Anda di halaman 1dari 70

JOURNAL READING

Judul

Disusun Oleh:

1. Irfan Bari Cahyoputra (G992102034)


2. Shafira Yasmine Anshari (G992108063)
3. Nanda Derista Ayu Dewanti (G992202056)
4. Ni Wayan Puspa Sawitri Ksamawati (G992202057)
5 Veronika (N0111026)
6 Cindy Claudia Saleh (N0111027)
Definisi : Penyakit Periodontal
• Penyakit periodontal terdiri dari semua penyakit yang mempengaruhi
periodontium: gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang
alveolar
• Penyebabnya dimulai dari agen unifaktorial (virus herpes simpleks) hingga
disbiosis yang dimediasi oleh sistem imun dan bakteri serta multifaktorial
yang kompleks
Pembaruan Klasifikasi Diagnosis
• American Academy of Periodontology (AAP) dan Federasi Periodontologi
Eropa pada bulan Juni 2018 bekerja sama untuk memperbaiki klasifikasi
penyakit periodontal.
• Dengan terbitnya klasifikasi terbaru, pada artikel ini akan berfokus pada
tinjauan gingivitis (gingivitis yang diinduksi biofilm gigi), periodontitis
kronis (tingkat perkembangan penyakit yang lambat hingga sedang), dan
periodontitis agresif (tingkat perkembangan penyakit yang cepat).
Periodontitis Kronis dan Agresif

Periodontitis Kronis Periodontitis Agresif


• Memengaruhi orang dewasa • Memengaruhi individu muda
• (<25 tahun)
Dampak dari faktor lokal,
terutama plak/kalkulus • Terdapat hubungan familial
• Berkembang perlahan dengan • Kerusakan perlekatan dan
periode eksaserbasi tulang yang cepat tanpa atau
• sedikit mikroba
Keparahan dipengaruhi
penyakit sistemik dan faktor • Tidak terdapat faktor risiko
lingkungan berupa penyakit sistemik
Periodontitis Kronis

• Pria 52 tahun terdapat deposit


mikroba dan peradangan
gingiva.
• Probing dalam, perdarahan
saat probing, perlekatan yang
buruk, gigi goyang, dan
furkasi
• Pada radiografi mulut 🡪
kehilangan tulan ringan
sampai berat, periapikal
radiolusen multipel (karena
infeksi pulpa)
• Diagnosis: Periodontitis
kronis berat generalisata
Periodontitis Agresif

• Pria 22 tahun datang tanpa


deposit mikroba.
• Probing dalam, perdarahan
saat probing, kehilangan
perlekatan, gigi goyang
terutama pada gigi molar
pertama
• Radiografi menunjukkan
kehilangan tulang yang parah
di sepanjang gigi geraham
pertama
• Diagnosis: periodontitis
agresif lokal
Penyakit Periodontal: Prevalensi Dan Risiko
Gigi Lepas
• Prevalensi penyakit periodontal di Amerika Serikat diperkirakan
menggunakan data dari National Health and Nutrition Examination Survey
• Prevalensi periodontitis di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 45,9%
selama periode 2009 sampai 2012 dengan periodontitis yang parah
mencapai 8,9%.
Hubungan dengan Penyakit Sistemik
• Sejumlah penelitian selama beberapa dekade terakhir telah mempelajari
hubungan antara periodontitis dan penyakit sistemik sebagai faktor risiko.
• Meskipun ada hubungan yang pasti antara penyakit tertentu, seperti
diabetes, obesitas, atau penyakit kardiovaskular, sebagian besar
hubungannya tidak terlalu kuat.
• Penting untuk disadari bahwa mengelola kesehatan periodontal untuk
kepentingan diri sendiri merupakan hal yang penting dikarenakan terdapat
hubungan antara kualitas hidup yang buruk dengan gigi lepas (tooth loss)
akibat dari periodontitis
Etiopatogenesis

Plak dan
01 03
Virus Herpes
kalkulus
Plak/kalkulus merupakan awal 12 studi case control menunjukkan
mula penyebab gingivitis yang bahwa virus herpes simples tipe 1
dapat berlanjut menjadi berkaitan dengan periodontitits
periodontitis

Keseimbangan antara Virus Epstein-Barr


02 host dan bakteri
Hilangnya keseimbangan ini
04 (EBV)
Menurut penelitian lain, EBV
sering ditemukan pada kantong
dapat berujung disbiosis dan
menimbulkan penyakit periodontal berukuran 5 mm atau
lebih
Penilaian Risiko
• Menggunakan alat penilaian faktor risiko, seperti penilaian risiko periodonta
(periodontal risk assessment) dan kalkulator risiko periodontal (Periodontal
risk calculator)(PRC)), dapat mengarahkan pada penilaian risiko dan
konseling pasien yang lebih baik untuk kesehatan periodontal yang lebih
baik.
• Sebagai contoh, konseling merokok dan intervensi diet untuk meningkatkan
perbaikan periodontal telah terbukti efektif terhadap pemeliharaan
kesehatan periodontal pasien.
Pencegahan dan Manajemen

● Menggosok gigi dapat mengurangi plak gigi. Tipe sikat gigi elektrik terutama yang dapat menyikat
secara memutar dan berosilasi dapat meningkatkan tingkat kebersihan gigi dari plak dan mengurangi
gingivitis.
● penggunaan sikat intradental menunjukan hasil yang sangat efektif dalam menghilangkan plak
● Minyak esensial yang mengandung obat kumur dan chlorhexidine juga menunjukan hasil yang
efektif dalam mengurangi jumlah dari plak pada gigi dan mengurangi angka kejadian gingivitis
● Pada pasien yang memiliki gangguan mulut berbau busuk, pengobatan menggunakan obat kumur
chlorhexidine, cetylpyridinium chloride, dan zinc atau kombinasi dari cetylpyridinium chloride dan
zinc chloride bersifat membantu
● Penggunaan probiotik, terutama yang mengandung Lactobacillus reuteri (L reuteri), sebagai terapi
tambahan dari tatalaksana scaling and root planning (SRP) menunjukan manfaat jangka pendek
dalam manajemen periodontitis kronik
Pencegahan dan Manajemen
● Rekomendasi dari The 11th European Workshop on Periodontology
● Sikat gigi dua kali sehari selama dua menit dengan sikat gigi elektrik yang menggunakan pasta
gigi yang mengandung fluoride
● Pada gingival yang sehat penggunaan dental floss dapat dilakukan dengan kontak yang lebih erat
dengan gingival
● Pada jaringan gingival yang mengalami inflamasi yang beresiko trauma akibat menggunakan
dental floss dapat digunakan sikat interproximal
● Menggunakan obat kumur kimia yang dapat mengkontrol plak
Panduan Praktik Berdasarkan American Dental
Association’s Clinical
• SRP tanpa terapi tambahan atau SRP dengan antimikrobial subdosis sistemik
doxycycline menberikan hasil terapi yang baik
• Rekomendasi dosis doxycycline yang dianjurkan adalah 20 mg dua kali sehari selama
tiga hingga sembilan bulan
• Terapi tambahan lain yang direkomendasikan meskipun memiliki tingkat kepercayaan
lebih rendah adalah :
• SRP dengan antimikrobial sistemik,
• antimikrobial local (kepingan chlorhexidine)
• terapi photodynamic (PDT) menggunakan laser diode
Antibiotik Sistemik

• Kombinasi dari amoxicillin dan metronidazole dalam jangka waktu pendek dengan
terapi SRP terutama pada pasien dengan kantung periodontal yang memiliki
kedalaman lebih dari 6 mm menunjukan hasil yang siginifikan.
• Kombinasi yang sama juga menunjukan hasil yang bermanfaat dalam manajemen
periodontitis yang bersifat agresif.
• Azithromycin juga menunjukan hasil yang baik dalam meningkatkan hasil keluaran
terapi bila digunakan sebagai terapi tambahan dari SRP.
• Azithromycin juga menunjukan hasil yang efektif dalam manajemen pertumbuhan
gingival berlebihan akibat induksi cyclosporine.
Terapi Operasi Periodontal
○ Pada saat terapi inisial non operasi menggunakan SRP dan terapi
tambahan lain gagal dalam memperbaiki keadaan periodontitis setelah
evaluasi ulang, maka tindakan operasi diindikasikan.
○ Operasi bagian tulang menunjukan perbaikan CAL yang lebih baik bila
dibandingkan dengan tindakan SRP pada bagian periodontal dengan
kantung yang lebih dalam dari 7 mm.
○ Pada beberapa scenario seperti pada defek periodontal antar tulang
dengan dinding tulang yang baik, terapi periodontal regeneratif dapat
menunjukan hasil yang bermanfaat.
Kesehatan Personal

○ Beberapa faktor seperti dysbiosis, genetic, lingkungan, dan kebiasaan


akan menuntun variabilitas interindividual dan intraindividual dalam
terjadinya onset gangguan periodontal, pola progresi, dan respon
terhadap terapi.
○ Penilaian prognosis terhadap gangguan periodontal merupakan hal yang
sulit karena faktor resiko yang multi factorial dan kompleks.
○ Sistem penilaian prognosis seperti Miller-McEntire scoring system for
molar dapat bermanfaat dalam menduga prognosis dari pasien.
○ Meskipun demikian, pengelolaan personal berdasarkan protokol sesuai
dengan faktor resiko tetap harus dilaksanakan.
Terapi Periodontal Suportif

○ Terapi periodontal suportif berfungsi dalam menjaga kesehatan


periodontal yang telah membaik setelah terapi periodontal aktif yang
sudah menunjukan tanda pengurangan resiko tanggalnya gigi.
○ Intruksi untuk menjaga kebersihan mulut pada pasien biasanya bersifat
efektif pada pasien dengan motivasi baik.
Ringkasan
● Periodontitis kronis merupakan penyakit inflamasi kronis yang terjadi akibat
adanya biofilm mikroba dan dimediasi oleh keadaan dysbiosis antara biofilm
mikroba dengan respon imun dari penderita
● Periodontitis agresif dapat dibedakan dari periodontitis kronis melalui
gambaran hancurnya periodontium secara cepat dalam waktu yang relative
singkat pada individual yang berusia muda (<25 tahun) dengan kalkulus
yang minimal atau absen. Agregasi familial merupakan keadaan yang sering
terjadi pada periodontitis agresif.
● Periodontitis parah mempengaruhi 11% populasi global
● Beberapa gangguan sistemik seperti diabetes, memiliki hubungan yang kuat
dengan periodontitis
Ringkasan
● Manajemen periodontitis harus difokuskan pada konsekuensi tanggalnya gigi atau yang
berhubungan dengan penurunan kualitas hidup daripada hanya pada konsekuensi yang berkaitan
dengan gangguan sistemik
● Dysbiosis antara mikroba dan sistem imun inang dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
genetic. Hal ini berkaitan dengan etiopatogenesis dari periodontitis kronis. Proses ini merupakan
hal yang multifactorial dan kompleks sehingga prediksi dari penyakit dapat berbeda jauh antar
individu
● Manajemen dari periodontitis harus melibatkan penilaian faktor resiko dari individu dan membuat
rencana pengobatan yang meliputi mitigasi faktor resiko seperti kontrol dari penyakit diabetes dan
berhenti merokok
● Pencegahan gingivitis dan periodontitis meliputi kegiatan untuk menjaga kebersihan oral melalui
sikat gigi dua kali sehari, lebih direkomendasikan menggunakan sikat gigi elektrik, menggunakan
pasta gigi yang mengandung fluorite, melakukan dental floss, penggunaan sikat interdental, dan
obat kumur yang mengandung minyak esensial.
● Manajemen professional dari periodontitis meliputi tindakan SRp yang dapat ditambah dengan
terapi tambahan pada beberapa situasi spesifik. Terapi tambahan dapat meliputi antibiotik sistemik,
sistemik doxycycline dengan dosis subantimicrobial, antimikrobial lokal (kepingan chlorhexidine,
doxycycline hyclate gel dan minocycline microspheres) dan penggunaan PDT dengan laser diode
DESKRIPSI UMUM

• Desain :Penelitian ini adalah narrative review


• Subjek :Penelitian ini membahas mengenai
proses diagnosis dan penatalaksanaan
gingivitis hingga periodontitis
• Judul :Judul menggambarkan isi dan topik
pembahasan penelitian.
• Penulis :Penulis dan institusi asal ditulis jelas
• Abstrak :Jelas dan merangkum isi penelitian
VIA

Validity
Penelitian ini merupakan narrative review, peneliti
sudah memilih tinjauan yang relevan dan sesuai
dengan penelitian.

Importance
Jurnal ini menjabarkan informasi evidence-based terbaru dari
diagnosis dari gingivitis dan periodontitis secara komprehensif,
dengan mengulasi kembali tentang etiopatogenesis penyakit untuk
pendekatan diagnosis, dan anjuran terapi yang individualized antar
pasien serta langkah-langkah pencegahan penyakit.

Applicability
Jurnal ini, yang disusun dari update terbaru terkait gingivitis dan periodontis
hingga 2018, dapat menjadi referensi bagi klinisi untuk diagnosis, pemberian
tata laksana, serta langkah pencegahan gingivitis dan periodontis.
Scale for the Assessment of Narrative Review Articles – SANRA

Analisis
Justification of the article’s importance for the readership
(0) The importance is not justified
(1) The importance is allued to, but no explicity justified 0
(2) The importance is explicity justified

SANRA
Statement of concrete aims or formulation of questions
(0) No aims or question are formulated
(1) Aims are formulated generally but not concretely or in terms of clear questions 0
(2) One or more concrete aims or questions are formulated

Description of the literature search


(0) The search strategy is not presented
(1) The literature search is described briefly 0
(2) The literature search is described in detail, including search terms and inclusion criteria

Referencing
(0) Key statements are not supported by references
(1) The referencing of key statements is inconsistent 2
(2) Key statements are supported by references

Scientific reasoning
(0) The article’s point is not based on appropriate arguments
(1) Appropriate evidence is introduced selectively 2
(2) Appropriate evidence is generally present

Appropriate presentation of data


(0) Data are presented inadequately
(1) Data are often not presented in the most appropriate way 2
(2) Relevant outcome data are generally presented appropriately
15. Varela-Centelles P, Diz-Iglesias P, Estany-Gestal A, et al. Periodontitis awareness
amongst the general public: a critical systematic review to identify gaps of knowledge.
J Periodontol 2016;87(4):403–15.

Daftar Pustaka
16. Genco RJ, Borgnakke WS. Risk factors for periodontal disease. Periodontol 2000
2013;62:59–94.
17. Simpson TC, Weldon JC, Worthington HV, et al. Treatment of periodontal disease
for glycaemic control in people with diabetes mellitus. Cochrane Database Syst
Kinane DF, Stathopoulou PG, Papapanou PN. Periodontal diseases. Nat Rev Dis Rev 2015;(11):CD004714.
Primers 2017;3:17038. 18. Martens L, De Smet S, Yusof MY, et al. Association between overweight/obesity
2. 1999 International workshop for a classification of periodontal diseases and conditions. and periodontal disease in children and adolescents: a systematic review and
Papers. Oak Brook, Illinois, October 30-November 2, 1999. Ann Periodontol meta-analysis. Eur Arch Paediatr Dent 2017;18(2):69–82.
1999;4(1):i, 1-112. 19. Dietrich T, Webb I, Stenhouse L, et al. Evidence summary: the relationship between
3. American Academy of Periodontology task force report on the update to the 1999 oral and cardiovascular disease. Br Dent J 2017;222(5):381–5.
classification of periodontal diseases and conditions. J Periodontol 2015;86(7): 20. Cullinan MP, Seymour GJ. Periodontal disease and systemic illness: will the evidence
835–8. ever be enough? Periodontol 2000 2013;62:271–86.
4. G Caton J, Armitage G, Berglundh T, et al. A new classification scheme for periodontal 21. Buset SL, Walter C, Friedmann A, et al. Are periodontal diseases really silent? A
and peri-implant diseases and conditions - introduction and key changes systematic review of their effect on quality of life. J Clin Periodontol 2016;43(4):
from the 1999 classification. J Periodontol 2018;89(Suppl 1):S1–8. 333–44.
5. Chapple ILC, Mealey BL, Van Dyke TE, et al. Periodontal health and gingival diseases 22. Faggion CM Jr, Cullinan MP, Atieh M. An overview of systematic reviews on the
and conditions on an intact and a reduced periodontium: consensus report effectiveness of periodontal treatment to improve glycaemic control.
of workgroup 1 of the 2017 world workshop on the classification of periodontal J Periodontal Res 2016;51(6):716–25.
and peri-implant diseases and conditions. J Periodontol 2018;89(Suppl 1): 23. Iheozor-Ejiofor Z, Middleton P, Esposito M, et al. Treating periodontal disease for
S74–84. preventing adverse birth outcomes in pregnant women. Cochrane Database Syst
6. Papapanou PN, Sanz M, Buduneli N, et al. Periodontitis: consensus report of Rev 2017;(6):CD005297.
workgroup 2 of the 2017 World Workshop on the classification of periodontal 24. Nordenram G, Davidson T, Gynther G, et al. Qualitative studies of patients’ perceptions
and peri-implant diseases and conditions. J Periodontol 2018;89(Suppl 1): of loss of teeth, the edentulous state and prosthetic rehabilitation: a systematic
S173–82. review with meta-synthesis. Acta Odontol Scand 2013;71(3–4):937–51.
7. Jepsen S, Caton JG, Albandar JM, et al. Periodontal manifestations of systemic 25. Loe H, Theilade E, Jensen SB. Experimental gingivitis in man. J Periodontol 1965;
diseases and developmental and acquired conditions: consensus report of workgroup 36:177–87.
3 of the 2017 World Workshop on the classification of periodontal and periimplant 26. Scha¨ tzle M, Lo¨e H, Lang NP, et al. The clinical course of chronic periodontitis.
diseases and conditions. J Periodontol 2018;89(Suppl 1):S237–48. J Clin Periodontol 2004;31(12):1122–7.
8. Berglundh T, Armitage G, Araujo MG, et al. Peri-implant diseases and conditions: 27. Lang NP, Scha¨ tzle MA, Lo¨e H. Gingivitis as a risk factor in periodontal disease.
consensus report of workgroup 4 of the 2017 World Workshop on the classification J Clin Periodontol 2009;36(Suppl 10):3–8.
of periodontal and peri-implant diseases and conditions. J Periodontol 2018; 28. Anerud A, Lo¨e H, Boysen H. The natural history and clinical course of calculus
89(Suppl 1):S313–8. formation in man. J Clin Periodontol 1991;18(3):160–70.
9. Fine DH, Patil AG, Loos BG. Classification and diagnosis of aggressive periodontitis. 29. Hajishengallis G, Lamont RJ. Beyond the red complex and into more complexity:
J Periodontol 2018;89(Suppl 1):S103–19. the polymicrobial synergy and dysbiosis (PSD) model of periodontal disease etiology.
10. Tonetti MS, Greenwell H, Kornman KS. Staging and grading of periodontitis: Mol Oral Microbiol 2012;27(6):409–19.
framework and proposal of a new classification and case definition. 30. Hajishengallis G, Darveau RP, Curtis MA. The keystone-pathogen hypothesis. Nat
J Periodontol 2018;89(Suppl 1):S159–72. Rev Microbiol 2012;10(10):717–25.
11. Eke PI, Dye BA, Wei L, et al. Update on prevalence of periodontitis in adults in the 31. Slots J. Herpesviral-bacterial interactions in periodontal diseases. Periodontol
United States: NHANES 2009 to 2012. J Periodontol 2015;86(5):611–22. 2000 2010;52(1):117–40.
12. Page RC, Eke PI. Case definitions for use in population-based surveillance of 32. Li F, Zhu C, Deng FY, et al. Herpesviruses in etiopathogenesis of aggressive periodontitis:
periodontitis. J Periodontol 2007;78(Suppl 7S):1387–99. a meta-analysis based on case-control studies. PLoS One 2017;12(10):
13. Eke PI, Dye BA, Wei L, et al. Prevalence of periodontitis in adults in the United e0186373.
States: 2009 and 2010. J Dent Res 2012;91(10):914–20. 33. Gao Z, Lv J, Wang M. Epstein-Barr virus is associated with periodontal diseases:
14. Kassebaum NJ, Bernabe´ E, Dahiya M, et al. Global burden of severe periodontitis a meta-analysis based on 21 case-control studies. Medicine (Baltimore) 2017;
in 1990-2010: a systematic review and meta-regression. J Dent Res 2014;93(11): 96(6):e5980.
1045–53. 34. Vieira AR, Albandar JM. Role of genetic factors in the pathogenesis of aggressive
periodontitis. Periodontol 2000 2014;65(1):92–106.
55. Araujo MWB, Charles CA, Weinstein RB, et al. Meta-analysis of the effect of an 70. Behdin S, Monje A, Lin GH, et al. Effectiveness of laser application for periodontal
essential oil-containing mouthrinse on gingivitis and plaque. J Am Dent Assoc surgical therapy: systematic review and meta-analysis. J Periodontol 2015;
2015;146(8):610–22. 86(12):1352–63.
56. James P, Worthington HV, Parnell C, et al. Chlorhexidine mouthrinse as an 71. Zandbergen D, Slot DE, Niederman R, et al. The concomitant administration of
adjunctive treatment for gingival health. Cochrane Database Syst Rev systemic amoxicillin and metronidazole compared to scaling and root planing
2017;(3):CD008676. alone in treating periodontitis: a systematic review. BMC Oral Health 2016;16:27.
57. Slot DE, De Geest S, van der Weijden FA, et al. Treatment of oral malodour. 72. Keestra JA, Grosjean I, Coucke W, et al. Non-surgical periodontal therapy with
Medium-term efficacy of mechanical and/or chemical agents: a systematic review. systemic antibiotics in patients with untreated aggressive periodontitis: a systematic
J Clin Periodontol 2015;42(Suppl 16):S303–16. review and meta-analysis. J Periodontal Res 2015;50(6):689–706.
58. Matsubara VH, Bandara HM, Ishikawa KH, et al. The role of probiotic bacteria in 73. Zhang Z, Zheng Y, Bian X. Clinical effect of azithromycin as an adjunct to nonsurgical
managing periodontal disease: a systematic review. Expert Rev Anti Infect Ther treatment of chronic periodontitis: a meta-analysis of randomized
2016;14(7):643–55. controlled clinical trials. J Periodontal Res 2016;51(3):275–83.
59. Martin-Cabezas R, Davideau JL, Tenenbaum H, et al. Clinical efficacy of probiotics 74. Buset SL, Zitzmann NU, Weiger R, et al. Non-surgical periodontal therapy supplemented
as an adjunctive therapy to non-surgical periodontal treatment of chronic periodontitis: with systemically administered azithromycin: a systematic review of
a systematic review and meta-analysis. J Clin Periodontol 2016;43(6): RCTs. Clin Oral Investig 2015;19(8):1763–75.
520–30. 75. Ramalho VL, Ramalho HJ, Cipullo JP, et al. Comparison of azithromycin and oral
60. Gruner D, Paris S, Schwendicke F. Probiotics for managing caries and periodontitis: hygiene program in the treatment of cyclosporine-induced gingival hyperplasia.
Systematic review and meta-analysis. J Dent 2016;48:16–25. Ren Fail 2007;29:265–70.
61. Tonetti MS, Chapple IL, Jepsen S, et al. Primary and secondary prevention of 76. Eberhard J, Jepsen S, Jervøe-Storm PM, et al. Full-mouth treatment modalities
periodontal and peri-implant diseases: Introduction to, and objectives of the (within 24 hours) for chronic periodontitis in adults. Cochrane Database Syst
11th European Workshop on Periodontology consensus conference. J Clin Periodontol Rev 2015;(4):CD004622.
2015;42(Suppl 16):S1–4. 77. Polak D, Martin C, Sanz-Sa´nchez I, et al. Are anti-inflammatory agents effective in
62. Tonetti MS, Eickholz P, Loos BG, et al. Principles in prevention of periodontal diseases: treating gingivitis as solo or adjunct therapies? A systematic review. J Clin Periodontol
consensus report of group 1 of the 11th European Workshop on Periodontology 2015;42(Suppl 16):S139–51.
on effective prevention of periodontal and peri-implant diseases. J Clin 78. Heitz-Mayfield LJ, Lang NP. Surgical and nonsurgical periodontal therapy.
Periodontol 2015;42(Suppl 16):S5–11. Learned and unlearned concepts. Periodontol 2000 2013;62(1):218–31.
63. Sanz M, Ba¨umer A, Buduneli N, et al. Effect of professional mechanical plaque 79. Mailoa J, Lin GH, Khoshkam V, et al. Long-term effect of four surgical periodontal
removal on secondary prevention of periodontitis and the complications of therapies and one non-surgical therapy: a systematic review and meta-analysis.
gingival and periodontal preventive measures: consensus report of group 4 of J Periodontol 2015;86(10):1150–8.
the 11th European Workshop on Periodontology on effective prevention of periodontal 80. Matarasso M, Iorio-Siciliano V, Blasi A, et al. Enamel matrix derivative and bone
and peri-implant diseases. J Clin Periodontol 2015;42(Suppl 16): grafts for periodontal regeneration of intrabony defects. A systematic review
S214–20. and meta-analysis. Clin Oral Investig 2015;19(7):1581–93.
64. Chapple IL, Van der Weijden F, Doerfer C, et al. Primary prevention of periodontitis: 81. Lee CT, Huang HY, Sun TC, et al. Impact of patient compliance on tooth loss during
managing gingivitis. J Clin Periodontol 2015;42(Suppl 16):S71–6. supportive periodontal therapy: a systematic review and meta-analysis.
65. Smiley CJ, Tracy SL, Abt E, et al. Systematic review and meta-analysis on the J Dent Res 2015;94(6):777–86.
nonsurgical treatment of chronic periodontitis by means of scaling and root 82. Trombelli L, Franceschetti G, Farina R. Effect of professional mechanical plaque
planing with or without adjuncts. J Am Dent Assoc 2015;146(7):508–24.e5. removal performed on a long-term, routine basis in the secondary prevention of
66. Smiley CJ, Tracy SL, Abt E, et al. Evidence-based clinical practice guideline on periodontitis: a systematic review. J Clin Periodontol 2015;42(Suppl 16):S221–36.
the nonsurgical treatment of chronic periodontitis by means of scaling and root 83. Wilder RS, Bray KS. Improving periodontal outcomes: merging clinical and
planing with or without adjuncts. J Am Dent Assoc 2015;146(7):525–35. behavioral science. Periodontol 2000 2016;71(1):65–81.
67. ADA center for evidence-based dentistry. Nonsurgical treatment of chronic periodontitis 84. Miller PD Jr, McEntire ML, Marlow NM, et al. An evidenced-based scoring index
clinical practice guidelines. Available at: https://ebd.ada.org/w/media/ to determine the periodontal prognosis on molars. J Periodontol 2014;85(2):
EBD/Files/ADA_Chairside_Guide_Periodontitis.pdf?la5en. Accessed April 11, 214–25.
2018. 85. Genco RJ, Genco FD. Common risk factors in the management of periodontal
68. Sgolastra F, Severino M, Gatto R, et al. Effectiveness of diode laser as adjunctive and associated systemic diseases: the dental setting and interprofessional
therapy to scaling root planning in the treatment of chronic periodontitis: a metaanalysis. collaboration. J Evid Based Dent Pract 2014;14(Suppl):4–16.
Lasers Med Sci 2013;28(5):1393–402. 86. Fiorini T, Musskopf ML, Oppermann RV, et al. Is there a positive effect of smoking
69. Sgolastra F, Severino M, Petrucci A, et al. Nd:YAG laser as an adjunctive treatment cessation on periodontal health? A systematic review. J Periodontol 2014;85(1):
to nonsurgical periodontal therapy: a meta-analysis. Lasers Med Sci 83–91.
2014;29(3):887–95.
55. Araujo MWB, Charles CA, Weinstein RB, et al. Meta-analysis of the effect of an 70. Behdin S, Monje A, Lin GH, et al. Effectiveness of laser application for periodontal
essential oil-containing mouthrinse on gingivitis and plaque. J Am Dent Assoc surgical therapy: systematic review and meta-analysis. J Periodontol 2015;
2015;146(8):610–22. 86(12):1352–63.
56. James P, Worthington HV, Parnell C, et al. Chlorhexidine mouthrinse as an 71. Zandbergen D, Slot DE, Niederman R, et al. The concomitant administration of
adjunctive treatment for gingival health. Cochrane Database Syst Rev systemic amoxicillin and metronidazole compared to scaling and root planing
2017;(3):CD008676. alone in treating periodontitis: a systematic review. BMC Oral Health 2016;16:27.
57. Slot DE, De Geest S, van der Weijden FA, et al. Treatment of oral malodour. 72. Keestra JA, Grosjean I, Coucke W, et al. Non-surgical periodontal therapy with
Medium-term efficacy of mechanical and/or chemical agents: a systematic review. systemic antibiotics in patients with untreated aggressive periodontitis: a systematic
J Clin Periodontol 2015;42(Suppl 16):S303–16. review and meta-analysis. J Periodontal Res 2015;50(6):689–706.
58. Matsubara VH, Bandara HM, Ishikawa KH, et al. The role of probiotic bacteria in 73. Zhang Z, Zheng Y, Bian X. Clinical effect of azithromycin as an adjunct to nonsurgical
managing periodontal disease: a systematic review. Expert Rev Anti Infect Ther treatment of chronic periodontitis: a meta-analysis of randomized
2016;14(7):643–55. controlled clinical trials. J Periodontal Res 2016;51(3):275–83.
59. Martin-Cabezas R, Davideau JL, Tenenbaum H, et al. Clinical efficacy of probiotics 74. Buset SL, Zitzmann NU, Weiger R, et al. Non-surgical periodontal therapy supplemented
as an adjunctive therapy to non-surgical periodontal treatment of chronic periodontitis: with systemically administered azithromycin: a systematic review of
a systematic review and meta-analysis. J Clin Periodontol 2016;43(6): RCTs. Clin Oral Investig 2015;19(8):1763–75.
520–30. 75. Ramalho VL, Ramalho HJ, Cipullo JP, et al. Comparison of azithromycin and oral
60. Gruner D, Paris S, Schwendicke F. Probiotics for managing caries and periodontitis: hygiene program in the treatment of cyclosporine-induced gingival hyperplasia.
Systematic review and meta-analysis. J Dent 2016;48:16–25. Ren Fail 2007;29:265–70.
61. Tonetti MS, Chapple IL, Jepsen S, et al. Primary and secondary prevention of 76. Eberhard J, Jepsen S, Jervøe-Storm PM, et al. Full-mouth treatment modalities
periodontal and peri-implant diseases: Introduction to, and objectives of the (within 24 hours) for chronic periodontitis in adults. Cochrane Database Syst
11th European Workshop on Periodontology consensus conference. J Clin Periodontol Rev 2015;(4):CD004622.
2015;42(Suppl 16):S1–4. 77. Polak D, Martin C, Sanz-Sa´nchez I, et al. Are anti-inflammatory agents effective in
62. Tonetti MS, Eickholz P, Loos BG, et al. Principles in prevention of periodontal diseases: treating gingivitis as solo or adjunct therapies? A systematic review. J Clin Periodontol
consensus report of group 1 of the 11th European Workshop on Periodontology 2015;42(Suppl 16):S139–51.
on effective prevention of periodontal and peri-implant diseases. J Clin 78. Heitz-Mayfield LJ, Lang NP. Surgical and nonsurgical periodontal therapy.
Periodontol 2015;42(Suppl 16):S5–11. Learned and unlearned concepts. Periodontol 2000 2013;62(1):218–31.
63. Sanz M, Ba¨umer A, Buduneli N, et al. Effect of professional mechanical plaque 79. Mailoa J, Lin GH, Khoshkam V, et al. Long-term effect of four surgical periodontal
removal on secondary prevention of periodontitis and the complications of therapies and one non-surgical therapy: a systematic review and meta-analysis.
gingival and periodontal preventive measures: consensus report of group 4 of J Periodontol 2015;86(10):1150–8.
the 11th European Workshop on Periodontology on effective prevention of periodontal 80. Matarasso M, Iorio-Siciliano V, Blasi A, et al. Enamel matrix derivative and bone
and peri-implant diseases. J Clin Periodontol 2015;42(Suppl 16): grafts for periodontal regeneration of intrabony defects. A systematic review
S214–20. and meta-analysis. Clin Oral Investig 2015;19(7):1581–93.
64. Chapple IL, Van der Weijden F, Doerfer C, et al. Primary prevention of periodontitis: 81. Lee CT, Huang HY, Sun TC, et al. Impact of patient compliance on tooth loss during
managing gingivitis. J Clin Periodontol 2015;42(Suppl 16):S71–6. supportive periodontal therapy: a systematic review and meta-analysis.
65. Smiley CJ, Tracy SL, Abt E, et al. Systematic review and meta-analysis on the J Dent Res 2015;94(6):777–86.
nonsurgical treatment of chronic periodontitis by means of scaling and root 82. Trombelli L, Franceschetti G, Farina R. Effect of professional mechanical plaque
planing with or without adjuncts. J Am Dent Assoc 2015;146(7):508–24.e5. removal performed on a long-term, routine basis in the secondary prevention of
66. Smiley CJ, Tracy SL, Abt E, et al. Evidence-based clinical practice guideline on periodontitis: a systematic review. J Clin Periodontol 2015;42(Suppl 16):S221–36.
the nonsurgical treatment of chronic periodontitis by means of scaling and root 83. Wilder RS, Bray KS. Improving periodontal outcomes: merging clinical and
planing with or without adjuncts. J Am Dent Assoc 2015;146(7):525–35. behavioral science. Periodontol 2000 2016;71(1):65–81.
67. ADA center for evidence-based dentistry. Nonsurgical treatment of chronic periodontitis 84. Miller PD Jr, McEntire ML, Marlow NM, et al. An evidenced-based scoring index
clinical practice guidelines. Available at: https://ebd.ada.org/w/media/ to determine the periodontal prognosis on molars. J Periodontol 2014;85(2):
EBD/Files/ADA_Chairside_Guide_Periodontitis.pdf?la5en. Accessed April 11, 214–25.
2018. 85. Genco RJ, Genco FD. Common risk factors in the management of periodontal
68. Sgolastra F, Severino M, Gatto R, et al. Effectiveness of diode laser as adjunctive and associated systemic diseases: the dental setting and interprofessional
therapy to scaling root planning in the treatment of chronic periodontitis: a metaanalysis. collaboration. J Evid Based Dent Pract 2014;14(Suppl):4–16.
Lasers Med Sci 2013;28(5):1393–402. 86. Fiorini T, Musskopf ML, Oppermann RV, et al. Is there a positive effect of smoking
69. Sgolastra F, Severino M, Petrucci A, et al. Nd:YAG laser as an adjunctive treatment cessation on periodontal health? A systematic review. J Periodontol 2014;85(1):
to nonsurgical periodontal therapy: a meta-analysis. Lasers Med Sci 83–91.
2014;29(3):887–95.
87. Chambrone L, Preshaw PM, Rosa EF, et al. Effects of smoking cessation on the
outcomes of non-surgical periodontal therapy: a systematic review and individual
patient data meta-analysis. J Clin Periodontol 2013;40(6):607–15.
88. Farooqi OA, Wehler CJ, Gibson G, et al. Appropriate recall interval for periodontal
maintenance: a systematic review. J Evid Based Dent Pract 2015;
15(4):171–81.
Terima
Kasih
JOURNAL READING

Parotitis: Pembaharuan tentang Kejadian


Luar Biasa (KLB), Vaksinasi dan
Keanekaragaman Genom

Dr. Risya Cilmiaty, drg, M.Si., Sp.KG

Benedictus - G992102014
Tasya Firzannisa M. P. - G992003143
Kiara Hanna Q. - G992003087
M. Yurizar Yudhistira - G992102041
Abstrak
• Penyakit gondok adalah infeksi virus akit yang memiliki khas inflamasi pada
parotis dan kelenjar saliva lainnya
• Fase infeksius (melalui droplet pernapasan): 2-5 hari setelah onset
• KLB terus terjadi meski adanya vaksinasi, terjadi karena: intensitas paparan,
ketidakcocokan strain vaksin, langkah pengendalian terlambat, teknologi
deteksi kurang (misal RT-PCR), dan kapan terakir seseorang divaksinasi.
• Di masa depan: dosis ke-tiga vaksin MMR.
• Langkah-langkah tradisional juga perlu terus digalakkan.
• Kuncinya adalah tetap mempertahankan angka vaksinasi tetap tinggi.
Pendahuluan

Manifestasi Klinis Komplikasi

1. Inflamasi unilateral/bilateral
kelenjar parotis atau kelanjar
1. IUFD (bila ibu hamil
liur lain terinfeksi pada trimester
2. Gejala non-spesifik yang pertama)
mendahului: demam, nyeri 2. Kanker testis
kepala, malaise, anoreksia 3. Manifestasi neurologis
3. Gejala lain: orkitis (laki-laki (SNHL, meningitis aseptic
post-pubertas), mastitis dan 🡪 jinak, ensefalitis 🡪
oofaritis (perempuan post-
cenderung ganas)
pubertas), pankreatitis
Pendahuluan:
TRANSMISI
• Melalui droplet pernapasan.
• Masa infeksius: 2-5 hari setelah
onset 🡪 perlu isolasi di rumah.
• Bisa juga tertular oleh orang
asimptomatis.
UJI
DIAGNOSTIK
Uji laboratorium dapat membantu penegakkan
diagnosis penyakit gondok untuk membedakannya
dengan penyakit non-infeksius dan etiologic
infeksius parotitis lainnya (seperti virus
parainfluenza tipe 1 dan 3, virus Epstein-Barr, virus
influenza A, virus coksackie A, echovirus)
• Antibodi IgM
• Uji PCR
• Antibodi IgG
Respons IgM Uji PCR

1. Kadar puncak: 1-2 minggu 1. Karena IgM tidak dapat


(pasca onset) lalu menurun terdeteksi pada individu
setelah 4-8 minggu tervaksinasi.
2. Paling baik diambil secepat
2. Pada individu belum
mungkin (idealnya 3 hari pasca
divaksinasi: terdeteksi 67%-
onset).
100% 3. Baiknya kelenjar parotis dipijat
3. Pada individu tervaksinasi 30 detik sebelum di-swab.
(atau telah terinfeksi): tidak 4. Keberhasilan bergantung pada
terdeteksi 🡪 pemeriksaan IgM kualitas specimen.
terbaik hanya mendeteksi 50% 5. Uji yang menargetkan gen
4. Maka, pemeriksaan IgM non- nucleoprotein (N) lebih baik dari
reaktif tidak dapat menjadi gen hidrofobik pendek (SH)
satu-satunya pengeliminasi karena ekspresi N mRNA yang
mumps. lebih tinggi.
Pemeriksaan IgG

1. Belum ada standardisasi angka kadar IgG yang protektif


terhadap mumps 🡪 IgG tidak dapat mengkonfirmasi proteksi
terhadap mumps secara konsisten.
2. Namun bila hasil negatif: patokan untuk rule out diagnosis
mumps.
3. Metode ELISA: tidak dapat membedakan antibodi yang
dinetralkan dan yang tidak dinetralkan.
4. Maka lebih baik menggunakan PRN (plaque reduction
neutralization) untuk menentukan imunitas seseorang
terhadap mumps 🡪 memeriksa netralisir virus, terdeteksi
hingga 50% 🡪 namun metode ini belum ternstandardisasi
secara internasional + sangat bergantung pada strain virus
yang digunakan.
DIVERSITAS
GENOMIK

• Karakterisasi genom menjadi penting karena


berkembangnya sains dan metode molekueler.
• Digunakan untuk melihat pola transmisi dan
memisahkan kasus akibat wild-type dan kasus
yang berhubungan dengan vaksinasi.
Genom Mumps Virus
• Enveloped virus dengan RNA untai negatif
• Genus: Orthobulavirus
• Subfamili: Rubulavirinae
• Famili: Paramyxoviridae
• Panjang genom: 15.384 nukleotida
• Memiliki 7 struktur protein
1. SH (Short hydrophobic)
2. Dua glikoprotein permukaan: fusion [F] dan
hemagglutinin-neuraminidase [HN]
3. Empat protein inti: nukleoprotein [N],
fosfoprotein [P], matriks [M], dan protein
besar [L]
4. protein V, protein non-struktural yang
berfungsi melawan respons imun bawaan
(innate) dari sel inang
Genom Mumps Virus

Protein HN merupakan situs target bagi antibody penetral spesifik-


virus penyakit gondok sebagai bagian dari respons imun humoral.
Genom Mumps Virus

Protein F dan HN sebagai faktor virulensi melalui neutralisasi virus dengan antibodi dan gen
HN menjadi target genetik dari vaksin rekombinan terhadap penyakit gondok yang berpotensi
untuk dikembangkan dengan teknik molekuler
Genom Mumps Virus

Gen SH paling variatif 🡪 bertanggung jawab bagi diversitas genom Mumps virus 🡪
digunakan untuk standardisasi nomenklatur Mumps virus (terutama membedakan
kasus wild-type dan vaccine-related)
Diversitas dan Distribusi Wild-
Type

1. Terdapat 12 genotype Mumps virus dari sekuens genom SH dan


HN (dikode dari huruf A hingga N, kecuali E dan M) 🡪 total ada
1.250 sekuens Mumps virus di database
2. Variasi intragenotype adalah 11% dan intergenomic 7%
3. Distribusi Geografis:
• Wild-type mumps virus genotype C, D, G, H, J, dan K: di
negara-negara barat
• Genotipe B, F, G, I, dan L bersirkulasi di Asia
• Pada kasus KLB: paling banyak tipe G di dunia

Dengan data sekuens yang mulai tersedia, pemahaman terhadap


distribusi geografis dan jaras transmisi global dari virus penyakit
gondok dapat terus membaik.
Vaksinasi
sebagai
Pencegahan
Pengembangan Vaksin MMR
Tahun 2000an: Secara global, dosis pertama vaksin
Vaksin monovalen gondok biasanya diberikan pada usia
Vaksin bivalen (+Measles) 12 hingga 18 bulan dan dosis kedua
Vaksin trivalen (MMR) diberikan pada usia 2 hingga 6 tahun.
Vaksin quadrivalen (MMRV)

02 04

01 03
Vaksin virus hidup Tahun 2018:
pertama kali 122/194 anggota WHO
digunakan secara menerapkan kewajiban vaksinasi
rutin tahun 1950- satu dosis MMR terhadap program
1960 imunisasi
VAKSINASI
Efektivitas
Vaksin Respon Imunitas Seluler
▪ Efektivitas rata-rata vaksin gondok adalah 78% ▪ Tingkat sel T CD4 spesifik virus gondong,
(kisaran, 49% hingga 92%) untuk satu dosis interferon gamma, dan interleukin-10 setelah
dan 88% (kisaran, 66% hingga 95%) untuk dua vaksinasi telah dilaporkan setinggi setelah
dosis infeksi alami.
▪ Tingkat serokonversi yang lebih rendah ▪ Vaksinasi masa kanak-kanak, menginduksi
menjadi gondok dengan pemberian kombinasi memori sel T CD8 polifungsional yang
vaksin MMRV dibandingkan dengan pemberian persisten
bersamaan dengan vaksin MMR dan varicella
secara terpisah
▪ Menunda dosis vaksin MMR kedua dari usia 4
tahun menjadi 7 tahun tidak menghasilkan
peningkatan pada tingkat antibodi
Manfaat Vaksin

Di era pravaksin, kejadian gondong berkisar antara 100


hingga 1.000 per 100.000 penduduk per tahun secara
global, dengan wabah terjadi setiap 2 hingga 5 tahun

Di era pengenalan vaksin, kejadian gondong telah


berkurang secara global lebih dari 88% dengan jadwal
vaksinasi satu dosis dan sebesar 97% dengan jadwal
vaksinasi dua dosis

Di era pascavaksinasi, wabah di kalangan remaja dan


dewasa muda, terutama di kalangan mahasiswa.
FAKTOR PREDISPOSISI KLB PADA POPULASI
VAKSINASI

01 02 03
Kepadatan penduduk Kontak orang-ke Faktor imunitas yang
yang tinggi orang yang menurun (ketidakcocokan
berkepanjangan strain,. Keterlambatan
vaksinasi, kurangnya
surveilance)
PERAN DOSIS KETIGA PADA KEJADIAN KLB
PAROTITIS
Profilaksis pasca pajanan untuk
mengurangi risiko
infeksi/keparahan penyakit

Penerapan dosis ketiga vaksin MMR


telah ditunjukkan di beberapa wabah
berbasis sekolah/tempat umum

Prancis merekomendasikan
kebijakan yang ditargetkan untuk
pemberian dosis ketiga vaksin
MMR untuk individu yang telah
menerima dosis kedua mereka
lebih dari 10 tahun sebelumnya
KESIMPULAN

• Vaksinasi perlindungan kekebalan humoral dan seluler seumur hidup;


namun, respons imun humoral terhadap vaksin yang mengandung
virus gondok lebih rendah daripada setelah infeksi alami dan
tampaknya berkurang seiring waktu.
• Keputusan untuk menerapkan dosis ketiga vaksin MMR sebagai
respons wabah dapat dipertimbangkan dalam diskusi dengan
lembaga kesehatan masyarakat setempat.
• Tindakan kesehatan masyarakat (isolasi orang menular, pelacakan
kontak tepat waktu, dan komunikasi yang efektif dan pendidikan
kesadaran untuk masyarakat) menjadi kunci pengendalian wabah.
Deskripsi
Umum
• Desain : Jurnal ini merupakan narrative review
• Subjek : Penelitian ini membahas mengenai wabah terbaru, khasiat
vaksin, dan keragaman genom parotitis (mumps)
• Judul : Jelas dalam menggambarkan isi dan topik pembahasan
jurnal
• Penulis : Penulis dan institusi asal ditulis dengan jelas
• Abstrak : Jelas dan merangkum isi penelitian
VIA

Validity
Penelitian ini merupakan narrative review, peneliti
sudah memilih tinjauan yang relevan dan sesuai
dengan penelitian.

Importance
Jurnal ini memberi gambaran mengenai pentingnya vaksinasi
mumps ke tiga dalam mencegah outbreak dari infeksi mumps
setelah mendapatkan dua kali vaksin. Selain itu jurnal ini juga
membahas manifestasi klinis, metode transmisi, metode diagnostik,
dan keragaman genom dari virus mumps

Applicability
Jurnal ini memberikan dasar teori sebagai dasar untuk membuat kebijakan
pemberian vaksin mumps sebanyak tiga kali agar dapat mencegah outbreak
dari infeksi mumps
Scale for the Assessment of Narrative Review Articles – SANRA

Analisis
Justification of the article’s importance for the readership
(0) The importance is not justified
(1) The importance is allued to, but no explicity justified 1
(2) The importance is explicity justified

SANRA
Statement of concrete aims or formulation of questions
(0) No aims or question are formulated
(1) Aims are formulated generally but not concretely or in terms of clear questions 0
(2) One or more concrete aims or questions are formulated

Description of the literature search


(0) The search strategy is not presented
(1) The literature search is described briefly 0
(2) The literature search is described in detail, including search terms and inclusion criteria

Referencing
(0) Key statements are not supported by references
(1) The referencing of key statements is inconsistent 2
(2) Key statements are supported by references

Scientific reasoning
(0) The article’s point is not based on appropriate arguments
(1) Appropriate evidence is introduced selectively 2
(2) Appropriate evidence is generally present

Appropriate presentation of data


(0) Data are presented inadequately
(1) Data are often not presented in the most appropriate way 1
(2) Relevant outcome data are generally presented appropriately
JOURNAL READING

Karies Gigi – Bukan


Hanya Lubang Pada
Gigi! Sebuah Perspektif
Disusun Oleh:

Benedictus G992102014
Tasya Firzannisa MP G992003143
Kiara Hanna Q G992003087
M. Yurizar Yudhistira G992102041
Abstrak
• Kavitas (lubang gigi): terjadi akibat proses patogenik yang disebut karies gigi
• Manifestasi klinis: akumulasi plak gigi (biofilm)
• Disolusi gigi pada kasus ini disebabkan karena produksi asam 🡪 klinisi
selalu berfokus pada hal ini, tapi seharusnya juga berfokus kepada lingkungan
di mana asam tersebut terbentuk, seperti: interaksi yang terjadi di plak
(enamel, bakteri, matriks, dsb).
• Fokus terhadap hal-hal tersebut berpotensi besar adanya relevansi dengan
bagian tubuh lain, tidak hanya rongga mulut.
• Penggunaan fluoride sudah umum diketahui, namun seharusnya langkah
pencegahan yang lebih juga diambil 🡪 seperti menggunakan
glukosiniltransferase, menggabungkan agen terapeutik plak.
Pendahuluan
Karies Gigi Studi Karies

• Awalnya, karies digunakan • Terbatas pada lesi kariousnya,


untuk mendeskripsikan lubang dan mengesampingkan
di gigi dengan sedikit patofisiologi dari karies itu
pengetahuan, etiologi, atau sendiri
patogenesis dari penyakitnya • Fokus utama: disolusi gigi yang
• Seharusnya istilah ini disebabkan oleh asam (disebut
digunakan pada konteks pH kritis) 🡪 banyak abai
penyakit karies gigi saja 🡪 terhadap aspek lain seperti
kavitas yang terbentuk dapat mencegah perkembangan dari
disebut “lesi karious” lesi karious.
Pendahuluan:
Aspek Studi
Karies Gigi
• Hingga saat ini, aspek studi sangat terbatas,
misalnya mengapa saliva yang memiliki kekuatan
buffer kuat, tidak dapat menetralkan lesi karious?
Mengapa lesi juga tetap berkembang pada lesi
yang basa? Maka studi karies tidak seharusnya
berfokus pada penanganan asiditas lesi karious.
• Hal tersebut karena saliva tidak dapat mencapai
asam yang terdapat di bawah plak 🡪 terdapat
biofilm yang melapisi 🡪 biofilm tersebut memiliki
matriks 🡪 matriks memiliki komponen kimiawi,
fisika, dan biologis 🡪 sangat banyak area yang
harus dikuasai.
Pendahuluan:
MATRIKS PLAK
GIGI
• Matriks paling banyak terdiri atas glukan.
• Komposisi secara tepat bergantung apda waktu
terakhir mengkonsumsi sukrosa dan pati.
• Glukan pada plak matur tidak dapat larut
(insoluble) 🡪 mencegah akses masuknya saliva
karena barrier fisik dan komponen kimiawinya
mencegah adanya ikatan antara saliva dan glukan.
• Glukan dan glukosiltransferase (Gfts) (oleh
Streptokokus) membuat formasi biofilm plak.
Pendahuluan:
MATRIKS PLAK
GIGI
• Selain itu, organisme juga lebih mudah menempel
pada permukaan glukan (akibat enzim C).
• Glukan juga diproduksi organisme ketika
organisme bertemu sukrosa (akibat enzim B).
• GtfB menempel kuat juga pada Candida,
memfasilitasi kolonisasi plak oleh Candida saat
ada sukrosa.
• Fruktan dan glukan yang mudah larut
dimetabolisme bakteri meningkatkan keasaman
• Dekstranase dan mutanase mikroorganisme di
mulut menyebabkan fruktan dan glukan menjadi
lebih tidak mudah larut 🡪 barrier biofilm makin
kuat
Pendahuluan:
MATRIKS PLAK
GIGI
• Glukan juga menjadi binding site
mikroorganisme 🡪 keadaan menjadi semakin
asam.
• Peran Streptococcus mutans: menyediakan matriks
biofilm 🡪 inisiator plak dan produsen asam yang
poten
• Maka, memang struktur matriks tidak statis dan
terus-menerus mengalami modifikasi 🡪 bahwa
patofisiologi dari biofilm penting untuk
dipelajari lebih lanjut
Penelitian Klinis :
Marker
• Penanda klinis (marker) 🡪 identifikasi orang dengan penyakit karies gigi
sebelum munculnya lesi
• Streptococcus mutans 🡪 penanda faktor risiko karies gigi

Kesulitan
• S.mutans belum tentu tumbuh sama
baiknya walaupun ditanam pada media
Pengambilan data yang
pertumbuhan yang sama
konsisten 🡪Pengenalan
• Penyebaran air liur yang tidak rata teknik terstandarisas
dapat memengaruhi data jumlah
S.mutans yang didapat
Model
• Pemahaman patogenesis karies gigi 🡪 memerlukan beberapa model
• Model bukanlah suatu penyakit 🡪 menyebabkan penafsiran data secara
berlebihan
• Model bioflim plak sudah cukup banyak 🡪 penggunaan saliva pada matriks
jarang ditemui
• Sukrosa juga sering dihilangkan dalam pembuatan matriks 🡪 matriks yang
dihasilkan tidak menyerupai yang ditemukan pada plak manusia
• Penggunaan model penelitian berupa hewan 🡪 kontribusi besar bagi
pemahaman mengenai etiologi dan patogenesis karies gigi serta faktor-
faktor lain yang berpengaruh
• Kelemahan model penelitian hewan 🡪 memerlukan waktu yang lama
Pencegahan
• Karies gigi 🡪 penyakit infeksius dan mudah menular 🡪 pencegahan
merupakan faktor penting
• Studi mengungkapkan bahwa penekanan S.mutans pada ibu 🡪 mengurangi
tingkat infeksi karies pada anak
• Terdapat banyak agen yang dapat menghambat S.mutans secara in vitro,
namun kurang berpengaruh pada biofilm
• Agen yang dapat mencegah pembentukan biofilm 🡪 penghambatan enzim
glukosiltransferase
• Masalah 🡪 Cepat hilang dari mulut sehingga tidak dapat mengerahkan
potensi terapeutik maksimumnya
• Bahan restoratif, homing agent yang selektif seperti lektin atau antibodi
🡪 untuk mengantarkan agen terapeutik ke tempat tertentu dalam mulut,
termasuk bakteri spesifik dalam mulut, terus dieksplorasi
• Menggunakan bahan restoratif untuk mengantarkan agen terapeutik pada
dasarnya adalah penyempurnaan dari konsep pelepasan lambat (slow-
released concept)
• Kesulitan mungkin timbul selama penggunaan jangka panjang; ketika
agen terapeutik dilepaskan dari bahan restoratif, kemudian akan digantikan
oleh air liur, dan biasanya dapat merusak integritas dari bahan restoratif.
Telaah
Kritis
Deskripsi
Umum
• Desain : Jurnal ini adalah narrative
review
• Subjek : Penelitian ini membahas
mengenai karies gigi
• Judul : Kurang jelas dalam
menggambarkan isi dan
topik pembahasan jurnal
• Penulis : Penulis dan institusi asal
ditulis dengan jelas
• Abstrak : Jelas, merangkum isi
penelitian
VIA

Validity
Penelitian ini merupakan narrative review, peneliti sudah memilih
tinjauan yang relevan dan sesuai dengan penelitian.

Importance
Jurnal ini memberi gambaran mengenai patofisiologi karies gigi
yang disebabkan oleh biofilm yang disebabkan oleh infeksi bakteri
pada struktur gigi pada waktu yang lama (kronis). Tindakan
pencegahan telah dijelaskan terutama penggunaan pasta gigi
berflouride

Applicability
Jurnal ini memberikan dasar teori sebagai dasar pencegahan pasta gigi
berflouride agar dapat mencegah karies pada gigi
Scale for the Assessment of Narrative Review Articles – SANRA

Analisis
Justification of the article’s importance for the readership
(0) The importance is not justified
(1) The importance is allued to, but no explicity justified 1
(2) The importance is explicity justified

SANRA
Statement of concrete aims or formulation of questions
(0) No aims or question are formulated
(1) Aims are formulated generally but not concretely or in terms of clear questions 0
(2) One or more concrete aims or questions are formulated

Description of the literature search


(0) The search strategy is not presented
(1) The literature search is described briefly 0
(2) The literature search is described in detail, including search terms and inclusion criteria

Referencing
(0) Key statements are not supported by references
(1) The referencing of key statements is inconsistent 2
(2) Key statements are supported by references

Scientific reasoning
(0) The article’s point is not based on appropriate arguments
(1) Appropriate evidence is introduced selectively 2
(2) Appropriate evidence is generally present

Appropriate presentation of data


(0) Data are presented inadequately
(1) Data are often not presented in the most appropriate way 0
(2) Relevant outcome data are generally presented appropriately
Appleton, J.L.T. (1944) Dental Caries. Bacterial Infection, with Special Reference to Dental Practice. London: Henry Kempton, pp. 332.
Bowen, W.H. (2013a) The Stephan Curve revisited. Odon- tology 101:2–8.
Bowen, W.H. (2013b) Rodent model in caries research. Odontology 101:9–14.
Bowen, W.H. and Koo, H. (2011) Biology of Streptococcus mutans-derived glucosyltransferases: role in extracellu- lar matrix formation of
cariogenic biofilms. Caries Res 45:69–86.
Bowen, W.H., Amsbaugh, S.M., Monell-Torrens, S. et al. (1980) A method to assess cariogenic potential of food- stuffs. J Am Dent Assoc 100: 677–
681.
Falsetta, M.L., Klein, M.I., Colonne, P.M. et al. (2014) Symbiotic relationship between Streptococcus mutans and Candida albicans synergizes
virulence of plaque biofilms in vivo. Infect Immun 82: 1968–1981.
Flemming, H.C. and Wingender, J. (2010) The biofilm matrix. Nat Rev Microbiol 9: 623–633.
Horev, B., Klein, M.I., Hwang, G. et al. (2015) pH-acti- vated nanoparticles for controlled topical delivery of far- nesol to disrupt oral biofilm
virulence. ACS Nano 9: 2390–2404.
K€ohler, B. and Andr?een, I. (2012) Mutans streptococci and caries prevalence in children after early maternal caries prevention: a follow-up at 19
years of age. Caries Res 46: 474–480.
Koo, H., Xiao, J., Klein, M.I. and Jeon, J.G. (2010) Ex- opolysaccharides produced by Streptococcus mutans glucosyltransferases modulate the
establishment of microcolonies within multispecies biofilms. J Bacteriol 192: 3024–3032.
Liao, S., Klein, M.I., Heim, K.P. et al. (2014) Streptococ- cus mutans extracellular DNA is upregulated during growth in biofilms, actively released
via membrane vesi- cles, and influenced by components of the protein secretion machinery. J Bacteriol 196: 2355–2366.
Meyerowitz, C. and Watson, G.E. (1998) The efficacy of an intraoral fluoride-releasing system in irradiated head and neck cancer patients: a
preliminary study. JAm Dent Assoc 129: 1252–1259. Robinson, C. (2011) Mass transfer of therapeutics through natural human plaque
biofilms: a model for therapeutic delivery to pathological bacterial biofilms. Arch Oral Biol 56: 829–836.
Svens€ater, G., Borgstr€om, M., Bowden, G.H. and Ed- wardsson, S. (2003) The acid-tolerant microbiota associ- ated with plaque from initial caries
and healthy tooth surfaces. Caries Res 37: 395–403
Tanzer, J.M., Livingston, J. and Thompson, A.M. (2001) The microbiology of primary dental caries in humans. J Dent Educ 65: 1028–1037. Vacca-
Smith, A.M. and Bowen, W.H. (1998) Binding prop- erties of streptococcal glucosyltransferases for hydrox- yapatite, saliva-coated
hydroxyapatite, and bacterial surfaces. Arch Oral Biol 43: 103–110. Vacca-Smith, A.M., Venkitaraman, A.R., Quivey, R.G. Jr and Bowen,
W.H. (1996) Interactions of streptococcal glucosyltransferases with alpha-amylase and starch on the surface of saliva-coated hydroxyapatite.
Arch Oral Biol 41: 291–298
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai