04074881417008
ODONTEKTOMI
DEFINISI.
Impaksi adalah gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang atau terblokir, biasanya oleh gigi
didekatnya atau jaringan patologis. Impaksi diperkirakan secara klinis apabila gigi antagonisnya
sudah erupsi dan hampir bisa dipastikan apabila gigi yang terletak pada sisi yang lain sudah erupsi
(Pederson).
ETIOLOGI IMPAKSI
Penyebab dari gigi impaksi bisa disebabkan oleh faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor-faktor
tersebut meliputi:
Gigi yang berdekatan crowded atau tidak cukup tempat pada lengkung rahang.
Padatnya tulang diatas gigi impaksi.
Tebalnya jaringan lunak yang meliputi gigi impaksi.
Gigi sulung yang mengalami retensi dan ankylosis.
Keadaan patologis seperti : gigi supernumerary, odontoma, kista.
Impaksi dapat terjadi selain karena faktor lokal maupun sistemik yaitu:
Penyebab prenatal: Hereditas dan Miscegenation.
Penyebab postnatal: yaitu kondisi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak seperti Ricketsia,
Anemia, Congenital Syphilis, Tuberculosis, Disfungsi endokrin dan malnutrisi.
Kelainan genetika: Cleidocrainal distiosis, Oxycephaly, Progeria, Achondroplasia dan Cleft palate.
KONDISI AKIBAT GIGI IMPAKSI.
Gigi impaksi dapat menyebabkan gangguan pada daerah rongga mulut tertutama pada daerah
yang mengalami impaksi. Kondisi tersebut dapat berupa:
Infeksi : Pericoronitis, Alveolar abses akut/kronis, Osteitis suppurative kronis, Nekrosis,
Osteomyelitis.
Kecenderungan karies.
Rasa sakit.
Resorbsi gigi yang berdekatan.
Kista, tumor, fraktur.
KLASIFIKASI IMPAKSI M3 RAHANG BAWAH.
secara garis besar gigi molar ketiga rahang bawah dapat dikelompokkan berdasarkan kedalaman
letaknya, posisinya terhadap gigi molar kedua, terhadap nervus alveolaris inferior, dan terhadap ramus
ascendens. Pemahaman terhadap posisi molar ketiga impaksi sangat diperlukan karena posisi gigi
molar ketiga impaksi dapat berkaitan erat dengan kesulitan tindakan odontektominya.
Klasifikasi gigi molar ketiga impaksi rahang bawah telah diplublikasikan oleh Winter tahun 1926
dan Pell & Gregory tahun 1942 yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Klasifikasi gigi molar ketiga menurut Winter (1926).
vertikal
Horizontal
Inverted
Unusual
Mesioangular
Distoangular
Buccoangular
Linguoangular
Klasifikasi gigi molar ketiga menurut Pell & Gregory (1933).
- Berdasarkan ruang antara ramus dan sisi distal M2 : 3 klas
1. Klas I ruang cukup
2. Klas II ruang kurang
3. Klas III tdk ada ruang/M3 dalam ramus mandibula.
- Berdasarkan relasi antara ramus mandibula dan molar kedua meliputi.
ELINI FEBRIANI
04074881417008
1. Posisi A bagian tertinggi dari gigi terletak lebih tinggi atau sejajar dengan garis oklusal
gigi M2.
2. Posisi B bagian tertinggi dari gigi terletak diantara garis oklusal dan garis servikal gigi
M2.
3. Posisi C bagian tertinggi dari gigi terletak dibawah servikal line gigi M2.
Fig. 7.15 a, b. Classification of impacted mandibular third molars according to Pell and Gregory (1933): a. according tothe depth of
impaction and proximity to the second molar; b their position according to the distance between thesecondmolar and the anterior border of
the ramus of the mandible
Klasifikasi gigi molar ketiga menurut Archer ( gabungan antara Winter dengan Pell& Gregory).
ODONTEKTOMI.
Definisi Odontektomi menurut Archer (1975).
Pengeluaran satu atau beberapa gigi secara bedah dengan cara membuka
mukoperiosteal, kemudian dilakukan pengambilan tulang yang menghalangi dengan tatah
bur.
Definisi Odontektomi menurut Pederson (1996).
Tindakan pembedahan untuk mengeluarkan gigi yang tidak dapat dilakukan dengan
ekstraksi biasa atau dapat dilakukan pada gigi yang impaksi atau tertanam di bawah tulang
mukosa.
flap
atau
cara
atau
Usia periode emas (akar 1/3 atau 2/3) dan sebelum mineralisasi tulag (15 25 th).
Bila terdapat infeksi (fokus selulitis).
ELINI FEBRIANI
04074881417008
Compromised Medical Status. Yaitu apabila kemampuan pasien untuk menghadapi tindakan
pembedahan terganggu oleh kondisi fisik atau mental tertentu. Kemungkinan timbulnya kerusakan
yang parah pada jaringan yang berdekatan.
PERSIAPAN TINDAKAN ODONTEKTOMI.
Dalam mempersiapkan tindakan odontektomi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dilakukan pemeriksaan foto Ro berupa foto periapikal, foto bitewing, foto oklusal, foto
panoramic dan foto lateral view of mandibula. Jenis foto yang diperlukan disesuaikan dengan
kebutuhan pada tindakan odontektomi. Dengan adanya foto Ro maka akan didapatkan informasi
tentang :
Bentuk gigi, jumlah, ukuran serta kurvatur akar.
Posisi akar atau mahkota dengan gigi sebelahnya atau struktur lainnya.
Klasifikasi impaksi.
Posisi bukal atau lingual gigi impaksi.
Hubungan akar gigi impaksi dengan struktur anatomis penting didekatnya.
b. Mengetahui dari klasifikasi gigi impaksi. Hal ini penting karena dengan mengetahui klsifikasi
maka operator dapat memperkirakan tingkat kesulitan yang akan dihadapi dalam tindakan
odontektomi sehingga operator dapat mempersiapkan prosedur operasi dengan lebih baik.
c. Desain flap. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat desain atau outlina flap adalah:
Suplai darah ke flap harus terpelihara. Dasar flap harus lebih panjang / lebar dari tepi bebasnya,
insisi sejajar dengan pembuluh darah untuk memberikan vaskularisasi
Flap harus cukup luas, sehingga lapangan operasi dapat terlihat dengan jelas..
Desain diusahakan menghindari saraf (n. mentalis) dan pembuluh darah yang berada didalam
Jika tulang diangkat, flap harus merupakan suatu flap yang tebal. Untuk flap mukoperiosteal,
periosteum diambil secara menyeluruh, tidak sobek , tidak lubang dan tidak terkoyak.
Jika dilakukan penutupan bone defect maka tepi flap harus didukung diatas dasar tulang.
d. Menentukan arah jalan keluar/pengambilan dengan trauma minimal yaitu :
Approach IO atau EO.
Searah dng arah erupsi.
e. Menentukan metode odontektomi yang dipilih dengan memperhatikan faktor intrinsik (gigi) dan
faktor extrinsik ( jaringan sekitar gigi). Ada 3 metode / cara yaitu:
Pengambilan tulang sekitar gigi yang cukup banyak.
Gigi impaksi dipotong-potong (tooth div. tech) = split = odontotomi.
ELINI FEBRIANI
04074881417008
Kombinasi cara keduanya.
f. Menentukan apakah memungkinkan pembedahan dilakukan dengan anestesi lokal atau
membutuhkan anestesi umum.
ELINI FEBRIANI
04074881417008
dapat dipotong menjadi dua sampai empat bagian, demikian pula pada bagian akarnya, kemudian
bagian-bagian tersebut dikeluarkan satu per satu.
Selanjutnya dilakukan kuretase untuk mengeluarkan kapsul gigi dan jaringan granulasi di
sekitar mahkota gig1 dan dilanjutkan dengan melakukan irigasi dengan air steril ataularutan
saline 0,09 % steril.
Pada saat melakukan pemotongan tulang
dan gigi
dengan menggunakan bur, tidakboleh
dilakukan secara blind akan tetapi operator harus dapat melihat secara langsung daerah yang
dilakukan pengeboran. Tindakan pengeboran secara blind akan dapat menyebabkan terjadinya
trauma yang tidak diinginkan dijaringan sekitarnya.
Penjahitan dilakukan mulai dari ujung flap dibagian distal molar kedua dan dilanjutkan ke
arah anterior kemudian ke arah posterior.
ODONTEKTOMI PADA GIGI MOLAR KETIGA IMPAKSI VERTIKAL.
Untuk melakukan odontektomi pada gigi molar ketiga impaksi pada posisi vertikal seringkali
ditemui kesulitan. Hal ini disebabkan oleh karena beberapa hal berikut:
Lebar mesiodistal antara gigi molar kedua dan ramus ascendens yang sempit, sehinggaarah
gerakan pencabutan ke distal tidak memungkinkan.
Akar gigi yang bengkok menuju distal sehingga gigi hanya dapat dikeluarkan dengan arah menuju
ke distal, tetapi tidak terdapat ruang cukup.
Gigi impaksi hanya dapat dikeluarkan dengan arah pencabutan vertikal.
Pada kasus posisi gigi yang sulit, misalnya mahkota menghadap ke lingual atau bukal dengan
ruang yang sempit.
Pada kasus-kasus yang demikian, penggunaan split technique akan memudahkan tindakan
odontektomi.
Dalam gambaran skematis di bawah ini dapat dilihat secara garis besar step by steptindakan
odontektomi pada kasus impaksi molar ketiga rahang bawah posisi vertikal, sebagaiberikut:
Rencana garis insisi odontekomi gigi molar ketiga rahang bawah dengan tetap
mempertahankan keutuhan attached gingiva gigi molar kedua dan gigi-gigi lainnya.
Tulang yang menutup gigi molar ketiga impaksi dibuka menggunakan round bur nomor 23.
Setelah gigi terlihat sampai dengan mahkota gigi di lingkar terbesar, gigi dipotong menjadi
dua bagian, mesial dan distal.
Selanjutnya gigi dikeluarkan satu per satu, dengan mendahulukan bagian distal.
Flap dikembalikan dan dijahit sesuai dengan prioritas agar flap dapat kembali ke tempat
semula.
Dalam melakukan pengeboran tulang di bagian bukal molar ketiga impaksi, tulang bukal di
regio molar kedua harus dijaga keutuhannya, agar tidak terjadi trauma pada akar molar kedua.
ELINI FEBRIANI
04074881417008
Gigi impaksi molar ketiga rahang bawah dengan posisi mesioversi dapat ditemukan
dengan keadaan mahkota gigi terletak di bawah atau di atas servikal gigi molar kedua dan akar
giginya dapat terletak jauh atau dekat dengan kanalis mandibula. Faktor lain adalah mahkota bagian
distal tertutup oleh tulang mandibula yang tebal. Pada keadaan mahkota gigi terletak dibawah
servikal mahkota molar kedua dan akar gigi terletak dekat dengan kanalis mandibula, split technique
sangat dianjurkan karena dapat mencegah terjadinya trauma pada gigi molar kedua dan kanalis
mandibula.
Tindakan odontektomi pada kasus gigi molar ketiga impaksi (A-C)
Gigi molar ketiga impaksi posisi mesioversi.
Setelah dibuat flap, dilakukan pengambilan sebagian tulang yang menutup gigi impaksi
dilanjutkan dengan memotong gigi menjadi dua bagian, mesial dan distal.
Bagian distal gigi molar ketiga impaksi (nomor 1) dikeluarkan dengan bein. Akar mesial dipotong
menjadi
dua bagian
(nomor
2
dan
3)
dan dikeluarkan
berurutan
menurut
nomornya
Gigit tampon 30-60, tampon dapat diganti dengan tampon steril sampai beberapa kali.
Kompres es EO (pada pipi) untuk 15 setiap setengah jam sampai 4 jam setelah
odontektomi, hal ini akan mengurangi perdarahan dan pembengkakan.
ELINI FEBRIANI
04074881417008
Follicular space terisi dengan tulang,paling sering pada pasien diatas usia 25 tahun.
Ankilosis antara gigi dan tulang yang mana memerlukan pengambilan keseluruhan tulang
disekeliling mahkota gigi sebelum gigi tersebut dapat di luksasi, atau dipotong-potong menjadi
beberapa bagian dengan bur.
ELINI FEBRIANI
04074881417008
Emphysema.
Parestesi.
Aspirasi.
Luka di daerah sudut bibir.