Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi


yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik atau sekelompok mikroorganisme
tertentu,menghasilkan destruksi progresif pada ligamen periodontal dan tulang
alveolar dengan pembentukan poket, recession atau keduanya.

Penyakit periodontal merupakan penyakit yang banyak diderita oleh


masyarakat indonesia karena penyakit tersebut memiliki prevalensi tertinggi
kedua setelah karies gigi. Yang menunjukkan 90% penduduk indonesia
menderita penyakit gigi dan mulut ,dan salah satunya adalah penyakit
periodontal. Penyakit periodontal merupakan penyakit yang disebabkan adanya
infeksi pada jaringan periodontal.bakteri plak merupakan penyebab utama
terjadinya penyakit periodontal berupa inflamasi seperti periodontitis kronis
beberapa faktor lain turut berperan secara tidak langsung dengan cara
memfasilitasi penumpukan dan perkembangbiakan bakteri plak streptococcus
mutans, phorphyromonas gingivalis ,actinobacillus actinomycetemcomitans dan
bacteriodes melaninogenicus. Sebagai contoh adalah kalkulus , gigi yang berjejal
(Crowded) ,karies gigi yang berada di dekat gigi gingiva , tambalan yang
overhanging , dan tepi restorasi yang tidak baik . di samping itu, berperan pula
faktor-faktor lain sebagai faktor resiko , seperti faktor lingkungan , tingkah laku,
dan biologis , yang keberadaannya dapat meningkatkan kemungkinan seseorang
menderita suatu penyakit Penyakit periodontal dimulai dari gingivitis , bila
tidak terawat dapat berkembang menjadi periodontitis dimana terjadi kerusakan
jaringan periodontal berupa kerusakan fiber, ligamen periodontal dan tulang

1|Page
alveolar lesi kronis pada periodontitis dapat berkembang menjadi suatu abses
yang sering disebut abses periodontal. Abses periodontal merupakan lesi
inflamatori yang bersifat akut dan dekstruktif pada jaringan periodontal yang
menimbulkan akumulasi push di dinding gingiva pada poket periodontal
Secara umum periodontitis terbagi atas : periodontitis kronis,periodontitis
agresif,periodontitis manifestasi penyakit sistemik,necrotizing periodontal pada
skenario diagnosa pasien Periodontitis marginalis kronis disertai poket dengan
perawatan scalling dan kuret ,probe dan pemberian antibiotik .rencana
perawatan terdiri atas 4 fase : 1. pengendalian plak bakteri, 2. Terapi bedah , 3.
perawatan restoratif dan 4. pemeliharaan . dengan menggunakan alat instrumen
non bedah yaitu probe periodontal , eksplorer ,scalling dan root planing ,
endoskopi , cleaning dan polishing jika secara bedah yaitu 1. Instrumen eksisi
dan insisi ,2. Kuret dan sickles bedah , 3.elevator periosteal , 4.chisels bedah , 5.
Files bedah , 6.gunting , 7. Hemostat dan forcep jarinya serta cara memegang
scalling (modified,pen grap,thumb). posisi pasien dan operator senyaman dan
rileks bagi pasien adalah posisi yang tidak membuat otot tegang dan low back
pain dan operator lebih mudah dalam melakukan perawatan dengan posisi yang
paling sering digunakan supine dan berbaring dengan sudut 45o dan posisi
operator di depan kanan pasien searah jarum jam selama perawatan.

Dental health education pada pasien secara menyeluruh pada penyakit


periodontal dapat dilakukan dengan pencegahan primer yaitu agar kita mencegah
seseorang terkena penyakit seperti penyakit periodontal dan karies , pencegahan
sekunder yaitu merujuk pada penghentian proses penyakit sehingga mencegah
progresivitasnya menjadi tahap lanjut dan pencegahan tersier adalah upaya
membatasi berkembangnya kerusakan jaringan dan pencegahan menurut leavel
and clark seperti melakukan health promotion , specific protection, early
diagnosis and prompt treatment ,disability limitation , rehabilitation . instruksi
kepada pasien bedah jika mengalami perdarahan yang sangat banyak segera

2|Page
hubungi bersangkutan ,pembengkakan yang terjadi setelah pembedahanadalah
normal wajib mengompres daerah sekitar operasi dengan bungkusan es selama 15
menit 2-3 jam lalu minum anjuran sesuai petunjuk dokter cairan atau air
minumlah yang banyak untuk setiap harinya hindari makanan keras tetapi yang
terasa nyaman hindari aktivitas yang berat ataupun olahraga ,teknik sikat gigi
yang baik dan benar ,gunakan obat kumur dengan air hangat setiap selesai makan
agar daerah bekas operasi tetap bersih dan tidak perlu menambahkan garam pada
air kumur hindari merokok ,minuman beralkohol, dan obat kumur yang
mengandung peroksida paling sedikit 72 jam setelah pembedahan.

1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN


1.2.1 Rencana perawatan berdasarkan skenario
1.2.2 Instrumen yang digunakan pada penyakit periodontal (Alat dan Bahan)
1.2.3 Posisi operator dan pasien yang benar dalam perawatan penyakit
periodontal (Pasien dan operator)
1.2.4 DHE kepada pasien mengenai penyakit periodontal secara keseluruhan
1.2.5 Instruksi setelah perawatan pada skenario

3|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1. RENCANA PERAWATAN BERDASARKAN KASUS PADA SKENARIO


Diagnosis: periodontitis marginalis kronis disertai dengan poket
Rencana perawatan
2.1.1. scaling and root planning
Ini adalah langkah pertama dalam perawatan, tujuannya untuk
melakukan kontrol plak. Termasuk untuk mereduksi informasi, mengurangi
bakteri patogen disubgingiva, mengurangi kedalaman probing, mendapatkan
kembali attachment gingiva dan mengurangi atau memperlambat progres
penyakit.

2.1.2. Pharmacological Therapy

Tujuan dari perawat ini adalah untuk memperlambat atau menahan


progres dari penyakit atau meningkatkan struktur periodontal. Pemberian
antibiotic sangat dianjurkan untuk melawan flora patogen. Pada suatu penelitian
penggunaan NSAIDS dan substansi microbaldose doxycycline berguna dalam
mengurangi kedalaman poket, meningkatkan attachment gingiva dan
menghambat progress penyakit.

2.1.3. Surgical Therapy

Surgical therapy diberikan atau dilakukan saat tahap-tahap perawatan


non surgical tidak memberikan hasil yang diinginkan. Biasanya surgical
prosedur dilakukan pada kasus periodontitis kronis yang sudah lama. Fungsi
dari surgical prosedur adalah:

4|Page
 memberikan jalan untuk membersihkan faktor etiologi
 mengurangi kedalaman poket

2.1.4. Regenerative Surgical Therapy

Proses ini kelanjutan dari surgical yang bertujuan untuk meregenerasi


jaringan periodontal yang hilang. Regenerative surgical seperti base graft untuk
meregenerasi jaringan tulang dan guided tissue regenrasi untuk regenerasi
jaringan seperti gingiva.

2.2. KLASIFIKASI INSTRUMENT (ALAT & BAH AN) PERIODONTAL

2.2.1. Alat-Alat Periodontal

Alat-alat periodontal di desain untuk tujuan tertentu, seperti untuk


mengambil kalkulus, menghaluskan permukaan akar, mengkuretase gingival,
dan untuk membuang jaringa yang nekrotik. Sering kali alat-alat ini terbuat
dari bahan baja ( stainless steel ) yang tahan karat, hal ini bertujuan untuk
memudahkan skelling.
Alat-alat kecil ( mikroskeler ) direkomendasikan untuk digunakan ke
daerah saku gusi tanpa melukai dinding saku atau jaringan lunaknya.
Tiap alat periodontal yang dipakai secara manual terdiri dari 3 bagian,
handle ( pegangan, shank ( leher ), dan working end ( sisi aktif alat ) .

A. probe periodontal
Probe periodontal digunakan untuk mengukur kedalaman saku gusi dan
untuk menentukan konfigurasinya. Gambaran umum probe bedah
setelah suatu alat yang ujungnya mengerucut atau membulat yang
mempunyai batas-batas berukuran mm dan ujungnya tumoul atau
terdapat bulatan.

5|Page
Jenis- jenis probe periodontal:

a. Probe Marquis, kalibrasi dalam bagian-bagian 3 mm

b. Probe UNC – 15, probe yang dapat mengukur saku periodontalhingg


kedalaman 15 mm, mempunyai tanda tiap mm dan ada pertanda warna
pada 5 mm, 10 mm, dan 15 mm

c. Probe university of Michigan “ O “ mempunyai pertand pada mm ke


1,2,3,4,5,7,8,9 dan 10

d. Probe university of Michigan “ O “ dengan pertanda pada 3, 6 dan 8 mm

e. Probe WHO yang mempunyai bola 0,5 mm pada ujungnya dan ada
pertanda warna pada kedalaman 3-5 mm, 8,5 , 11,5 mm dan ada
pertanda warna pada 3,5 – 5,5 mm.

6|Page
B. Eksplorer

Ekplorer disebut juga sonde, yaitu alat untuk mengetahui luas dan
kedalaman dan batas kalkulus subgingival, karies serta mengecek
keadaan akar gigi setelh dilakukan root planning. Eksplorer didesain
bermacam-macam bentuk dan lekukan

C. Skeler

Skeler adalah alat untuk melakukan pembersihan karang gigi dan untuk
melakukan root planning.

Skeler mempunyai 2 ukuran : yaitu : (1) skeler yang berukuran besar

( makro skeler ) yang digunakan untuk mengambil kalkulus supragingiva,


yaitu kalkulus yang terletak di atas permukaan gingival. (2) dan skeler
yang berukuran kecil ( mikro skeler ) yang digunakan untuk mengambil
kalkulus di sub gingival, yaitu kalkulus yang berada di bawah permukaan
gingival dan jaringan-jaringan mati di sekitar kalkulus, yaitu semen atau
gusi yang nekrotik.

Berdasarkan cara penggunaannya, skeler dibedakan menjadi skeler


manual dan skeler elektrik. Skeler manual digerakkan dengan tangan
biasa sedangkan skeler elektrik digunakan dengan memakai tenaga listrik.

7|Page
a. skeler manual

 Sickle Scaler
Sickle scaler mempunyai bentuk seperti buln saabit. Working
end nya mempunyai permukaan yang datar dan dua sisi
potongnya yang mengerucut dan membentuk sudut lancip pada
ujungnya. Sickle scaler diguakan untuk mengambil kalkulus
pada permukaan proksimal gigi anterior dan posterior.
Sicle scaler yang berleher lurus didesain untuk gigi-gigi
anterior dan premolar, sedangkan bentuk leher yang bersudut
digunakan untuk gigi-gigi posterior.
 Kuret
Kuret gracey ( kuret
Kuret Universal
spesifik )
Area Digunakan dalam
Digunakan untuk
pengguna permukaan gigi seluruh
an yang spesifik permukaan gigi
saja
Sisi Sisi pemotong yang
Sisi pemotong yang
pemotong digunakan ialah digunakan ialah
1 sisi, yaitu sisi 2 sisi, yaitu sisi
pemotong pemotong
bagian luar saja bagian dalam
dan luarnya.
Lekukan Lekukan di 2 sisi
Lekukan hanya pada
pisau dan 1 sisi dan
lekukannya lekukan tidak ke
mengarah ke samping

8|Page
samping
Sudut pisau Seimbang, bevel
Tidak seimbang,
pisau bevel pisau
membentuk membentuk
sudut 60 derajat sudut 90 derajat
terhadap shank terhadap shank.

Kuret adalah alat yang mempunyai bentuk seperti sendok dan


digunakan untuk mengambil kalkulus subgingival,
menghaluskan permukaan akar dari jaringan semen yang
nekrotik, dan mengkuret jaringan lunak nekrotik pada dinding
poket.Kuret terbagi atas 2 jenis, kuret universal dan kuret
spesifik.Perbedaannya adalah:
 Hoe scaler
Scaler yang mempunyai bentuk seperti cangkul. Digunakan
untuk meratakn dan menghaluskan permukaan akar sehingga
bebas dari sisa-sisa klkulus dan semen. Bagian potongnya
membengkok 90 deraja dan sisi potongnya di bevel 45 derajat.
Tangkai pisau dibuat tipis sehingga memungkinkan masuk
lebih dalam mencapai akar gigi tanpa merusak jaringan lunak
di sekitarnya.
 File
File adalah skeler yang mempunyai bentuk seperti kikir, fungsi
utamanya adalah untuk menghancurkan kalkulus yang besar.
File dapat menyebabkan permukaan akar yang kasar apabila
penggunaannya tidak tepat. Dengan demikian alat ini tidak
tepat untuk melaukan skeling yang halus ataupun meghaluskan
permukaan akar. Kadang-kadang file juga digunakan untuk
menghilangkan tepi tambalan yang overhang.

9|Page
 Chisel scaler
Skeler ini didesain untuk proksimal gigi-gigi anterior.
Bentuknya seperti pahat, terdapat lekukan dibagian tangkainya
sehingga alat ini stabil ketika dimasukkan ke bagian proksimal
gigi.

B. Skeler Elektrik

a. Ultrasonik

Vibrasi Ultrasonik dapat digunakan untuk membersihkan


deposit gigi dan mengkuret jaringan lunak. Ujung khusus berbentuk
seperti kuret. Skeler ini juga dapat membersihkan stain & semen gigi,
dan hati-hati penggunaannya pada restorasi keramik.Macam-macam
alat skeler ultrasonic :

10 | P a g e
 Hoe insert, gunanya untuk kalkulus supragingival daan stain
 Universal scaler, gunanya untuk kalkulus bagian proksimal
 Fine scaler, gunanya untuk kalkulus sub gingival
 Finishing device, untuk menyemprot sulkus gingival paa kasus-
kasus infeksi

2.2.2. Bahan-bahan periodontal

A. Povidone iodine
Antiseptic yang popular digunakan di rumah sakit untuk kulit dan
disinfeksi membrane mukosa, membersihkan luka terbuka dan
antisepsis infeksi luka operasi. Povidone iodine yang digunakan oleh
dokter gigi adalah konsentrasi 10 % untuk irigasi sub gingival,
diberikan selama 5 menit dengan syrnge. Povidone iodine
kontraindikasi pada pasien yang alergi dengan iodine, disfungsi
thyrocol, seperti kehamilan
B. NaOCL
Dapat digunakan untuk irigasi oral dengan 0,1 % atau sedikit lebih
tinggi konsentrasinya. Irigasi dan tempatkan I mm apikal ke margin
gingival dapat diberikan irigasi 90 % dan kedalaman poket periodontal
< 6 mm
C. Chlorhexidin
digunakan sebagai obat kumur dengan konsentrasi 0,12 – 0,2 % untuk
30 detik dua kali sehari dalam 2 minggu. Chlorhexidine melawan
bakteri dan virus.
D. Pack periodontal
Digunakan dan ditempatkan setelah prosedur pembedahan periodontal.
Tujuannya antara lain yaitu melindungi jaringan saat mengunyah dan
membantu memegang posisi jaringan yangtelah dilakukan perawatan.

11 | P a g e
Tipe pack periodontal, adalah zinc oxide eugenol, non-eugenol, light-
cure dressings, dan gelatin-based material

2.3. POSISI OPERATOR DAN PASIEN YANG BENAR DALAM PERAWATAN


PENYAKIT PERIODONTAL (PASIEN DAN OPERATOR)

Dalam sebuah tindakan penanganan suatu penyakit yang langsung pada


pasien. Posisi pasien & operator sangatlah penting untuk keberhasilan tindakan.

2.3.1. Position of Patient and Operator


Posisi yang nyaman dan rileks bagi pasien adalah posisi yang tidak
membuat otot tegang dan posisi yang memudahkan operator untuk bekerja.Posisi
yang baik pada pasien akan menghindarkan pasien dari gangguan di sepanjang
vertebra dan pada bahu, serta memberikan area pandang kerja yang baik bagi
pasien.
Posisi yang baik bagi operator adalah duduk dikursi operator dengan
punggung bersandar pada sandaran kursi, kaki merapat kelantai. Perhatikan juga
keseimbangan badan dengan bertumpuh pada kedua kaki saat posisi operator
berdiri.

12 | P a g e
2.3.2. Patient & Dental Chair Position

Posisi yang paling baik digunakan dalam kedokteran gigi untuk pasien
adalah supine atau terlentang dan rede line atau berbaring dengan sudut 450
.kedua posisi tulanga baik bagi posisi operator yang duduk dan penggunaannya
tergantung pula pada lengkung gigi yang dikerja.
Dalam posisi supine, pergelangan kaki dan dagu pasien harus sejajar (jika
kaki pasien tinggi dari kepala pada waktu yang lama maka dapat terjadi
hypotension)
Posisi supine memungkinkan lengan operator sejajar dengan lantai saat
bekerja pada pasien. Sandaran kepala atau sandaran leher perlu diposisikan
sampai pasien merasa nyaman dan menopang kepala yang akan mengurangi
ketegangan pada otot leher.
Posisi redeline 450 atau baring adalah posisi diamana kaki pasien sejajar
dengan lantai kemudian punggung pasien membentuk 450 dengan dasar lantai.
Kursi dental dengan fcok switch sangat dianjurkan.

Posisi untuk operator:

Pada operator dengan penggunan tangan kanan ada 3 posisi utama yaitu
kanan depan, kanan, dan kanan belakang atau ada 5 sesuai arah jarum jam yaitu
arah jam 7, 8, 9, 10 dan 11. Pada operator dengan tangan kidal juga ada 3 posisi
utama yaitu kiri depan, kiri, kiri belakang atau ada 5 sesuai arah jarum jam yaitu
1, 2, 3, 4, 5. Untuk posisi pasien depan atau arah jam 6 dan posisi belakang atau
arah jam 12 dapat digunakan oleh seluruh operator. Semua posisi tadi dapat
digunakan untuk posisi duduk / berdiri operator

A. Posisidepan
Posisi depan sering untuk examingi rongga mulut dan bekerja pada gigi
anterior mandibula, gigi posterior mandibular dan gigi anterior maxilla.

13 | P a g e
B. Posisi kanan atau kiri
Posisi ini memudahkan bekerja pada bagian fasial dari gigi mandibular
gigi posterior mandibular kiri dan kanan dan pada permukaan oklusal gigi
posterior mandibular kanan dan kiri. Posisi belakag kanan atau kiri adalah
posisi yang kebanyakan digunakan oleh operator pada prosedur operasi.
Posisi operator ada dibelakang atau sedikit kekanan atau kiri
pasien.Lengan kiri atau kanan diposisikan disekitar kepala pasien. Namun
tangan juga disesuaikan dengan peralatan yang disesuaikan
C. Posisi direct belakang
Posisi ini digunakan untuk pengerjaan pada permukaan lingual dari gigi
anterior mandibular. Operator duduk dibelakang pasien dan melihat kebawah
diatas kepala pasien.Posisi ini digunakan terbatas.

Posisi Pasien Dan Operator Yang Benar Dalam Perawatan Periodontal:

Posisi pasien dan operator harus menyediakan aksibilitas yang


maksimal untuk daerah operasi. Aksebilitas yang tidak memadai dapat
menghambat instrumentasi, membuat operator menjadi lebih cepat dan akan
mengurangi efektifitas.

D. Posisiduduk yang netra luntuk dokter :


 Lengan sejajar dengan lantai
 Paha sejajar dengan lantai
 Kursi diposisikan cukup rendah sehingga tumit kaki menyentuh lantai
 Hindari posisi kaki dibawah bagian belakang kursi
 Punggung lurus dan kepala tegak
 Ketika bekerja pada posisi arah jam 9-12, lebarkan kuris sehingga kaki
dan basis kursi membentuk tripod sehingga menciptakan posisi yang
stabil

14 | P a g e
Posisi pasien
Posisi pasien harus berada pada posisi supine dan posisi mulut pasien
sejajar dengan siku operator.
A. Tubuh
Tempatkan tumit pasien sedikit lebih tinggi dari ujung hidungnya
pada posisi supine. Bagian belakang kursi harus hampir sejajar dengan
lantai untuk perawatan rahang atas dan diangkat sedikit untuk perawatan
rahang bawah
B. Kepala
Kepala pasien harus lebih tinggi dari tepi / sisi atas Sandaran kepala
Untuk mandibula : posisi dagu mengarah kebawah
Untuk maksila : posisi dagu keatas
Jika sandaran kepala dapat disesuaikan, harus dinaikkan / diturunkan sehingga
leher dan kepala pasien sejajar dengan torso.Terdapat 4 posisi dasar klinis untuk
operator dengan penggunaan tangan kanan dan tangan kiri.

Penggunaan tangan kanan Penggunaan tangan kiri


1. Posisi operator berada di arah 1. Posisi diarah jam 5, didepan kepala
jam 7, didepan kepala pasien. pasien
2. Posisi diarah jam 9 disamping 2. Posisi diarah jam 3, disamping
kepala pasien kepala pasien
3. Posisi diarah jam 10 - 11, 3. Posisi jam 2-10, dibelakang kepala
dibelakang kepala pasien pasien
4. Posisi diarah jam 8, secara 4. Posisi diarah jam 12, secara
langsung di belakang pasien langsung dibelakang kepala

15 | P a g e
2.4. DENTAL HEALTH EDUCATION PADA PENYAKIT PERIODONTAL

2.4.1. pencegahan primer

Pencegahan primer adalah mencegah seseorang karena suatu penyakit,


misalnya dibilang kedokteran gigi yang dapat berupa anjuran diet dan control
plak. Pencegahan primer bertujuan untuk memelihara kesehatan individu dan
populasi dimasyarakat dan meminimalisasi resiko terjadinya suatu penyakit atau
kecelakaan

Pada tahap ini di implementasikan program-program, prosedur, maupun


pengukuran-pengukuran untuk mencegah penyakit sebelum penyakit itu betul-
betul terjadi

2.4.2. Pencegahan sekunder

Bertujuan untuk membatasi perkembangan dan dampak penyakit sedini


mungkin setelah pencabutan tersebut muncul. Contoh pencegahan sekunder
adalah anjuran merokok melalui TV & radio.

2.4.3. pencegahan tersier

Merupakan upaya membatasi berkembangnya kerusakan jaringan atas


ketidakmampuan setelah suatu penyakit menyebabkan terjadinya keterbatasan
fungsi. Jika menyangkut penyakit periodontal , periodontitis dapat ditangani
dengan bermacam-macam intervensi dan prosedur bedah atau dengan
pemberian bahan anti mikroba, baik secara local maupun sistemik, tapi sekali
lagi etiologinya harus didentifikasi. Ada lima tahap pencegahan menurut Leavel
& Clark :

16 | P a g e
A. Health Promotion
Health promotion akan memberikan hasil kesehatan gigi yang baik
jika ada penerangan mengenai informasi, tentang kebersihan mulut, dan
kebiasaan makan yang ditentukan pada kehidupan sehari-hari.

B. Spesifik Protection

Pada langkah ini diberikan aplikasi topical fluor di daerah yang tidak
terjangkau fluoridasi air minum, penutupan fisura.

C. Early Diagnosis and Prompt Treatment

Dilakukan untuk mendeteksi karies gigi dan penyakit periodontal . program


ini sebaiknya dilakukan secara berkala & berkesinambungan
D. Disability Limitation
pada tahap ini contoh kasus yang dapat diambil misalnya kegagalan dalam
mendeteksi dini suatu penyakit/ perawatan yang tidak adekuat dapat
menyebabkan kehilangan gigi/ proses karies.
E. Rehabilitation
Pada tahap terakhir ini dapat dilakukan penggantian gigi serta
penempatan gigi pada posisi yang tepat, dan dilakukan regenerasi jaringan
pada sekitar gigi.

2.5. INSTRUKSI SETELAH PERAWATAN PADA SKENARIO

INSTRUKSI YANG DIBERIKAN SETELAH PERAWATAN PERIODONTAL

A. Pendarahan, karena kemungkinan adanya pendarahan ketika perawatan


periodontal dilakukan
B. Pembengkakan, pembengkakan yang terjadi setelah pendarahan adalah
normal

17 | P a g e
C. Obat-obatan, minumlah obat sesuai petunjuk, jangan minum-minuman
beralkohol atau mengkonsumsi obat0obat lainnya tanpa berkonsultasi
terlebih dahuli dengan dokter
D. Cairan, minumlah air yang banyak untuk hari-hari selanjutnya
E. Makanan, makan apapun yang terasa nyaman
F. Aktivitas, kurangi aktivitas untuk beberapa hari seperti olahraga dan
pekerjaan yang berat
G. Penyakit gigi, apabila mulut bersih, maka penyembuhanpun akan lebih cepat
H. Hindari merokok, minum-minuman beralkohol
I. Instruksikan pasien untuk terus menjaga dan membersihkan oral hygiene
J. Pasien dianjurkan cara mengendalikan plak bakteri oleh diri sendiri
1. Pasien diinstruksikan untuk scaling dan control plak ke dokter

18 | P a g e
BAB III
PENUTUP

1.1. KESIMPULAN

Pasien menderita Periodontitis Marginalis Kronis disertai poket dengan


perawatan scalling dan kuret ,probe dan pemberian antibiotik .rencana perawatan
terdiri atas 4 fase : 1. pengendalian plak bakteri, 2. terapi bedah , 3. perawatan
restoratif dan 4. pemeliharaan . dengan menggunakan alat instrumen non bedah
yaitu probe periodontal , eksplorer ,scalling dan root planing , endoskopi , cleaning
dan polishing jika secara bedah yaitu 1. Instrumen eksisi dan insisi ,2. Kuret dan
sickles bedah , 3.elevator periosteal , 4.chisels bedah , 5. Files bedah , 6.gunting , 7.
Hemostat dan forcep jarinya serta cara memegang scalling (modified,pen
grap,thumb). posisi pasien dan operator senyaman dan rileks bagi pasien adalah
posisi yang tidak membuat otot tegang dan low back pain dan operator lebih mudah
dalam melakukan perawatan dengan posisi yang paling sering digunakan supine dan
berbaring dengan sudut 45o dan posisi operator di depan kanan pasien searah jarum
jam selama perawatan

Dental health education pada pasien secara menyeluruh pada penyakit


periodontal dapat dilakukan dengan pencegahan primer, pencegahan sekunder ,dan
pencegahan tersier dan pencegahan menurut leavel and clark seperti melakukan
health promotion , specific protection, early diagnosis and prompt treatment
,disability limitation , rehabilitation . instruksi kepada pasien bedah jika teknik sikat
gigi yang baik dan benar ,gunakan obat kumur dengan air hangat setiap selesai makan
agar daerah bekas operasi tetap bersih dan tidak perlu menambahkan garam pada air
kumur hindari merokok ,minuman beralkohol pekerjaan atau olahraga berat, dan obat
kumur yang mengandung peroksida paling sedikit 72 jam setelah pembedahan.

19 | P a g e
20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai