BLOK 13
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Gingiva adalah jaringan lunak yang menutupi gigi. Gingiva yang sehat berwarna
merah muda dengan tepi yang tajam menyerupai kerah baju, konsistensi kenyal dengan
adanya stipling. Pertambahan ukuran gingiva adalah hal yang umum pada penyakit
gingiva. Pembesaran gingiva adalah suatu peradangan pada gingiva yang disebabkan
oleh banyak faktor baik factor lokal maupun sistemik, yang paling utama adalah faktor
lokal yaitu plak bakteri. Tanda klinis yang muncul yaitu gingiva membesar, halus,
mengkilat, konsistensi lunak, warna merah dan pinggirannya tampak membulat. Hal ini
menimbulkan estetik yang kurang baik, sehingga memerlukan perawatan yaitu
gingivektomi (Newman, 2006). Penyakit periodontal merupakan suatu inflamasi yag
terjadi pada jaringan pendukung gigi seperti gingiva. Penyakit periodontal merupakan
masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih cukup tinggi di Indonesia. Hasil Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 2011) Departemen Kesehatan RI menunjukkan
bahwa penyakit gigi dan mulut khususnya penyakit periodontal merupakan masalah
yang cukup tinggi yaitu 60% (Linasari, 2018)
Gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingiva dengan membuang dinding
lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan keradangan gingiva
sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik baik. Keuntungan
gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat mengeliminasi poket secara sempurna,
lapangan penglihatan baik, morfologi gingiva dapat diramalkan sesuai keinginan.
Gingivektomi diindikasikan pada pembesaran gingiva yang tumbuh berlebih, jaringan
yang fibrosis dan poket supraboni. Pembesaran gingiva yang tidak mengecil sesudah
dilakukan scaling, curettage, root planing dan polishing maka perlu dilakukan
gingivektomi (Andriani,2009).
Periodontal dressing merupakan bahan yang diaplikasikan untuk menutup luka
yang diakibatkan oleh prosedur bedah periodontal (Nield-Gehrig dan Willmann, 2008).
Penutupan luka dengan periodontal dressing bertujuan untuk mengurangi perdarahan
dan infeksi pasca pembedahan serta melindungi luka dari trauma selama proses
pengunyahan. Secara umum periodontal dressing dibedakan menjadi dua jenis yaitu
yang mengandung eugenol dan noneugenol (David dkk., 2013). Kandungan eugenol
pada periodontal dressing dapat menyebabkan reaksi alergi dengan warna kemerahan
dan rasa terbakar pada daerah sekitar luka. Periodontal dressing tipe noneugenol tidak
mengandung asbes maupun eugenol untuk menghindari efek samping yang diakibatkan
oleh zat tersebut. Oleh sebab itu periodontal dressing tipe eugenol sudah jarang dipakai
dan tipe noneugenol yang lebih banyak dikembangkan (Newman dkk., 2002).
Baer mengembangkan periodontal dressing noneugenol yang berfungsi untuk
memproteksi luka dari iritasi lokal tetapi tidak dapat mempercepat proses penyembuhan
luka. Beberapa praktisi menambahkan antibiotik ke dalam periodontal dressing
noneugenol untuk mempercepat proses penyembuhan dengan mengurangi kolonisasi
bakteri pada luka, namun penambahan antibiotik dapat mengakibatkan reaksi
hipersensitivitas, resistensi bakteri dan infeksi oportunistik (Newman dkk., 2002; David
dkk., 2013).
Tanaman herbal merupakan alternatif bahan yang dapat ditambahkan pada
periodontal dressing untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan dan
mempercepat proses penyembuhan luka. Bahan alami yang sering digunakan
masyarakat untuk penyakit rongga mulut antara lain adalah kunyit. Kunyit, Curcuma
longa L. (Zingiberaceae) adalah tanaman tropis yang banyak terdapat di benua Asia.
Kunyit dianggapkan sebagai salah satu herba yang sangat bernilai kepada manusia.
Kandungan kimia yang penting dari kunyit adalah kurkumin, minyak atsiri, resin,
desmetoksikurkumin, oleoresin, dan bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak,
protein, kalsium, fosfor dan besi. Kandungan kimia dalam kunyit dapat bermanfaat
sebagai antiinflamasi, antioksidan, antikanker, dan antibakteri (Hartati, 2013).
Nanopartikel merupakan partikel padat yang berukuran 10-100 nm. Nanopartikel dapat
digunakan sebagai solusi terapi. Nanopartikel ekstrak kunyit memiliki efektivitas yang
baik dalam menyembuhkan luka (Khasanah, 2016).
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gingivektomi
2.1.4 Prosedur :
Alat :
1. Alat dasar
2. Probe
3. Pisau bedah misalnya: Swann-Morton No.12 atau 15 pisau blake yang
menggunakan blade disposable. Pisau gingivektomi khusus seperti: Kirkand,
Orban atau pisau Goldman-Fox yang harus diasah setiap kali akan
digunakan
2.1.4 Prosedur Teknik
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan
tindakan gingivektomi
6. Melakukan Anastesi pada daerah kerja operasi dengan Teknik Blok atau
infiltrasi
7. Menandai Poket :
8. Insisi Gingivektomi
Insisi harus dibuat di sebelah apikal dari tanda yang sudah dibuat
yaitu di apikal dasar poket dan bersudut 45° sehingga blade dapat
menembus seluruh gingiva menuju ke dasar poket. Insisi yang kontinyu
(tidak berupa insisi sabit yang terputus) dibuat mengikuti dasar poket. Insisi
yang akurat akan dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk kontur
jaringan yang ramping; bila insisi terlalu datar akan terbentuk kontur pasca
operasi yang kurang memuaskan. Kesalahan yang paling sering dibuat pada
operasi ini adalah insisi pada posisi koronal, sehingga dinding dasar poket
tetap tertinggal dan penyakit cenderung timbul kembali. Setelah pembuatan
insisi bevel, dapat dibuat insisi horizontal di antara setiap daerahinterdental
dengan menggunakan blade No. 12 yang mempunyai pegangan scalpel
konvensional untuk memisahkan sisa jaringan interdental.
9. Pemotongan Jaringan :
Produk ini dipasarkan dalam bentuk bubuk dan cairan (produk tidak lagi
diproduksi secara komersial). Cairan tersebut mengandung eugenol, minyak mawar
atau kacang dan damar. Serbuk mengandung seng oksida, resin bubuk dan asam
tanat. Bubuk dan cairan dicampur di atas kertas, lalu disiapkan pasta digunakan
segera atau dibungkus aluminium menggagalkan untuk dibekukan selama satu
minggu.
Coe Pac
Reaksi antara oksida logam dan asam lemak adalah dasar untuk Coe-
Pak (De Trey / Denstply, Konstanz, Jerman). Ini disediakan dalam dua
tabung, yang isinya dicampur segera sebelum digunakan. Satu tabung
mengandung seng oksida, minyak, permen karet, dan lorothidol. Tabung
lainnya mengandung lemak kelapa cair asam menebal dengan resin
colophony dan chlorothymo.
PeriPac
PeriPac (GC America Inc., Chicago, USA) disuplai sebagai satu
pasta, dan terdiri dari kalsium sulfat, seng sulfat, seng oksida,
polimetilmetakrilat, dimethoxytetra-ethylene glycol, asam askorbat, rasa dan
pigmen besi-oksida. Untuk menggunakan bahan ini, ambil dalam jumlah kecil
dari tabung dengan spatula steril yang dikeringkan dan disimpan di atas
serbet kertas. Obat-obatan dalam bentuk bubuk dapat ditambahkan jika
diinginkan. Pengerasan Peripac dimulai segera setelah menyentuh air dan
selesai sekitar 20 menit. Aplikasi dressing harus tidak lebih dari 2-3 menit.
Jika pemakaian dilakukan dengan benar maka dressing akan bertahan 8-10
hari tanpa diganti.
Vocopac
Vocopac (Voco, Cuxhaven, Jerman) disediakan dalam dua pasta
(basa dan katalis) yang menyembuhkan secara kimia. Bahan ini tetap elastis
di mulut pasien dan tidak rapuh. Vocopac mengandung colophonium murni,
seng oksida, seng asetat, magnesium oksida, asam lemak, resin alami dan
minyak alami dan pewarna e127. Penggunaannya dikontraindikasikan pada
pasien yang alergi terhadap bahan-bahan ini dan kontak dengan tulang harus
dihindari juga. Sedikit perubahan warna bahan sintetis juga dapat terjadi.
Septopack
Produk ini (Septodont, saint-maur-des-fosses cedex,Perancis)
disediakan dalam toples dengan volume 60-g. Komposisi produk ini termasuk
amil asetat, dibutil ftalat (10-25%), metil polimetakrilat, seng oksida (20-50%)
dan seng sulfat (2,5-10%). Produk ini bersifat self-setting yang mengandung
serat dalam massanya. Working time di mulut hanya 2 atau 3 menit saat
pengaplikasian bahan. Dan setting time sekitar 30 menit. Produk ini
mengandung dibutyl phthalate yang sangat beracun untuk organisme air.
Produk ini mungkin membahayakan mata anak yang belum lahir dan beresiko
membuat gangguan kesuburan. Karena itu, wajib memakai pakaian
pelindung, sarung tangan, dan peralatan pernapasan.
Periocarea
Produk ini (Voco, Cuxhaven, Jerman) disediakan di dua tabung (pasta
dan gel). Jumlah pasta dan gel harus seimbang dan harus dicampur pada
mixing pad sampai warna menjadi homogen. Setting time produk ini 45-60
detik dan working time 4-5 menit.
Reso Pac
Produk ini (Hager & Werken Gm bH & Co. KG, Jerman) disediakan
dalam satu tabung dan mengandung karboksimetil selulosa, polivinil asetat,
etil alkohol, vaselin dan resin polietilena oksida. Mucotect adalah pasta
hidrofilik dan melekat pada area luka hingga 30 jam. Karena komposisinya, ia
melekat dengan sangat baik pada daerah yang lembab dan bahkan berdarah.
Barricaid
Barricaid (Pupdent, watertown, USA) tersedia dalam bentuk jarum
suntik untuk dressing secara direct. Jarum suntik juga cocok untuk teknik
alternatif indirect tapi butuh Visible light-cure untuk settingnya. Sifat produk ini
adalah translusen yang dapat memberikan nilai estetika yang baik. Barricaid
terdiri dari polieter dimethacrylate, silika silan, akselerator, inisiator foto VLC
dan pewarna
METODE
Tohyeng, Nawawee., Hariyadi, Ratih Dewanti., Lioe, Hanifah Nuryani. 2018. Aplikasi Ekstrak
Kunyit Untuk Pengendalian Pertumbuhan Mikroba Pada Tahu Selama Penyimpanan. J.
Teknol. dan Industri Pangan Vol. 29(1): 19-28 Th. 2018
Wallace, H.A., Basehore, B.M., Zito, P.M. 2019. Wound Healing Phases.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470443. StatPearls. Treasure Island (FL). 27
September 2019 (22.00).
Moran, P.M., Fernandez, M.J., Tortosa, R.T. 2016. Curcumin and Health. Molecules, 21(3):
264. Gonzalez, A. C. de O., Costa, T. F., Andrade, Z. de A., dan Medrado, A. R. A. P.
2016. Wound healing - A literature review. Anais Brasileiros de Dermatologia, 91(5), 614–
620.
Shan, C.Y., Iskandar, Y. 2018. Studi Kandungan Kimia Dan Aktivitas Farmakologi Tanaman
Kunyit (Curcuma longa L.). Farmaka Suplemen. 16(2): 547-553.
Salvo, P. V., Dini, F. D., Franscesco, dan M. Romanelli. 2015. The Role of Biomedical
Sensors in Wound Healing. Jurnal Elsevier. Wound Medicine. 8: 15-18.
Newman MG, Takei HH, Caranza FA., 2006, Clinical periodontology, 10 th ed. Philadelphia:
WB Saunders Co; p.74- 94, 263-9,432-53, 631-50, 749-61
Ika Andriani. 2009. Treatment Gingival Enlargement by Gingivectomy. Mutiara Medika. Vol.
9 No. 1:69-73