Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan kelompok F

1. Didalam laporan kasus terjadi maloklusi skeletal klas iii, tapi kenapa tidak
dilakukan pembedahan mandibulanya?
Pasien dengan kelainan maloklusi skeletal kelas III yang cukup berat umumnya
dirawat dengan perawatan kombinasi antara ortodonti dan bedah. Pertimbangan
rahang yang akan dibedah, ditentukan setelah adanya evalusai secara menyeluruh
baik intra ataupun ekstra oral pada saat klinik integrasi. Pembedahan dapat
dilakukan pada 1 atau 2 rahang tergantung kebutuhan. Pada pasien ini didapat
open bite yang tidak terlalu besar,maxilla hanya sedikit dimajukan (maloklusi
yang ada tidak ekstrim)

2. Apa maksudnya neouropraxia, axonotmesis, dan neurotmesis pada komplikasi


nervus injuri?

Tingkat cidera saraf tepi bervariasi antara satu pasien dengan pasien lainnya,
mulai dari nyeri yang bersifat ringan hingga cidera yang berkepanjangan. Cedera
saraf tepi dapat diklasifikasikan menurut Seddon berdasarkan demyelinasi dan
tingkat keparahan cidera dari axon, menjadi tiga kategori: neurapraksia,
aksonotmesis, dan neurotmesis.

Neurapraksia tipe cidera paling ringan yang diperlihatkan dengan demyelinasi


fokal tanpa mencederai axon atau sering juga disebut cidera tipe I. Tidak terjadi
cedera struktural karena tidak ada kehilangan kontinuitas saraf, sehingga tidak
terjadi kehilangan kemampuan fungsional. Neurapraksia biasanya muncul karena
kompresi ringan atau traksi dari saraf yang menyebabkan menurunya kecepatan
konduktivitas dari sel saraf. Gejalanya muncul akibat blokade konduksi lokal yang
diinduksi oleh ion pada tempat cedera. Secara structural kadang terjadi sedikit
perubahan struktur myelin, sebagai akibat dari kombinasi kompresi mekanik dan
iskemia. Efeknya bersifat reversibel, kecuali jika iskemia menetap selama kurang
lebih 8 jam.

Axonotmesis Adalah terjadinya disrupsi axon dan myelin. Jaringan ikat lunak
sekitarnya termasuk endoneurium masih intak. Terjadi degenerasi axon distal dan
proksimal lokasi terjadinya trauma. Degenerasi distal dikenal sebagai degenerasi
Wallerian. Axon akan memngalami regenerasi dengan kecepatan 1mm/ hari.
Secara bermakna fungsi akan kembali normal setelah 18 bulan. Tipe cedera ini
kemungkinan terlihat pada isolasi, seperti pada cedera Pleksus Brakhialis
dihubungkan dengan kelahiran, atau dalam hubungan nya dengan fraktur seperti
cedera saraf radial sekunderi terhadap fraktur humerus.

Neurotmesis adalah keadaan dimana akson dan pembungkus saraf perifer putus,
sobek atau rusak. Degenerasi Wallerian terjadi pada bagian distal namun, segmen
proksimal tidak mengalami regenerasi secara alamiah Karena pembungkus akson
ikut terputus. Serabut fibril saraf dengan elemen - elemen jaringan fibrus
membentuk neuroma. Pemulihan hanya dapat diharapkan bila dilakukan repair
saraf secara pembedahan mikro. Tipe cedera ini hanya terlihat pada trauma mayor.

3. kenapa dalam laporan kasus pake teknik osteotomi le fort 1?

Tujuan pertama dalam perawatan ortodonti adalah mempertahankan kebersihan


mulut yang optimal, mengembalikan fungsi dan estetik dari gigi dan wajah.
Dilakukan ekspansi pada rahang atas secara ortodonti dan merapikan posisi gigi
pada rahang atas dan bawah. Kemudian dilakukan dekompensasi inklinasi gigi dan
koordinasi antara rahang atas dan bawah. Teknik pembedahan yang bertujuan
untuk mengoreksi kelainan hubungan rahang termasuk kelainan gigitan terbuka
adalah dengan Le Fort 1 Osteotomy. Le Fort I osteotomy untuk koreksi open bite
anterior dan posterior,Fort I Osteotomy,adalah relatif mudah dan cukup memadai
untuk reposisi maksila dan maksila dapat digerakan ke segala arah termasuk rotasi,
kadang perlu dilakukan tindakan le fort I osteotomy dikombinasikan dengan
segmental osteotomy untuk mengkoreksi curvature (lengkung) dental, Efek
jaringan lunak dari Le Fort I adalah Ujung hidung dikeraskan oleh seperenam
rahang atas,Kemajuan AP pada bibir 60-80% dan ujung hidung 20%,NLA
menurun.Bibir atas rata,Vermilion meningkat, Ujung hidung bergerak secara
superior. Bibir bawah maju.
4. apa yg dimaksud bedah intraoral pada teknik bedah vertical subsigmoid?
Osteotomi ramus vertikal intraoral diindikasikan untuk pengelolaan kelebihan
mandibula horisontal. Selain itu, kemajuan segmen distal kecil (kurang dari 2mm).
Osteotomi ramus vertikal intraoral juga cocok untuk penatalaksanaan asimetri
mandibular,Pembukaan mulut terbatas. Dan Ramus yang tipis. Bedah Ekstraoral
melibatkan pembukaan yang banyak dan mengenai otot yang banyak, sedangkan
intraoral dipilih karena tidak terlalu banyak melibatkan jaringan lunak,

DAFTAR PUSTAKA :

1. Laura Conforti, Jonathan Gilley, Michael P. Coleman. Wallerian degeneration: an


emerging axon death pathway linking injury and disease . 2014. Nature:
Neurosicence. 15 :124
2. Jami Scheib and Ahmet Höke.Advances in peripheral nerve
regeneration.2013.Naturereview : Neurology Vol. 9
3. Excellence in orthodontic 2010 – David Birnie, Nigel Harradine. 

4. Zulkarnain A.M Osteomi Le Fort I dalam bedah Orthognatik . JKGUI 2003; (Edisi
Khusus): 242-246 Diterbitkan di Jakarta ISSN 0854-364X

Anda mungkin juga menyukai