Anda di halaman 1dari 4

PERIODONTITIS AGRESIF

a. Definisi

Periodontitis agresif berbeda dari bentuk cronic terutama oleh (1) pesatnya
laju perkembangan penyakit terlihat pada individu yang sehat, (2) tidak
adanya akumulasi plak dan kalkulus yang besar, dan (3) riwayat keluarga
penyakit agresif sugestif dari sifat genetik. Periodontitis agresif biasanya
menyerang secara sistemik pada individu sehat yang berumur kurang dari 30
tahun. Periodontitis agresif dibedakan dengan periodontitis kronis
berdasarkan onset usia, kecepatan progresi, sifat dan komposisi kumpulan
mikroflora gingiva, perubahan respon imun host dan agregasi keluarga dari
penyakit individu. Periodontitis agresif menggambarkan tiga penyakit.
Penyakit tersebut adalah localized aggressive periodontitis, generalized
aggressive periodontitis, dan rapidly progressive periodontitis (RPP).
Aggressive periodontitis adalah salah satu kelainan pada jaringan periodontal
yang disertai dengan adanya bone loss secara progresif. Plak pada penderita
aggressive periodontitis biasanya hanya ditemukan dengan jumlah yang tidak
sebanding dengan kerusakan tulang alveolar yang terjadi secara agresif. Plak
yang ditemukan pada penderita aggressive periodontitis di dominasi oleh
bakteri A. Actinomycetecomitans dan Porphyromonas gingivalis (Gray, 2000).

b. Etiologi
- Faktor lokal ( plak dan bakteri )
- Faktor sistemik
- Lingkungan dan perilaku
- Genetik

c. Gambaran Klinis
 Terjadi pada pasien yang sehat, umumnya dewasa muda <35 tahun
 Keparahan penyakit tidak bergantung pada jumlah mikroba
 Progresnya cepat, kerusakan tulang vertikal
 Injeksi dari bakteri Actinobacillus astinomycetemcomitans
 Abnormalitas dan fungsi fagosit
 Hiperesponsive makrofag yang memproduksi prostaglandin dan
interleukulin
 Dalam beberapa kasus terjadi self arresting disease progresion
 Terdapat hubungan keluarga pada pasien yang menderita periodontitis
agresif.

d.Klasifikasi
 Lokalisata :
- Terjadi pada usia sekitaran pubertas.
- Lokalisata pada molar pertama dan insisivus dengan kehilangan perlekatan
pada paling sedikit dua gigi permanen, yang salah satunya adalah molar
pertama.
- Respon serum antibody yang sehat terhadap agen infeksi.
 Generalisata :
- Biasanya terkena pada pasien yang berusia dibawah 30 tahun, walau dapat
juga terjadi pada pasien yang lebih tua.
- Generalisata melibatkan paling sedikit tiga gigi permanen selain molar
pertama dan insisivus.
- Respon serum antibody yang kurang terhadap agen infeksi.

e. Patogenesis
Kebanyakan penelitian dari negara Amerika dan negara-negara lain
yang telah memeriksa localized aggressive peridontitis pada remaja prevalensi
diperkirakan di bawah 1%. Di negara-negara Amerika prevalensi localized ang
generalized aggressive peridontitis diperkirakan masing-masing 0,53% dan
0,13%. Yang lain dari % 1.61 dari remaja terjadi kehilangan
perlekatan yang tidak sesuai dengan definisi kasus studi untuk
penyakit localized or generalized. Satu studi longitudinal yang dilakukan di
Inggris diikuti 167 peserta dari usia 14 sampai 19 tahun. Kehilangan
perlekatan periodontal diukur pada permukaan mesiofacial dari molar
pertama, premolar pertama, dan gigi insisivus satu. Selama 5 tahun,
persentase subyek dengan kehilangan perlekatan pada satu atau lebih gigi
diperiksa meningkat: dari 3% menjadi 77% untuk kehilangan perlekatan yang
lebih besar dari 1 mm dan dari 0% sampai 14% untuk kehilangan perlekatan
lebih besar dari 2 mm. Pada usia 19 tahun, 31% dari situs examinated
kehilangan perlekatan lebih besar dari 1 mm, dan 3,1% terjadi kehilangan
perlekatan lebih besar dari 2 mm. Gigi yang paling sering terkena adalah
molar pertama rahang atas dan rahang bawah incisior insisivus satu. Pada
pelajar 19-tahun, 9% dari geraham rahang atas mengalami hilangnya
perlekatan dari 2 mm. Kehadiran kalkulus subgingival dan plak adalah
prediktor signifikan dari kehilangan perlekatan 5 tahun.
Prevalensi periodontitis agresif sangat tinggi di Afrika Amerika pada
bangsa berkulit putih. Dalam sebuah studi peridontitis agresif di kalangan
remaja AS, diperkirakan bahwa 2,05% orang Amerika Afrika memiliki
peridontitis lokal dibandingkan dengan 0,14% dari kulit putih.
Untuk generalized, prevalensi adalah 0,59% untuk Amerika Afrika dan 0,03%
untuk kulit putih. Prevalensi kehilangan perlekatan insidental lebih tinggi
antara Amerika Afrika dibandingkan kulit putih: 4,63% banding 0,91%.
Bakteri A.Actinimycetemcomitans ditemukan dalam jumlah banyak pada lesi
periodontal localized aggressive dan merupakan patogen utama yang terkait
dengan penyakit. Penghapusan patogen dikaitkan dengan improvemet klinis.
Bakteri menghasilkan leukotoxin yang kuat yang membunuh neutrofil, yang
memberikan pertahanan yang penting terhadap infeksi periodontal. Noda
yang berbeda dari A.actinomycetemcomitans menghasilkan berbagai tingkat
leukotoxin. Strain yang sangat beracun menghasilkan 10 sampai 20 kali
tingkat leukotoxin seperti halnya strain minimal beracun.
Faktor lain yang terlibat dalam patogenesis periodontitis agresif
adalahrusaknya fungsi neutrofil. “Tertekan neutrofil chemotaxis” adalah
temuan yang konsisten antara pasien dengan bentuk-bentuk localized or
generalized dari penyakit.Dan neutrofil chemotactic kelainan genetic dapat
mempengaruhi individu untuklocalized. Namun, tidak semua orang
dengan localized telah tertekan chemotaxis neutrofil, dan tidak semua
individu dengan chemotaxis neutrofil tertekan mengembangkan penyakit
lokal. Faktor lain adalah host yang tak dikenal yang mungkin terlibat dalam
patogenesis.

f. Radiografis

Hilangnya tulang alveolar secara vertikal disekeliling gigi molar pertama


dan incisivus, pada permulaan masa pubertas pada remaja sehat, merupakan
tanda diagnosis klasik dari LAP. Gambaran radiografik meliputi hilangnya
bentuk lengkung tulang alveolar yang meluas dari permukaan distal pada gigi
premolar kedua sampai permukaan mesial gigi molar kedua. Kerusakan tulang
biasanya lebih luas daripada periodontitis kronik

g. Prognosis
a. Excellent prognosis ( prognosis sempurna )
Tidak ada kehilangan tulang (bone loss), kondisi gingival yang sangat
baik, pasien sangat kooperatif, tidak ada faktor sistemik/ lingkungan.
b. Good prognosis ( prognosis bagus )
Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: dukungan tulang
yang adequat, kemungkinan kontrol faktor etiologi dan pemeliharaan gigi
yang adequat, pasien kooperatif, tidak ada faktor sistemik/ lingkungan, (jika
ada) faktor sistemik tersebut terkontrol
c. Fair prognosis ( prognosis sedang )
Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: dukungan tulang
yang sedikit adequat, beberapa gigi goyang, furcation involvolment grade I,
kemungkinan pemeliharaan yang adequat, kerja sama pasien diterima,
terdapat faktor sistemik/ lingkungan yang terbatas.
d. Poor prognosis ( prognosis jelek )
Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: kehilangan tulang
yang moderat-cepat, terdapat kegoyangan gigi, furcation involvolment grade
I dan II, kesulitan dalam pemeliharaan dan atau kerja sama pasien yang
ragu-ragu, terdapat faktor sistemik/ lingkungan.
e. Questionable prognosis ( prognosis yang dipertanyakan )
Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: Kehilangan tulang
yang cepat, furcation involvolment grade II dan III, kegoyangan gigi,
daerahnya sulit dijangkau, terdapat faktor sistemik/ lingkungan.
f. Hopeless prognosis ( prognosis tanpa harapan )
Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: kehilangan
tulang yang cepat, daerahnya tidak dapat dilaukan pemeliharaan, indikai
pencabutan, terdapat faktor sistemik/ lingkungan yang tidak terkontrol.

Anda mungkin juga menyukai