a. Perdarahan primer Perdarahan primer terjadi akibat cedera pada suatu jaringan sebagai akibat cedera pada suatu jaringan sebagai akibat langsung dari rusaknya pembuluh darah. Alasan utama dari perdarahan primer yang berkepanjangan adalah adanya inflamasi dari soket gigi yang diekstraksi atau dari dinding abses yang telah di insisi. Penyakit periodontal lebih sering mengakibatkan hal tersebut dibandingkan dengan infeks periapika l akut. Setelah pencabutan gigi dengan penyakit periodotal perdarahan yang berlebihan dapat terjadi. Perdarahannya kdang lambat tetapi tidak berhenti secara spontan. Gumpalan besar mungkin terbentuk yang sangat mudah tertanggu oleh lidah, dengan perdarahan yang terputus- putus. Saat abses diinsisi pada ulkus, pus keluar dengan cepat secara menerus tanpa tampak kecenderungan berhenti spontan. Pasien hipertensi renta mengalami perdarahan hebat dan berkepanjangan dalam prosedur bedah mulut. Penyebab lain dari p erdarahan primer berkepanjangan dari soket gigi adalah gangguan koagulasi, dan gangguan koagulasi yang disebabkan oleh obat antikoagulan. b. Perdarahan reakisoner Perdarahan reaksioner ini terjadi ketika tekanan darah mengalami peningkatan lokal yang membuka dengan paksa pembuluh darah yang dilapisi oleh sesuatu yang natura ataupun artifisial. Peradrahan reaksioner juga dapat terjadi akibat gesernya benang jahit atau pergeseran bekuan darah dan mengakibatkan meningkatnya tekanan darah yang menyebabkan terjadin ya perdarahan Perdarahan reaksioner biasanya terjadi pada perdarahan yang di mulai selama periode penyembuhan awal setelah tindakan bedah di hubungkan dengan penigkatan tekanan darah pada penyembuhan dari syok . c. Perdarahan sekunder Perdarahan sekunder terj adi akibat infeksi yang mengahncurkan bekuan darah atau mengulserasi dinding pembuluh darah. Karena perdarahan ini disebabkan oleh infeksi, maka antibiotik perlu di berikan pada pasien.
Macam perdarahan berdasarkan lokasinya :
Perdarahan dapat di klasifikasikan menjadi perdarahan arteri, vena, atau pembuluh kapiler : a. Perdarahan arteri Perdarah arteri dapat dikenali dengan warna darah yang keluar adalah merah cerah dan mengandung banyak oksigen dan semburan darahnya bersamaan dengan detak jantung. Tekanan yang menyebabkan darah menyembur juga menyebabkan tipe perdarahan ini sulit di kontrol. Sebagaimana jumlah darah yang beredar dalam tubuh turun juga tekanan darah pasien. b. Perdarahan Vena Perdarahan vena darahnya berwarna merah gelap, alirannya kontinyu dan ritmenya sesuai dengan pernafasan, bukan detak jantung. Karena tidak berada dala tekanan, maka perdarahan vena tidak menyembur dan lebih mudah di tangani. c. Perdarahan pembuluh kapiler Pada kapiler darah merembes dari luka terus namun perlahan- lahan. Kemugkinan dapat menggumpal secara spontan.
Macam – macam peradarahan menurut American College of Surgeons Advanced
Trauma Life Support, yaitu : Tingkat keparahan perdarahan bisa dibagi menjadi empat. a. Kelas 1 Yang paling rendah karena perdarahan kurang dari 15 persen total volume darah di tubuh. Sebagai perbandingan, saat seseorang mendonasikan darahnya, sekitar 8-10 persen darah di tubuhnya diambil. Secara umum tidak ada gejala kehilangan darah tingkat pertama ini, walau ada sebagian orang yang merasa agak pusing. b. Kelas 2 Pada kelas kedua, tubuh kehilangan darah 15-30 persen volume darah. Pada tahap ini gejala kehilangan darah mulai terasa. "Pasien merasa lelah, tampak pucat, dan kulitnya dingin," katanya. c. Kelas 3 Tingkat selanjutnya adalah perdarahan kelas ketiga, yakni kehilangan darah 30-40 persen dari total volume darah. Jumlahnya sekitar 3-4 liter darah. Pada tahap ini transfusi darah diperlukan. "Perdarahan tingkat 3 ini menyebabkan jantung berdetak sangat cepat dan berusaha mendapat oksigen dari jaringan. Tekanan darah turun. Pembuluh darah kecil mengerut untuk menjaga sirkulasi inti tubuh tetap berjalan," jelas Alton. d. Kelas 4 Kelompok perdarahan akhir adalah kelas 4, terjadi saat seseorang kehilangan lebih dari 40 persen volume darahnya. Perdarahan berat ini membutuhkan tindakan segera atau pasien tak akan mungkin bertahan. Dalam kondisi ini akan terjadi hypovolemic shock.
Bennet, J.D., dan Rosenberg, M.B., 2002, Medical Emergencies in