Gambaran klinis:
Tanda dan gejala: edema, eritema, perdarahan gingiva saat
probing dan atau supurasi, serta keluhan rasa gatal pada
gusi /disela-sela gusi, rasa kemeng/rasa tidak nyaman, rasa
nyeri saat mengunyah atau mengigit, dan gigi goyang atau
gusi bengkak.
Periodontitis kronis dengan destruksi tulang alveolar parah
ditandai dengan kehilangan lebih dari sepertiga jaringan
periodontal pada gigi molar, bila ada keterlibatan furkasi
biasanya kehilangan perlekatan klinis yang terjadi lebih
besar dari kelas 1.
Kerusakan parah ditandai dengan kedalaman probing
periodontal lebih besar dari 6 mm dengan kehilangan
perlekatan lebih dari 4 mm gambaran radiologis tanpak
jelas menunjukkan adanya kehilangan tulang.
Periodontitis kronis dengan kehilangan jaringan periodontal
parah dapat bersifat lokal yang melibatkan kehilangan
perlekatan dari satu gigi (K05.31) atau bersifat general yang
melibatkan kehilangan perlekatan beberapa atau seluruh
gigi (K05.32). Seseorang bisa saja mengalami 3 kondisi
secara bersamaan yaitu daerah yang sehat dan
periodontitis ringan, sedang dan parah.
4. Diagnosis Banding
5. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis,
mikrobiologis dan radiologis.
6. Tindakan-Terapi/ Pertimbangan perawatan:
Prosedur Penilaian klinis adalah bagian integral pada proses
penetapan keputusan perawatan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keputusan untuk memberikan terapi yang
adekuat dan hasil perawatan yang diharapkan. Faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah kesehatan sistemik, usia,
obat-obatan yang dikomsumsi dan kemampuan pasien
mengendalikan plak.
Faktor lainnya adalah kemampuan dokter gigi untuk
membersihkan deposit sub gingiva, pembuatan restorasi
protesa periodontal, serta perawatan gigi dengan
periodontal kronis tahap lanjut.
Perawatan:
Terapi Inisial
1. Faktor resiko sistemik mempengaruhi perawatan dan
hasil perawatan yang akan dilakukan. Faktor sistemik
tersebut antara lain: penyakit diabetes, merokok,
bakteri periodontal tertentu, penuaan, gender,
predisposisi genetik, penyakit sistemik dan kondisi
sistemik (imuno supresi), stres, nutrisis, kehamilan,
infeksi HIV dan pengaruh obat-obatan. Perlu dilakukan
eliminasi atau kontrol faktor ringan yang
mempengaruhi periodontitis kronis. Perlu
pertimbangan untuk berkonsultasi dengan dokter yang
merawat pasien.
2. Instruksi dan evaluasi pengendalian plak pasien.
3. Scaling supra dan sub gingiva serta pembersihan akar
untuk membersihkan plak mikrobial dan kalkulus.
4. Agen anti mikroba dapat diberikan sebagai tambahan.
Sampel antimikroba sub gingiva dapat diambil dari
sampel tertentu untuk dianalisis, termasuk untuk tes
sensitivitas terhadap antibiotik.
5. Faktor lokal yang menyebabkan periodontitis kronis
harus dieliminas, yaitu:
- Membongkar/memperbaiki bentuk restorasi yang
mengemper dan crown yang over kontur.
- Koreksi piranti prostetik yang menimbulkan rasa
tidak nyaman.
- Restorasi lesi karies, terutama karies servikal dan
interproksimal.
- Odontoplasti
- Pergerakan gigi minor
- Perbaikan kontak terbuka yang mnyebabkan
impaksi makanan.
- Perawatan trauma oklusi.
6. Perawatan faktor risiko yang masih ada, misalnya
koreksi terhadap kebiasaan merokok dan kontrol
diabetes.
7. Evaluasi hasil terapi inisial dilakukan setelah interval
waktu tertentu yang disesuaikan terhadap adanya
pengurangan inflamasi dan perbaikan jaringan.
Reevaluasi periodontal dinilai berdasarkan temuan
klinis yang relevan dengan keadaan pasien. Temuan
klinis ini dibandingkan dengan dokumentasi awal pada
rekam medik, dan digunakan untuk menilai hasil terapi
inisial sebagai pertimbangan perawatan selanjutnya.
8. Pada kasus tertentu, karena keparahan dan luasnya
penyakit, faktor usia dan kesehatan pasien, maka
dilakukan perawatan yang tujuannya bukan untuk
mendapatkan hasil perawatan yang optimal. Pada
kasus seperti ini, perawatan hanya dilakukan sampai
terapi inisial yang kemudian dilanjutkan dengan terapi
pemeliharaan (terapi perawatan kompromis).
Terapi Pemeliharaan
lihat pada Standar Perawatan