Anda di halaman 1dari 8

1.2.

Analisis Lokal

Ekstra oral

- Tipe Profil

Pada pasien yang kami amati,pasien memiliki tipe profil lurus/straight. Pada

umumnya Profil muka : Menurut Graber (1972) dikenal tiga tipe profil muka yaitu :

- Cembung (convex)
bila titik petemuan Lip contour bawah – Lip contour atas berada
didepan garis Glabella – Pogonion
- Lurus (straight )
bila titik petemuan Lip contour bawah – Lip contour atas berada tepat
pada garis Glabella – Pogonion
- Cekung (concave)
bila titik petemuan Lip contour bawah – Lip contour atas berada
dibelakang garis Glabella – Pogonion

Untuk menentukan profil muka digunakan 4 titik anatomis Gabella, Lip


Contour atas, Lip Contour bawah dan Pogonion serta garis
referensi Glabella - Pogonion sebagaia acuan :
- Glabella (Gl) : Titik terendah dari dahi terletak pada tengah-tengah diantara
alis mata kanan dan kiri.
- Lip contour atas (Lca) : Titik terdepan bibir atas.
- Lip contour bawah (Lcb) : Tiik terdepan bibir bawah
- Pogonoin (Pog) : Titik terdepan dari dagu didaerah symphisis mandibula.

Gambar. Tipe profil

Pada pasien yang kita amati,pasien memiliki tipe profil lurus/straight


- Tipe Muka

Pada pasien yang kami amati,pasien memiliki tipe mesocephalic dengan

indeks muka Leptoproscop. Melihat tipe muka pasien dapat dilakukan dengan

melihat dari arah depan pasien.

Tipe muka menurut Martin (Graber 1972) dikenal 3 tipe muka yaitu :

- Brahisepali : lebar, persegi

- Mesosepali : lonjong / oval

- Oligisepali : panjang / sempit

Gambar. Hubungan Tipe muka dan lengkung rahang

 Indeks muka = Tinggi muka ( A) (Jarak N – Gn) x 100


Lebar muka (B) (Jarak bizigomatik)

Klasifikasi indeks muka :

- Euriprosop ( muka pendek, lebar) : 80,0 – 84,9

- Mesoprosop (muka sedang ) : 85,0 – 89,9

- Leptoprosop (muka tinggi, sempit) : 90,0 – 94,9

Jika indeks : < 80,0 : Hipo Euriprosop

> 94,9 : Hiper Leptoprosop


Gambar. Indeks Muka

Menurut Ricket (Graber 1972) lebih tepat untuk bentuk kepala yaitu proyeksi

kepala terhadap bidang sagital sedangkan untuk tipe muka lebih tepat

menggunakan istilah fasial :

 Brahifasial

 Mesofasial

 Dolikofasial.

Umumnya tipe muka berkaitan erat dengan bentuk lengkung gigi pasien.

- Tipe Kepala

Pada pasien yang kami amati,pasien memiliki tipe profil kepala

dolicochepalic. Pemeriksaan tipekepala dari pasien dapat dilakukan dengan

melihat kepala pasien dari arah atas kepala dengan posisi operator di belakang

pasien.

Indeks kepala = Lebar kepala (B) x 100


Panjang kepala (A)

Mengukur lebar kepala adalah jarak bizigomatik supra mastoideus sedangkan

untuk panjang kepala merupakan Jarak Glabella sampai Os. Occipital.

Klasifikasi indeks kepala :


- Dolikosepali (kepala panjang sempit) : 70,0 – 74,9

- Mesosepali (kepala sedang ) : 75,0 – 79,9

- Brahisepali (kepala lebar persegi) : 80,0 – 84,9

Jika indeks : < 70,0 : Hipo Dolikosepali

> 84,9 : Hiper Brahisepali

Gambar. Indeks Kepala

- Bentuk Muka

Bentuk muka : simetris / asimetris

Pada dasarnya setiap orang tidak ada yang memiliki kesimetrisan yang

bilateral namun dalam hal ini dilihat pada wajah pasien asimetris yang

fisiologis atau patologis.

- Tonus Otot

Pada pasien yang kami amati,pasien memiliki tonus otot bibir bawah yang

normal dan tonus bibir atas yang normal / balance. Serabut otot bersifat elastis

, mempunyai dua macam ketegangan (tonus), aktif dan pasif. Pada waktu

kontraksi terdapat ketegangan yang aktif dan apabila dalam keadaan dilatasi

terdapat ketegangan pasif. Dengan demikian pada waktu istirahat otot-otot

mastikasi dan bibir mempunyai tonus yang dalam keadaan normal terdapat

keseimbangan yang harmonis, bila tidak normal tonus otot sangat kuat
(hypertonus) atau sangat lemah (hipotonus) dapat menimbulkan anomali pada

lengkung gigi akibat adanya ketidakseimbangan atara tekanan otot di luar dan

di dalam mulut.

Keadaan bibir pada waktu istirahat (rest position) : terbuka / menutup. Bibir

terbuka pada waktu rest posisi bisa disebabkan karena bibir terlalu pendek

(incompetent) atau hypotonus otot bibir sering dijumpai pada pada pasien

yang gigi depannya protrusif.

- Relasi bibir atas dan bawah

Pada pasien yang kami amati,pasien dapat dengan mudah mengkatupkan bibir

atas dan bawah. Dapat dikatakan kondisi tersebut adalah Competent

- Fonetik

Pada pasien yang kami amati,pasien dapat dengan mudah,lancer dan benar

dalam mengucapkan huruf S,R,dan Z . Dapat diperiksa dengan menyuruh

pasien mengucapkan huruf tertentu seperti S, R, dan Z.

Intra Oral

Pemeriksaan intraoral dilakukan dengan mengamati :

 Kebersihan mulut (oral hygiene / OH) : baik / cukup / jelek


Kebersihan mulut pasien saat ini tergolong baik. Ini dapat ditetapkan dengan Indeks
OHIS, biasanya pasien yang kebersihan mulutnya jelek kemungkinan besar
kebersihan mulutnya akan lebih jelek lagi selama perawatan dilakukan, oleh karena
itu motivasi kebersihan mulut perlu diberikan sebelum perawatan ortodontik
dilakukan.
 Keadaan lidah : keadaan lidah pasien saat ini adalah normal.
Keadaan lidah dibagi menjadi 3 yakni : normal / macroglossia / microglossia
Pasien yang mempunyai lidah besar ditandai oleh :
- Ukuran lidah tampak besar dibandingkan ukuran lengkung giginya
- Dalam keadaan relax membuka mulut, lidah tampak luber menutupi permukaan
oklusal gigi-gigi bawah.
- Pada tepi lidah tampak bercak-bercak akibat tekanan permukaan lingual
mahkota gigi (tongue of identation)
- Gigi-gigi tampak renggang-renggang (general diastema)
 Palatum : keadaan palatum pasien saat ini adalah normal. Keadaan palatum dapat
diamati menjadi menjadi beberapa jenis yakni : normal / tinggi / rendah serta normal
/ lebar / sempit
Pasien dengan pertumbuhan rahang rahang atas kelateral kurang (kontraksi) biasanya
palatumnya tinggi sempit, sedangkan yang pertumbuhan berlebihan (distraksi)
biasanya mempunyai palatum rendah lebar. Jika ada kelainan lainnya seperti adanya
peradangan, tumor, torus, palatoschisis, dll. dicatat.
 Gingiva : keadaan gingiva pasien saat ini adalah normal. Keadaan yang mungkin bisa
ditemui pada gingiva adalah : Normal / hypertophy / hypotropy
Adanya peradangan pada gingiva bisa ditetentukan dengan gingival indeks (GI)
 Mucosa : keadaan mucosa mulu pasien saat ini adalah normal. Keadaan yang
mungkin bisa ditemui pada mukosa rongga mulut adalah : normal / inflamasi /
kelainan lainnya
Pasien dengan oral hygiene yang jelek biasanya mempunyai gingiva dan mucosa yang
inflamasi dan hypertropy.
 Frenulum labii superior : keadaan frenulum labii superior adalah tinggi. Frenulum
labii superior dapat dibagi menjadi normal / tinggi / rendah , tebal / tipis
 Frenulum labii inferior : keadaan frenulum labii inferior adalah tinggi . frenulum labii
inferior dapat dibagi menjadi normal / tinggi / rendah , tebal / tipis
 Garis tengah gigi-gigi atas dan bawah : pasien mengalami pergeseran garis median
kearah kanan sebanyak 3mm. cara pengukurannya adalah penderita diinstruksikan
dalam posisi oklusi sentris,kemudian ditarik garis imaginer yang menghubugkan
antara glabella-philtrum-symphisis kemudian diproyeksikan ke garis median
gigi,kemudian gambaran yang di dapat dari penderita dipindahlan ke model studi
penderita serta dicatat kunci oklusinya. Apabila gigi berada dalam satu garis lurus
dengan garis median muka,berarti tidak ada pergeseran. Namun apabila garis median
tidak berada di satu garis lurus median muka,berarti terjadi pergeseran garis median.
Relasi molar : relasi molar pasien adalah neutroklusi.
 Relasi kaninus : relasi kaninus pasien adalah gigitan tonjol .
- Klasifikasi Klas I Angle (Neutroclusion) 
puncak tonjol mesiobukal gigi
molar pertama tetap rahang atas berada pada buccal groove dari molar pertama
permanen rahang bawah dengan satu atau lebih gigi anterior malposisi,
crowding atauspacing.


- Klas II Angle (Distoclusion)
Molar pertama permanen rahang atas terletak
lebih ke mesial 
daripada molar pertama permanen rahang bawah atau
puncak tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang atas letaknya
lebih ke anterior daripada buccal groove gigi molar pertama permanen rahang
bawah

- Klas III Angle
molar pertama permanen rahang atas terletak lebih ke distal
dari gigi molar pertama permanen rahang bawah atau puncak tonjol
mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang atas letaknya lebih ke
posterior dari buccal groove gigi molar pertama permanen rahang bawah.
- Gigitan tonjol

- Tidak ada relasi.


a. Gigi kaninus dikatakan tidak ada relasi apabila: salah satu gigi kaninus
masih gigi sulung,kedua gigi kaninus masih gigi sulung,salah satu gigi
kaninus permanen belum erupsi,dan kedua gigi kaninus permanen belum
erupsi .
b. Gigi molar dikatakan tidak ada relasi apabila :
salah satu gigi molar pertama permanen belum erupsi ,kedua gigi molar
pertama permanen belum erupsi,Salah satu gigi molar pertama permanen
sudah tanggal,Kedua gigi molar pertama permanen sudah tanggal

 Crossbite anterior: tidak ada keadaan crossbite anterior pada penderita


 Crossbite posterior : tidak ada keadaan crossbite posterior pada penderita

Gigitan silang adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi sentrik terdapat
kelainan-kelainan dalam arah transversal dari gigi geligi maksila terhadap gigi geligi
mandibula yang dapat mengenai seluruh atau setengah rahang, sekelompok gigi, atau
satu gigi saja. Berdasarkan lokasinya gigitan silang dibagi dua yaitu:

a. gigitan silang anterior Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat
satu atau beberapa gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah lingual dari
gigi anterior mandibula


b. Gigitan silang posterior Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau
beberapa gigi posterior mandibula.

Anda mungkin juga menyukai