Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS BIDANG ILMU PERIODONSIA

REQUIREMENT SCALING USS

NAMA DPJP:

NAMA MAHASISWA/ NIM:


Wulan Intan Cahyati / G4B018017

Komponen
Pembelajara Resume Diskusi Tindakan Kontrol
n Daring

Nilai

Tanda
Tangan
DPJP

*) mohon nilai diisi sesuai komponen pembelajaran daring yang dilakukan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI
PURWOKERTO
2020
A. PENDAHULUAN

1. Scaling USS
1.1. Definisi
Scaling merupakan tindakan perawatan untuk menghilangkan plak,
kalkulus dan stain pada permukaan mahkota dan akar gigi. Scaling
adalah proses dimana plak dan karang gigi dibuang dari permukaan
supragingiva (bagian atas gusi) dan subgingiva (bagian bawah gusi).
Peralatan yang digunakan pada proses scaling dan root planing disebut
scaler. Instrumen ultrasonik digunakan untuk scaling, kuret dan
menghilangkan stain. Cara kerjanya menggunakan vibrasi atau getaran
fisik (frek. 20.000 jutaan get/detik) dengan ultrasonic tip berbentuk
beragam. Efektif untuk menghilangkan kalkulus, membersihkan dinding
poket. Scaler ultrasonik menggunakan tenaga listrik (Reddy, 2011).
Scaling dengan alat ultrasonic scaler lebih mudah untuk menghilangkan
kalkulus pada permukaan gigi dibanding scaling dengan alat manual
(Krismono, 2009). Berikut gambaran alat scaling uss yaitu:

Gambar 1. Scaler
Sumber: Reddy, 2011

1.2. Cara scaling USS


1. Operator menggunakan APD lengkap untuk mengurangi resiko
terkena infeksi dari percikan air dan darah scaling
2. Perhitungan OHI-S dan plaque indeks
3. Jelaskan hasil perhitungan OHI-S dan plaque indeks
4. Jelaskan prosedur ke pasien dan informed consent

2
5. Penggunaan alat yaitu alat dengan ujung (tip) yang dapat bergetar
sehingga dapat melepaskan kalkulus dari permukaan gigi
6. Alat ini dapat mengeluarkan air sehingga daerah perawatan menjadi
lebih bersih karena permukaan gigi langsung dicuci dengan air yang
keluar dari alat ini (Anonym, 2004 dalam Krismariono, 2009).
7. Gerakan alat sama dengan gerakan dengan scaler manual tetapi tidak
boleh ada gerakan mengungkit, Ujung scaler hanya digunakkan untuk
memecah kalkulus yang besar dengan cara ditempelkan pada
permukaan kalkulus dengan tekanan ringan sampai kalkulus terlepas
8. Menghaluskan permukaan gigi dari sisa kalkulus, maka tepi blade
ultrasonic scaler ditempelkan pada permukaan gigi kemudian
digerakkan dalam arah lateral (vertikal, horisontal dan oblique) ke
seluruh permukaan sampai diperkirakan halus
9. Kepekaan alat ini untuk mendeteksi sisa kalkulus tidak sebagus
manual scaler, sehingga umumnya setelah dilakukan scaling dengan
ultrasonic, maka tetap disarankan scaling dan root planing dengan
manual scaler. Perlu ketrampilan khusus dalam penggunaanya, karena
alat ini dijalankan dengan mesin yang kadang sulit kita kontrol
gerakannya (Dong dkk, 2006).
10. Setelah dilakukan scaling lalu dilakukan pemolesan agar permukaan
gigi menjadi halus licin dan mengkilat. Memoles gigi dengan bantuan
brush yang dijalankan dengan bur dengan diberi pasta gigi dan
pumice untuk menghilangkan sisa-sisa jaringan nekrotik
(Krismariono, 2009).
11. Intstruksikan pasien berkumur hingga bersih
12. Aplikasikan povidone iodine untuk mencegah infeksi karena luka
pasca scaling
13. Edukasi pasien yaitu DHE
14. Intruksikan kontrol 1 minggu
2. Prinsip Instrumentasi Scaling
Ada beberapa prinsip instrumentasi scaling Menurut Reddy (2011) yaitu:
a. Accessibility (Posisi Pasien dan Operator)

3
Asesibilitas berhubungan dengan posisi operator terhadap pasien. Hal ini
penting karena dapat menentukan efektivitas perawatan, kenyamanan dan
ketahanan fisik operator selama perawatan.
b. Visibilitas, iluminasi dan retraksi
Pandangan didapatkan dengan penerangan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pandangan secara tidak langsung dapat dibantu dengan
kaca mulut. Kaca mulut berfungsi juga sebagai pemantul cahaya ke area
perawatan. Kaca mulut berperan juga sebagai retraktor lidah sehingga
operator dapat mencapai area perawatan tanpa adanya halangan
c. Kondisi Alat
Alat yang akan digunakan untuk scaling harus dalam keadaan bersih,
steril, dan baik. Cutting egde dari instrumen harus tajam guna
memudahkan pengambilan kalkulus
d. Stabilisasi alat
Stabilisasi alat bertujuan untuk menghindari terjadinya trauma pada
permukaan gigi. Stabilisasi alat terdiri dari instrument grasp dan finger
rest.
1) Instrument grasp
Ada tiga cara instrument grasp, yaitu modified pen grasp, standard
pen grasp, dan palm and thumb grasp. Modified pen grasp
merupakan metode paling efektif dan stabil untuk scaling. Cara ini
memudahkan kondisi permukaan gigi dan mencegah perputaran alat
di luar kontrol ketika digunakan. Berikut adalah gambaran cara
instrument grasp.
2) Finger rest

Tumpuan berfungsi dalam mencegah terjadinya kerusakan jaringan

dan injuri pada tangan operator. Tumpuan umumnya diperankan oleh

jari manis. Tumpuan dapat diletakkan pada intra maupun ekstra oral.

Tumpuan pada gigi yang berdekatan dengan area perawatan lebih

stabil dibandingkan dengan tumpuan pada ekstra oral

4
e. Adaptasi Alat

Adaptasi digunakan untuk meletakkan blade pada permukaan gigi sesuai

konturnya. Ketepatan adaptasi alat dapat dicapai dengan memutar alat

sedemikian rupa sehingga selalu menempel pada permukaan gigi

mengikuti konturnya

f. Angulasi

Sudut yang dibentuk antara alat dengan permukaan gigi. Angulasi yang

benar akan mempermudah menghilangkan kalkulus pada permukaan gigi.

Sudut yang disarankan adalah sebesar 45-90 derajat. Khusus untuk scaling

subgingiva, ketika blade dimasukkan ke dalam sulkus, maka sudut

angulasi seharusnya 0 derajat agar tidak melukai gingiva.

Gambar 2. Angulasi instrument


Sumber: Reddy, 2011

g. Tekanan arah lateral

Kekuatan yang diaplikasikan pada permukaan gigi selama tindakan

scaling. Besar kekuatan bervariasi tergantung besar kecilnya kalkulus.

Scaling dilakukan dengan tekanan ringan dengan peningkatan kepekaan

terhadap keberadaan kalkulus

h. Gerakan dasar

Terdapat 2 macam gerakan dasar dalam scaling, yaitu gerakan eksplorasi

dan gerakan scaling. Gerakan eksplorasi ditujukan untuk mencari letak

5
deposit kalkulus subgingiva. Gerakan scaling yaitu gerakan menarik

kalkulus ke arah koronal. Gerakan ini diikuti dengan gerakan yang

terkontrol dan tekanan ringan. 3 tipe gerakan selama scaling adalah

vertikal, oblik, dan horizontal (Fedli dkk., 2015).

Gambar . Gerakan scaling


Sumber: Fedli dkk., 2004

6
B. LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Jenis kelamin :
Usia :

HASIL PEMERIKSAAN
Resume Pemeriksaan Subyektif :

Resume Pemeriksaan Keadaan Umum :

Resume Pemeriksaan Ekstraoral :

Resume Pemeriksaan Intraoral :


Kunjungan I: Kunjungan II: Kunjungan III: Kunjungan IV:
Pemeriksaan
…………… ……………..

Lesi intraoral

Pembengkakan
gingiva

Stippling

Bleeding on
probing

Resesi gingiva
& CAL

Dehisence/
Fenestration

Kegoyangan
gigi

OHI-S

Skor Plak
O’leary

Resume pemeriksaan Penunjang (bila ada): -

Kesimpulan Pemeriksaan:

7
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Diagnosis :
DD :-

Prognosis :

RENCANA PERAWATAN KASUS


Kunjungan I:
1. Anamnesa yaitu pemeriksaan subjektif, pemeriksaan objektif
2. Pemeriksaan OHI-S dan O’lery plak
3. Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan OHI-S dan O’lery plak
4. Pengisian inform consent
5. Tindakan scaling uss
6. Pemolesan

Kunjungan II:
1. Pemeriksaan OHI-S dan O’lery plak untuk mengetahui ada tidaknya perubahan
kebersihan rongga mulut pasien
2. Dilihat pula pada gingiva pasien masih ada pembengkaan atau tidak

8
C. PEMBAHASAN

1. Laporan Kasus

2. Tindakan scaling
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan untuk menghilangkan
deposit bakteri dan kalkulus yang menyebabkan gingivitis salah satunya ialah
tindakan scaling. Tindakan ini dikombinasikan dengan memperhatikan
kebersihan gigi dan mulut pasien, merupakan bentuk perawatan dasar yang
efektif dalam merawat gingivitis yang diinduksi oleh plak dan kalkulus.
Diharapkan pasca tindakan scaling akan terjadi proses penyembuhan berupa
hilangnya peradangan dalam jaringan ikat gingiva (Korompot dkk, 2019).
3. Indeks penilaian kebersihan rongga mulut (OHI-S)
Kebersihan rongga mulut dapat dilihat dari indeks penilaian kebersihan
rongga mulut yaitu nilai OHI-S. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang
terdiri atas dua komponen yaitu skor debris dan kalkulus dengan skala masing-
masing komponen 0-3. Berdasarkan Teori Greene dan Vermilion, ada 6 gigi
indeks yang diukur mewakili semua gigi posterior dan anterior, rahang atas dan
rahang bawah. Permukaan gigi yang diperiksa antara lain permukaan bukal gigi
molar 1 kanan atas permanen, permukaan labial gigi insisivus 1 kanan atas
permanen, permukaan bukal gigi molar 1 kiri atas permanen, permukaan lingual
gigi molar 1 kiri bawah permanen, permukaan labial gigi insisivus 1 kiri bawah
permanen, dan permukaan lingual gigi molar 1 kanan bawah permanen. Gigi
indeks dapat digantikan apabila terjadi kehilangan, penentuan penggantian gigi
indeks sebagai berikut.
a. Gigi molar pertama dapat digantikan dengan gigi molar kedua
b. Gigi molar kedua dapat digantikan dengan gigi molar ketiga
c. Gigi insisivus satu dapat digantikan dengan gigi insisivus satu di sebelah
midline
Permukaan gigi yang berkurang tingginya karena karies atau trauma tidak
digunakan sebagai gigi indeks. Paling sedikit harus ada dua permukaan gigi
indeks untuk tiap individu yang akan dilakukan pengukuran OHI-S (Basuni dkk.,
2014). Cara penilaian OHI-S yaitu dengan memeriksa skor debris dan kalkulus
menurut Muthu dan Sivakumar (2009) sebagai berikut:

9
a. Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan sonde dan kaca mulut.
b. Pemeriksaan untuk mengetahui skor debris yaitu sonde diletakkan pada
ujung insisal dan diarahkan ke gingival untuk mengetahui letak debris
tersebut.
c. Pemeriksaan untuk mengetahui skor kalkulus yaitu dengan meletakkan sonde
pada bagian sisi distal atau mesial kemudian digerakkan secara melingkar
pada supragingiva dan subgingiva lalu arahkan ke insisal untuk mengetahui
letak kalkulus.

Menurut Muthu dan Sivakumar (2009: 96-98), perhitungan OHI-S didapat


dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
OHI-S = DI+CI

Kategori penilaian indeks OHI-S dapat dilihat dalam Tabel 2.1


berikut.
Tabel 2.1 Kategori Penilaian Indeks OHI-S
No Kategori Nilai OHI-S
1 Baik 0,0-1,2
2 Sedang 1,3-3,0
3 Buruk 3,1-6,0
Sumber: Muthu dan Sivakumar, 2009: 96-98

4. Indeks penilaian kebersihan rongga mulut (O’leary plaq)


Semua permukaan gigi yang terkena disclosing solution dihitung. Gigi yang
positif memiliki plak dibagi dengan jumlah gigi yang dievaluasi dan hasilnya
dikalikan 100 untuk mendapatkan indeks presentasi (Riznika dkk, 2017).
Kategori:
Excellen (sangat baik) : 0 - 20%
Good (baik) : 21% - 40%
Fair (cukup) : 41% - 60%
Poor (buruk) : 61% - 100%

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2004, Scalers and periodontal instrument tips, British Dent J, Vol 197 (4):
28.

Basuni, Cholil, Debby, K., 2014, Gambaran Indeks Kebersihan Mulut Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Guntung Ujung Kabupaten Banjar,
Dentino Jurnal Kedokteran Gigi, 2 (1): 18-23.

Dong, H., Barr, A., Loomer, P., Laroche C., Young, B.S., Rempel, D., 2006, The
effects of periodontal instrument handle design on hand muscle load and pinch
force, J Am Dent Assoc, Vol (8): 1123-30.

Fedli, P., Vernino, A. R., Gray, J. L., 2015, Silabus Periodonti Edisi 4, EGC: Jakarta.

Korompot, F., Siagian, K., Pangemanan, D., Khoman, J., 2019, Efektivitas Tindakan
Skeling terhadap Perawatan Gingivitis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Sam Ratulangi Manado, Jurnal e-Gigi (eG), Vol 7 (2): 58-64, Juli-
Desember.

Krismariono, A., 2009, Prinsip-prinsip Dasar Scaling dan Root Planing dalam
Perawatan Periodontal, Periodontic Journal, Vol 1 (11): 1-5.

Muthu, M.S., Sivakumar, N., 2009, Pediatric Dentistry: Principles and Practice,
Elsevier, India, h. 96-98.

Reddy, S., 2011, Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics 3rd Ed,
Jaypee: New Delhi.

Riznika, Adhani, R., Oktiani, B., Hatta, I., 2017, Perbedaan Skor Indeks Plak
Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan Dengan Media Video Dan Model
Studi, Jurnal Kedokteran Gigi, 2 (1), Maret 2017, h. 44-49.

11

Anda mungkin juga menyukai