan II
Lesi intraoral Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Perdarahan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
spontan
Pembengkakan Anterior rahang Anterior rahang
gusi bawah bawah
Stippling Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Dehinsence Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Fenestration Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Resesi dan CAL Tidak ada kelainan Tidak ada
OHI-S 0,5 (Baik) 0,5 (Baik)
Plak skor (O’leary) 30 % 16,66 %

Gambaran intra oral pasien sebagai berikut.

Gambar 2. Terdapat kalkulus supra dan subgingiva pada interdental gigi


anterior rahang bawah disertai pembengkakan dan kemerahan
gingiva di lingual anterior rahang bawah.

d) Kesimpulan pemeriksaan : Terdapat kalkulus supra dan


subgingiva pada interdental gigi anterior rahang bawah. Probing
depth 1-3 mm, BOP (+), OHI-S = 0,5 mm, O’leary 30%. Terdapat
pembengkakan gingiva pada lingual gigi anterior rahang bawah.
3. Assesment : Gingivitis Papillaris Kronis Lokalisata
4. Differential Diagnosis : Peridontitis
5. Prognosis : Baik
6. Planning : Scalling manual
7. Treatment :
Kunjungan Pertama (Fase 1 atau non-surgical phase)
a) Pemeriksaan objektif : pemeriksaan meliputi pemeriksaan OHI-S,
O’leary dan pemeriksaan poket. Nilai OHI-S pada kunjungan
pertama 0,5 dan skor O’leary 30%. Kedalaman poket pada
kunjungan pertama 1-3 mm. Pada kunjungan pertama terdapat
area kemerahan dan pembengkakan gingiva pada lingual gigi
anterior rahang bawah.
b) Tindakan scalling : Scalling manual dilakukan pada interdental
gigi anterior rahang bawah bagian lingual. Setelah dilakukan
scalling dilakukan tindakan asepsis dengan povidon iodine dan
dilakukan polishing menggunakan brush.
c) Edukasi : Edukasi kontrol (1 minggu) dan kebersihan gigi dan
mulut.
Gambaran klinis intra oral setelah dilakukan scalling manual
sebagai berikut.

Gambar 2. Tidak terdapat kalkulus subgingiva dan supragingiva pada


interdental gigi anterior rahang bawah

Kunjungan Kedua (Fase IV atau Maintenance)


a) Pemeriksaan objektif : pemeriksaan meliputi pemeriksaan OHI-S,
O’leary dan pemeriksaan poket. Nilai OHI-S pada kunjungan
kedua yaitu 0,5. Skor O’leary pada kunjungan kedua yaitu
16,66%. Kedalaman poket pada kunjungan kedua yaitu 1-3 mm.
Pada kunjungan kedua masih terdapat area kemerahan dan
pembengkakan pada gingiva gigi anterior rahang bawah.
Berikut gambaran klinis kontrol 1 minggu setelah dilakukan
scalling manual.

Gambar 3. Sudah tidak terdapat kalkulus subgingiva dan supragingiva


pada interdental gigi anterior rahang bawah namun masih
terdapat pembengkakan gingiva di lingual anterior rahang
bawah

b) Tindakan profilaksis : Pada kunjungan kedua tidak terdapat


kalkulus di area interdental bagian lingual gigi anterior rahang
bawah sehingga tidak dilakukan scalling kembali pada gigi
anterior rahang bawah. Namun dilakukan tindakan profilaksis
dengan povidon iodine dan dilakukan polishing menggunakan
brush.
c) Edukasi kepada pasien : Instruksi kepada pasien tentang menjaga
kesehatan gigi dan mulut dengan melakukan gosok gigi 2x sehari
dan rutin cek ke dokter per 6 bulan sekali.
DAFTAR PUSTAKA

Eley, B.M., Manson, J.D., 1993, Outline of Periodontics 2th edition.


United Kingdom: Wright.
Fedi, P.F., Vernino, A.R., Gray, J.L, 2000, The Periodontic Syllabus.
United States: Lippincott.
Kodir, A.I.A., Herawati, D., Murdiastuti, K., 2014, Perbedaan Efektivitas
Pemberian Secara Sistemik Ciprofloksasin Dan Amoksisilin Setelah
Scalling & Root Planing Pada Periodontitis Kronis Penderita Hipertensi,
Jurnal Kedokteran Gigi, 4(5):323-328.
Putri, M.H., Herijulianti, E., Nurjannah, N., 2010, Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai