Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS

Penatalaksanaan Impaksi Kaninus Kiri Atas dengan Posisi Horisontal pada Anak

Heri Iswanto*, Indah Titien S.**, dan Rahardjo***


*Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, Indonesia
**Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
***Departemen Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
*Jl Denta No 1 Sekip Utara, Yogyakarta, Indonesia; e-mail: iswanto_heri17@yahoo.co.id

ABSTRAK
Impaksi kaninus memiliki prevalensi tinggi setelah impaksi molar ketiga. Impaksi kaninus atas terjadi 2 kali lebih banyak pada
anak perempuan daripada laki-laki. Inklinasi letak gigi terhadap garis median wajah lebih dari 450 memiliki prognosis jelek untuk
erupsi. Tujuan laporan kasus ini adalah memberikan informasi penatalaksanaan impaksi kaninus kiri atas pada anak dengan
pembedahan. Kasus ini dilaporkan pada anak perempuan usia 12,5 tahun yang datang di klinik Kedokteran Gigi Anak RSGM
Prof Soedomo dengan keluhan utama seringkali sakit kepala sisi kiri serta gigi 23 belum erupsi. Berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan klinis dan radiologis tampak gigi 23 posisinya horisontal, perlu dilakukan odontectomy dengan metode in toto.
Gigi 63 dipertahankan karena tidak ada luksasi. Traksi secara ortodontik pada pasien ini tidak dilakukan karena letak gigi 23
dalam dan posisinya horisontal. Kesimpulan laporan kasus ini adalah impaksi gigi 23 dengan posisi horizontal kemungkinan
dapat menimbulkan sakit kepala. Odontectomy gigi 23 berhasil dengan baik melalui pembuatan flap envelope dan penjahitan
interrupted. Kontrol pada hari ke-7 dan setelah 1 bulan, pasien tidak mengeluhkan sakit kepala sisi kiri.
MKGK. Desember 2015; 1(2): 92-98

Kata kunci: Impaksi kaninus kiri rahang atas, odontectomy, anak-anak.

ABSTRACT: Management of Horizontally Impacted Maxillary Left Canines in Children. Impacted canines have a high
prevalence after impacted third molar. Impacted maxillary canines occur twice more often in female children than male ones.
The location of the tooth inclination towards the midline of the face which is more than 450 has a poor prognosis for eruption.
The purpose of this case report is to provide information of surgical management of impacted maxillary left canines in children
with local anesthetic. This case was reported in 12.5 year old girl who came to the Pediatric Dentistry Clinic of the Dental
Hospital of Prof Soedomo with the chief complaint of left-sided headache as well as unerupted tooth 23. Based on the history,
clinical and radiologic examination, it appeared that tooth 23 was in horizontal position, and it needed to be treated with
odontectomy with in toto method. In the checkup on the 7th day, an ulcer on injury appeared. Tooth 63 was maintained
because there was no shakiness (only one third root resorbtion). Orthodontic traction in this patient was not performed because
the location of tooth 23 was deep and the position was horizontal. The conclusion of this case report is that horizontally
impacted 23 can possibly cause headache. Tooth 23 odontectomy was done successfully through envelope flap creation and
ended with interrupted suture. On the checkup on the 7th day and after the 1st month, the patient did not complain of headache
anymore.
MKGK. Desember 2015; 1(2): 92-98

Keywords: The impacted maxillary left canines, odontectomy, children

PENDAHULUAN yang lebih kecil daripada panjang total mesio-


Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi ke distal gigi. Gigi-geligi yang seringkali
dalam lengkung rahang pada kisaran waktu mengalami impaksi adalah gigi molar tiga
yang diperkirakan. Suatu gigi mengalami rahang atas dan bawah, gigi kaninus rahang
3
impaksi akibat dari kekurangan ruang, lapisan atas dan premolar rahang bawah. Banyaknya
tulang yang padat atau jaringan lunak yang kasus impaksi kaninus sebesar 0,8–2,8
4
tebal, infeksi kronis, dan kelainan tumbuh persen.
1
kembang gigi. Jalan erupsi yang salah dari Gigi kaninus merupakan gigi kedua
gigi permanen, kemungkinan besar setelah gigi molar ketiga yang sering
disebabkan oleh kegagalan resorpsi gigi mengalami impaksi, meskipun demikian gigi
desidui sehingga terjadi persistensi dan dapat anterior di rahang atas lainnya seperti gigi
menimbulkan kegagalan erupsi gigi permanen insisivus pertama dan kedua rahang atas juga
2
sehingga gigi menjadi impaksi. Pada dapat mengalami impaksi karena kesalahan
5
umumnya gigi mengalami impaksi akibat posisi di dalam rahang. Impaksi kaninus
panjang lengkung gigi yang tidak dapat rahang atas terjadi 2 kali lebih banyak pada
menampung gigi dan panjang lengkung gigi

92
MKGK. Desember 2015; 1(2): 92-98
e-ISSN: 2460-0059

anak perempuan dibandingkan pada anak pengambilan impaksi kaninus kiri atas pada
laki-laki. Ruangan lengkung dan posisi anak secara bedah (odontectomy) dengan
perkembangan vertical yang tidak adekuat anestesi lokal dikarenakan posisi gigi impaksi
menyebabkan impaksi caninus di sebelah 23 yang tidak memungkinkan gigi erupsi
bukal. Ditinjau dari letaknya, 85% posisi normal.
impaksi gigi kaninus di daerah palatal, Pasien menyatakan persetujuan
sedangkan 15% terletak di bagian labial atau bahwa laporan kasus ini dapat dipublikasikan
6
bukal. Apabila inklinasi letak gigi caninus untuk kepentingan dan kemajuan ilmu
0
terhadap garis median wajah lebih dari 45 pengetahuan kedokteran gigi. Penulis
akan memiliki prognosis yang jelek untuk menyatakan setuju terhadap kata-kata
dapat erupsi, demikian pula gigi kaninus yang tambahan yang dihighlight oleh tim editor.
mengalami ankylosis atau akar yang
7
bengkok. METODE
Etiologi gigi impaksi kaninus dapat Anak perempuan berusia 12 tahun 6
disebabkan oleh faktor primer dan faktor bulan, datang ke klinik Kedokteran Gigi Anak
sekunder. Faktor primer meliputi trauma pada RSGM Prof Soedomo FKG UGM dengan
gigi sulung, benih gigi rotasi, tanggal prematur keluhan utama sakit kepala sebelah kiri terus
gigi sulung, dan erupsi gigi kaninus dalam menerus. Pada pemeriksaan klinis diketahui
celah pada kasus celah langit-langit. Faktor bahwa gigi-gigi permanen sudah tumbuh
sekunder meliputi kelainan endokrin, defisiensi kecuali kaninus kiri atas, tetapi gigi kaninus kiri
8
vitamin D, dan febrile diseases. decidui atas belum tanggal dan tidak luksasi.
Keterlambatan proses eksfoliasi gigi kaninus Pada palpasi terasa ada penonjolan tajam ke
sulung dapat pula menyebabkan terjadinya arah cranial di bawah ala nasi (Gambar 1).
pergerakan gigi kaninus permanen ke arah Gambaran radiologis menunjukkan impaksi 23
7,9
palatal. Gigi yang impaksi (kaninus atau dengan posisi inverted, yaitu mahkota gigi
molar tiga) dapat menimbulkan sakit terbalik ke arah kranial (Gambar 2 dan 3).
craniofacial, sakit yang kontinyu atau
intermitten pada daerah kepala dan leher TATA LAKSANA KASUS
dapat timbul pada situasi tersebut. Rasa sakit Rencana perawatan kasus ini adalah
dapat berupa migrain, neuralgia atipikal wajah, odontectomy impaksi 23, setelah
sakit karena kontraksi otot, dan disfungsi dikonsultasikan ke bagian Bedah Mulut
10
articulatio tempomandibularis. Secara dengan pertimbangan apabila dilakukan traksi
umum, tindakan preventif terhadap terjadinya ortodontik akan mengalami kesulitan karena
patologi yang berasal dari folikel dan infeksi lokasi gigi yang dalam dan posisi gigi impaksi
atau rasa sakit akibat impaksi gigi yaitu (inverted). Dengan latar belakang
11
dengan pengambilan gigi impaksi. pemeriksaan klinis dan radiologis, akan
Terapi konvensional suatu gigi dilakukan odontectomy 23 dengan anestesi
impaksi kaninus adalah pembedahan (surgical lokal. Tindakan awal yaitu pembuatan flap
12
exposure) dan traksi secara ortodontik. Ada envelope pada sisi labial dilanjutkan
tiga pendekatan metode operasi untuk gigi odontektomi impaksi 23 dengan metode in
impaksi horisontal yaitu: (a.) Mahkota gigi toto. Setelah gigi 23 diambil, flap dijahit
dibuka dan gigi dikeluarkan seluruhnya, (b.) dengan jahitan interrupted. Gigi 63
mahkota gigi dipotong dan dikeluarkan, lalu dipertahankan karena untuk estetis serta
akar digeser ke superior, (c.) Jika akar tidak masih berfungsi dan tidak ada luksasi
dapat diungkit bersamaan, maka dipisahkan (resorbsi akar hanya sepertiga). Kontrol
11
dulu dan diambil satu per satu. pasien dan pengambilan benang jahitan
Tujuan laporan kasus ini adalah dilakukan seminggu pasca pembedahan.
memberikan informasi penatalaksanaan Pada kontrol ini tampak sebelah kiri ulcer di

93
Iswanto, dkk: Penatalaksanaan Impaksi
Kaninus ....

Bulging atau penonjolan

Gambar 1. Foto klinis

Horizontal impacted

Gambar 2. Gambaran radiologi panoramic (OPG)

Impacted gigi 23

Gambar 3. Gambaran radiologi periapikal

94
MKGK. Desember 2015; 1(2): 92-98
e-ISSN: 2460-0059

Gambar 4. Pembuatan flap envelope

Setelah exposed
korona gigi dapat
diungkit keluar

Gambar 5. Odontectomy impaksi 23

(A) (B)
Gambar 6 ( A) Gigi sudah diekstraksi (B) Luka bekas Odontectomy

95
Iswanto, dkk: Penatalaksanaan Impaksi
Kaninus ....

Gambar 7. Interrupted suturing

Gambar 8. Kontrol hari ke-7 (ada ulcer)

Gambar 9. Kontrol setelah sebulan

96
MKGK. Desember 2015; 1(2): 92-98
e-ISSN: 2460-0059

gingiva, tapi sakit kepala sudah tidak waktu gigi-geligi atas akan erupsi. Pada waktu
dirasakan. Pasien. Kontrol pasien setelah satu maksila tumbuh ke bawah, terjadi aposisi
bulan, ulcer sudah sembuh dan tidak dasar orbita, dasar hidung, dan permukaan
13
merasakan sakit kepala lagi. palatum. Di samping itu, terjadi kontraksi
otot-otot wajah (musculus orbicularis oris dan
PEMBAHASAN musculus buccinator) selama ekspresi wajah,
Pada kasus ini dilakukan odontectomy proses bicara, serta pengunyahan makanan.
gigi impaksi caninus kiri atas disebabkan Otot-otot tersebut juga dapat mengimbangi
°
posisinya inverted (vertikal 180 ) dan letak gigi tekanan otot-otot lingua pada permukaan
impaksi 23 dalam, sehingga tidak mungkin lagi dalam arcus dentalis. Bila keseimbangan
dilakukan traksi ortodontik pada gigi tersebut. terganggu, maka dapat terjadi perubahan
10
Alasan dilakukan pengambilan gigi caninus kiri posisi gigi. Faktor-faktor itulah yang
atas permanen ini karena keluhan utama kemungkinan dapat berpengaruh terhadap
pasien yaitu sering sakit kepala sebelah kiri posisi gigi impaksi 23 sehingga terjadi impaksi
°
terus menerus. Sakit kepala yang berasal dari inverted 180 yang letaknya dalam.
regio intracranial dapat disebabkan karena: (a) Pengambilan gigi impaksi ini dilakukan
tegang arteri intracranialis (misalnya dengan pembedahan melalui pembuatan flap
perubahan tekanan darah), (b) Kontraksi envelope, untuk mendapatkan jalan masuk ke
foramina crania dan tekanan pada saraf, yang struktur di bawahnya (tulang alveolar dan gigi).
disebabkan oleh berbagai penyakit tulang Design flap envelope dibuat dengan tambahan
seperti osteitis deformans, akromegali dan incisi serong di distal gigi kaninus decidui,
osteoporosis, (c) Traksi pada dinding sinus dilakukan dengan benar sehingga diperoleh
venosus, a. meningea media dan cabang- basis yang lebih lebar untuk meningkatkan
cabang circulus Willis pada basis otak, (d). suplai darah ke flap. Setelah gigi 23 dapat
Tekanan dan traksi karena tumor intracranium, diambil, luka bekas incisi dijahit dengan jahitan
(e) Radang yang mengenai duramater, sinus interrupted, karena area luka yang cukup kecil
11
venosus, arteri atau selubung saraf sensoris. dan dangkal. Gigi 63 dipertahankan
Sakit kepala pada pasien ini kemungkinan posisinya karena untuk estetik, serta masih
timbul karena impaksi gigi 23, adanya dapat berfungsi untuk pengunyahan (tidak ada
stimulasi ujung-ujung saraf atau tekanan yang luksasi).
mengenai saraf (neuralgia) pada nervus Terapi konvensional suatu gigi
alveolaris superior anterior serta medius. anterior impaksi adalah surgical exposure dan
Plexus yang dibentuk oleh nervus alveolaris traksi secara ortodontik. Penanganan gigi
superior berhubungan erat dengan apeks gigi- impaksi kaninus dengan letak yang dalam
geligi atas dan terbentuk melalui distribusi tiga lebih sukar dibandingkan gigi anterior di
cabang-cabang saraf yang tumpang tindih. rahang atas lainnya. Hal ini disebabkan
Incisivus mendapat persarafan dari rami letaknya yang sedemikian rupa sehingga
anterior, kaninus dari rami anterior dan dalam proses erupsinya gigi kaninus impaksi
medius, premolar dari rami medius, serta tersebut sering terbentur dengan jaringan
molar atas dari rami medius dan rami tulang yang keras. Keadaan ini akan dapat
posterior. Sensasi yang timbul dengan adanya menghentikan laju erupsi gigi, sehingga
stimulus pada ligamentum periodontal yaitu tindakan bedah untuk pengambil bagian tulang
10
sensasi tekanan dan rasa sakit. yang menghambat tersebut perlu dilakukan.
Ditinjau dari usia pasien anak Prognosis untuk keberhasilan erupsi gigi
perempuan ini 12 tahun 6 bulan merupakan kaninus tergantung dari beberapa faktor.
masa tumbuh kembang. Pertumbuhan pada Faktor tersebut meliputi, usia penderita,
sutura-sutura menyebabkan maksila bergerak adanya diastema, adanya gigi yang
ke depan dan ke bawah, sehingga cranium berdesakan serta dimensi vertikal dan
bergeser ke belakang dan ke atas. anteroposterior, terbalik atau tidaknya letak
7
Pertumbuhan maksila dengan processus mahkota gigi. Jika inklinasi letak gigi terhadap
0
alveolaris dan processus palatinus garis median wajah lebih dari 45 akan
dikarenakan aposisi tulang alveolar pada mempunyai prognosis yang jelek untuk dapat

97
Iswanto, dkk: Penatalaksanaan Impaksi
Kaninus ....

erupsi. Pada pasien ini tidak dilakukan traksi DAFTAR PUSTAKA


ortodontik karena posisi gigi impaksi 23 1. Michael M. Peterson’s of oral and
0 nd
inverted 180 dan letaknya dalam, sehingga maxillofacial surgery. 2 ed. BC Decker
sulit dalam penarikannya. Dalam kasus ini, Inc. Hamilton, London; 2004. H. 140-153.
orang tua-pasien mengiginkan agar rasa sakit 2. Londhe CSM. Management of bilateral
kepala sebelah kiri yang dirasakan terus impacted maxillary canines. MJAFI. 2009;
menerus oleh pasien dapat segera sembuh, 65: 190-219.
mengingat pasien harus persiapan ujian 3. Peterson LJ, Ellis E, Hupp JR, Tucker
sekolah. MR. Contemporary oral and maxillofacial
th
Pada kontrol hari ke-7 ditemukan ulser surgery. 4 ed. CV Mosby Company;
pada bagian bukal, hal ini masih dianggap 2003. H. 184-212.
normal karena komplikasi pencabutan gigi 4. Gupta A, Makhija P, Bhatia V, Navlani M,
impaksi lainnya adalah perlukaan saraf atau Virang B. Impacted canine-diagnosis and
mukosa, akibat penggunaan tang atau prevention. Webmed Central Dentistry.
elevator, dan jarum anestetik lokal. Kerusakan 2012; 3(2): 03-11.
saraf sensoris biasanya terjadi jika 5. Kokich VG. Surgical and orthodontic
pembedahan dilakukan di sekitar daerah management of impacted maxillary
foramen mentale dan gigi molar tiga. canines. Am J Orthod Dentofacial
Perkiraan insiden kerusakan saraf sangat Orthop. 2004; 126: 278-83
bervariasi. Hilangnya sensori pencecap lingual 6. Bishara SE. Impacted maxillary canines:
dan saraf alveolaris inferior mencapai 13%, a review. Am J Orthod Dentofacial
dan terjadi pemulihan dalam waktu 6 bulan Orthop. 1992; 101: 159-71.
14
setelah pembedahan. Komplikasi setelah 7. Brencheley Z, Oliver RG. Morphology of
pencabutan gigi impaksi terdapat beberapa anterior teeth associated with displaced
respon fisiologis yang normal, yaitu canines. Br J Orthod. 1997; 24: 41–5.
perdarahan ringan, pembengkakan, kekakuan 8. Bishara S.E., Management of impacted
dan rasa nyeri. Respon negatif tersebut canines. Am J Orthod.1976; 69: 371–387.
menimbulkan ketidaknyamanan jangka 9. Mc Sherry PF. Ectopic eruption of the
pendek bagi pasien yang berlangsung selama maxillary canine quantified in three
1
4-7 hari setelah pembedahan. Pada kontrol 1 dimensions on chephalometric
(satu) bulan pasca pembedahan, ulser sudah radiographs between the ages of 5 and
sembuh dan pasien tidak pernah merasakan 15 years. Eur J Orthod. 1996; 20: 501–8.
sakit kepala sisi kiri lagi. Hal ini menunjukkan 10. Dixon AD. Buku pintar anatomi untuk
bahwa impaksi gigi kaninus kiri atas kedokteran gigi (terj). Ed.ke-5. Jakarta,
kemungkinan dapat berefek samping sakit Hipokrates; 1993. H. 187-190; 327-338;
kepala sisi kiri terus menerus, dan efek 472-473.
tersebut tidak dirasakan pasien lagi setelah 11. Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah
gigi 23 diambil (odontectomy). mulut. Jakarta, EGC; 1996. H. 60-75.
12. Pranjoto HE, Sjamsudin J. Perawatan gigi
KESIMPULAN impaksi anterior rahang atas pada
Impaksi gigi 23 dengan posisi remaja. Maj Ked Gigi (Dent J). 2005;
horisontal yang kemungkinan menimbulkan 38(3): 142-145.
efek sakit kepala sebelah kiri terus menerus, 13. Koesoemahardja HD, Indrawaty A, Jenie
maka dilakukan pengambilan gigi 23 secara I. Tumbuh kembang kraniodentofasial.
utuh (metode in toto). Tindakan pengambilan FKG Usakti; 2004. H. 27-32; 59-66.
gigi 23 pada pasien ini dapat menghilangkan 14. Coulthard P, Horner K, Sloan P. Master
rasa sakit kepala sebelah kiri, sehingga pada dentistry: oral and maxillofacial surgery,
kontrol hari ke-7 dan setelah 1 bulan pasien radiology, pathology and oral medicine.
tidak lagi mengeluhkan sakit kepala sebelah England: Elsevier Science Limited.
kiri. Churchill Livingstone; 2003. H. 84-87.

98

Anda mungkin juga menyukai