PENDAHULUAN
1|Page
alveolar lesi kronis pada periodontitis dapat berkembang menjadi suatu abses
yang sering disebut abses periodontal. Abses periodontal merupakan lesi
inflamatori yang bersifat akut dan dekstruktif pada jaringan periodontal yang
menimbulkan akumulasi push di dinding gingiva pada poket periodontal
Secara umum periodontitis terbagi atas : periodontitis kronis,periodontitis
agresif,periodontitis manifestasi penyakit sistemik,necrotizing periodontal pada
skenario diagnosa pasien Periodontitis marginalis kronis disertai poket dengan
perawatan scalling dan kuret ,probe dan pemberian antibiotik .rencana
perawatan terdiri atas 4 fase : 1. pengendalian plak bakteri, 2. Terapi bedah , 3.
perawatan restoratif dan 4. pemeliharaan . dengan menggunakan alat instrumen
non bedah yaitu probe periodontal , eksplorer ,scalling dan root planing ,
endoskopi , cleaning dan polishing jika secara bedah yaitu 1. Instrumen eksisi
dan insisi ,2. Kuret dan sickles bedah , 3.elevator periosteal , 4.chisels bedah , 5.
Files bedah , 6.gunting , 7. Hemostat dan forcep jarinya serta cara memegang
scalling (modified,pen grap,thumb). posisi pasien dan operator senyaman dan
rileks bagi pasien adalah posisi yang tidak membuat otot tegang dan low back
pain dan operator lebih mudah dalam melakukan perawatan dengan posisi yang
paling sering digunakan supine dan berbaring dengan sudut 45o dan posisi
operator di depan kanan pasien searah jarum jam selama perawatan.
2|Page
hubungi bersangkutan ,pembengkakan yang terjadi setelah pembedahanadalah
normal wajib mengompres daerah sekitar operasi dengan bungkusan es selama 15
menit 2-3 jam lalu minum anjuran sesuai petunjuk dokter cairan atau air
minumlah yang banyak untuk setiap harinya hindari makanan keras tetapi yang
terasa nyaman hindari aktivitas yang berat ataupun olahraga ,teknik sikat gigi
yang baik dan benar ,gunakan obat kumur dengan air hangat setiap selesai makan
agar daerah bekas operasi tetap bersih dan tidak perlu menambahkan garam pada
air kumur hindari merokok ,minuman beralkohol, dan obat kumur yang
mengandung peroksida paling sedikit 72 jam setelah pembedahan.
3|Page
BAB II
PEMBAHASAN
4|Page
memberikan jalan untuk membersihkan faktor etiologi
mengurangi kedalaman poket
A. probe periodontal
Probe periodontal digunakan untuk mengukur kedalaman saku gusi dan
untuk menentukan konfigurasinya. Gambaran umum probe bedah
setelah suatu alat yang ujungnya mengerucut atau membulat yang
mempunyai batas-batas berukuran mm dan ujungnya tumoul atau
terdapat bulatan.
5|Page
Jenis- jenis probe periodontal:
e. Probe WHO yang mempunyai bola 0,5 mm pada ujungnya dan ada
pertanda warna pada kedalaman 3-5 mm, 8,5 , 11,5 mm dan ada
pertanda warna pada 3,5 – 5,5 mm.
6|Page
B. Eksplorer
Ekplorer disebut juga sonde, yaitu alat untuk mengetahui luas dan
kedalaman dan batas kalkulus subgingival, karies serta mengecek
keadaan akar gigi setelh dilakukan root planning. Eksplorer didesain
bermacam-macam bentuk dan lekukan
C. Skeler
Skeler adalah alat untuk melakukan pembersihan karang gigi dan untuk
melakukan root planning.
7|Page
a. skeler manual
Sickle Scaler
Sickle scaler mempunyai bentuk seperti buln saabit. Working
end nya mempunyai permukaan yang datar dan dua sisi
potongnya yang mengerucut dan membentuk sudut lancip pada
ujungnya. Sickle scaler diguakan untuk mengambil kalkulus
pada permukaan proksimal gigi anterior dan posterior.
Sicle scaler yang berleher lurus didesain untuk gigi-gigi
anterior dan premolar, sedangkan bentuk leher yang bersudut
digunakan untuk gigi-gigi posterior.
Kuret
Kuret gracey ( kuret
Kuret Universal
spesifik )
Area Digunakan dalam
Digunakan untuk
pengguna permukaan gigi seluruh
an yang spesifik permukaan gigi
saja
Sisi Sisi pemotong yang
Sisi pemotong yang
pemotong digunakan ialah digunakan ialah
1 sisi, yaitu sisi 2 sisi, yaitu sisi
pemotong pemotong
bagian luar saja bagian dalam
dan luarnya.
Lekukan Lekukan di 2 sisi
Lekukan hanya pada
pisau dan 1 sisi dan
lekukannya lekukan tidak ke
mengarah ke samping
8|Page
samping
Sudut pisau Seimbang, bevel
Tidak seimbang,
pisau bevel pisau
membentuk membentuk
sudut 60 derajat sudut 90 derajat
terhadap shank terhadap shank.
9|Page
Chisel scaler
Skeler ini didesain untuk proksimal gigi-gigi anterior.
Bentuknya seperti pahat, terdapat lekukan dibagian tangkainya
sehingga alat ini stabil ketika dimasukkan ke bagian proksimal
gigi.
B. Skeler Elektrik
a. Ultrasonik
10 | P a g e
Hoe insert, gunanya untuk kalkulus supragingival daan stain
Universal scaler, gunanya untuk kalkulus bagian proksimal
Fine scaler, gunanya untuk kalkulus sub gingival
Finishing device, untuk menyemprot sulkus gingival paa kasus-
kasus infeksi
A. Povidone iodine
Antiseptic yang popular digunakan di rumah sakit untuk kulit dan
disinfeksi membrane mukosa, membersihkan luka terbuka dan
antisepsis infeksi luka operasi. Povidone iodine yang digunakan oleh
dokter gigi adalah konsentrasi 10 % untuk irigasi sub gingival,
diberikan selama 5 menit dengan syrnge. Povidone iodine
kontraindikasi pada pasien yang alergi dengan iodine, disfungsi
thyrocol, seperti kehamilan
B. NaOCL
Dapat digunakan untuk irigasi oral dengan 0,1 % atau sedikit lebih
tinggi konsentrasinya. Irigasi dan tempatkan I mm apikal ke margin
gingival dapat diberikan irigasi 90 % dan kedalaman poket periodontal
< 6 mm
C. Chlorhexidin
digunakan sebagai obat kumur dengan konsentrasi 0,12 – 0,2 % untuk
30 detik dua kali sehari dalam 2 minggu. Chlorhexidine melawan
bakteri dan virus.
D. Pack periodontal
Digunakan dan ditempatkan setelah prosedur pembedahan periodontal.
Tujuannya antara lain yaitu melindungi jaringan saat mengunyah dan
membantu memegang posisi jaringan yangtelah dilakukan perawatan.
11 | P a g e
Tipe pack periodontal, adalah zinc oxide eugenol, non-eugenol, light-
cure dressings, dan gelatin-based material
12 | P a g e
2.3.2. Patient & Dental Chair Position
Posisi yang paling baik digunakan dalam kedokteran gigi untuk pasien
adalah supine atau terlentang dan rede line atau berbaring dengan sudut 450
.kedua posisi tulanga baik bagi posisi operator yang duduk dan penggunaannya
tergantung pula pada lengkung gigi yang dikerja.
Dalam posisi supine, pergelangan kaki dan dagu pasien harus sejajar (jika
kaki pasien tinggi dari kepala pada waktu yang lama maka dapat terjadi
hypotension)
Posisi supine memungkinkan lengan operator sejajar dengan lantai saat
bekerja pada pasien. Sandaran kepala atau sandaran leher perlu diposisikan
sampai pasien merasa nyaman dan menopang kepala yang akan mengurangi
ketegangan pada otot leher.
Posisi redeline 450 atau baring adalah posisi diamana kaki pasien sejajar
dengan lantai kemudian punggung pasien membentuk 450 dengan dasar lantai.
Kursi dental dengan fcok switch sangat dianjurkan.
Pada operator dengan penggunan tangan kanan ada 3 posisi utama yaitu
kanan depan, kanan, dan kanan belakang atau ada 5 sesuai arah jarum jam yaitu
arah jam 7, 8, 9, 10 dan 11. Pada operator dengan tangan kidal juga ada 3 posisi
utama yaitu kiri depan, kiri, kiri belakang atau ada 5 sesuai arah jarum jam yaitu
1, 2, 3, 4, 5. Untuk posisi pasien depan atau arah jam 6 dan posisi belakang atau
arah jam 12 dapat digunakan oleh seluruh operator. Semua posisi tadi dapat
digunakan untuk posisi duduk / berdiri operator
A. Posisidepan
Posisi depan sering untuk examingi rongga mulut dan bekerja pada gigi
anterior mandibula, gigi posterior mandibular dan gigi anterior maxilla.
13 | P a g e
B. Posisi kanan atau kiri
Posisi ini memudahkan bekerja pada bagian fasial dari gigi mandibular
gigi posterior mandibular kiri dan kanan dan pada permukaan oklusal gigi
posterior mandibular kanan dan kiri. Posisi belakag kanan atau kiri adalah
posisi yang kebanyakan digunakan oleh operator pada prosedur operasi.
Posisi operator ada dibelakang atau sedikit kekanan atau kiri
pasien.Lengan kiri atau kanan diposisikan disekitar kepala pasien. Namun
tangan juga disesuaikan dengan peralatan yang disesuaikan
C. Posisi direct belakang
Posisi ini digunakan untuk pengerjaan pada permukaan lingual dari gigi
anterior mandibular. Operator duduk dibelakang pasien dan melihat kebawah
diatas kepala pasien.Posisi ini digunakan terbatas.
14 | P a g e
Posisi pasien
Posisi pasien harus berada pada posisi supine dan posisi mulut pasien
sejajar dengan siku operator.
A. Tubuh
Tempatkan tumit pasien sedikit lebih tinggi dari ujung hidungnya
pada posisi supine. Bagian belakang kursi harus hampir sejajar dengan
lantai untuk perawatan rahang atas dan diangkat sedikit untuk perawatan
rahang bawah
B. Kepala
Kepala pasien harus lebih tinggi dari tepi / sisi atas Sandaran kepala
Untuk mandibula : posisi dagu mengarah kebawah
Untuk maksila : posisi dagu keatas
Jika sandaran kepala dapat disesuaikan, harus dinaikkan / diturunkan sehingga
leher dan kepala pasien sejajar dengan torso.Terdapat 4 posisi dasar klinis untuk
operator dengan penggunaan tangan kanan dan tangan kiri.
15 | P a g e
2.4. DENTAL HEALTH EDUCATION PADA PENYAKIT PERIODONTAL
16 | P a g e
A. Health Promotion
Health promotion akan memberikan hasil kesehatan gigi yang baik
jika ada penerangan mengenai informasi, tentang kebersihan mulut, dan
kebiasaan makan yang ditentukan pada kehidupan sehari-hari.
B. Spesifik Protection
Pada langkah ini diberikan aplikasi topical fluor di daerah yang tidak
terjangkau fluoridasi air minum, penutupan fisura.
17 | P a g e
C. Obat-obatan, minumlah obat sesuai petunjuk, jangan minum-minuman
beralkohol atau mengkonsumsi obat0obat lainnya tanpa berkonsultasi
terlebih dahuli dengan dokter
D. Cairan, minumlah air yang banyak untuk hari-hari selanjutnya
E. Makanan, makan apapun yang terasa nyaman
F. Aktivitas, kurangi aktivitas untuk beberapa hari seperti olahraga dan
pekerjaan yang berat
G. Penyakit gigi, apabila mulut bersih, maka penyembuhanpun akan lebih cepat
H. Hindari merokok, minum-minuman beralkohol
I. Instruksikan pasien untuk terus menjaga dan membersihkan oral hygiene
J. Pasien dianjurkan cara mengendalikan plak bakteri oleh diri sendiri
1. Pasien diinstruksikan untuk scaling dan control plak ke dokter
18 | P a g e
BAB III
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
19 | P a g e
20 | P a g e